Anda di halaman 1dari 22

MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

STAF AHLI

IMPLEMENTASI NILAI DASAR PANCASILA


GUNA MEMANTAPKAN NETRALITAS TNI DI LINGKUNGAN TNI AU
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TAHUN POLITIK YANG KONDUSIF

Penulis: Kolonel Sus Jaetul Muchlis


Marsda TNI Dr. Umar Sugeng H., M.M.
Kolonel Lek Sudarmin, S.E., M.M.

Pendahuluan

1. Pancasila sebagai dasar negara merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia


yang berisi nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia, karena Pancasila
bersumber dan diabsorbsi dari saripati budaya bangsa Indonesia. Pancasila memiliki
serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh serta mengacu dalam tujuan
yang satu. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal, objektif, mengandung arti bahwa nilai-
nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara dan bangsa lainnya, disisi lain
keberadaan nilai tersebut memposisikan Pancasila sebagai ideologi terbuka 1. Pancasila
harus menjadi motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam kenegaraan karena Pancasila merupakan tatanan nilai yang mengatur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kehidupan bernegara, implementasi nilai
Pancasila harus tampak dalam suatu peraturan perundangan yang berlaku serta mengikat
seluruh komponen bangsa, sehingga suatu peraturan dapat menuntun seluruh
masyarakat sebagai warga negara Indonesia termasuk TNI dan prajurit TNI Angkatan
Udara didalamnya. Prajurit TNI Angkatan Udara harus mentaati seluruh peraturan
perundangan yang berlaku.

2. TNI sebagai komponen utama bangsa sejak awal kelahirannya dituntut memiliki
karakter sebagai insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (nilai
Ketuhanan), setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (nilai
persatuan dan kerakyatan), bermoral dan tunduk pada hukum serta peraturan perundang-

1 . Alex Lanur. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka:problem dan tantangannya. Kanius. 1995
2

undangan (nilai kemanusiaan dan keadilan). Karakter dasar yang dimiliki prajurit TNI
dimaksud lebih jauh diharapkan setiap prajurit TNI termasuk prajurit TNI Angkatan Udara
menyadari bahwa sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara dibangun
dan dikembangkan secara profesional sesuai kepentingan politik negara, mengacu pada
nilai dan prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum
nasional, dan ketentuan hukum internasional yang sudah diratifikasi. Secara historis TNI
memiliki kaitan erat dengan dunia politik, sebagai contoh peristiwa perang gerilya tahun
1948, dimana Jenderal Sudirman ketika itu memilih untuk tetap angkat senjata, padahal
kebanyakan otoritas politik sipil ketika itu menghendaki sikap kooperatif terhadap
Belanda. Langkah Jenderal Sudirman itu merupakan tindakan politik yang dilakukan oleh
militer dengan tujuan mempertahankan kemerdekaan dengan cara yang berbeda dengan
elit politik sipil pada masa itu. Hal inipun dilakukan oleh prajurit-prajurit Angkatan Udara
yang melaksanakan operasi udara pertama yang dilakukan para cadet penerbang dalam
penyerangan terhadap kedudukan Belanda di Semarang, Ambarawa dan Salatiga
sebagai tindakan heroik demi eksistensi bangsa dan negara. Seiring berjalannya waktu,
dinamika politik dalam tubuh TNI semakin kuat, misalnya superioritas TNI pada masa orde
baru yang mengubah pandangan dunia tentang TNI. Pada era reformasi, TNI berupaya
membenahi diri terkenal dengan langkah reformasi TNI, baik yang berkaitan erat dengan
masalah kelembagaan, budaya organisasi, kebijakan, doktrin, anggaran pertahanan
maupun penataan hubungan sipil-militer. Pengaruh eksternal terjadinya tarikan-tarikan
dari luar yang mencoba mengganggu profesionalitas TNI, disisi lain secara internalpun
pun terus terjadi kepentingan politik beberapa oknum prajurit TNI. Melihat catatan
sejarah tentang sepak terjang TNI dalam kehidupan bernegara (politik), termasuk
keterlibatan oknum TNI Angkatan Udara dalam catatan sejarah terjadinya G30S/PKI,
maka kembali kepada jati diri sebagai Tentara Nasional dan Tentara Profesional menjadi
modal utama dan keharusan bagi TNI, termasuk TNI Angkatan Udara. Maka, konsistensi
menjalankan pesan undang-undang menjadi mutlak dilakukan TNI Angkatan Udara
sebagai sebuah organisasi yang harus menjalankan politik negara, sebagai kesatuan
maupun sebagai personal prajurit.

3. Jika ditelaah secara seksama tentang karakter dasar prajurit mengenai jati diri
sebagai Tentara Nasional dan Tentara Profesional, prajurit TNI Angkatan Udara harus
memahami bahwa politik TNI AU adalah politik negara sehingga secara hukum
penggunaannya adalah kewenangan Presiden yang mendapat persetujuan DPR.
Namun kenyataannya saat ini terlebih di tahun politik muncul pertanyaan sebagai bentuk
3

keraguan masyarakat tentang netralitas TNI dalam berpolitik. Sejauh mana keraguan
masyarakat terhadap netralitas TNI menjadi tantangan tersendiri bagi TNI untuk
menyikapinya, tidak hanya melalui retorika statement-statement pimpinan TNI saja,
namun sikap kongkrit dari seluruh prajurit TNI sampai di satuan terkecil dalam mengusung
netralitas politiknya. Hal inipun harus menjadi perhatian seksama bagi arah dan
kebijakan pimpinan TNI Angkatan Udara dalam menjaga netralitas politiknya. Prajurit TNI
Angkatan Udara jangan terlibat dalam politik praktis, kepentingan personal bisa merusak
citra institusi TNI AU. Beberapa kegiatan pemilu yang telah berlangsung harus menjadi
perhatian, ditemukannya berbagai pelanggaran yang melibatkan oknum TNI bisa
berpengaruh terhadap sikap politik prajurit TNI Angkatan Udara, sebagai contoh,
sebagaimana disampaikan Sekretaris Badan Bantuan Hukum dan Advokasi (BBHA)
Pusat DPP PDIP terjadinya rangkaian peristiwa keterlibatan oknum TNI dalam politik
praktis di pilkada serentak dengan melakukan secara terbuka pada bentuk-bentuk
organisasi yang dapat menjadi peluang bagi kepentingan politik praktis. Secara
kedinasan maka pelanggaran tersebut digolongkan pada pelanggaran disiplin. Namun
demikian, bentuk pelanggaran tersebut akan bermakna lain dalam situasi politik nasional,
karena dalam melaksanakan tugasnya personel tersebut menyalahgunakan wewenang
dan tanggungjawabnya bagi kepentingan orang lain. Situasi dan kondisi inilah maka
pentingnya implementasi nilai-nilai dasar Pancasila guna memantapkan netralitas TNI
pada umumnya dan TNI Angkatan Udara pada khususnya. TNI Angkatan Udara
diharapkan berperan aktif dalam mewujudkan tahun politik yang kondusif. Implementasi
nila-nilai dasar Pancasila di lingkungan TNI Angkatan Udara harus secara terus menerus
dan berkesinambungan dilaksanakan melalui kebijakan berupa program sosialisasi nilai
dasar Pancasila melalui pembinaan maupun jalur pendidikan secara terstruktur dan
konsisten. Penerbitan peranti lunak sebagai pedoman yang bersifat teknis tentang
implementasi nila-nilai dasar Pancasila sangat diperlukan bagi prajurit TNI Angkatan
Udara. Kondisi saat ini, adanya kecenderungan oknum prajurit yang mengikuti politik
praktis dikhawatirkan berimbas kepada prajurit TNI Angkatan Udara, maka perlu
pemikiran dan langkah-langkah nyata untuk melaksanakan implementasi dari nilai-nilai
dasar Pancasila sehingga menjadi landasan moral bagi arah dan haluan politik prajurit
TNI Angkatan Udara. Pembahasan naskah ini dibatasi pada implementasi nilai dasar
Pancasila guna memantapkan netralitas TNI di lingkungan TNI AU
4

4. Landasan dan Dasar Pemikiran. Landasan dan dasar pemikiran yang


digunakan dalam penyusunan naskah ini antara lain:

a. Landasan Pemikiran

1) Pembukaan UUD 1945 alinea 4. Konsepsi tentang dasar negara


dirumuskan dengan merangkum lima prinsip utama yang menyatukan dan
menjadi haluan keindonesian, yang dikenal sebagai Pancasila. Kelima sila
itu terdiri atas: 1) Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Kemanusiaan yang adil
dan beradab; 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawararan/perwakilan; 5) Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2) Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Pada pasal


2 tentang Tentara Profesional yaitu tentara yang terlatih, terdidik,
diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan
dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang
menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan
hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi. Pasal 5
bahwa TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam
menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik
negara.2

3) Ketetapan MPR Nomor 7 Tahun 2000. Keikutsertaan Tentara


Nasional Indonesia dalam penyelenggaraan negara terdapat pada pasal 5
yaitu:

a) Kebijakan politik negara merupakan dasar kebijakan dan


pelaksanaan tugas Tentara Nasional Indonesia.

b) Tentara Nasional Indonesia bersikap netral dalam kehidupan


politik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politik praktis.

2 Undang Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI


5

c) Tentara Nasional Indonesia mendukung tegaknya demokrasi,


menjungjung tinggi hukum dan hak asasi manusia.

d) Anggota Tentara Nasional Indonesia tidak menggunakan hak


memilih dan dipilih. Keikutsertaan Tentara Nasional Indonesia dalam
menentukan arah kebijakan nasional disalurkan melalui Majelis
Permusyawaratan Rakyat paling lama sampai dengan tahun 2009.

e) Anggota Tentara Nasional Indonesia hanya dapat menduduki


jabatan sipil setelah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas
ketentaraan.3

4) Undang Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017. Norma pengaturan


mengenai mekanisme, proses, tahapan, dan persyaratan calon, kampanye,
pemungutan dan penghitungan suara dan lain-lain, termasuk hukum acara
dalam hal terjadi pelanggaran atau sengketa.

5) Instruksi Panglima TNI Nomor Ins/1/VIII/2008 Tentang Pedoman


Mengenai Implementasi Netralitas TNI dalam Pemilu dan Pilkada.
Ketentuan mengenai implementasi netralitas TNI dalam pemilu dan pilkada
adalah:

a) Mengamankan penyelenggaraan pemilu dan pilkada sesuai


dengan tugas dan fungsi bantuan TNI kepada Polri,

b) Netral dengan tidak memihak dan memberikan dukungan


kepada salah satu kontestan pemilu,

c) Satuan perorangan/fasilitas TNI tidak dilibatkan pada


rangkaian kegiatan pemilu dalam bentuk apapun di luar tugas dan
fungsi TNI,

3 Ketetapan MPR RI Nomor 7 Tahun 2000 Tentang Tentara Nasional Indonesia


6

d) Prajurit TNI tidak menggunakan hak memilih baik dalam pemilu


maupun pilkada.

e) Khusus bagi isteri/ suami/anak prajurit TNI hak memilih


merupakan hak individu selaku warga negara.

Terbitnya instruksi tersebut semakin menguatkan rambu-rambu yang


harus dipatuhi anggota TNI sehingga tidak keluar dari sikap dalam
menjunjung tinggi netralitas.

6) Penekanan Panglima TNI kepada Prajurit TNI-Polri Wilayah Jabar


dan Banten. Penekanan Panglima TNI tentang tugas TNI-Polri sebagai
berikut:

a) Menyukseskan Pilkada 2018 dan tahapan Pemilu 2019 yaitu


menjaga kelancaran, keamanan dan kesuksesan Pilkada 2018
tahapan Pemilu 2019.

b) Politik TNI-Polri adalah Politik Negara.

c) TNI-Polri dalam Pemilu 2019 harus netral.

b. Dasar Pemikiran

1) Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme


Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang)4. Proses, globalisasi
berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu
dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin
dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain. Teknologi
informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.
Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala

4 . Krisna. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.


Internet Public. Jurnal. 2015
7

informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke


seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari
kehadirannya. Hal ini bisa menyebabkan kelemahan bangsa dalam
menghadapi liberalisasi sebagai buah dari globalisasi, dikhawatirkan akan
menimbulkan berbagai ekses negatif. Salah satunya adalah kekhawatiran
terjadinya krisis ideologi yang akhirnya akan menggerus jati diri sebuah
bangsa yang Pancasilais. Beberapa indikator seperti liberalisasi di bidang
ekonomi, maraknya aksi kekerasan fisik dan phsikis atas nama perbedaan
agama dan keyakinan, perbedaan kepentingan politik, perebutan sumber-
sumber ekonomi dan dekadensi moral tidak lepas dari pengaruh globalisasi
tersebut. Ekses negatif dari arus globalisasi dan liberalisasi apabila tidak
direspons secara arif, akan mengancam makna kemerdekaan di tingkat
individual di masyarakat. Oleh karena itu, peran Pancasila sebagai
pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting.
Pancasila akan memfilter nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk
disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Nilai-nilai baru yang
berkembang akan tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia.
Pandangan hidup bagi suatu bangsa merupakan pedoman dalam
memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari
persoalan tersebut sehingga setiap bangsa di dunia sangat memerlukan
pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas
arah dan tujuan yang hendak dicapai. Pengukuhan terhadap nilai-nilai
dasar Pancasila yang telah dibentuk sejak kemerdekaan, yaitu kecintaan
terhadap pluralisme bangsa, solidaritas dan persatuan, merupakan ihwal
yang esensial untuk dikembangkan sebagai upaya mengisi makna
kemerdekaan.

2) Tahun 2018 dan 2019 adalah tantangan sekaligus momen uji bagi
TNI dalam mengimplementasikan netralitas dan profesionalismenya.
Secara hukum, TNI dan Polri telah ditetapkan sebagai institusi negara milik
rakyat, bukan milik salah satu kelompok politik, dan tidak berpihak kepada
salah satu kelompok politik. Menurut Ketua Mahkamah Konstitusi, Arief
Hidayat mengatakan, Pilkada serentak 2018, Pemilu dan Pilpres 2019 ada
empat titik (tahap) yang perlu dicermati dan diantisipasi yaitu:
8

a) Pada saat proses penghitungan suara di KPU Daerah. Karena


ada kemungkinan mobilisasi massa pendukung pasangan calon yang
mendatangi dan mengikuti proses penghitungan di KPU.

b) Pada saat penetapan hasil pilkada atau pemilu, phrasa ‘siap


kalah siap menang’ masih sekedar jargon belaka.

c) Munculnya konflik pada saat pengajuan permohonan (gugatan)


ke Mahkamah Konsitusi.

d) Kerawanan pasca putusan Mahkamah Konstitusi


memerintahkan pemungutan suara ulang atau penghitungan suara
ulang, maupun putusan akhir. “Intinya, salah satu hal yang menjadi
perhatian bersama ialah kesamaan pandangan bahwa pelaksanaan
pemilihan kepala daerah secara serentak 2018 memiliki tingkat
kerawanan tinggi” (Arif Hidayat; Portonews, 2018)

3) Implementasi nila-nilai dasar Pancasila di lingkungan TNI angkatan


Udara belum dilaksanakan secara optimal dengan belum terakomodirnya
dalam program kerja di bidang pembinaan maupun dalam kurikulum
pendidikan secara berjenjang.

a) Kegiatan yang berkaitan dengan materi Pancasila hanya


dilaksanakan dalam bentuk saresehan yang pelaksanaannya setahun
sekali dengan sasaran yang belum menyeluruh kepada prajurit TNI
Angkatan Udara.

b) Program pemerintah dalam sosialisasi konsensus dasar


bangsa Indonesia oleh institusi tertentu (MPR, Lemhanas) belum
dimanfaatkan secara opotimal oleh pihak TNI Angkatan Udara dalam
bentuk kerja sama sosialisasi yang dilaksanakan di lingkungan TNI
Angkatan Udara.
9

c) Materi nilai-nilai dasar Pancasila di lingkungan lembaga


pendidikan di TNI Angkatan Udara hanya diberikan pada jenjang
pendidikan pertama (dikma Ba, Ta dan Pa).

6. Daftar Pengertian. Untuk menyamakan persepsi dalam naskah ini maka disusun
daftar pengertian sebagai berikut:

a. Nilai Dasar Pancasila. Nilai dasar pancasila adalah nilai yang memiliki
sifat tetap, mutlak, dan tidak berubah. Nilai-nilai dasar Pancasila ini menjadi
dasar, landasan pokok, atau fundamental bagi penyelenggaraan bangsa Indonesia
yang berideologi Pancasila. Nilai-nilai dasar pancasila meliputi nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.

b. Nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai pancasila adalah nilai luhur yang menjadi


pandangan hidup bangsa Indonesia yang ada dalam kehidupan masyarakat sejak
dulu.

c. Netralitas TNI. Netral adalah tidak berpihak, tidak ikut, atau tidak
membantu salah satu pihak. Sedangkan Netralitas TNI adalah TNI bersikap netral
dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politik praktis5.

d. Politik Negara. Politik Negara adalah proses pembentukan dan


pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan, khususnya dalam negara6.

e. Ideologi Terbuka. Ideologi Terbuka adalah ideologi yang mampu mengikuti


perkembangan jaman dan bersifat dinamis atau merupakan suatu pemikiran terbuka yang
merupakan hasil konsensus masyarakat itu sendiri.

f. Pancasila Ideologi Terbuka. Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah


Pancasila merupakan ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya.7

5 . Pedoman Netralitas TNI dalam Pemilu dan Pilkada


6 . http://juliakartika.blogspot.co.id/2015/05pengertian -politik-negara-kekuasaan.
7
. Alex Lanur. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka:problem dan tantangannya. Kanius. 1995
10

Implementasi Nilai Dasar Pancasila Saat Ini

7. Implementasi Nilai Dasar Pancasila guna memantapkan netralitas TNI di


lingkungan TNI Angkatan Udara dirasakan belum signifikan, hal ini bisa dilihat dari
beberapa hal sebagai berikut:

a. Program Sosialisasi Nilai Dasar Pancasila Belum Optimal. Menurut


Menteri Koordinator Bidang politik dan Keamanan Wiranto, membandingkan
pengamalan dan perawatan Ideologi Pancasila di era Orde Baru dan saat ini,
bahwa di masa Orde Baru Pancasila dibangun secara sistematik melalui
pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Menurutnya
juga, bahwa pembubaran P4 yang disusun oleh Badan Pembinaan Pendidikan
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (BP7) itu,
menjadi alasan Pancasila menjadi goyah di masa kini. Situasi dan kondisi seperti
ini memberikan pengaruh secara menyeluruh dalam upaya perawatan dan
pengamalan Ideologi Pancasila pada lembaga-lembaga negara maupun organisasi
kemasyarakatan termasuk di lingkungan TNI Angkatan Udara. Sosialisasi nilai
dasar Pancasila di lingkungan TNI AU belum optimal dirasakan dengan belum
terakomodirnya dalam program kerja di bidang pembinaan maupun dalam
kurikulum pendidikan secara berjenjang.

1) Jalur Pembinaan. Pembinaan satuan yang dilakukan baik melalui


pembinaan mental Ideologi sebagai salah satu komponen pembinaan
mental maupun dengan metode Pembinaan Mental Fungsi Komando
tentang implementasi nilai dasar Pancasila yang dilaksanakan Komandan
Kesatuan belum dilaksanakan secara terprogram. Tanggung jawab
pembinaan mental sebagai fungsi komando diharapkan bisa terlaksana
dengan baik dan tercermin dari meningkatnya tanggung jawab, partisipasi
dan perhatian dari atasan/pimpinan dalam pelaksanaan pembinaan mental
ideologi.

2) Jalur Pendidikan. Implementasi nilai dasar Pancasila melalui jalur


pendidikan belum dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan tahapan
pendidikan yang dilalui prajurit TNI AU. Pendidikan tentang Pancasila
11

diberikan secara umum dan hanya diberikan pada pendidikan pertama


(dikma).

3) Belum ada perjanjian kerjasama program sosisalisasi nilai dasar


Pancasila. Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar
negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan
manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Indonesia. Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian
Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus
penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara
serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di
pusat maupun di daerah. Di lingkungan TNI Angkatan Udara, upaya
perawatan dan pelestarian nilai dasar Pancasila belum dilaksanakan secara
optimal, keterbatasan anggaran yang secara khusus dalam mendukung
kegiatan implementasi nilai dasar Pancasila menjadi salah satu kendala.
Situasi seperti ini semestinya bisa ditanggulangi dengan melakukan
kerjasama dengan institusi lembaga pemerintah yang memiliki program
sosialisasi nilai dasar Pancasila. Namun TNI angkatan Udara belum
melakukan kerjasama tentang sosisalisasi nilai dasar Pancasila dalam
bentuk perjanjian kerja sama.

b. Pemahaman Prajurit tentang Politik Negara belum optimal.


Perkembangan arus globalisasi yang begitu cepat dengan perubahan gelombang
demokrasi memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap realitas kehidupan
berpolitik bangsa Indonesia kekinian. Demokrasi yang menuntut kebebasan,
ditambah kondisi berbagai kemajemukan yang dimiliki bangsa Indonesia (agama
dan budaya) menjadi potensi disintegrasi bangsa sehingga berpengaruh terhadap
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Realitas kehidupan politik
dengan berbagai fenomena yang dilahirkan mestinya menyadarkan semua
kalangan untuk kembali pada konstitusi yang benar, yakni Pancasila, karena
Pancasila merupakan politik hukum yang bersifat ideal, sehingga setiap aspek
kehidupan harus mengacu pada kelima sila di dalamnya. Pancasila sejak awal
12

kelahirannya menjadi konsep hidup bernegara yang mengikat seluruh komponen


bangsa. Pancasila menjadi salah satu konsensus dasar bangsa yang memuat
kesepakatan bersama seluruh komponen bangsa yang menjamin kebersamaan,
keberagaman dan eksistensi bangsa. Sejarah telah mengungkapkan bahwa
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup
kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir
batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. TNI
sebagai komponen utama bangsa harus konsisten menjalankan politik negara,
menuju netralitas TNI yang mantap. Sikap netralitas TNI merupakan suatu sikap
dimana institusi tidak melakukan keberpihakan terhadap suatu partai atau
kelompok tertentu dalam kegiatan pemilu. Netralitas TNI merupakan suatu
jaminan yang sudah ditetapkan pimpinan bagi institusi sehingga seluruh jajaran
TNI diminta untuk dapat menjaga komitmen tersebut (masih adanya pelanggaran-
pelanggaran akibat dipengaruhi atau dimanfaatkan oleh kelompok maupun partai
peserta pemilu tertentu menjadikan TNI masih diragukan sikap netralnya).
Sebagai contoh keterlibatan TNI dalam penanganan permasalahan pemerintah
daerah menjelang pilkada pada permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi
elektabilitas calon tertentu.

c. Belum adanya peranti lunak yang bersifat teknis dalam implementasi


Nilai Dasar. Nilai dasar Pancasila harus menjadi landasan moral politik
berbangsa dan bernegara, landasan moral bagi seluruh komponen bangsa.
Realitas kehidupan politik masyarakat Indonesia saat ini akan berpengaruh
terhadap kehidupan TNI pada umumnya, karena prajurit TNI berada di tengah-
tengah masyarakat. Implementasi nilai dasar Pancasila saat ini belum
disosialisasikan secara optimal. Netralitas TNI sebagai wujud implementasi nilai
dasar Pancasila perlu diatur dalam petunjuk teknis sebagai pedoman bagi prajurit
TNI. Di lingkungan TNI AU belum ada piranti lunak tentang implementasi nilai
dasar Pancasila guna memantapkan netralitas TNI di lingkungan TNI Angkatan
Udara

8. Berdasarkan kondisi saat ini yang berkaitan dengan implementasi nilai dasar
pancasila guna memantapkan netralitas TNI di lingkungan TNI AU dalam rangka
mewujudkan tahun politik yang kondusif ditemukan beberpa permasalahan sebagai
berikut:
13

a. Belum optimalnya program sosialisasi nilai dasar Pancasila melalui


pembinaan maupun jalur pendidikan di lingkungan TNI AU.

b. Pemahaman prajurit tentang politik negara belum optimal sehingga


Netralitas TNI belum mantap.

c. Belum adanya piranti lunak yang bersifat teknis bagi prajurit tentang
implementasi nilai dasar pancasila guna memantapkan netralitas TNI.

Implementasi Nilai Dasar Pancasila Guna Memantapkan Netralitas TNI

9. Kegiatan untuk mengimplementasikan nilai dasar Pancasila guna memantapkan


netralitas TNI di lingkungan TNI AU dalam rangka mewujudkan tahun politik yang kondusif
perlu diupayakan melalui kebijakan dan strategi sebagai berikut :

a. Kebijakan. Adapun kebijakan yang diperlukan adalah “Terwujudnya


implementasi nilai dasar Pancasila melalui program sosialisasi nilai dasar Pancasila,
pemahaman prajurit tentang politik negara, peranti lunak yang mengakomodir
tentang implementasi nilai dasar Pancasila sebagai pedoman yang bersifat teknis
bagi prajurit guna memantapkan netralitas TNI di lingkungan TNI AU dalam rangka
mewujudkan tahun politik yang kondusif”.

b. Strategi. Adapun strategi yang digunakan dalam mengimplementasikan nilai


dasar Pancasila antara lain diwujudkan dalam tujuan dan sasaran sebagai berikut:

1) Strategi Pertama. Mewujudkan program sosialisasi nilai dasar Pancasila


melalui pembinaan maupun jalur pendidikan TNI secara terstruktur dan
konsisten.

2) Strategi Kedua. Mewujudkan pemahaman prajurit tentang politik negara


menuju Netralitas TNI.

3) Strategi Ketiga. Mewujudkan piranti lunak bagi prajurit tentang


implementasi nilai dasar Pancasila sebagai pedoman yang bersifat teknis bagi
14

prajurit guna memantapkan netralitas TNI di lingkungan TNI AU dalam rangka


mewujudkan tahun politik yang kondusif.

c. Upaya. Untuk mengimplementasikan nilai dasar Pancasila guna


memantapkan netralitas TNI dalam rangka mewujudkan tahun politik yang kondusif
diupayakan hal-hal sebagai berikut :

1) Strategi Pertama. Mewujudkan program sosialisasi nilai dasar


Pancasila melalui pembinaan maupun jalur pendidikan secara terstruktur
dan konsisten.
a) Spersau.

(1) Sosialisasi Nilai Dasar Pancasila.

(a) Melaksanakan penekanan kembali secara


berjenjang dalam bentuk sosialisasi nilai-nilai dasar
Pancasila melalui ceramah, santi aji kepada seluruh
prajurit dan keluarganya menyangkut landasan moral
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta
kehidupan politik negara bagi prajuritnya.

(b) Memberi pemahaman yang baik terhadap tugas


dan tanggung jawab prajurit sebagai warga Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan
Pancasila.

(c) Sosialisasi dan penekanan implementasi nilai


dasar Pancasila serta melakukan kegiatan evaluasi
kepada seluruh personel tentang kesadaran sebagai
insan ideologi Pancasila dengan menggunakan angket
atau daftar pertanyaan, sehingga dapat diketahui sejauh
mana tingkat pemahaman dan implementasi nilai dasar
Pancasila.
15

(d) Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan


Angkatan Udara sebagai supervisi untuk melaksanakan
sosialisasi nilai dasar Pancasila di lembaga-lembaga
pendidikan yang tidak terpaku pada kurikulum materi
Pancasila secara umum yang hanya diberikan pada
pendidikan pertama (dikma).

(e) Melakukan koordinasi dengan Dinas


Pengamanan dan Sandi Angkatan Udara guna
mengukur rasa nasionalisme dan kesetiaan kepada
Pancasila dalam rekruitmen prajurit (dikma) maupun
seleksi sekolah-sekolah lainnya (dikbangum, dikspes,
dikkualsus).

(2) Kerjasama dalam rangka implementasi nilai dasar


Pancasila.

(a) Membuat kebijakan tentang bentuk kerjasama


dengan lembaga pemerintah lainnya yang memiliki
program tentang sosialisasi nilai dasar Pancasila
maupun konsensus dasar bangsa Indonesia (konsensus
dasar bangsa: Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal
Ika dan NKRI)

(b) Membuat kebijakan kerjasama dengan PTN/PTS


dan para Akademisi tentang pelestarian dan perawatan
nilai dasar Pancasila.

b) Disdikau

(1) Sosialisasi. Melakukan sosialisasi ke lembaga


pendidikan tentang pentingnya memasukkan materi tentang
niai-nilai dasar Pancasila dalam kurikulum yang diakomodir
dalam jam pelajaran maupun jam komandan lebih bersifat
aplikatif (simulasi, seminar, debating).
16

(2) Kerjasama

(a) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan


lembaga pemerintah lainnya yang memiliki program
tentang sosialisasi nilai dasar Pancasila maupun
konsensus dasar bangsa Indonesia (konsensus dasar
bangsa: Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan
NKRI)

(b) Melakukan koordinasi dengan lembaga


pendidikan jajaran TNI AU (dikma, dikbangum,
dikbangspes, dikkualsus) dan menyarankan kepada
satuan kerja jajaran TNI AU agar setiap jam Komandan
menyampaikan materi tentang nilai dasar Pancasila
dengan metode BFK.

(c) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan


PTN/PTS dan para Akademisi tentang pelestarian dan
perawatan nilai dasar Pancasila.

c) Komandan Satuan

(1) Sosialisasi Implementasi Nilai Dasar Pancasila.

(a) Melakukan dan memfasilitasi kegiatan sosialisasi


dalam bentuk ceramah, santi aji kepada personel dan
keluarganya menyangkut pentingnya landasan moral
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta
kehidupan politik negara bagi prajuritnya.

(b) Melakukan pengawasan dan pengendalian


seluruh personel terhadap masuknya pengaruh dari
paham ideologi lain maupun radikalisme keagamaan
dengan melakukan upaya silaturahim, penyuluhan dan
pembinaan yang mendalam tentang nilai-nilai dasar
17

Pancasila, nasionalisme, persatuan dan kesatuan


maupun kegiatan kebersamaan lainnya (olah raga sore,
rekreasi)

(c) Melakukan pengecekan dokumen/kelengkapan


administrasi apabila ada perintah bahwa satuan
tersebut ditunjuk atau dilibatkan sebagai pengamanan
kegiatan pemilu.

(d) Melakukan koordinasi dengan satuan atas,


samping, dan instansi lainnya terkait rencana sosialisasi
nilai dasar Pancasila.

(e) Mengantisipasi perkembangan situasi serta hal-


hal menonjol yang ada di lingkungan satuan kerja
tentang RAKA, RAKI dan RALA.

(2) Kerjasama

(a) Melakukan koordinasi dan kerjasama


kewilayahan tentang sosialisasi nilai dasar Pancasila
maupun konsensus dasar bangsa Indonesia (konsensus
dasar bangsa: Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal
Ika dan NKRI)

(b) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan


PTN/PTS dan para Akademisi yang ada di wilayahnya
tentang pelestarian dan perawatan nilai dasar
Pancasila.

2) Strategi kedua. Mewujudkan pemahaman prajurit tentang politik


negara menuju Netralitas TNI.
a) Spersau

(1) Melaksanakan penekanan kembali secara berjenjang


dalam bentuk sosialisasi tentang politik negara dimana politik
18

TNI adalah politik negara dalam rangka menuju Netralitas TNI


melalui ceramah, santi aji kepada seluruh prajurit.

(2) Melaksanakan penekanan kembali secara berjenjang


dalam bentuk sosialisasi melalui ceramah, santi aji kepada
seluruh prajurit tentang Netralitas TNI.

(3) Melaksanakan penekanan kembali secara berjenjang


agar setiap prajurit memahami kebijakan politik negara dalam
rangka mewujudkan cita-cita bangsa.

(4) Melakukan koordinasi dengan Dinas Pengamanan dan


Sandi Angkatan Udara tentang pengawasan melekat dalam
wujud pengamanan personel dari kegiatan politik praktis di
tahun politik.

b) Diskumau

(1) Mendorong kesadaran anggota/personel agar tidak


melakukan hal-hal atau tindakan pelanggaran hukum maupun
ketentuan dalam melaksanakan kehidupan politik karena politik
TNI adalah politik negara.

(2 Memberi penekanan serta menyosialisasikan tentang


sanksi hukum apabila terjadi pelanggaran prajurit yang
melakukan politik praktis di tahun politik.

(3) Melakukan koordinasi dengan dinas hukum satuan


untuk melaksanakan sosialisasi secara terencana tentang
Netralitas TNI sebagai wujud implementasi nilai dasar
Pancasila.
19

c) Dispenau

(1) Membantu memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi bagi


seluruh prajurit terhadap pentingnya Netralitas TNI Angkatan
Udara sehingga terwujud tahun politik yang kondusif.

(2) Melakukan penerangan bagi prajurit sampai satuan


jajaran tentang cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan
tujuan Negara dimana politik TNI adalah politik negara
sehingga mampu mengendalian diri untuk tidak terlibat dalam
pelanggaran serta tidak menciderai sikap netralitas TNI
Angkatan Udara pada Pilkada 2018 dan tahapan Pemilu 2019.

(3) Melakukan koordinasi dan komunikasi yang baik


dengan media masa nasional agar dalam pemberitaan supaya
berimbang dan sesuai fakta terkait Netralitas TNI Angkatan
Udara.

d) Dispamsanau.

(1) Melaksanakan sosialisasi secara paralel dengan


institusi pembinaan tentang bahaya paham Raka, Raki dan
Rala yang mengancam ideologi negara.

(2) Menyiapkan bahan berikut data hasil pengumpulan,


pengolahan dan penyimpanan file/dokumen bidang mental
ideologi dan lainnya tentang personel TNI Angkatan Udara
untuk sosialisasi ke satuan jajaran.

3) Strategi Ketiga. Mewujudkan piranti lunak bagi prajurit tentang


implementasi nilai dasar Pancasila sebagai pedoman yang bersifat teknis
bagi prajurit guna memantapkan netralitas TNI di lingkungan TNI AU dalam
rangka mewujudkan tahun politik yang kondusif.
20

a) Spersau

(1) Merencanakan dan melaksanakan kelompok kerja


pembuatan piranti lunak tentang arah dan haluan politik TNI
sebagai pedoman teknis pelaksanaan Undang-Undang RI
Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

(2) Merencanakan dan melaksanakan kelompok kerja


pembuatan piranti lunak berupa petunjuk pelaksanaan tentang
komitmen 4 Konsensus Dasar Bangsa.

b) Diskumau

(1) Melakukan koordinasi dengan Spersau maupun


Srenaau tentang kedudukan peranti lunak yang diterbitkan
sesuai dengan stratifikasi doktrin yang berlaku.

(2) Menyosialisasikan peranti lunak serta sanksi hukum


apabila melanggarnya.

c) Dispenau

(1) Melaksanakan sosialisasi peranti lunak ke satuan


jajaran dengan menggunakan media yang ada.

(2) Melakukan penerangan bagi prajurit sampai satuan


jajaran tentang arah dan haluan politik TNI berupa sosio
drama, film dokumenter.

d) Dispamsau. Merencanakan dan melaksanakan kelompok


kerja pembuatan revisi piranti lunak tentang penelitian personel yang
mengakomodir arah dan haluan politik TNI, konsensus dasar bangsa
serta Netralitas TNI Angkatan Udara.
21

Penutup

10. Kesimpulan. Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

a. Implementasi nilai dasar Pancasila harus disosialisasikan secara terus


menerus dan berkesinambungan melalui jalur pendidikan maupun pembinaan
satuan kepada seluruh personel TNI Angkatan Udara.

b. Situasi dan kondisi keamanan serta ketertiban masyarakat yang rawan di


Tahun Politik, maka kehadiran TNI AU yang netral dan profesional sangat
dibutuhkan. Sebagai salah satu implementasi nilai dasar Pancasila di tubuh prajurit
TNI AU, profesionalisme dan netralitas TNI AU harus ditunjukkan oleh sikap ketidak
berpihakannya para prajurit pada kelompok tertentu. Netralitas TNI AU akan
memberikan kontribusi yang signifikan bagi kelancaran Pilkada 2018, Pemilu dan
Pilpres 2019, juga sebagai modal untuk menghasilkan pemerintahan yang
legitimated, berwibawa, dan kapabel untuk melaksanakan pembangunan,
memperbaiki kehidupan bangsa, sehingga TNI AU ikut memberikan kontribusi dan
menciptakan tahun politik yang kondusif.
.
11. Saran. Agar implementasi nilai dasar Pancasila terpatri dalam kehidupan prajurit
TNI guna memantapkan Netralitas TNI di lingkungan TNI Angkatan Udara, disarankan
hal-hal sebagai berikut:

a. Optimalisasi peran institusi pembinaan mental melalui 4 Komponen


Pembinaan (Binroh, Binntalid, Bintrajuang dan Binpsi) dengan menyelenggarakan
kegiatan yang menyeluruh, terarah/tepat sasaran serta dukungan dana yang
memadai.

b. Segala kegiatan penyelenggaraan penerbitan doktrin sesuai stratifikasi yang


telah ditentukan sebaiknya ditangani dinas/instansi terkait mulai dari perencanaan
sampai produksi dan sosialisasi, serta proses legalisasi melalui Direktorat Doktrin
Kodiklatau sesuai tingkat doktrin yang dibuat.
22

12. Wusana Kata. Demikian naskah tentang implementasi nilai dasar Pancasila guna
memantapkan Netralitas TNI di lingkungan TNI Angkatan Udara dalam rangka
mewujudkan tahun politik yang kondusif, dibuat sebagai sumbangan pemikiran dan bahan
masukan bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut.

Jakarta, Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai