Makalah Saya
Makalah Saya
Makalah Saya
PENDAHULUAN
5. Membuktikan kewajaran penilaian kas yang tercantum dineraca. Auditor melakukan berbagai
pengujian substantif berukut ini:
a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas
b. Perhitungan terhadap kas di tangan pada tanggal neraca
c. Konfirmasi kas di bank
6. Membuktikan kewajaran panyajian dan pengungkapan kas di neraca.
2.4. Dokumen yang terkait Kas
Untuk mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan dokumen-dokumen berikut ini:
1. Kertas kerja rekonsiliasi bank (bank reconciliation working paper)
Auditor biasanya mendapatkan salinan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh
karyawan klien. Pada kertas kerja dilakukan rekonsiliasi terutama adalah setoran
dalam perjalanan, cek beredar, dan penyesuian lain, seperti biaya jasa bank, dan cek yang
dikembalikan karena pelanggan tidak memiliki kas yang mencukupi dalam akunnya untuk
membayar cek (cek kosong)
2. Bentuk konfirmasi bank standar (standar bank confirmation form)
Auditor biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun dengan setiap
bank atau lembaga keuangan dimana klien memiliki akun. Perhatikan bahwa bentuk
konfirmasi ini tidak meminta karyawan bank untuk melaksanakan penyelidikan menyeluruh dan
ternci atas catatan bank yang melebihi informasi akun yang diminta dalam konfirmasi. Adapun
isi konfirmasi bank antara lain sebagai berikut:
• Saldo tiap jenis rekening
• Saldo tiap jenir hutang
• Aktiva yang dijadikan jaminan hutang
• Batasan terhadap rekening klien di bank
3. Pisah batas rekening koran (cut off bank statement)
Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi bank adalah melakukan verifikasi atas
ketepatan unsur-unsur yang merekonsiliasi seperti setoran dalam perjalanan dan cek yang
beredar. Auditor memerlukan pisah batas rekening koran untuk menguji unsur-unsur yang
terdapat dalam rekonsiliasi bank.
2.5 Catatan yang Terkait dengan Kas
2.5.1 Catatan yang terkait dengan penerimaan kas
Jurnal penjualan
Jurnal penerimaan kas
Jurnal umum
Kartu persediaan
Kartu gudang
2.5.2 Catatan yang terkait dengan pengeluaran kas
Jurnal pengeluaran kas
Register cek
4. Memeriksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan dan
pengeluaran kas
Lapping dapat terjadi jika penyimpan kas merangkap fungsi sebagai pencatat transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas. Lapping dilakukan oleh karyawan tersebut dengan cara tidak
mencatat penerimaan kas dari debitur tertentu dan memasukkan uang yang diterima tersebut ke
dalam sakunya sendiri.
2. Melakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien.
Informasi mengenai batasan atas penggunaan berbagai dana kas yang dibentuk oleh klien dapat
diperoleh dari wawancara dengan manajer keuangan. Informasi ini akan menentukan apakah
suatu unsur disajikan dalam kas atau harus dipisahkan tersendiri dalam kelompok aktiva lancar,
atau bahkan harus disajikan terpisah dalam kelompok aktiva tidak lancar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengujian substantif terhada saldo kas ditujukan untuk memperoleh keyakinan tentang
keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas, membuktikan keberadaan kas dan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca, membuktikan
kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo kas yang
disajikan dalam neraca, membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di
neraca, membuktikan kewajaran penilaian kas yang dicantumkan di neraca, membuktikan
kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca.
Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan catatan akuntansi kas yang
diselenggarakan oleh klien, dengan cara mengusut saldo kas yang dicantumkan di neraca ke
dalam akun kas yang diselenggarakan didalam buku besar, membuktikan ketelitian penghitungan
saldo akun kas di dalam buku besar dan membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan akun
kas didalam buku besar ke dalam jurnal penerimaan kas dan register cek.
Pada dasarnya proses audit memiliki tujuan untuk menilai kewajaran suatu entitas. Dalam
proses mengaudit kas auditor memiliki tujuan untuk memperoleh keyakianan bahwa saldo
kasyang ada di neraca benar-benar sesuai dengan saldo yang sebenarnya sebagaimana telah
disesuaikan dengan bukti-bukti yang tersedia. Langkah-langkah untukmengaudit kas pertama
kali dilakukan auditor yakni melakukan prosedur audit awal, dimana auditor mendapatkan
pemahaman atas bisnis klien dan mencocokkan antara saldo investasi awal dan kas dengan
jumlah yang diaudit. Selanjutnya prosedur analitik, pengujian rincian transaksi, prosedur rincian
saldo, dan terakhir yaitu memverifikasi penyajian dan pengungkapan kas.
Dalam pengujian terhadap akun rinci, auditor menempuh audit berikut ini : (1)
menghitung kas yang ada ditangan klien, (2) melakukan rekonsiliasi catatan kas klien dengan
rekening Koran bank yang bersangkutan, (3) melakukan konfirmasi saldo kas di bank ,(4)
memeriksa cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening Koran bank.
3.2 Saran
1. Mahasiswa dan masyarakat luas harus lebih memahami bagaimana ketentuan-ketentuan
mengenai pengujian substantif terhadap saldo kas agar tidak terjadi kesalahan pada pemahaman
terhadap kas
2. Auditor harus mengaudit sesuai dengan prosedur audit agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengauditan.
3. Akuntan harus memahami dengan baik bagaimana pengujian substantif terhadap saldo kas yang
baik dan benar agar tidak terjadi salah pencatatan dalam transaksi keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., James K. Loebbecke. 1995. Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu. Edisi
Keempat. Erlangga: Jakarta
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat: Jakarta
http://kurnia-kudo.blogspot.com/2011/07/pengujian-substantif-terhadap-kas.html. Diakses pada
Minggu, 8 Desember 2013 pukul 10.30
http://suhediary.blogspot.com/2010/07/pengujian-substantif-terhadap-saldo- kas.html. Diakses
pada Minggu, 8 Desember 2013 pukul 10.00
http://tiasaccountingworld.blogspot.com/2013/10/audit-terhadap-kas.html?m=1. Diakses Diakses
pada Sabtu , 7 Desember 2013 pukul 15.08.