SKIZOFRENIA PARANOID
Oleh :
Kienan Agni Dewanty
170070201011150
Pembimbing :
dr. Ratri Istiqomah, Sp.KJ
I. Identitas
Nama : Tn. A
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Bunga Vinolia, Malang
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SMP
Status pernikahan : Belum menikah
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
No. RM : 1064xxxx
Tanggal periksa : 4 Maret 2020
B. Heteroanamnesa
Heteroanamnesa dilakukan pada Kakek pasien yang mengetahui riwayat pasien
di rumah pada saat di IGD pada tanggal 4 Maret 2020 pukul 21.00 WIB.
Pada tahun 2010, pertama kali keluhan muncul sesaat setelah pasien pingsan
saat upacara bendera di sekolah. Pasien saat itu masih duduk di bangku SMA kelas 2.
Sebelumnya pasien diketahui mengidolakan teman wanitanya namun cintanya ditolak,
sehingga membuat dia kecewa dan mendapat ejekan dari teman-temannya. Pasien
kemudian di bawa pulang. Pasien akhirnya dibawa ke RS, namun kakek pasien tidak
terlalu detail mengetahui awal perjalanan penyakit. Kakek pasien mengatakan pasien
dinyatakan terdiagnosa Skizofrenia dan pernah dirawat 2 kali di RSJ Lawang, dan saat
ini sudah ke-4 kalinya pasien di rawat di RSSA karena penyakitnya ini. Kakek pasien
juga mengatakan pasien rutin kontrol, hanya saja untuk minum obat harus di bawah
kontrol karena pasien masih sering malas untuk meminumnya sendiri. Dari keterangan
kakek pasien, pasien sering melihat sesosok roh wanita cantik yang sering
mengejarnya, selain itu ada suara bisikan-bisikan yang sering menganggu dia sehingga
membuat pasien ketakutan. Dari riwayat kelahiran pasien lahir normal, dan tidak ada
sakit bermakna saat masih kecil.
Sebelum sakit pasien merupakan pribadi yang penyendiri dan tertutup. Pasien
juga merupakan anak yang cerdas dimana sering mendapat nilai sempurna disetiap
mata pelajaran dan aktif dalam kegiatan bela diri. Pasien seorang yang tidak terlalu
memiliki banyak teman.
Menurut kakeknya, sebelum sakit pasien berhubungan baik dengan semua
orang, tidak pernah murung. Sebelumnya pasien diketahui menyukai seseorang wanita
yang merupakan temannya sendiri, namun pasien ditolak cintanya sehingga membuat
pasien sangat sedih. Kakeknya juga mengatakan bahwa dia mempunya seorang teman
yang merupakan tetangganya, tetapi setelah tetangganya mengetahui pasien sakit
tetangga tersebut menutup diri sehingga membuat pasien semakin bersedih.
Pasien sering dirawat inap di ruang 23 Empati semenjak didiagnosa pada tahun
2010, terakhir pada 2 bulan lalu karena mendengar suara-suara yang menganggunya.
Beberapa hari sebelum MRS pasien gelisah dan sempat marah-marah sampai
menendang ayahnya, keluhan membaik setelah mengkonsumsi obat. Riwayat kejang
(-), trauma (-), demam (-). Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan serupa. Pasien
sudah mendapat terapi berobat dan sudah rutin kontrol untuk keluhannya. Pasien
mengatakan ingin dirawat inap karena takut membuat keributan disekitarnya.
V. RIWAYAT PREMORBID
A. Riwayat Pribadi
Riwayat Kehamilan Tidak ditanyakan
Riwayat Kelahiran Pasien lahir di bidan, cukup bulan, lahir
langsung menangis.
Riwayat Tumbuh Kembang Pasien tidak didapatkan keterlambatan dan
gangguan pada proses tumbuh kembang.
Riwayat Pendidikan Pasien merupakan anak yang cerdas dan aktif
dalam kegiatan bela diri. Namun pada saat
SMA pasien putus sekolah karena sakit yang
diderita sampai saat ini.
Riwayat Pekerjaan Pasien tidak bekerja
Riwayat Keagamaan Pasien beragama Islam namun masih sering
melewatkan sholat bersama tergantung mood
pasien.
B. Riwayat Psikososial
Pasien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Pasien tinggal serumah
dengan ayah, ibu, kakek dan saudara kembarnya. Pasien belum menikah karena
merasa tidak percaya diri karena sebelumnya cintanya ditolak. Menurut kakeknya,
pasien merupakan pribadi yang suka menyendiri dan menutup sehingga sering
menghabiskan waktu sendiri dan jarang bercerita tentang masalahnya. Kakeknya
mengatakan, sebelum sakit pasien berhubungan baik dengan semua orang, tidak
pernah murung. Pasien saat ini tidak bekerja. Sebelumnya pasien merupakan siswa
berprestasi di salah satu SMA favorit di Malang. Pasien diketahui sebelumnya
mengalami penolakan dalam hal percintaan. Pasien sempat merasa kecewa dan
merasa orang-orang sekitarnya mengolok-olok dan menganggap dia tidak berguna.
C. Riwayat Keluarga yang Tinggal Serumah
Usia
No Keluarga Nama Pekerjaan
(tahun)
D. Riwayat Keturunan
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gangguan jiwa atau
keluhan seperti pasien.
E. Faktor Premorbid
Pasien adalah orang yang penyendiri dan tertutup. Pasien dikatakan jarang
bercerita dan terbuka, bila ada masalah pasien memilih menyimpan sendiri dan
tidak menceritakan kepada siapapun. Pasien agak sulit menerima penolakan cinta
dan olokan dari teman-temannya.
F. Faktor Pencetus
Sebelumnya pasien diketahui ditolak wanita yang diidam-idamkan berulang
kali. Pasien sempat merasa kecewa dan merasa kehilangan kepercayaan diri.
Pasien juga sering mendapat olokan dari teman-teman sekolahnya. Pasien tidak
mau membuka diri dan bercerita tentang masalahnya.
A B C D E F
A : Pasien dilahirkan pada tahun 1990
B : Pada akhir tahun 2009, pasien bercerita kepada saudara kembarnya jika
dirinya menyukai seorang perempuan yang satu sekolah dengan dia.
Perempuan ini merupakan idola di sekolahnya. Pasien sempat mengutarakan
perasaan ke perempuan itu, namun ditolak. Pasien merasa orang-orang
sekitarnya mengolok-olok dan menganggap dirinya tidak berguna.
C : Pada awal tahun 2010, pasien jatuh pingsan saat upacara bendera. Saat itu
guru disekolah menyuruh pasien untuk pulang dan beristirahat. Pasien jadi
sering mengatakan ada wanita cantik yang mengejar-ngejar dia. Keadaan
memburuk ketika tetangga dekatnya juga ikut menjauh. Hal itu membuat dia
semakin sedih dan kesepian. Pasien juga mengatakan bahwa pasien sering
mendengar bisikan-bisikan wanita yang tidak didengar orang lain, bisikan-
bisikan tersebut mengatakan bahwa hiposoni akan menganggu dia.
D : Semenjak 2010 pasien didiagnosa skizofrenia oleh dokter dan rutin untuk
kontrol di RSJ Lawang. Pasien sempat MRS di RSJ Lawang pertama kali
selama 5 bulan, dan yang kedua selama 3 bulan. Pasien masih mengeluhkan
melihat roh wanita cantik dan mendengar bisikan-bisikan yang menakuti
dirinya. Pasien juga sudah sering dirawat di RSSA ruang 23 Empathy karena
keluhannya.
E : Pada pertengahan Februari pasien sempat kambuh dan hilang kontrol hingga
menendang ayahnya. Namun pasien membaik saat diberikan obat.
F : 4 Maret 2020, MRS mulai gelisah dan muncul keluhan seperti sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Interna: Dalam batas normal
Status Neurologis: Dalam batas normal
• Kesan umum : Laki-laki, 29 tahun, wajah tampak sesuai usia,
berpakaian rapi, terawat, higienitas baik, kooperatif,
bicara lancar
• Kontak : Verbal (+) relevan, non verbal (+).
• Kesadaran : Kuantitif : GCS 456
Kualitas: normal
• Persepsi : Halusinasi auditorik (+) visual (+)
• Proses berpikir:
• Isi : Waham paranoid (+)
• Arus : Koheren
• Bentuk : Non realistik
• Mood : senang
• Afek : normal
• Orientasi:
• Tempat : Baik
• Waktu : Baik
• Orang : Baik
• Daya ingat:
• Pendek : Baik
• Panjang : Baik
• Intelegensi : Baik
• Psikomotor : meningkat
• Tilikan (insight) : Derajat 4
• Kemauan : Activity daily living : terganggu
Relasi : Menurun
Pekerjaan : Menurun
Hobi : Ada
Cita-cita : tidak ada
Pengendalian impulse : Baik
Tilikan : Derajat 6
Psikomotor : Baik
Konsentrasi : Baik
Perhatian : Baik
Baca tulis : Baik
Visuospasial : terganggu
Pikiran abstrak : Baik
XI. PROGNOSIS
Berdasarkan:
Diagnosa : Skizofrenia buruk
Onset usia : 29 tahun buruk
Pengobatan : Teratur baik
Faktor keturunan : Tidak ada baik
Faktor pencetus : Diketahui baik
Kepribadian premorbid : Cemas Menghindar buruk
Sosial ekonomi : Menengah ke bawah buruk
Status menikah : Belum menikah buruk
Dukungan keluarga : Ada baik
Prognosis: dubia ad bonam