Uji coba terbatas bertujuan untuk memperoleh masukan langsung dari lapangan
(empiris) terhapa instrumen penilaian yang dikembangkan. Pada tahap diamati keandalan
(validitas) dan konsistensi (reliabilitas) instrumen yang telah di kembangkan. Analisis data
secara empirik menggunakan uji korelasi Product Moment (data politomi). Pengujian
terhadap validitas item (data politomi) berdasarkan hasil uji coba dilakukan dengan
menggunakan program Microsoft Excel dengan analisis korelasi Product Moment. Penafsiran
harga koofisien korelasi dilakukan dengan membandingkan harga r xy dengan harga kritik
Sig ˂ 0,05 artinya korelasi bersifat signifikan, instrumen valid dan bila nilai sig >0,05
Adapun harga kritik untuk validitas butir instrumen adakah 0,3 ( r xy ≥ 0,3 ¿nomor butir
tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila r xy lebih kecil dari 0,3 nomor butir tersebut
Tabel 4.4 Hasil analisis uji coba assesmen pra praktikum (Responsi)
Demikian pula jika digunakan acuan signifikan 0,05 yang digunakan, diperoleh untuk butir
aspek nomor 1,2,3,4,5,6,7,8 secara berturut-turut 0,000, 0,002, 0,003, 0,000, 0,000, 0,002,
0,003, 0,000 lebih besar dari 0,05 sehingga
Instrumen penilaian biasa berupa metode atau prosedur formal atau informal, untuk
menghasilkan informasi tentang peserta didik yaitu tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan,
pedoman wawancara, tugas rumah dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan
menafsirkan data hasil pengukuran
Jadi, individu tersebut telah memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk
suatu waktu yang cukup lama, sehingga membentuk karakteristik “pola hidup”, tingkah
lakunya menetap, dan konsisten. Dalam pembelajaran biologi misalnya, anak didik diajari
tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. Maka nilai-nilai menjaga dan
melestarikan lingkungan ini benar-benar telah menjadi komitmen dirinya.
Karakteristik merupakan bagian dari ranah afektif. Menurut Anderson (2010) ada dua metode
yang dapat digunakan digunakan untuk mengukur ranah afektif yaitu metode observasi dan
metode laporan diri. Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asusmsi bahwa
karakteristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan, reaksi
psikologi atau keduanya. Metode laporan diri berasumsi bahwa ysng mengetahui keadaan
afektif seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, hal ini menuntut kejujuran dalam
mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.
Jenis penilaian berbentuk tes merupakan semua jenis penilaian yang hasilnya dapat
dikategorikan menjadi benar dan salah, misalnya jenis penilaian untuk mengungkap aspek
kognitif dan psikomotorik. Jenis penilaian non-tes hasilnya tidak dapat dikategorikan benar
salah, dan umumnya dipakai untuk mengungkap aspek afektif. Adapun instrumen penilaian
1. Tes Tulis
Bentuk tes ada yang berupa tes non-verbal (perbuatan) dan verbal. Tes nonverbal
dipakai untuk mengukur kemampuan psikomotor. Tes verbal dapat berupa tes tulis dan dapat
berupa tes lisan. Tes tulis dapat dikategorikan menjadi dua yaitu, tes obyektif dan tes non-
obyektif.
kognitif mulai dari jenjang Ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, sampai
mencipta. Bentuknya instrumennya dapat berupa isian singkat, menjodohkan, pilihan ganda,
pilihan berganda, uraian objektif, uraian non-objektif, hubungan sebab akibat, hubungan
2. Tes Lisan
Tes lisan adalah test yang dilaksanakan secara lisan. Hal ini berguna untuk:
merujuk pada pendekatan penilaian berbeda pula. (Docktor dan Heller, 2009) menyatakan
bahwa performance assessment adalah berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes
diminta untuk mendemontrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang
mempunyai dua karakteristik dasar yaitu, (a) peserta tes diminta untuk mendemontrasikan
kemampuanya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas
(perbuatan), misalnya melakukan eksperimen, (b) produk dari performance assessment lebih
4. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah sebuah kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
5. Penilaian Portofolio
Portofolio dalam dunia pendidikan adalah kumpulan atau hasil pekerjaan pembelajar
selama waktu tertentu yang dapat memberikan suatu informasi bagi suatu penilaian yang
obyektif, yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan pembelajar (Mania, 2012).
Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap keterampilan siswa dalam
membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Jadi dalam penilaian hasil
kerja siswa terdapat dua tahapan penilaian yaitu, a). Penilaian tentang pemilihan dan cara
penggunaan alat serta prosedur kerja siswa, b). Penilaian tentang kualitas teknis dan estetis
7. Penilaian Sikap
Sikap pada hakekatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sikap juga
dapat diartikan sebagai reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang datang kepada dirinya
(Mania. 2012).
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai
merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Borg and Gall dalam Setyosari (2016)
menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan (research and development/ R & D),
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Selanjutnya Borg and
Gall dalam Sugiyono menyatakan “One way to bridge the gap between research and practice
Proses pembelajaran mencakup teori dan praktik. Dua sisi yang perlu diperhatikan
dan dilaksanakan pada siswa, agar mampu mencapai hasil belajar yang baik. Pembelajaran
dengan teori pada umumnya dilakukan di ruang kelas. Adapun praktik/ praktikum, dapat saja
kaitannya dengan mata pelajaran biologi. Hakikat belajar ilmu sains tidak cukup sekedar
mengingat dan memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang sangat
penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan
melalui percobaan/ praktikum dan penelitian ilmiah. Subagyo, Y. Wiyanto dan Marwoto
melalui kegiatan praktikum di laboratorium”. “Tujuan utama praktikum adalah untuk melatih
siswa bekerja sesuai prosedur ilmiah, guna memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai
ilmiah” (Ali, 2004). Dengan melakukan praktikum, siswa akan menjadi lebih yakin akan
suatu hal daripada hanya menerima dari guru, dan dapat memperkaya pengalaman,
mengembangkan sikap ilmiah, serta hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan
siswa (Rustaman, 2005). Salah satu fasilitas praktikum yang vital adalah penuntun praktikum.
Penuntun praktikum ditujukan untuk membantu dan menuntun peserta didik agar dapat
bekerja secara kontinu dan terarah. Selain itu, untuk semakin menunjang keberhasilan