Anda di halaman 1dari 2

Hosea LO 4 Etiologi dan Histopatologi

A. Etiologi
White Spnge Nevus awalnya dijelaskan oleh Cannon pada tahun 1935, karenanya
penyakit ini juga dikenal sebagi Cannon’s disease dan White Sponge Nevus of Cannon. White
Sponge Nevus merupakan lesi keratotik pada mukosa yang tanpa gejala, putih, berkerut dan
seperti busa, seringkali lesinya memperlihatkan pola gelombang yang simetris. Lokasi yang
paling umum pada epitel mukosa tidak berkeratin seperti di mukosa pipi, bilateral dan
selanjutnya di mukosa bibir, lingir alveolar dan dasar mulut. Keadaan ini dapat mengenai seluruh
mukosa mulut atau didistribusikan secara universal sebagai bercak-bercak putih tertentu. Tepi
gusi dan dorsal lidah hampir tidak pernah terkena, meskipun palatum lunak dan ventral lidah
umum terlibat. Ukuran lesinya bervariasi dan satu pasien ke pasien lain dan dan waktu ke
waktu. Lesi ini menetap sepanjang hidup (Mihai, MM., et. al., 2015).
White sponge nevus dihubungan dengan mutasi pada keratin di mukosa spesifik, yakni
K4 dan K13. Mutasi ini terjadi dalam bentuk insersi, delesi, dan substitusi, yang mengakibatkan
agregasi abnormal dari tonofilaments dan ketidakstabilan keratin filament. Penyebabnya
dihubungkan dengan cacat pada kematangan epitel dan eksfoliasi (Mihai, MM., et. al., 2015).
B. Histopatologi

Pada pemeriksaan HPA lapisan stratified squamous epithelium parakeratinisasi dan akantosis.
Lapisan sel prickle mengandung sejumlah besar sel vakuola yang tampak seperti tercuci dan
jaringan ikat biasanya bebas dari infiltrasi sel peradangan. Permukaan epithelium biasanya
ditutupi oleh mikroorganisme.

Daftar Pustaka

Altop, MS., Ozdal, O., Ozer, CB., et. al. 2014. Case Report : White Sponge Nevus: A Non-hereditery
Presentation. International Journal of Basic and Clinical Studies (IJBCS) 2014;3(2). Pp. 106-108. Chao S-C,
Tsai Y-m., Yang, Lee J.y-Y. A novel mutation in the keratin 4 gene causing white sponge naevus. British
Journal of Dermatology 2003; 148:1125- 1128.

Anda mungkin juga menyukai