Anda di halaman 1dari 25

Konsep Dasar Penatalaksanaan

Spesimen Pemeriksaan Data


Penunjang

Oleh :
Ns. Weny Amelia, M.Kep., Sp.Kep.MB
Pengantar

 Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas


laboratorium atau petugas lain yang terampil dan
berpengalaman. Sesuai dengan kondisi dan situasi
setempat, spesimen dapat diambil oleh petugas
RS/laboratorium setempat. Pengambilan spesimen
harus dilakukan dengan memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan dini untuk mencegah
terjadinya infeksi.
 Jenis spesimen yang diambil antara lain: urine, darah,
sputum , dan feses.
Fungsi Penatalaksanaan Spesimen
 Perawat berkontribusi dalam melakukan pengkajian status kesehatan
pasien, salah satunya adalah mengambil spesimen dan cairan tubuh
untuk pemeriksaan

 Tujuan pemeriksaan spesimen adalah menentukan diagnosa masalah


dan menilai respon klien terhadap terapi yang telah dijalani.
Tanggung Jawab Perawat Dalam
Pemeriksaan Spesimen

1. Memberikan kenyamanan, mempertahankan privasi dan keamanan


saat pengambilan spesimen
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan dan pengiriman
spesimen dengan benar
4. Mencatat informasi yang terkait behubungan dg pemeriksaan
secara benar
5. Melaporkan jika ditemukan hasil yang tidak normal
Pemeriksaan Urine terbagi atas :

Urine Urine Urine


bersih tengah tampung
1. Urine bersih (clean voided urine specimen)

 Pemeriksaan urinalisa rutin


 Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena:
 Konsentrasinya lebih tinggi
 Jumlah lebih banyak
 memiliki pH lebih rendah
 Jumlah minimal 10 mL
Lanjutan...

 Urine dapat diambil oleh pasien sendiri


 Spesimen harus bebas dari feses
 Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1
jam), bila tidak segera: urin harus dimasukan dalam
lemari pendingin / lemari es
 karena apabila urin berada dalam suhu ruangan untuk
periode waktu lama maka kristal urin dan sel darah
merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi
alkalin.
2. Urine Tengah (clean-catch or midstream urine
specimen)

 untuk pemeriksaan kultur urine:


untuk mengetahui
mikroorganisme yang
menyebabkan infeksi saluran
kemih
 Cara lain bila tidak
menggunakan kateter lebih
berisiko menyebabkan infeksi.
 Perlu mekanisme khusus agar
spesimen yang didapat tidak
terkontaminasi.
Cara Mengambil Urine Tengah

1. Bersihkan area meatus urinarius dengan sabun dan air atau


dengan tissue khusus kemudian keringkan
2. buang urine yang keluar pertama tujuannya untuk mendorong
dan mengeluarkan bakteri yang ada didistal
3. tampung urine yang ditengah. Agar diperhatikan dalam
memegang wadah tempat urine. Hati-hati memegang wadah
penampung urine agar wadah tersebut tidak menyentuh
permukaan perineum
4. Jumlah yang diperlukan 30-60 mL
3. Urine Tampung (timed urine specimen)

 Pemeriksaan urine yang memerlukan seluruh


produksi urine yang dikeluarkan dalam jangka
waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam – 24
jam.
 Urine tampung
 Disimpan di lemari pendingin /es
 Diberi zat aktif tertentu
 Tujuan:
1. Mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah
perubahan/kerusakan struktur urine
2. Biasanya urin ditampung di tempat kecil lalu
dipindahkan segera ke penampungan yang lebih
besar.
Pemeriksaan Spesimen : Feses

Tujuan pemeriksaan
 Melihat ada
tidaknya darah.
 Pemeriksaan ini
mudah dilakukan
baik oleh perawat
atau klien sendiri.
 Pemeriksaan ini
menggunakan
kertas tes Guaiac.
 Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna.
 Feses mengandung banyak lemak, kemungkinan ada masalah
dalam penyerapan lemak di usus halus.
 Bila ditemukan kadar empedu rendah, kemungkinan terjadi
obstruksi pada hati dan kandung empedu.
 Mendeteksi telur cacing dan parasit.
 Pmeriksaan ini dilakukan tiga hari berturut-turut
 Mendeteksi virus dan bakteri
 Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah feses sedikit untuk
dikultur.
 Tidak boleh terkontaminasi.
 Pada lembar pengantar perlu dituliskan antibiotik yang telah
dikonsumsi.
Hal-hal yg harus diingatkan perawat
sebelum pengambilan spesimen
 Defekasi pada tempat yang bersih
 Spesimen tidak terkontaminasi dengan urine atau
darah menstruasi
 jangan membuang tisue pembersih sembarangan
Cara pengambilan spesimen : feses

1. Ambil spesimen dengan menggunakan sarung tangan


bersih
2. Jumlah feses tergantung pemeriksaan,
3. 2,5 cm untuk feses padat
4. 15-30 mL untuk cair.
5. Untuk kultur, gunakan swab yang steril, lalu dimasukkan
dalam kantung steril.
6. Segera kirim spesimen ke laboratorium untuk segera
diperiksa.
Pemeriksaan Spesimen : Sputum

 Sputum adalah sekret mukus


yang dihasilkan dari paru-paru,
bronkus dan trakea.
 Individu yang sehat tidak
memproduksi sputum.
 Klien perlu batuk untuk
mendorong sputum dari paru-
paru, bronkus dan trakea ke
mulut dan mengeluarkan ke
wadah penampung.
Tujuan Pemeriksaan
Sputum

• Kultur (menentukan jenis mikroorganisme) dan tes sensitivitas


terhadap obat
• Mengidentifikasi asal, struktur, fungsi dan patologi sel.
• Untuk Sitologi : Spesimen untuk sitologi (mengidentifikasi kanker paru-
paru dan jenis selnya) seringkali dilakukan secara serial 3 kali dari
sputum yang diambil di pagi hari.
• Pemeriksaan bakteri tahan asam
• Serial 3 hari berturut-turut di pagi hari
• Beberapa rumah sakit, menggunakan wadah penampung khusus
untuk pemeriksaan ini.
• Menilai keberhasilan terapi
Cara pengambilan spesimen : sputum
 Pada umumnya diambil pagi hari:
sputum yang diakumulasi sejak
semalam.
 Bila klien tidak dapat batuk,
kadangkala diperlukan suction
faringeal.
Cara pengambilannya adalah :
 Lakukan perawatan mulut
 Minta klien untuk napas dalam lalu
batuk. Diperlukan sputum
sebanyak 15-30 mL
 Lakukan kembali perawatan mulut.
Pemeriksaan Spesimen Darah
 Tujuan
Mendapatkan spesimen darah vena
tanpa anti koagulan yang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan
kimia klinik dan imunoserologi

 Alat dan Bahan :


a. Sarung tangan
b. Spuit/disposible syringe
c. Blood lancet
d. Karet pengikat lengan/tourniquet
e.  Kapas Alkohol 70%
Lanjutan....
2. Wadah Spesimen
 a) Untuk darah vena, memerlukan wadah/botol terbuat kaca,
atau tetap di dalam spuit.
 b) Untuk darah kapiler tidak memerlukan wadah.
 c) Wadah dapat berukuran kecil atau ukuran volume 5 ml.
3. Bahan Anti Koagulan
4. Tempat Pengambilan dan Volume Spesimen
Ada 2 (dua) tempat pengambilan spesimen darah, yaitu :
 a) Ujung jari tangan/kaki (Darah Kapiler). Digunakan apabila
mengambil darah dalam jumlah sedikit atau tetesan (dipakai
untuk screening test).
 b) Lipatan lengan/siku (Darah Vena). Digunakan apabila
mengambil darah dalam jumlah agak banyak, misalnya : 1
s/d 10 ml.
Cara pengambilan darah vena

 Ikatkan torniquet pada lipatan siku atas, kemudian


tangan dikepal.
 Tentukan vena yang akan diambil darahnya
 Aseptikkan tempat pengambilan dengan alkohol
70%, biarkan sedikit kering
 Darah vena dipijat/dilonggarkan dengan tekanan
ibu jari/telunjuk.
 Tusukkan jarum < 1,25 inch dengan posisi 45°
dengan lengan
 tangan.
 Setelah tertusuk, jarum diturunkan ke posisi 30°
 Bila menggunakan syringe, sedot darah perlahan
sampai pada volume darah yang dibutuhkan.
Lanjutan...
 Bila menggunakan jarum tanpa spuit,
biarkan darah langsung mengalir ke media.
(media transport/SPS 0,05%mikrobiologi,
antikoagulan, patologi klinik, sediaan hapus
darah, parasitologi)
 Pengeluaran darah/punksi 1 cc/menit.
 Lepaskan torniquet, kemudian tekan daerah
pengambilan darah dengan kapas
beralkohol 70%.
 Tarik jarum perlahan-lahan, kemudian
lengan ditekuk/dilipat supaya darah
berhenti mengalir.
Pengambilan Darah Kapiler

 Pada orang dewasa diambil pada


ujung jari atau anak daun telinga
untuk mengambil darah kapiler,
sedangkan pada bayi atau anak kecil
dapat diambil di tumit atau ibu jari
kaki.

 Tempat yang dipilih tidak boleh


memperlihatkan gangguan peredaran
darah. 
Cara pengambilan darah kapiler

(1) Bersihkan tempat yang akan ditusuk memakai kapas alkohol


70% / alkohil swab dan biarkan sampai kering.
(2) Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan
tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
(3) Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril, pada jari
tusukkan dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari
dan tidak boleh sejajar. Bila yang akan diambil spesimennya
pada anak daun telinga tusukan pinggirnya dan jangan sisinya
sampai darah keluar.
(4) Setelah penusukan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan
kapas alkohol / alkohol swab dan biarkan sampai darah tidak
keluar.
Cara mengirim spesimen darah
1. Setelah spesimen terkumpul masing-masing dalam wadah/botol kecil,
kemudian dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan
diberi es sebagai pengawet sementara (cool box).
2. Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah
terbalik atau tumpah.
3. Wadah diberi label yang berisi tentang identitas yang meliputi : tanggal
pengiriman, jenis dan jumlah sampel, jenis pemeriksaan yang diminta,
jenis pengawet, dan tanda tangan pengirim.
4. Sampel dikirim ke laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan,
Balai Laboratorium Kesehatan atau laboratorium lainnya.
5. Transportasi pengiriman harus secepat mungkin sampai ke
laboratorium, pengiriman spesimen maksimum 3 hari.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai