Anda di halaman 1dari 7

Nama : Imany Cinta Sevira

Kelas : XI MIA 3

Absen : 17

EKONOMI ISLAM

 Muamalah adalah hukum yang mengatur hubungan antar sesama manusia.


 Muamalah juga dapat diartikan sebagai semua transaksi atau perjanjian
yang dilakukan oleh manusia dalam hal tukar-menukar manfaat
Contoh muamalah dalam ekonomi Islam :
 Jual beli
 Sewa menyewa
 Utang piutang
 Kerja sama
 Perbankan
 Asuransi
 Ekonomi adalah sesuatu yang berkaitan dengan cita-cita dan usaha
manusia untuk mendapatkan kemakmuran, yaitu untuk memenuhi segala
kebutuhan hidupnya
 Ekonomi Islam adalah sesuatu yang berkaitan dengan cita-cita dan usaha
manusia untuk mendapatkan kemakmuran berdasarkan aturan agama
Islam
 Asas transaksi ekonomi dalam Islam :
1. Mengikat pihak yang melakukan transaksi, semua pihak yang melakukan
transaksi ini wajib memenuhi dan melanggar semua hal yang telah
disepakati bersama
2. Syarat dan ketentuan transaksi dirancang dan dilaksanakan secara bebas
namun penuh tanggung jawab, tidak boleh menyimpang dari hukum
syarak dan adab sopan santun
3. Tidak ada paksaan dalam melakukan transaksi, semuanya dilakukan atas
kemauan masing - masing pihak
4. Dilandasi dengan niat yang baik dan ikhlas karena Allah Swt., agar
terhindar dari penipuan, kecurangan, dan penyelewengan
5. Sesuai dengan 'urf atau adat kebiasaan, tidak boleh menyimpang dari
syarak
 Macam - macam muamalah :
a. Jual beli
 Jual beli adalah transaksi antara satu orang dengan orang lain berupa
tukar menukar suatu barang dengan barang lain (uang) berdasarkan
tata cara atau akad yang sudah ditentukan
 Dalam Islam, jual beli sebagai sarana tolong menolong kepada
sesama manusia
 Allah Swt., berfirman :

 ۘ ‫َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ ٰبوا‬

Artinya : "... Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan


mengharamkan riba ..." (Q.S. Al-Baqarah : 275)
 Rukun dan syarat :
1) Penjual dan pembeli
Syaratnya : berakal, baligh, dan atas kehendak sendiri
2) Barang yang diperjualbelikan
Syaratnya : barangnya halal, bermanfaat, keadaan barang dalat
diserahterimakan, keadaan barang diketahui penjual dan pembeli,
serta barang miliki sendiri
3) Sigat (ijab kabul)
Ijab = ucapan penyerahan dari pihak penjual
Kabul = ucapan menerima dari pihak pembeli
 Khiyar
 Khiyar adalah hak untuk memilih bagi penjual dan pembeli untuk
meneruskan/membatalkan jual beli karena suati hal.
 Macam - macam khiyar :
1. Khiyar majlis = hak untuk melanjutkan/membatalkan transaksi
selama penjual dan pembeli masih berada di tempat transaksi
2. Khiyar syarat = khiyar yang dijadilan syaray dalam jual beli
Misal menjual barang dengan memberi jangka waktu selama 3
hari
3. Khiyar aib = pembeli boleh mengembalikan barang yang dibeli
jika terdapat cacat, hendaknya dilakukan dengan segera

 Macam - macam jual beli :


1) Jual beli yang sah -> apabila rukun dan syarat jual beli terpenuhi
2) Jual beli yang tidak sah dan terlarang (batil) -> apabila salah satu
atau seluruh rukun jual beli tidak terpenuhi dan transaksi tidak
sesuai ajaran Islam
3) Jual beli yang sah tetapi terlaranf (fasid) -> apabila rukun dan
syarat jual beli terpenuhi, namun transaksi banyak menimbulkan
keburukan
 Larangan - larangan dalam jual beli :
 Menyembunyikan kecacatan barang yang akan dijual
 Sumpah dalam jual beli
 Bersaing secara tidak sehat dengan penjual lainnya
 Spekulasi dengan cara menimbun barang untuk mendapatkan
keuntungan yang besar
b. Sewa menyewa
 Sewa menyewa = akad atas manfaat dengan imbalan
 Dalam hukum Islam,
 Orang yang menyewakan barang disebut mu'ajir
 Orang yang menyewa barang disebut musta'jir
 Barang yang disewakan disebut ma'jur
 Uang imbalan sewa barang disebut 'ujrah
 Rukun dan syarat sewa-menyewa
1) Orang yang berakad harus memenuhi syarat
2) Upah atau imbalan
3) Sigat (ijab kabul)
 Macam - macam sewa-menyewa :
a. Sewa-menyewa bersifat manfaat
Contoh : penyewaan barang
b. Sewa-menyewa bersifat pekerjaan atau jasa
Contoh : tukang jahit (mempekerjakan seseorang untuk
melakulan suatu pekerjaan)
c. Pinjam meminjam
 Pinjam meminjam juga disebut hutang-piutang.
 Hutang = memberikan harta kepada siapa saja yang membutuhkan,
yang akan dikembalikan nantinya kepada orang yang memberikan
 Piutang = barang/uang yang dipinjamkan kepada orang lain
 Rukun dan syarat :
1. Orang yang berpiutang dan yang berutang
2. Objek hutang piutang
3. Sigat
d. Kerja sama
 Jika ada umat Islam yang mengalami kesusahan, maka yang memiliki
kelebihan berkewajiban membantu. Oleh karena itu, kerja sama
dapat diartikan dengan tolong menolong

 Beberapa hal yang dilakukan untuk mewujudkan kerja sama :


1. Bank Islam
o Bank Islam = bank yang pengoperasiannya berdasarkan tata
cara muamalah sesuai ajaran Islam
o Bank Islam tidak menggunakan sistem bunga dan
menggantinya dengan sistem bagi hasil
o Bank Islam menghindari yang namanya riba
o Macam - macam riba :
a. Riba fadli = pertukaran barang sejenis dan tidak sama
timbangan
b. Riba qardi = pinjam-meminjam dengan menggunakan
syarat harus memberikan kelebihan saat
mengembalikannya
c. Riba yadi = akad jual beli barang sejenis, sama timbangan,
namun penjual dan pembeli terpisah sebelum melakukan
serah terima (barang belum diketahui)
d. Riba nasi'ah = akad jual beli dengan penyerahan barang
beberapa waktu kemudian
2. Asuransi
o Terdapat beberapa pendapat berkaitan dengan hukum
asuransi, yaitu :
a. Asuransi mubah
Alasan bagi golongan yang membolehkan :
 Tidak ditemukan dalil Al-Qur'an dan hadis yang
melarangnya
 Ada kesepakatan antar 2 pihak
 Menguntungkan
 Akad mudarabah (akad kerja sama bagi hasil antara
pemegang polis dengan pihak perusahaan atas dasar
untung rugi)
 Koperasi
 Sama dengan sistem pensiun, seperti taspen
b. Asuransi haram
Alasan bagi golongan yang mengharamkan :
 Seperti judi
 Mengandung ketidakjelasan dan ketidakpastian
 Mengandung riba
 Mengandung unsur eksploitasi karena pemegang polis
yang tidak melanjutkan pembayaran uang preminya
akan hilang
 Premi & pemegang polis diputar untuk praktik riba
 Menjadikan hidup & mati manusia sebagai objek bisnis
yang berarti mendahului takdir Allah Swt.
c. Membolehkan asuransi yang bersifat sosial dan
mengharamkan asuransi yang bersifat komersial
d. Syubhat = ketidakjelasan, sehingga masih sulit asuransi
untuk ditentukan halal/haramnya

3. Syirkah
o Syirkah = persekutuan antara 2 orang atau lebih yang
bersepakat untuk melakukan kerja sama dalam suatu usaha
yang hasilnya dibagi bersama
o Rukun dan syarat syirkah :
a. Dua pihak yang telah berakad
b. Objek akad
c. Sigat
o Macam - macam syirkah :
1. Syirkah abdan = Kerja sama 2 orang atau lebih, masing -
masing memberikan kontribusi kerja, tanpa kontribusi
modal
Contoh :
 Kerja fisik (tukang batu)
 Kerja pikiran (pembuat naskah)
2. Syirkah 'inan = kerja sama 2 orang/lebih, masing - masing
memberi kontribusi kerja dan modal, kerugian ditanggung
sesuai porsi modal yang dikeluarkan
3. Syirkah wujuh = kerja sama antara 2 orang yang sama-sama
memberi kontribusi kerja dengan pihak ketiga memberi
kontribusi modal, kerugian & keuntungan dibagi sesuai
persentase baranf dagangan yang dimiliki
4. Syirkah muwafadah = kerja sama 2 orang/lebih yang
menggabungkan semua jenis syirkah
5. Mudarabah = kerja sama dengan pekerjaan/usaha,
pemberian modal oleh seseorang ke orang lain untuk
usaha, keuntungan & kerugian dibagi sesuai dengan
perjanjiaan saat akad
Rukun mudarabah :
 Pemilik dan penerima modal
 Modal
 Pekerjaan/usaha
 Keuntungan
6. Musaqah = kerja sama (bidang perkebunan) antara pemilik
dan penggarap kebun dengan perjanjian bagi hasil,
keuntungan ditentukan sesuai kesepakatan saat akad
Rukun musaqah :
 Pihak yang berakad
 Masa perjanjian
 Hasil
7. Muzara'ah = kerja sama (bidang pertanian) antara pemilik
tanah dan penggarap tanah dengan cara bagi hasil sesuai
kesepakatan, benih dari penggarap sawah
8. Mukhabarah = kerja sama (bidang pertanian) antara
pemilih dan penggarap tanah dengan cara bagi hasil sesuai
kesepakatan, benih dari pemilik tanah

Rukun muzara'ah :
 Pemilik dan penggarap tanah
 Benih yang akan ditanam
 Lahan
 Bagi hasil
 Jangka waktu

Anda mungkin juga menyukai