Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan menghasilkan
barang dan jasa melalui penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efektif
dan efisien. Setiap perusahaan yang menjalankan usaha selalu membutuhkan
modal kerja. Modal kerja itu antara lain digunakan untuk pembelian bahan
baku, aktiva tetap, pembayaran gaji karyawan dan pembayaran biaya-biaya
lainnya. Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat
penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka
panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja maka besar
kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan
keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi
tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan
menghadapi masalah likuiditas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Manajemen modal kerja?
2. Apa saja konsep Manajemen modal kerja?
3. Apa arti penting dan tujuan manajemen modal kerja?
4. Apa saja jenis-jenis modal kerja?
5. Apa saja komponen modal kerja?
6. Apa saja sumber modal kerja dan sumber pembiayaan modal kerja?
7. Apa faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja?
8. Apa saja stuktur jangkau waktu pendanaan?
9. Bagaimana perputaran modal kerja?
10. Bagaimana menentukan besarnya perputaran modal kerja?
11. Apa saja Penggunaan modal kerja?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian manajemen modal kerja
2. Mengetahui konsep manajemen modal kerja
3. Mengetahui arti penting dan tujuan manajemen modal kerja
4. Mengetahui jenis – jenis modal kerja
5. Mengetahui komponen modal kerja
6. Mengetahui sumber modal kerja dan sumber pembiayaan modal kerja
7. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja
8. Mengetahui struktur jangkau waktu pendanaan
9. Mengetahui bagaiamana perputaran modal kerja
10. Mengetahui penentuan besarnya perputaran modal kerja
11. Mengetahui penggunaan modal kerja

1.4 ManfaatPenulisan
1. Menambah wawasan terhadap materi Manajemen Modal Kerja
2. Menambah ilmu pengetahuan penulis, khususnya dalam sistem pembuatan
karya tulis

2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian dari Manajemen Modal Kerja
Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk
membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki
jangka waktu yang pendek. Dengan kata lain Modal Kerja merupakan
investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek,
seperti kas, bank, surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar
lainnya.
Sedangkan manajamen modal kerja merupakan suatu pengelolaan
investasi perusahaan dalam aset jangka pendek (current assets). Yang
berartibagaimana mengelola investasi dalam aktiva lancar
perusahaan.Adapun menurut Weston dan Brigham (1986) menjelaskan
bahwa manajemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka
pendek, yang meliputikas, surat-surat berharga (efek), piutang, dan
persediaan.
Beberapa ahli manajemen mendefinisikan konsep model kerja sebagai
berikut:
a. Menurut Agnes Sawir, modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan atau dana yang harus tersedia untuk membiayai
kegiatan operasi perusahaan sehari – hari.
b. J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham berpendapat bahwa modal kerja
adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas,
sekuritas ( surat – surat berharga), piutang dagang, dan persediaan.
c. Modal kerja adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan.
d. Menurut Bambang Riyanto modal kerja adalah sejumlah dana yang
tertanam dalam aktiva lancar berupa kas, piutang dan persediaan. Dana
yang tertanam dalam aktiva lancar akan mengalami perputaran dalam
waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini

3
adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam
pengertian ini adalah modal kerja bruto ( gross working capital ).
e. Secara fungsional, modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam atau
didefinisikan dalam bentuk aktiva lancar ( harta jangka pendek ) seperti
kas, surat berharga, piutang dan persediaan barang yang selalu berputar
dengan maksud untuk menghasilkan pendapatan.
f. Modal kerja mengacu pada semua aspek penatalaksanaan aktiva lancar
dan utang lancar. Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang
mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban
jangka pendek perusahaan.

Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah sebagai
berikut:

a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar


sehingga tingkat pengembalian investasi marginal adalah sama atau lebih
besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva – aktiva
tersebut.
b. Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk
membiayai aktiva lancar.
c. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan
dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.

Berdasarkan ketiga sasaran tersebut, sasaran ketiga mengindikasikan bahwa


perusahaan harus mempertahankan likuiditas yang cukup. Modal kerja yang
harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus
mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari – hari.

Manfaat modal kerja adalah sebagai berikut :

a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai


dari aktiva lancar.
b. Membayar semua kewajiban tepat pada waktunya.

4
c. Menjamin kepemilikan kredit perusahaan yang semakin besar dan
memungkinkan perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan
keuangan yang mungkin terjadi.
d. Memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para
konsumennya.
e. Memberi syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi para
pelanggannya.
f. Perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada
kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi


perusahaan bukan merupakan hal yang mudah karena modal kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor
yang memengaruhi kebutuhan suatu modal kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan berikut :

a. Sifat atau tipe dari perusahaan


b. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang
yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut
c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
d. Syarat penjualan

2.2 Konsep Manajemen Modal Kerja


Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi
menjadi 3 konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau
jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang
persediaan atau keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva
lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana
tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat.
Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital).

5
Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep
tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk
menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin,
dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut,
apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.
Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau
margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka
pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu
menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu
menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode
berikutnya.

Contoh soal konsep kuantitatif


Neraca PT. SUKSES per 31 Desember diketahui sebagai berikut:

AKTIVA JUMLAH PASIVA JUMLAH

Kas 175.000.000 Hutang Dagang 125.000.000

Surat Berharga 90.000.000 Hutang Wesel 85.000.000

Piutang 350.000.000 Hutang Gaji 15.000.000

Persediaan Barang 185.000.000 Hutang Pajak 60.000.000

Perlengkapan 75.000.000  

Hutang Hipotek 400.000.000

Gedung 1.250.000.000

Akum.Peny,Gedung -575.000.000 Saham Biasa 1.100.000.000

Kendaraan 750.000.000 Laba Ditahan 215.000.000

Akum,Peny Kendaraan -300.000.000

Total Aktiva 2.000.000.000 Total Pasiva 2.000.000.000

Maka modal kerja bedasarkan konsep kuantitatifnya adalah keseluruhan


aktiva lancar yaitu Rp. 875.000.000,-

6
Kas 175.000.000

Surat Berharga 90.000.000

Piutang 350.000.000

Persediaan 185.000.000

Perlengkapan   75.000.000 +

875.000.000

Konsep Kuantitatif ini memiliki beberapa kelemahan yaitu dalam konsep ini
tidak mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan dan konsep ini tidak
mementingkan kualitas apakah modal kerja tersebut dibiayai oleh hutang
jangka panjang atau hutang jangka pendek dan pemilik modal. Karena
jumlah aktiva lancar yang besar belum tentu menjamin margin of safety
bagi perusahaan, shingga kelangsungan operasi perusahaan belum terjamin.

2. Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva
lancar dengan utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan
sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk
membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini
biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva
lancar yang lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat
keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi
di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.
Contoh soal konsep kualitatif :

Neraca PT. SUKSES per 31 Desember diketahui sebagai berikut:

AKTIVA JUMLAH PASIVA JUMLAH

7
Kas 175.000.000 Hutang Dagang 125.000.000

Surat Berharga 90.000.000 Hutang Wesel 85.000.000

Piutang 350.000.000 Hutang Gaji 15.000.000

Persediaan Barang 185.000.000 Hutang Pajak 60.000.000

Perlengkapan 75.000.000  

Hutang Hipotek 400.000.000

Gedung 1.250.000.000

Akum.Peny,Gedung -575.000.000 Saham Biasa 1.100.000.000

Kendaraan 750.000.000 Laba Ditahan 215.000.000

Akum,Peny Kendaraan -300.000.000

Total Aktiva 2.000.000.000 Total Pasiva 2.000.000.000

Maka modal kerja bedasarkan konsep kualitatifnya adalah:

= Harta lancar – hutang lancar

= Rp. 875.000.000 – Rp. 285.000.000

= Rp. 590.000.000

Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan.


Karena tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarm
maka akan meningkatkan kepercayaan bagi para kreditor sehingga
kelangsungan operasional perusahaan akan lebih terjamin dengan dana
pinjaman dari kreditor

3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada
dana dalam menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan.
Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk

8
menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan dalam satu periode
akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut.
Sementara itu, ada pula dan yang dimaksudkan untuk menghasilkan pada
periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya
bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap lainnya yang
disebut future income.
Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana digunakan untuk
menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama
didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. Dan lain
sebagainya.Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang
merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi
Contoh soal Konsep fungsional

Neraca PT. SUKSES per 31 Desember diketahui sebagai berikut:

AKTIVA JUMLAH PASIVA JUMLAH

Kas 175.000.000 Hutang Dagang 125.000.000

Surat Berharga 90.000.000 Hutang Wesel 85.000.000

Piutang 350.000.000 Hutang Gaji 15.000.000

Persediaan Barang 185.000.000 Hutang Pajak 60.000.000

Perlengkapan 75.000.000  

Hutang Hipotek 400.000.000

Gedung 1.250.000.000

Akum. Peny Gedung -575.000.000 Saham Biasa 1.100.000.000

Kendaraan 750.000.000 Laba Ditahan 215.000.000

Akum. Peny Kendaraan -300.000.000

Total Aktiva 2.000.000.000 Total Pasiva 2.000.000.000

Dari neraca tersebut terdapat keterangan bahwa:

9
a. Penjualan Kredit dengan margin 20%
b. Depresiasi Gedung Rp, 75.000.000
c. Depresiasi Kendaraan Rp. 90.000.000

Maka modal kerja bedasarkan konsep fungsionalnya adalah:

Modal Kerja :

Harta Lancar : Rp. 875.000.000

Dep. gedung : Rp. 75.000.000

Dep. kendaraan : Rp. 90.000.000 

Rp. 1.040.000.000

Surat berharga : Rp. 90.000.000

Margin piutang : Rp. 70.000.000  →(20% x 350.000.000)

Modal Kerja = Rp. 880.000.000

Atau:

Kas : Rp. 175.000.000

Piutang (100-20%) : Rp. 280.000.000 →(80% x 350.000.000)

Pers. Barang : Rp. 185.000.000

Peny. Gedung : Rp. 75.000.000

Peny. Kendaraan : Rp. 90.000.000

Perlengkapan : Rp. 75.000.000 

Modal Kerja = Rp. 880.000.000

Bukan Modal Kerja :

10
Gedung : Rp. 600.000.000

Kendaraan : Rp. 360.000.000 

Bukan MK : Rp. 960.000.000

Modal Kerja Potensial:

Surat Berharga : Rp. 90.000.000

Margin Piutang (20%) : Rp. 70.000.000 

MKP : Rp. 160.000.000

2.3 Arti Penting dan Tujuan Manajemen Modal Kerja


Pentingnya manajemen modal kerja perusahaan, terutama bagi kesehtan
keuangan dan kinerja perusahaan adalah:
1. Bahwa kegiatan seorang manjemen keuangan lebih banyak dihabiskan
dalam kegiatan operasional perusahaan dari waktu ke waktu atau dengan
kata lain sebagian besar waktu dialokasikan untuk mengurus modal kerja.
2. Investasi dalam aktiva lancar, cepat sekali berubah dan sering kali
mengalami perubahan serta cenderung labil.
3. Dalam praktinya sering sekali bahwa lebih dari separu dari total aktiva
merupakan bagian dari jumlah aktiva lancar, yang merupakan modal kerja
perusahaan.
4. Khusus bagi perusahaan kecil manajemen modal kerja sangat penting
karena investasi dalam aktiva tetap dapat ditekan dengan menyewa, tetapi
investasi lancar dalam piutang dan sediaan tidak dapat dihindarkan harus
segera terpenuhi.

11
5. Khusus bagi perusahaan yang relatif kecil fungsi manajemen modal kerja
sangat penting.
6. Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan
kebutuhan modal kerja.
Kemudian tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan sebagai berikut:
1. Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan,
artinya likuiditas suatu perusahaan sangat tergantung pada manajemen
modal kerja.
2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban pada waktunya.
3. Memungkinkan untuk perusahaan memiliki sediaan yang cukup dalam
rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya.
4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para
kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat seperti likuiditas
yang terjamin.
5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat
pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya.
6. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan laba
dan penjualan.
7. Perusahaan mampu melindungi diri apabilla terjadi krisis modal kerja
akibat turunya nilai aktiva lancar.

2.4 Jenis – jenis Modal Kerja


W.B Taylor menggolongkan jenis - jenis modal kerja sebagai berikut :
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen,yaitu modal kerja yang harus selalu ada di
perusahaan. Dengan kata lain, jumlah modal kerja harus tetap ada agar
berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, modal kerja secara terus-
menerus selalu diperlukan untuk kelancaran usaha dalam suatu periode
akuntansi.
Modal kerja permanen terbagi menjadi dua, yaitu :

12
a. Modal kerja primer (primary working capital), yaitu sejumlah modal
kerja minimum yang harus ada di perusahaan untuk menjamin
kelangsungan kegiatan usahanya.
b. Modal kerja normal (normal working capital), yaitu sejumlah modal
kerja yang digunakan untuk menyelenggarakan luas produksi yang
normal. Normal artinya fleksibel menurut kondisi perusahaan. Apabila
suatu perusahaan misalnya selama 4 atau 5 bulan rata-rata per
bulannya mempunyai produksi 1.000 unit. Apabila 4 atau 5 bulan
berikutnya luas produksi rata-rata per bulannya 2.000 unit, luas
produksi normalnya berubah menjadi 2.000 unit.
2. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)
Modal kerja yang berubah-ubah sesuai dengan perolehan keadaan
dalam suatu periode. Modal kerja ini dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut:
a. Modal kerja musiman (seasonal working capital), yaitu modal kerja
yang besarnya berubah-ubah disebabkan musim.
b. Modal kerja siklus (cylical working capital), yaitu sejumlah modal
kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
kontinuitas produk.
c. Modal kerrja darurat (emergency working capital), yaitu modal kerja
yang besarnya berubah-ubah dan penyebabnya tidak diketahui
sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok,
huru-hara, dan sebagainya.

2.5 Komponen Modal Kerja


Komponen modal kerja terdiri atas sebagai berikut :
a. Kas
Kas adalah nilai uang kontan yang ada diperusahaan untuk
membelanjakan seluruh kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.
b. Surat Berharga

13
Kriteria yang harus di perhatikan oleh perusahaan dalam memilih surat
berharga adalah :
1. Default risk, yaitu risiko dikarenakan peminjam tidak dapat
membayar bunga dan pokok pinjaman.
2. Liquidity risk, yaitu risiko yang disebabkan surat berharga atau aset
tidak dapat dijual dengan harga yang wajar.
3. Interest rate risk, yaitunresiko yang disebabkan oleh fluktuasi tingkat
bunga sehigga return yang diperoleh berubah,
4. Return risk, yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan dari adanya
surat berharga.
c. Piutang
Piutang adalah kekayaan atau aktiva perusahaan yang timbul sebagai
akibat adanya politik penjualan kredit. Piutang dapat menimbulkan
keuntungan berikut.
1. Kenaikan hasil penjualan.
2. Kenaikan laba sebagai akibat dari kenaikan dalam penjualan.
3. Kemenangkan persaingan.

Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :

1. Volume penjualan : semakin besar jumlah penjualan : semakin besar


jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, semakin besar
jumlah piutang, dan sebaliknya.
2. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit, semakin panjang batas
waktu pembayran kredit semakin besar jumlah piutang, dan
sebaliknya.
3. Ketentuan tentang tentang batas volume penjualan kredit : semakin
besar batas maksimal volume penjualan kredit yang ditetapkan,
semakin besar piutang.
4. Kebiasaan membayar pada para ppelanggan kredit : apabila
kebiasaan membayar dari pelanggan dari penjualan kredit mundur

14
dari waktu yang di persyaratkan maka besarnya jumlah piutang
relatif besar.
5. Kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan
pelanggan melunasinya, besarnya jumlah piutang relatif kecil. Akan
tetapi, apabila kegiatan penagihan piutang relattif besar.
d. Persediaan
Persediaan (inventory) merupakan bagian utama dari modal kerja yang
setiap saat mengalami perusahaan.
e. Utang lancar dan lain – lain
Pengembangan modal kerja yang baik dan mengundangkan akan
memperlancar pembayaran utang.
2.6 Sumber Modal Kerja dan Sumber Pembiayaan Modal Kerja
Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari
berikut ini.
1. Hasil Operasi Perusahaan
Hasil operasi perusahaan adalah jumlah net income yang tampak
dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan
amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal
dari hasil operasi perusahaan. Jadi, jumlah modal kerja yang berasal dari
hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisis laporan
perhitungan rugi laba perusahaan.
2. Keuntungan dari penjualan surat – surat berharga (investasi jangka
pendek)
Penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan
dalam unsur modal kerja, yaitu dari bentuk surat berharga berubah
menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat
berharga ini adalah bertambahnya modal kerja.
3. Penjualan aktiva tidak lancar
Perubahan dari aktiva ini akan menjadi kas atau piutang yang
menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar dari hasil penjualan
tersebut.

15
4. Penjualan saham atau obligasi
Untuk menambah modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat
pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para emilik
perusahaan untuk menambahkan modalnya. Di samping itu, perusahaan
juga dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk utang jangka panjang
lainnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
Di samping keempat sumber tersebut, masih ada lagi sumber lain yang
dapat diperoleh oleh perusahaan untuk menambah aktifa lancarnya
(walaupun dengan bertambahnya aktiva lancar tersebut tidak
mengakibatkan bertambahnya modal kerja).
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa modal kerja akan bertambah
jika aktiva lancar bertambah yang diimbangi dengan perusahaan dalam
sektor atau pos tidak lancar (non current account) dan dapat digambarkan
dengan skema sebagai berikut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sumber-sumber pembiayaan
modal kerja terdiri atas sebagai berikut :
a. Permanent Financing
Sumber yang bersifat permanen digunakan untuk keperluan
mempertahankan sirkulasi modal sehingga tidak terjadi
kemacetan.Untuk itu, sumber yang paling utama adalah modal sendiri
atau jika terdapat kekurangan ditambah dengan pinjaman jangka
panjang. Dengan kata lain, permanent financing digunakan untuk
memodali permanent working capital.

b. Current Financing
Sumber yang bersifat current (lancar) untuk modal kerja variabel
dapat dibagi menjadi berikut ini.
1. Internal Sources
Modal kerja yang bersumber dari modal kerja sendiri, yang
dihasilkan atau dibentuk dari dalam perusahaan. Sumber-sumber
tersebut terdiri atas:

16
a) Laba ditahan; besarnya laba yang dimaksudkan dalam
cadangan atau ditahan, selain bergantung pada besarnya laba
yang diperoleh selama periode tertentu, juga bergantung pada
devidend policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh
perusahaan yang bersangkutan.
b) Sumber yang berasal dari luar perusahaan, seperti dana yang
berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil
bagian didalam perusahaan.
c) Modal yang berasal dari para kreditur merupakan utang bagi
perusahaan dan modal yang berasal dari para kreditur tersebut
disebut dengan modal asing, misalnya kredit bank, pinjaman
dari pihak lainnya atau kredit dagangan.

Adapundana yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil


bagian perusahaan merupakan dana yang ditanamkan dalam
perusahaan. Dana yang ada ini dalam perusahaan tersebut akan
menjadi “modal sendiri”.

2. External Sources
Dana yang berasal dari sumber eksternal terdiri atas “modal asing
dan modal sendiri”.Adapun pembiayaan modal kerja di dalam
pengelolaan modal kerja keputusan yang erlibat menyangkut
keputusan-keputusan investasi dalam aktiva lancar dan utang
lancar, pembiayaan aktiva lancar merupakan salah satu keputusan
penting dalam manajemen modal kerja.Optimum modalmerupakan
jumlah kebutuhan modal sementara, yang apabila menggunakan
utang jangka panjang.
2.7 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja
Faktor-faktor. yang memengaruhi kebutuhan modal kerja adalah sebagai
berikut.
a. Volume Penjualan. Perusahaan memerlukan modal kerja untuk
menjalankan aktivitasnya dan puncak aktivitas tersebut adalah aktivitas

17
penjualan. Dengan demikian, pada tingkat penjualan tinggi diperlukan
modal kerja relatif tinggi, begitu juga sebaliknya.
b. Faktor-faktor musiman. Pergantian musim dapat memengaruhi besar-
kecilnya tingkat penjualan. Demikian pula, dengan perekonomian.
c. Perubahan dalam teknologi, dapat memengaruhi proses produksi
menjadi lebih cepat dan lebih ekonomis sehingga mengurangi besarnya
kebutuhan akan modal kerja. Akan tetapi, dengan perkembangan
teknologi, perisahaan perlu mengimbangi dengan membeli alat-alat
investasi baru sehingga memerlukan modalkerja yang relatif besar.
d. Kebijakan perusahaan, meliputi:
1. Politik penjualan kredit, yaitu panjang pendeknya piutang akan
memengaruhi besar kecilnya modal kerjadalam suatu periode;
2. Politik penentuan persediaan, yaitu jika persediaan ditentukan tinggi,
modal kerja akan tinggi. Demikian pula, sebaliknya.
e. Besarnya perusahaan, baik dalam ukuran aktiva maupun dalam ukuran
penjualannya akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan modal kerja.
f. Kegiatan perusahaan, jenis kegiatan perusahaan akan memengaruhi
besarnya modal kerja. Untuk perusahaan dagang, jumlah aktiva lancar
akan lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan manufakturing.
g. Tersedianya kredit. Perusahaan yang memperoleh kredit yang tersedia
setiap saat dari bank dapat bekerja dengan tingkat modal kerja yang lebih
rendah dibandingkan dengan yang tidak memiliki fasilitas kredit.
h. Perilaku menghadapi keuntungan. Setiap dana memerlukan biaya
modal kerja yang besar dapat mengurangi laba perusahaan. Beberapa
perusahaan lebih menyukai modal kerja yang besar karena bersedia
memikul sedikit kerugian. Perusahaan lainnya memilih bekerja dengan
modal kerja minimum untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya.
i. Perilaku menghadapi risiko, semakin besar modal kerja, terutama uang
kas dan alat-alat lancar, semakin kecil resiko tidak likuidnya perusahaan.

18
2.8 Stuktur Jangkau Waktu Pendanaan
Ada tiga pendekatan yang dapat diambil oleh manajer dalam kebijaksanaan
modal kerja, yaitu sebagai berikut.
1. Kebijaksanaan Konvatif
Kebijakan pendanan konservatif merupakan pemenuhan modal kerja
yang lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang
dibandingkan dengan sumber dana jangka pendek. Dalam kebujakan
konservatif, modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel
dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang, dan sebagian lainnya
dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek.
Pendekatan ini memberikan margin of safrty yang cukup besar, yaitu
bagian aktiva lancar bukan permanen didanai dengan pendanaan jangka
panjang. Misalnya, jika diperkirakan dana tersebut diperlukan untuk
enam bulan, perusahaan mencari pinjaman dengan jangka waktu dua
belas bulan.
2. Kebijakan Moderat/Hedging
Perusahaan membiayai aktiva dengan dana yang jangka waktunya
kurang lebih sama dengan perputaran aktiva tersebu, yaitu aktiva yang
bersifat permanen. Modal kerja permanen akan didanai dengan sumber
dana jangka panjang, sedangkan aktiva yang bersifat variabel atau modal
kerja variabel akan didanai sumber dana jangka pendek (matching
prinsiple).
Strategi pendanaan ini membiayai setiap aktiva dengan dana yang
jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran
aktiva tersebut menjadi kas.
Strategi ini mendasarkan diri atas matching principle, yang
menyatakan bahwa sumber dana hendaknya disesuaikan dengan beberapa
lama dana tersebut diperlukan.
3. Kebijakan Agresif
Pada pendanaan ini, perusahaan berani mengambil risiko. Strategi ini
berarti mendanai sebagian kebutuhan jangka panjang dengan pendanaan

19
jangka penek. Apabila suku bunga kredit jangka pendek lebih rendah dari
jangka pajang, strategi ini akan dikompensasikan lebih tinggi.
a. Jumlah Aktiva Lancar
Jika perusahaan lebih menetapkan kebijakan tentang piutang dan
persediaan, jumlah aktiva lancar disamping dipengaruhi oleh tingkat
operasi perusahaan, juga dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan
menyediakan kas. Semakin besar aktiva likuid atau kas yang
disediakan, semakin besar jumlah aktiva lanacar yang dimiliki. Besar
kecilnya aktiva lancar juga dipengaruhi oleh besa kecilnya aktiva
likuid yang dipertahankan oleh perusahaan.
b. Kombinasi Keputusan Struktur Utang dan Aktiva Lancar
Apabila keputusan struktur utang dan aktiva lancar dikombinaskan,
perusahaan mungkin memilih pendanaan agresif. Hal ini berarti
sebagian kebutuhan jangka panjang dibiayai dengan dana jangka
pendek. Disamping itu, perusahaan juga memilih untuk menyediakan
jumlah kas yang sangat sedikit.
Sebaliknya, perusahaan dapat memilih pendanaan yang agresif, tetapi
dibarengi dengan menyediakan aktiva likuid yang relatif besar. Jika
perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban finansial hanya karena
pada saat kewajiban tersebut jatuh tempo tidak memiliki kas, para
supplier, bank, dan pihak-pihak lain akan berkurang
2.9 Perputaran Modal Kerja
Modal Kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan
selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.Periode
perputaran modal kerja (working capital turnover ) dimulai dari saat dimana
kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat
dimana kembali lagi menjadi kas.
Menurut Kasmir (2011:182), yang menyatakan bahwa:Perputaran modal
kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk
mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode

20
tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode
atau dalam satu periode.
Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau
makin tinggi tingkat perpuatarannya ( turnover rate-nya ).Perputaran modal
kerja sangat penting untuk melihat berapa modal kerja yang diguanakan
perusahaan untuk menciptakan penjualannya sehingga nantinya dapat
menambah pundi-pundi finansial perusahaan. Dengan memperhatikan modal
kerja akan memungkinkan perusahaan dapat menggunakan sumber dayanya
dengan ekonomis sehingga bahaya akan krisis keuangan akan dapat
diminimalisir.
Berikut rumus untuk menghitung rasio perputaran modal kerja.
1. Jika nilai penjualan naik, maka rasio tersebut akan tinggi. Begitu pula jika
modal kerja turun.
2. Sebaliknya, jika penjualan turun maka rasio tersebut juga akan rendah.
Apalagi jika modal kerja naik.
Contoh :

Aktiva 2008 2009

Kas 375 425

Piutang 765 835

Persediaan 1.100 1.300

 Diketahui bahwa penjualan pada tahun 2009 sebesar

Rp. 36.000

Penyelesaian :

1. Peputaran Kas : Penjualan / Rata-rata Kas

21
= 36.000 / 400

= 90 kali

2. Perputaran Piutang: Penjualan / Rata-rata Piutang

= 36.000 / 800

= 45 kali

3. Perputaran Persediaan: Penjualan / Rata-rata persediaan

= 36.000 / 1.200

= 30 kali

 Menghitung periode terikat elemen modal kerja

Kas = 360/90 = 4

Piutang = 360/45 = 8

Persediaan = 360/30 = 12

Total = 24 hari

Dari perhitungan tersebut diperoleh periode terikat elemen modal kerjanya sebesar
24 hari, sehingga perputaran elemen modal kerja sebesar:

360 / 24 = 15 kali

Jika pada tahun 2010 perusahaan mampu menjual sebanyak

Rp. 45. maka estimasi kebutuhan modal kerja menurut metode ini adalah sebesar:

Rp. 45/15 = Rp. 3

2.10 Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja

22
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja tergantung kepada faktor-faktor
berikut ini:
1. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan
Kebutuhan Modal Kerja Perusahaan besar berbeda dengan Perusahaan
kecil.Hal ini terjadi karena beberapa alasan, perusahaan besar
mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang
tersedia di bandingkan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada
beberapa sumber saja.Pada perusahaan kecil,tidak tertagihnya beberapa
piutang para langganan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal
kerja lainnya seperti kas dan persediaan.
2. Aktivitas Perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan
barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya
secara tunai memiliki piutang dagang.Hal ini mempengaruhi tingkat
perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan.Demikian pua
dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi
atau memperoleh barang yang akan dijual.
3. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang
mempengaruhi kebutuhan modal kerja.Bila penjualan meningkat maka
kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikian sebaliknya.
4. Perkembangan Teknologi
Kemajuan tehnologi, khususnya yang berhubungan dengan proses
produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja.Otomatisasi yang
mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan
bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat
tercapai,selain itu membuat perusahaan mempunyai persediaan barang
jadi,dalam jumlah jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi
dengan pertambahan penjualan yang besar.
5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas

23
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan
jumlah modal kerja yang yang relatif besar mempunyai kecenderungan
untuk mengurangi laba perusahaan,tetapi dengan menahan uang kas dan
persediaan persediaan yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih
mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan
pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang
yang cukup (Sundjaja, 2003).
6. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka
waktu pemberian kredit beli,lama penyimpanan bahan mentah di
gudang,lamanya proses produksi,lamanya barang disimpan di gudang,jika
waktu penerimaan piutang.
7. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan
bahan mentah,bahan pembantu,pembayaran upah buruh,dan lain-lain.
Menurut Zamit (2009) modal kerja makin besar,jika :
a. Jumlah pengeluaran kas setiap tetap,periode perputaran lama.
b. Periode perputaran tetap,jumlah pengeluaran kas besar.
2.11 Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja menurut Kasmir ( 2012: 258) biasa dilakukan
perusahaan untuk:
1. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya
Maksudnya dari pengeluaran untuk gaji,upah dan biaya operasi persahaan
lainya, perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji,
upah dan biaya operasi perusahaan lainnya yang digunakaan untuk
menunjang penjualan.
2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan
Maksudnya pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagaan
adalah pada sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan digunakaan untuk
proses produksi dan pembelian barang dagaan untuk di jual kembali.
3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga

24
Maksudnya menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga adalah
pada saat perusaan menjual surat-surat berharga, namun mengalami
kerugian. Hal ini akan mengurangi modal kerja dan segera ditutupi.
4. Pembentukan dana
Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk tujuan
tertentu dalam jangka panjang, misalnya pembentukan dana pensiunan,
dana ekspansi, atau dana pelunasaan obligasi. Pembentukan dana ini akan
mengubah bentuk aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap.
5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan,kendaraan,dan mesin )
Pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang seperti pembelian
tanah, bangunan, kendaraan dan mesin. Pembelian ini akan mengakibatkan
berkurangnya aktiva lancar dan timbulnya utang lancar.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajamen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi
perusahaan dalam aset jangka pendek (current assets).Yang berartibagaimana
mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan.Bambang Riyanto (1995)
mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu konsep
kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja
digolongkan dalam beberapa jenis yaitu
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk
dapat menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja primer (Primary Working Capital)
b. Modal kerja normal
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

25
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan, modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)
Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah
satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan
selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama
satu periode atau dalam satu periode.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap makalah ini dapat diberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya dan dapat mempermudah kami untuk
mempelajari mata kuliah Pengantar Manajemen Keuangan.

26
27

Anda mungkin juga menyukai