Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari 2020 sampai dengan
selesai, bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari batang
magnet pengaduk, corong, erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, kertas saring,
neraca analitik, oven, peralatan BET, peralatan FT-IR, peralatan SEM, peralatan
spektrofotometer UV-Vis, peralatan XRD, penangas (hot plate), pipet tetes, pipet
ukur, pipet volume, pH meter, termometer dan vakum.

3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari akuades,
aluminium (III) nitrat nonahidrat ( Al(NO3)3.9H2O), asam klorida, biochar, gas
nitrogen (N2), kalsium (II) nitrat tetrahiddrat (Ca(NO3)2.4H2O), metilen biru,
natrium hidroksida (NaOH), natrium klorida (NaCl),

3.3. Prosedur Penelitian


3.3.1 Sintesis Hidroksi Lapis Ganda Mg/Al (Mondal et al., 2016)
Hidroksi lapis ganda Mg-Al disintesis menggunakan larutan dengan
konsentrasi masing-masing Mg (NO3)2·6H2O 0,5 M dan Al (NO3)3.9H2O 0,2 M
berbeda dilarutkan dalam 250 ml air untuk mensintesis Mg/Al LDH dengan rasio
Mg: Al 3: 1. Untuk menjaga pH larutan agar bias mencapai pH 10 ditambahkan
NaOH tetes demi tetes dengan pengadukan konstan selama 24 jam. Penampilan
dari endapan agar-agar putih menunjukkan pembentukan MgAl-LDH. Endapan
dikumpulkan dengan sentrifugasi dan dicuci berulang kali oleh redispersing dalam
air diikuti oleh sentrifugasi (pada 3000 rpm selama 5 menit) untuk menghilangkan
anion nitrat berlebih. Endapan LDH yang dicuci kemudian dikeringkan dengan
oven pada suhu 1000C dan dikarakterisasi menggunakan analisis XRD, FT-IR,
SEM, dan BET.

3.3.2 Preparasi Nanokomposit Hidroksi Lapis Ganda Mg/Al-Biochar (Zhou


et al., 2016)
Biochar yang digunakan merupakan pirolisis panen tebu yang kemudian
dipanaskan pada suhu 550oC lalu dihancurkan dan disaring dan dicucu dengan
DW kemudian dikeringkan melalui oven pada suhu 105oC selama 24 jam.
Sebanyak 10g biochar dilarutkan kedalam 300 mL larutan Mg(NO3)2 dan
Al(NO3)3 dengan perbandingan masing-masing 0,3 mol/L kemudian diaduk.
Ditambahkan sedikit demi sedikit larutan NaOH kedalamnya hingga larutan
mencapai pH 10. Biochar yang telah jadi dalam bentuk larutan kemudian disegel
dalam botol dan diinkubasi selama 3 hari pada suhu 80 0C kemudian disaring dan
dicuci menggunakan DW sebanyak 6 kali pencucian sehingga diperoleh
nanokomposite biochar Mg/Al lalu dikeringkan pada suhu 1050C selama 24 jam.
Nanokomposit Ca/Al-biochar yang didapatkan akan dikarakterisasi menggunakan
analisis XRD, FT-IR, SEM dan BET.

3.3.3 Pengukuran pH Point Zero Charge Nanokomposit Hidroksi Lapis


Ganda Mg/Al-Biochar (Sepehr et al., 2017)
Pengukuran pH untuk point zero charge dilakukan dengan menyiapkan 50
mL larutan NaCl 0,1 M dan diatur dengan beberapa variasi pH dianaranya 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 serta dilakukan penambahan NaOH dan HCl dengan
konsentrasi 0,1 M. Sebanyak 0,1 gram hidroksi lapis ganda Mg/Al atau
nanokomposit hidroksi lapis ganda Mg/Al–biochar dicampurkan ke dalam larutan
NaCl yang telah diatur pH-nya. Campuran tersebut dihomogenkan dengan stirer
selama 24 jam, lalu disaring. Filtrat yang didapatkan diukur dengan menggunakan
pH meter, sehingga dapat dibuat grafik hubungan pH awal dan pH akhir serta
diamati nilai pH yang paling stabil.

3.3.4 Pembuatan Larutan Stok Zat Warna Metilen Biru Konsentrasi 1000
mg/L
Larutan stok zat warna malacit green dengan konsentrasi 1000 ppm
dibuat dengan cara melarutkan 1 gram metilen biru padat dalam labu takar dengan
volume 1 liter dan ditambahkan aquades hingga mencapai tanda batas, lalu
dihomogenkan.

3.3.5 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Zat Warna Metilen Biru


Penentuan nilai panjang gelombang maksimum dilakukan dengan
menyiapkan larutan zat warna malacit green dengan konsentrasi 5 mg/L sebanyak
50 mL, dilakukan pengaturan pH larutan dengan nilai pH 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, dan 12 menggunakan larutan NaOH atau HCl 0,1 M. Pengukuran nilai
absorbansi dari larutan zat warna yang telah diatur pH-nya dilakukan pada
panjang gelombang 400 nm–700 nm dengan menggunakan alat spektrofotometer
UV-Vis, lalu dari data absorbansi yang telah diperoleh dibuat grafik hubungan
antara nilai panjang gelombang terhadap nilai absorbansi serta ditentukan panjang
gelombang maksimum.

3.3.6 Pembuatan Larutan Standar Zat Warna Malacit Green


Larutan standar malacit green dibuat dengan variasi konsentrasi sebesar (0,
4, 5, 6, 8, dan 10) mg/L dengan cara mengencerkan laruatan induk malacit green
konsentrasi 1000 mg/L. Pengenceran dilakukan secara bertahap dan dibuat deret
larutan standar dengan varisasi konsentrasi (10, 20, 30, 40, dan 50) mg/L
menggunakan labu ukur 100 mL dan pelarut akuades, lalu dilakukan pengaturan
nilai pH sesuai data pH pzc.

3.3.7 Pembuatan Kurva Kalibrasi Zat Warna Malacit Green


Larutan standar zat warna malacit Green yang telah disiapkan diukur
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah diperoleh.
Berdasarkan hasil pengukuran nilai absorbansi dari sederet larutan standar zat
warna metilen biru, maka dapat dibuat kurva kalibrasi yang menggambarkan
hubungan kenaikan absorbansi dengan kenaikan konsentrasi.

3.3.8 Adsorpsi Zat Warna Metilen Biru oleh Nanokomposit Hidroksi


Lapis Ganda Mg/Al-Biochar
3.3.8.1 Pengaruh Waktu Adsorpsi
Pengaruh waktu adsorpsi dari material hidroksi lapis ganda, biochar dan
nanokomposit hidroksi lapis ganda Mg/Al-biochar terhadap zat warna malacit
green bisa dipelajari dengan melakukan variasi waktu kontak antara adsorben dan
adsorbat. Sebanyak 50 mg sampel hidroksi lapis ganda Mg/Al dimasukkan
kedalam erlenmeyer yang berisi larutan zat warna metilen biru dengan konsentrasi
50 mg/L yang pH-nya telah diatur sesuai dengan pH pzc. Pengadukan dilakukan
dengan variasi waktu 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135 dan 150 menit,
kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan adsorben dengan zat warna
metilen biru sehingga didapatkan filtrat yang akan diukur nilai absorbansinya
dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan ditentukan kadar zat warna
malacit green yang tersisa.

3.3.8.2 Pengaruh Temperatur dan Konsentrasi Adsorpsi


Pengaruh temperatur adsorpsi dari material hidroksi lapis ganda
terinterkalasi senyawa nanokomposit hidroksi lapis ganda Mg/Al-biochar dapat di
pelajari dengan melakukan variasi temperatur pada saat proses adsorpsi
berlangsung dan hidroksi lapis ganda yang tidak diinterkalasi digunakan sebagai
kontrol. Sebanyak 0,1 g hidroksi lapis ganda hasil sintesis ditambahkan ke dalam
erlenmeyer 100 mL berisikan 50 mL larutan zat warna malachite green dengan
variasi konsentrasi untuk zat warna malachite green 5, 10, 15 dan 20 mg/L.
Kemudian dilakukan pengadukan menggunakan batang pengaduk magnet selama
30 menit untuk zat warna malachite green. Variasi temperatur yang digunakan 30,
40 dan 50oC yang dilakukan pada pHpzc. Setelah pengadukan selesai, dilakukan
pemisahan antara adsorben hidroksi lapis ganda dengan zat warna malachite green
filtrasi, kemudian filtrat diukur nilai absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dan ditentukan kadar zat warna malachite green yang
tersisa.

3.4 Analisis Data


Material hidroksi lapis ganda Ca/Al dan nanokomposit hidroksi lapis ganda
Ca/Al-biochar akan dikarakterisasi menggunakan analisis BET, FT-IR, SEM dan
XRD. Analisis ini bertujuan untuk mengamati keberhasilan sintesis material
hidroksi lapis ganda Ca/Al dan nanokomposit hidroksi lapis ganda Ca/Al-biochar.
Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk mengetahui
morfologi dari material hidroksi lapis ganda Ca/Al, analisis XRD digunakan
untuk difraksi dan jarak antar lapisan pada material hidroksi lapis ganda Ca/Al,
spektra FT-IR akan digunakan untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat pada
material hidroksi lapis ganda Ca/Al. Analisis BET surface area akan digunakan
untuk menentukan luas permukaan material hidroksi lapis ganda Ca/Al.
Hidroksi lapis ganda Ca/Al dan nanokomposit hidroksi lapis ganda
Ca/Al-biochar akan digunakan untuk mengadsorpsi zat warna metilen biru.
Keberhasilan sintesis dilihat berdasarkan parameter kinetik dan parameter
termodinamika. Kinetika adsorpsi digunakan dalam menghitung adsorpsi
berdasarkan parameter kinetik yang dipelajari melalui variasi waktu kontak
adsorpsi dan laju adsorpsi zat warna metilen biru pada material hidroksi lapis
ganda yang disintesis. Kinetika adsorpsi dihitung dengan menggunakan
persamaan pseudo-first-order dan pseudo-second-order sebagai berikut :

k
log (Qe-Qt) = log Qe – (2,303
1
) t........................................
(1)
t 1 1
= +
Qt k2 Q e Q e t..............................................................
2 (2)

Keterangan :
Qe = Kapasitas adsorpsi pada kesetimbangan (mg/g)
Qt = Kapasitas adsorpsi pada t (mg/g)
t = Waktu adsorpsi (menit)
k1 = Konstanta laju adsorpsi kinetik pada pseudo-first-order (menit-1)
k2 =.Konstanta laju adsorpsi kinetik pada pseudo second order (g/mg menit)

Parameter isoterm dan termodinamika dipelajari melalui variasi konsentrasi


metilen biru pada saat adsorpsi, kapasitas adsorpsi dan energi adsorpsi yang
terjadi pada saat adsorpsi meteilen biru. Parameter isoterm dihitung berdasarkan
persamaan Langmuir dan Freundlich sebagai berikut:
C e C 1 C Ce Ce 1
= +
X m m bK b Q e
'
= Qm
+ Qm K L

......................................................... (3)
Log Qe = log KF + 1/n log Ce ............................................ (4)
Keterangan:
Ce = Konsentrasi larutan zat warna pada saat kesetimbangan (mg/L)
Qm = Kapasitas adsorpsi maksimum (mg/g)
KL = Konstanta kesetimbangan Isoterm Langmuir
KF = Konstanta kesetimbangan Isoterm Freundlich
n = Intensitas Adsorpsi
Besarnya nilai kapasitas adsorpsi dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:

( Co - Ce ) V
Qe = ..................................................................... (5)
w

Keterangan:
W = Berat adsorben yang digunakan (gram)
V = Volume adsorbat yang akan diserap (Liter)
Parameter termodinamika dapat dihitung berdasarkan persamaan:
Qe ∆S ∆H
ln = − ...............................................................
Ce R RT
(6)
Energi bebas gibbs pada proses adsorpsi dapat dihitung dengan persamaan:
ΔG = ΔH – TΔS.............................................................. (7)
Keterangan :
R = Konstanta Gas Ideal
T = Temperatur (K)
ΔH = Entalpi (kJ/mol)
ΔS = Entropi (kJ/mol)
ΔG = Energi Bebas Gibbs (kJ/mol)

Anda mungkin juga menyukai