Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan

dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan

pendidikan bertujuan untuk menciptakan generasi bangsa yang berkualitas

melalui proses pembelajaran yaitu pengetahuan, keterampilan, serta

mengembangkan potensi karakter pada siswa agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum, menurut Eveline dan Hartini,

kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman

belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan

digunakan dalam pendidikan.1 Kurikulum 2013 merupakan salah satu

kurikulum yang digunakan saat ini di Indonesia. Dalam pembelajaran

implementasi kurikulum 2013 tidak hanya menekan aspek kognitif saja

melainkan juga pembentukan karakter siswa. Menurut Antonius dan Hanif

dalam penelitiannya mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses

pemberian kepribadian atau nilai kepada siswa untuk menjadi manusia yang
1
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia, 2010), h. 62.
2

berkarakter. Kurikulum 2013 menekankan aspek karakter di dalam proses

pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan potensi siswa. 2 Selaras

dengan perubahan kurikulum pendidikan yang mengedepankan

pembangunan karakter bangsa melalui pendidikan karakter. Perubahan

kurikulum tersebut didasarkan pada fakta dan persepsi masyarakat tentang

menurunnya kualitas sikap dan moral anak-anak atau generasi muda tanah

air. Untuk mewujudkan program pemerintah terkait pendidikan karakter,

maka tidak hanya semata-mata dibebankan oleh guru saja melainkan juga

melibatkan peran seluruh komponen sekolah (stakeholder), peran anggota

masyarakat sekitar, serta peran anggota keluarga. Maka dari itu, harus

adanya upaya yang memberikan pembelajaran bermuatan nilai-nilai karakter

kepada siswa sebagai bekal pengembangan dalam diri siswa dengan

menanamkan nilai-nilai karakter di dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Indonesia menjadi salah satu pembelajaran

yang sangat penting di sekolah dasar karena bahasa Indonesia memiliki

empat aspek keterampilan yaitu keterampilan membaca, keterampilan

menyimak, keterampilan menulis, dan keterampilan berbicara yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Empat keterampilan

tersebut dapat dimuat dalam pembelajaran pantun, pantun itu sendiri

merupakan karya sastra lama yang masih diajarkan di jenjang baik di

2
Antonius Alam dan Hanif Fikri, “Pengembangan Buku Ajar Bahasa Indonesia Berbasis
Pendidikan Karakter Dengan Model ASSURE Pada Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, Vol.3 No. 2 (2018), h.4
3

Sekolah Dasar (SD) maupun dijenjang berikutnya. Pada hakikatnya sastra

berisi tentang segala persoalan hidup manusia, sastra memberikan

kesenangan dan pemahaman bagi pembacanya. Karya sastra dapat berupa

cerita, puisi, drama, maupun pantun. Menurut Sumaryanto, pantun

merupakan bentuk karya sastra puisi lama yang terikat oleh beberapa aturan

yang berkaitan dengan jumlah kata setiap baris, jumlah baris setiap bait,

keindahan bunyi pada akhir baris, dan iramanya. 3 Dalam hal ini maka pantun

sudah ada sejak lama dan luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara

dengan aturan yang berlaku.

Seiring berkembangnya ilmu, teknologi, komunikasi, serta arus

globalisasi di era modern ini, pantun sudah mulai jarang diminati khususnya

untuk para generasi milenial yang sudah terpengaruh akan kecanggihan

teknologi yang pesat berkembang. Maka dari itu, agar pantun dapat lestari

dan tetap populer dikalangan masyarakat khususnya generasi muda tanah

air, maka pembelajaran pantun dalam kurikulum 2013 dimuat dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia buku guru dan buku siswa tema 4 (Sehat itu

Penting) untuk siswa kelas V dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD) yang sudah tersedia di buku guru, berdasarkan analisis KD dan

KI dapat dijelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa

memiliki pengalaman lebih di kehidupan sehari-hari sekaligus menanamkan

nilai-nilai karakter di dalamnya sehingga siswa tidak hanya terampil dalam


3
Sumaryanto, Memahami Pantun dan Syair, (Semarang: Mutiara Aksara, 2019), h. 10.
4

berpantun dan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa tetapi

siswa dapat mengambil isi yang sesungguhnya dari pembelajaran pantun itu

sendiri yaitu menjadi siswa yang berkarakter dan berbudaya.

Karakteristik anak usia sekolah dasar pada umumnya senang

bermain, Menurut Yulita dalam bukunya mengatakan bahwa dunia anak-anak

adalah dunia permainan. Setiap anak pasti suka bermain, baik bermain

sendiri maupun bermain dengan teman. Dalam bermain, ada yang

menggunakan alat bantu, ada yang tidak menggunakan alat bantu, dan ada

juga yang cukup menggunakan anggota tubuh. 4 Oleh karena itu diperlukan

guru yang kreatif dalam memodifikasi media pembelajaran melalui

permainan. Hal tersebut dijadikan sebagai sarana pembelajaran untuk

menciptakan pembelajaran yang aktif, memberikan kesempatan kepada

siswa untuk belajar mandiri, menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

dengan cara bermain, dan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Namun, implementasi pembelajaran di dalam kelas masih jauh dari

harapan. Beberapa fakta ditemukan bahwa guru yang masih jarang

menggunakan media sebagai alat pembelajaran untuk membantu siswa

dalam memahami materi. Karakteristik anak sekolah dasar pada usia 7 tahun

akan memasuki tahap operasional konkret, dimana anak sudah mampu

berpikir rasional, seperti penalaran untuk menyelesaikan suatu masalah yang

4
Rizki Yulita, Permainan Tradisional Anak Nusantara, (Jakarta : Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 1-2.
5

konkret (aktual). Media merupakan salah satu alat konkret yang dapat

menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas. Berdasarkan analis

kebutuhan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi oleh peneliti di

kelas V di SD Negeri Pulogebang 05 Jakarta Timur pada tanggal 28

November 2019 dengan wali kelas V Ibu Maswatih. Dari hasil wawancara

ditemukan beberapa permasalahan yaitu nilai rata-rata mata pelajaan bahasa

Indonesia materi pantun di kelas V SD Negeri Pulogebang 05 sebesar 67 dari

38 siswa, artinya ada sebuah permasalahan dalam proses pembelajaran

sehingga tidak mencapai KBM (Ketuntasan Belajar Minimal).

Ibu Maswatih juga mengungkapkan bahwa beliau dalam mengajar

pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi pantun masih

menggunakan metode ceramah dan penugasan, guru hanya menggunakan

modul yang berisi materi pantun dan beberapa soal tentang pantun, guru

menjadi teacher center serta terfokus hanya kepada materi saja tanpa

melibatkan pengalaman kehidupan sehari-hari untuk menanamkan sebuah

karakter yang dapat tercipta dalam proses pembelajaran, serta guru kurang

kreatif mengajar dalam memodifikasi atau menggunakan media

pembelajaran sehingga di dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia

siswa cenderung bosan, pasif, dan pembelajaran yang terjadi pun tidak

bermakna. Ibu Maswatih juga menambahkan bahwa dalam menyampaikan

materi pantun, beliau belum menggunakan media melalui permainan yang

konteks materinya berisi pendidikan karakter di dalamnya.


6

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan sebuah

media yang dapat digunakan oleh guru di dalam proses pembelajaran di

kelas. Maka dari itu, peneliti mencoba untuk mengatasinya dengan

mengembangkan media permainan Ular Tangga Pintar Pantun (ULTRA)

berbasis pendidikan karakter. Harapannya media ini dapat mempermudah

pemahaman siswa tentang materi pantun dengan mengintegrasikan nilai-nilai

pendidikan karakter. Media permainan Ular Tangga Pintar Pantun (ULTRA)

itu sendiri berbeda dengan media permainan ular tangga lainnya, di

antaranya memiliki beberapa keterbaharuan dari media permainan

pembelajaran sebelumnya yakni : (1) Media permainan ULTRA berbasis

pendidikan karakter, (2) Pembelajaran pantun bersifat holistik di mana

peneliti mengemas materi pantun dengan konsep permainan yang

menyenangkan dan unik seperti menyimak isi pantun, mengisi pantun yang

rumpang, memparafrasakan pantun menjadi cerita atau cerita menjadi

pantun, dan berbalas pantun, (3) Komponen-Komponen media permainan

ULTRA berbeda dan lebih bervariasi dari sebelumnya, (4) Terdapat

penghargaan atau reward berupa mini leaflet Dunia Pantun (Kumpulan

Pantun Anak) dengan sistem barcode untuk siswa yang berhasil

memenangkan permainan.

Permainan Ular Tangga Pintar Pantun (ULTRA) berbasis pendidikan

karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini merupakan salah satu

media konvensional yang dipilih peneliti untuk memudahkan guru dalam


7

menyampaikan materi kepada siswa melalui pengalamannya (learning by

doing) dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter di dalamnya,

sehingga diharapkan proses pembelajaran akan lebih bermakna untuk

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari pada diri siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Peserta mengalami kesulitan dalam memahami materi pantun.

2. Metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi

pantun masih menggunakan metode konvensional atau ceramah.

3. Keterbatasan penggunaan media dalam proses pembeajaran.

4. Siswa kurang aktif cenderung pasif dalam proses pembelajaran bahasa

Indonesia materi pantun karena guru belum menggunakan media yang

menarik perhatian siswa.

5. Belum dikembangkannya media Ular Tangga Pintar Pantun (ULTRA)

dalam proses pembelajaran bahasa yang mengacu pada empat

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca, keterampilan

menulis, keterampilan menyimak, dan keterampilan berbicara.

C. Ruang Lingkup

Penelitian ini menghasilkan sebuah produk berupa media permainan

Ular Tangga Pintar Pantun (ULTRA) berbasis pendidikan karakter yang


8

dikembangkan oleh peneliti yang akan digunakan dalam pembelajaran

pantun. Adapun ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengembangan Media ULTRA (Ular Tangga Pintar Pantun) Berbasis

Pendidikan Karakter dengan muatan berupa permainan yang melatih

keterampilan berpantun yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter

di dalamnya.

2. Jenjang Pendidikan

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas lima sekolah dasar.

3. Mata Pelajaran

Media permainan ini difokuskan pada mata pelajaran bahasa Indonesia

dalam materi pantun di kelas V sekolah dasar.

D. Fokus Pengembangan

Berdasarkan analisis masalah dan ruang lingkup yang telah

dikemukakan di atas, agar penelitian dapat terarah dan mendalam serta

tidak terlalu luas jangkauannya maka dalam penelitian difokuskan pada

“Bagaimana Pengembangan Media Ular Tangga Pintar Pantun (ULTRA)

Berbasis Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas

V SD Negeri Pulogebang 05 Jakarta Timur?”

E. Kegunaan Hasil Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memberikan kesempatan peneliti untuk mengembangkan media Ular

Tangga Pintar Pantun (ULTRA) pada pembelajaran bahasa Indonesia


9

sehingga dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan

peneliti dalam mengembangkan suatu media pembelajaran bahasa

Indonesia.

2. Bagi Guru

Media media Ular Tangga Pintar Pantun (ULTRA) pada pembelajaran

bahasa Indonesia dapat dijadikan sumber belajar oleh guru dalam

menerapkan media pembelajaran bahasa Indonesia sehingga

memberikan wawasan, pengetahuan dan keterampilan guru untuk

membuat pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan melibatkan

pengalaman siswa di dalam proses pembelajaran, serta meningkatkan

kualitas pendidik sebagai guru yang kreatif dan inovatif dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

3. Bagi Siswa

Media Ular Tangga Pintar Pantun (ULTRA) pada pembelajaran

bahasa Indonesia dapat melibatkan siswa secara aktif dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di kelas sehingga memudahkannya

untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman belajarnya

menggunakan media tersebut. Dengan menggunakan media tersebut,

siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan

sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi siswa itu sendiri serta

integrasi pendidikan karakter yang dituangkan dalam isi materi dapat

menanamkan sikap budi pekerti bagi siswa.


10

4. Bagi Sekolah

Dengan adanya media Ular Tangga Pintar Pantun (ULTRA) pada

pembelajaran bahasa Indonesia dapat menjadikan solusi pemecahan

masalah pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V di SD Negeri

Pulogebang 05 Jakarta Timur. Selain itu, dapat menambah referensi

sekolah dalam mengembangkan media yang efektif dan efisien untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. Menambah wawasan dalam

memperbaiki kualitas pendidikan di sekolah dan memanfaatkan sarana

pembelajaran yang tersedia secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai