Anda di halaman 1dari 1

BERITA TERKINI

Penggunaan Metformin sebagai Terapi Awal


Diabetes Tipe 2 Masih Rendah

A
DA (American Diabetes Association), gunakan terapi awal sesuai guideline dan inhibitor, (p<0,001 untuk metformin vs semua
American College of Physicians perbandingannya dengan terapi awal terapi lainnya). Dalam model propensity score
dan beberapa kalangan lain telah OHO lainnya. Penelitian yang dilakukan dan multivariable-adjusted Cox proportional
merekomendasikan metformin sebagai adalah penelitian retrospektif kohort me- hazards, memulai terapi dengan sulfonylurea
terapi awal diabetes melitus. Pemberiannya libatkan pasien yang dijamin pembiayaan (hazard ratio [HR], 1,68; 95% CI, 1,57-1,79),
sebagai terapi lini utama didasarkan pada kesehatannya oleh pihak asuransi. Pasien- thiazolidinediones (HR, 1,61; 95% CI, 1,43-
kemampuannya meningkatkan sensitivitas pasien dalam penelitian kohort ini diterapi 1,80), dan dipeptidyl peptidase 4 inhibitors
insulin. Dalam penelitian lain, metformin me- dengan OHO dan data pasien diambil dari (HR, 1,62; 95% CI, 1,47-1,79) berhubungan
nurunkan progresivitas terjadinya diabetes bulan Juli 2009 hingga Juni 2013. Pasien dengan peningkatan pemberian obat.
melitus pada pasien-pasien prediabetes. yang juga dilibatkan adalah pasien yang Pemberian obat awal selain metformin tidak
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa telah menerima resep ke-2, dengan obat berhubungan dengan penurunan risiko
terapi metformin dapat menurunkan berat golongan yang sama dengan obat yang hipoglikemia, kunjungan ke UGD, dan kejadian
badan, bahkan pada pasien obesitas yang diresepkan pertama kali dan pemberian kardiovaskuler.
tidak menderita diabetes melitus dan dapat resep ke-2 90 hari dari pemberian resep
menurunkan berat badan yang meningkat pertama. Pasien yang diberi obat hanya Para ahli menyimpulkan bahwa walaupun
karena terapi obat antipsikotik. Selain itu, sementara dieksklusi dari penelitian. Para sudah ada tatalaksana terapi diabetes
banyak penelitian lain memperlihatkan ahli meneliti terapi awal yang diberikan (guidelines), hanya 57,8% pasien memulai
keuntungan pemberian metformin pada pada pasien, di antaranya adalah metformin, terapi dengan metformin. Pemberian
kasus-kasus PCOS (polycistic ovarium sulfonylurea, thiazolidinedione, atau golongan metformin sebagai terapi awal berhubungan
syndrome). dipeptidyl peptidase 4 inhibitor. Outcome dengan penurunan risiko intensifikasi pem-
utama yang diteliti adalah saat pemberian berian obat, tanpa perbedaan bermakna
Metformin merupakan OHO (obat obat kedua sebagai kombinasi atau insulin, dalam hal hipoglikemia, kunjungan ke
hipoglikemik oral) yang telah di- kejadian hipoglikemia, kunjungan ke unit UGD dan kejadian kardiovaskuler. Selain itu,
rekomendasikan penggunaannya sebagai gawat darurat yang berhubungan dengan pemberian metformin sebagai terapi awal
terapi lini pertama pasien diabetes melitus diabetes dan kejadian kardiovaskuler. berhubungan dengan penurunan bermakna
tipe 2. Tetapi penelitian Dr. Seth A. Berkowitz kejadian intensifikasi terapi (pemberian obat
dkk. dari Division of Pharmacoepidemiology, Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ke-2) dibandingkan dengan sulfonylurea,
Department of Medicine, Brigham and 15516 pasien memenuhi kriteria inklusi, thiazolidinedione dan dipeptidyl peptidase 4
Women’s Hospital, Harvard Medical School, 8964 pasien (57,8%) memulai terapi dengan inhibitor.
Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, metformin, 23% memulai dengan sulfonylurea,
memperlihatkan bahwa hanya 57,8% pasien 6,1% memulai dengan thiazolidinediones dan Simpulan:
diabetes memulai terapi dengan metformin. 13,1% memulai dengan dipeptidyl peptidase • Walaupun dalam guideline tata-
Selain itu, sebenarnya pemberian metformin 4 inhibitor. Analisis memperlihatkan bahwa laksana diabetes melitus metformin dire-
sebagai terapi awal berhubungan dengan pasien yang diberi terapi awal metformin lebih komendasikan sebagai terapi awal, namun
intensifikasi terapi (pemberian obat ke-2) sedikit mengalami kejadian intensifikasi penelitian memperlihatkan bahwa hanya
yang bermakna lebih rendah dibandingkan (penambahan obat ke-2) terapi dibanding- 57,8% pasien diabetes memulai terapi
sulfonylurea, thiazolidinedione dan dipeptidyl kan dengan terapi lain: pemberian metformin dengan metformin.
peptidase 4 inhibitor. Hasil penelitian ini telah yang memerlukan intensifikasi terapi adalah • Pemberian metformin sebagai terapi awal
dipublikasikan dalam JAMA edisi Oktober 24,5%, dibandingkan dengan 37,1% pada berhubungan dengan kejadian intensifikasi
2014. pasien yang diberi sulfonylurea, 39,6% pada terapi (pemberian obat ke-2) yang ber-
pasien yang diberi thiazolidinedione pada makna lebih rendah dibandingkan dengan
Sebuah penelitian dilakukan untuk awal terapi dan 36,2% pada pasien yang sulfonylurea, thiazolidinedione dan dipeptidyl
mengetahui apakah pasien sudah meng- diberi terapi awal dipeptidyl peptidase 4 peptidase 4 inhibitor.  (YYA)

REFERENSI:
1. Berkowitz SA, Krumme AA, Avorn J, Brennan T, Matlin OS, Spettell CM, et al. Initial choice of oral glucose-lowering medication for diabetes mellitus. A patient-centered comparative
effectiveness study. Abstract. [Internet] [cited 2014 Oct 28]. Available from: http://archinte.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=1918925
2. Kitabchi AE, Temprosa M, Knowler WC, Kahn SE, Fowler SE, Haffner SM, et al. The diabetes prevention program research group. Role of insulin secretion and sensitivity in the evolution of
type 2 diabetes in diabetes prevention program: Effects of lifestyle intervention and metformin. Diabetes 2005;54(8):2404-14.

196 CDK-226/ vol. 42 no. 3, th. 2015

Anda mungkin juga menyukai