Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa.
Struktur tulang dan jaringan ikat  menyususn kurang lebih 25 % berat badan.
Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam
tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta
tempat melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang
berfungsi sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih (tepatnya di
sumsum tulang) dalam proses yang disebut hamatopoesis.
Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita
ada 4 kategori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak
baraturan. Masing-masing tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi.
Menurut pergerakan yang ditimbulkan sendi dapat dibagi menjadi 3 bagian
yaitu :
1.      Sendi fibrous/sinatrosis/sendi tidak bergerak
2.      Sendi tulang rawan / amfiartrose/sendi gerak
3.      Sendi sinovial/diartrose.
Bentuk sendi diartrose ada beberapa macam : sendi putar, sendi engsel, sendi
kondiloid, sendi berporos serta sendi pelana. Bentuk-bentuk sendi beserta
contohnya :
1. Sendi putar : sendi bahu dan sendi panggul
2. Sendi engsel : sendi siku, sendi antara ruas-ruas jari
3. Sendi kondiloid : hampir sama dengan sendi engsel tapi dapat bergerak dalam
2 bidang seperti pada pergelangan tangan.
4. Sendi berporos: sendi antara kepala dengan tulang leher pertama
5. Sendi pelana : sendi metacarpal pertama, yang memungkinkan ibu jari ergerak
bebas.

1
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana yang dimaksud dengan sistem muskuloskeletal ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami tentang sistem muskuloskeletal
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui definisi sistem muskuloskeletal
2. Mengetahui sistem rangka dan sendi
3. Mengetahui tenteng tulang
4. Mengetahui tentang sendi
5. Mengetahui tentang otot

1.4. Manfaat

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sistem Muskuloskeletal


Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari
tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan
posisi. Muskuloskeletal terdiri atas :
1. Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligamen
2. Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi

2.2. Muskuler/Otot
2.2.1. Otot
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat
lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut
dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil
ada yang melekat di bawah permukaan kulit. Fungsi sistem muskuler/otot:
1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot
tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang
rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat
duduk terhadap gaya gravitasi.
3. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis
menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.

3
Ciri-ciri sistem muskuler/otot:
1. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau
tidak melibatkan pemendekan otot.
2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi
oleh impuls saraf.
3. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang
melebihi panjang otot saat rileks.
4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi atau meregang.
2.2.2. Jenis-jenis otot
1. Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
a. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris
dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian
perifer.
c. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
1. Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari
serabut-serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber
/serabut otot.
2. Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai
banyak nukleus ditepinya.
3. Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan
bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang
disebut dengan myofibril.
4. Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda
ukurannya :
5. yang kasar terdiri dari protein myosin, yang halus terdiri dari protein
aktin/actin.

4
2. Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta
pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi,
urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
1. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
2. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron
(melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
3. Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos
Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-
myofilamen.
Jenis otot polos
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk
berkontraksi.
1. Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh
darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata
yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot
erektor pili rambut.
2. Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun
dalam lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam
lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat
bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf
eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
3. Otot Jantung
Ditemukan hanya pada jantung. Otot ini bergaris seperti pada otot sadar.
Perbedaannya terdapat pada serabutnya yang bercabang dan mengadakan
anastomose (bersambungan satu sama lain, tersusun memanjang seperti pada
otot bergaris, berciri merah khas, dan tak dapat dikendalikan kemauan).

5
Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi
otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada – tidaknya rangsangan saraf.
Cara kerja semacam ini disebut miogenik yang membedakan dengan
neurogenik.
Struktur Mikroskopis Otot Jantung
Mirip dengan otot skelet

Otot Rangka Otot Polos Otot Jantung


2.2.3. Kerja Otot
1. Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
2. Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
3. Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
4. Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
5. Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
6. Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
2.2.4. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang
terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan
otot atau otot dengan otot.

6
Tendon

2.2.5. Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan
jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen
membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :
1. Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament
kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan
terjadinya pergerakan.
2. Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan
memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.
Ligamen

7
2.3. Skeletal

2.3.1. Tulang/ Rangka

Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh
kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah
tulang belakang. Fungsi Sistem Skeletal :

1. Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.


2. Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan
otot-otot yang.
3. Melekat pada tulang
4. Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu
jaringan pembentuk darah.
5. Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam
darah misalnya.
6. Hemopoesis
2.3.2. Struktur Tulang

1. Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup
(matriks).
2. Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).
3. Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.
4. Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.
5. Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel
tulang dewasa).
6. Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan
tulang).

8
7. Jaringan tulang terdiri atas :

a. Kompak (sistem harvesian  matrik dan lacuna, lamella


intersisialis)
b. Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan
pembuluh darah)
2.3.3. Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya
1. Tulang Kompak
a. Padat, halus dan homogen
b. Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung
’yellow bone marrow”.
c. Tersusun atas unit : Osteon  Haversian System
d. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat
pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik
(lamellae).
e. Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang
disebut periosteur, membran ini mengandung:
 Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam
tulang
 Osteoblas
2. Tulang Spongiosa
a. Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.
b. Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
c. Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung
pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.
d. Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada
ujung tulang lengan dan paha.
2.3.4. Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya

1. Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna

9
2. Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan
pergelangan kaki
3. Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang
rusuk dan sternum
4. Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka,
pelvis
2.3.5. Pembagian Sistem Skeletal

1. Axial / rangka aksial, terdiri dari :


a. tengkorak kepala / cranium dan tulang-tulang muka
b. columna vertebralis / batang tulang belakang
c. costae / tulang-tulang rusuk
d. sternum / tulang dada
2. Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :
a. tulang extremitas superior
1) korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk
segitiga) dan clavicula (tulang berbentuk lengkung).
2) lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.
3) lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.
4) tangan
b. tulang extremitas inferior: korset pelvis, paha, tungkai
bawah, kaki.
2.4. Sendi

Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga


dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.

1. Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya
terdiri atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.

10
2. Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya
adalah kartilago. Contoh: Tulang belakang

3. Diarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri
dari struktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi
engsel (siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu
jari).

Gambar. 4

1. Sendi plana (datar)


Permukaan sendi datar atau hampir datar sehingga memungkinkan tulang
saling bergeser satu sama lain.Pergerakan terbatas sedikit miring dan
rotasiContoh:Art sterno cavicularisdanArt acronio clavicularis.

11
2. Sendi engsel (binglimus; hingo joint)
Sendi ini mirip engsel pada pintu, Sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang
tulang. Gerakan yang bisa dilakukanFlexidanExtension. Contoh:Sendilutut,
Sendisiku, Sendimata kaki.

3. Sendi conbyloidea
Sendi ini mempunyai permukaan konver yang nyata bersendi dengan
permukaan yang konkaf, Sumbu gerak dan panjang tulang parallel. Gerakan
yang bisa dilakukanflexio, exitensi, abduksi, adduksi, sedikit rotasi.
Contoh:Art matecapoplangeadanArt internbalangea.
4. Sendi elipsoidea
Permukaan sendi terbentuk konver ellips yang sesuai dengan permukaan sendi
(konkaf ellips). Gerak yang bisa di lakukanflexi, extension, abduksi, adduksi.
Contoh: Art carpalia.
5. Sendi pasak (sendi kisar)
Terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh cincin ligumentum tulang, Sumbu
gerak sesuai panjang tulang. Gerak yang bisa dilakukanRotasio. Contoh: Art
atlento-dentolisdanArt radio ulnaris sop.
6. Sendi pelana (art sellaris: saddle-oshaplo)
Bentuk sendi berbentuk konkaf-konver yang saling berlawanan dan mirip
pelana kuda. Gerakan yang dapat di lakukanFlexi atau extensi, Abduksi atau
adduksi, Rotasi.
7. Sendi peluru (ball and socket: art globoidea)
Pada sendi ini kepala sendi berbentuk bola, lalu sendi berbentuk socket.
Bentuk sendi ini memungkinkan pergerakan yang sangat bebas yaitu: flexi.
Contoh:Abduksi, Adduksi, Rotasi danCircomdixsi.

12
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR
Proses Pengkajian
1.      Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.       Pengumpulan data yang meluputi:
1)      Biodata klien dan penanggung jawab klien
Terdiri dari nama, umum, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,
alamat, tanggal masuk, rumah sakit, No. Mederc dan diagnosa medis.
2)      Keluhan Utama
Pada saat dikaji klien mengalami fraktur dan memobilisasikan alasannya
yaitu mengeluh tidak dapat melakukan pergerakan nyeri: lemah dan tidak
dapat melakukan sebagian aktivitas sehari-hari
3)      Riwayat Kesehatan Sekarang
Menceritakan kapan klien mengalami fraktur dimana dan bagaimana
terjadinya sehingga mengalami fraktur, klien yang mengalami fraktur
akan mengeluh nyeri pada daerah tulang yang luka sehingga dengan
adanya nyeri klien tidak dapat menggerakan anggota badannya yang
terkena fraktur nyeri dirasakan bisa pada saat bergerak saja atau terus
menerus akibat tidak bisa bergerak yang disebabkan karena nyeri akan
menyebabkan klien tidak dapat memenuhi ADL-nya secara maksimal.

13
4)      Riwayat Kesehatan Dahulu
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami sesuatu
penyakit yang berat atau penyakit tertentu yang memungkinkan akan
berpengaruh pada kesehatan sekarang.
5)      Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu diketahui untuki menentukan apakah dalam keluarga terdapat
penyakit keturunan/penyakit karena lingkungan yang kurangt sehat yang
berdampak negatif pada seluruh anggota keluarga termasuk pada klien
sehingga memungkinkan untuk memperbesar penyakitnya.
6)      Riwayat Psikososial
Pengkajian yang dilakukan pada klien imobilisasi pada dasarnya sama
dengan pengkajian psikososial pada gangguan sistem lain yaitu mengenal
konsep diri (gambaran diri, ideal diri, harga diri dan identitas diri) dan
hubungan serta interaksi klien baik dengan anggota keluarga maupun
dengan lingkungan di mana ia berada.
7)      Aktivitas Sehari – hari
Upaya mengetahui adanya perubahan pola yang berhubungan dengan
penyimpangan/terganggunya sistem tubuh tertentu serta dampaknya
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar pasien.
b.      Pemeriksaan Fisik
1)      Keadaan Umum
Pada klien imobilisasi biasanya mengalami, kelemahan kebersihan diri
kurang bentuk tubuh kurus akibat penurunan berat badan kesadarannya
kompementis.
2)      Sistem Pernapasan
Dikaji ada tidaknya sekret, gerak dada saat bernapas auskultasi bunyi
napas, ada tidaknya nyeri tekan pada daerah dada serta frekuensi napas.

14
3)      Kajian Nyeri
        Klien mengeluh nyeri pada kaki kiri
        Mengeluh kaki kirinya tidak bisa digerakkan
        Saat dikaji skala nyeri 1 – 10 klien mengatakan nyerinya berada di no. 3
2.      Analisa Data
No Data Kemungkinan Penyebab Masalah
1. DS: Trauma Gangguan rasa
-      Klien mengeluh sakit pada  nyaman nyeri
bagian kaki kiri Terputusnya kontinuitas
DO: jaringan
-      Eskpresi wajah klien

meringis kesakitan
Pengeluaran epineprin  dan non
-      Skala nyeri 8
epineprin

Dihantarkan ke Hipotalamus

Nyeri0-
2. DS: Adanya/timbul rasa nyeri yang Kurangnya
-      Klien mengeluh kaki bertambah bila digerakkan aktivitas/mobilitas
kirinya tidak bisa  fisik
digerakkan Klien membatasi gerak
DO: tubuhnya
-      Setiap tindakan dibantu 
oleh keluarga dan perawat Aktivitas yang dilakukan
-      Klien tampak lemah terbatas/minimal
-      Kaki klien di pasang gips
dan traxi

3. DS: Kurangnya pengetahuan klien Gangguan rasa


-      Klien selalu menanyakan tentang keadaan dan prosedur aman cemas  

15
tentang keadaannya yang dilakukan
DO: 
-      Klien kelihatan bingung Stresor psikologi bagi klien
dan cemas 
cemas

3.        Diagnosa Keperawatan


a.       Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan
b.      Kurangnya aktivitas/mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
c.       Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

4.        Intervensi
No DX. keperawatan Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa -      Pertahankan imobilisasi -      Menghilangkan nyeri dan
nyaman nyeri bagian yang sakit dengan mencegah kesalahan posisi
tirah baring tulang/tegangnya jaringan
yang cedera
-      Meningkatkan aliran balik
-      Tinggikan dan dukung vena menurunkan oedema
ekstremitas yang terkena dan menurunkan rasa nyeri
-      Meningkatkan relaksasi otot
dan meringankan partisipasi
-      Beri obat sebelum -      Mempertahankan kekuatan
perawatan aktivitas mobilitas otot yang sakit dan
memudahkan resolusi
-      Lakukan dan awasi rentang inflamasi pada jaringan yang
gerak aktif/pasif cedera.
-      Menurunkan oedema/

16
pembentukan hematoma
menurunkan sensasi nyeri
-      Lakukan kompres dingin/ es-      Diberikan untuk
24 – 48 jam pertama menurunkan atau meng-
hilangkan rasa nyeri atau dan
-      Berikan obat sesuai indikasi spasme otot
2. Kurangnya -      Kaji derajat immobilitas -      Pasien mungkin dibatasi
aktivitas/mobilitas yang dihasilkan oleh oleh pandangan diri tentang
fisik cedera/pengobatan dan dan keterbukaan fisik aktual
perhatian persepsi pasien memerlukan infor-
terhadap immo-bilisasi masi/intervensi  untuk
meningkatkan kemajuan
-      Bantu/dorong perawatan kesehatan
diri atau kebersihan seperti -      Meningkatkan kekuatan otot
mandi. dan sirkulasi, meningkatkan
kesehatan diri langsung
-      Awasi TD dengan -      Hipotensi posteral atau
memikirkan aktifitas atau masalah umum menyertai
kebersihan seperti mandi tirah baring yang lemah dan
dapat memerlukan intervensi
khusus.
-      Ubah posisi secara periode -      Mencegah/menurunkan
dan dorong untuk latihan insiden komplikasi kulit/
bentuk napas dalam pernapasan (dekutibus)
-      Dorong peningkatan
masukan cairan sampai -      Mempertahankan hidrasi
2000-3000 ml/hari termasuk tubuh menurunkan resiko
air asam infeksi urinarius, pem-
-      Beri penjelasan pada bentukan batu dan
keluraga tentang kondisi konstepasi.
klien

17
3. Gangguan rasa -      Kaji tingkat kecemasan -      Menggali tingkat kecemasan
aman cemas keluarga klien keluarga klien dapat
diketahui apakah keluarga
berada dalam tahap cemas,
-      Beri penjelasan pada ringan, sedang, dan berat.
keluarga tentang kondisi -      Penjelasan dapat menambah
klien pengetahuan keluarga
tentang kondisi klien.
-      Ajarkan pada kleuarga -      Dengan selalu berdoa akan
untuk selalu beradoa dan mengurangi kecemasan bagi
mesnuport klien agar cepat keluarga klien
sembuh
-   Beri reinforcement positif -      Reinforcement positif dapat
bila kelaura dapat memberikan motivasi dan
menjelaskan kembali meningkatkan semangat
tentang kondisi klien keluarga sehingga dapat
mengurangi cemas.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah

18
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari
tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan
posisi. Didalam tubuh manusia tersusun dari 3 otot diantaranya yaitu,  Ada 3
jenis otot yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka.
  OTOT POLOS
A. Memiliki 1 inti yg berada di tengah, 
            B. Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak berserat),
       C. Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber
energi   terutama dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, kadng
mengalami tetani, tahan thd kelelahan.
 OTOT RANGKA
A.  Memiliki banyak inti,
B.  .Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
     Melekat pada tulang
C.  Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS)
D.  Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik, awal kontraksi cepat,
mengalami tetani, & cepat lelah

  OTOT JANTUNG
A.  Memiliki 1 inti yg berada  ditengah
B.  Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter)
C.   Serat otot berserat
D.  Hanya ada di jantung

19
E.   Sumber Ca2+ dari CES & RS
F.   Sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tdk
mengalami tetani, & tahan thd kelelahan

3.2 Saran
Untuk mahasiswa khususnya, fakultas ilmu kesehatan S1 Keperawatan agar
belajar lebih mendalami lagi tentang sistem Muskuloskeletal. Karena, lebih
banyak mendalami, kita lebih banyak tau lagi tentang struktur tubuh manusia
atau penyusun tubuh manusia. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Ns. Mohammad judha, M.Kep & Rizky Erwanto, Ns., S.Kep ANATOMMI DAN
FISIOLOGI. 2011. Gosyen Publishing. Yogyakarta

Doenges, Marilynn., et.all. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta

20
Engram Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, volume 2,
EGC Jakarta

Suddarth Brunner, 2001, Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah, volume 3, EGC
Jakarta

Wim de Jong, Sjamsuhidayat R 1997. Buku  Ajar Ilmu Bedah, Revisi, EGC, Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai