Anda di halaman 1dari 9

Nama : Chaulia Sheilla Gyhan

NIM : 190301155
Kelas : AET 3

Teknik Komperhensif untuk Hibridisasi Buatan Pada


Kacang Arab (Cicer arietinum)

Abstrak

Latar Belakang : Dua teknik penyilangan untuk hibridisasi kacang arab telah dilaporkan dan
termasuk penyerbukan setelah emaskulasi dan penyerbukan tanpa emaskulasi. Keberhasilan
persilangan dengan emaskulasi bervariasi dari 5 hingga 17%; sedangkan tingkat keberhasilan
bervariasi dari 20 hingga 50% dengan penyerbukan tanpa emaskulasi. Alasan penting untuk
tingkat keberhasilan yang rendah dari kedua prosedur ini adalah kurangnya informasi terperinci
tentang tahapan berbunga yang dipilih untuk disilangkan bersama dengan lingkungan tempat
tanaman tumbuh.

Hasil : Kami mendeskripsikan sebuah metode komperhensif pada persilangan dua genotipe
kacang arab, ICCV96029 sebagai tetua betina dan PI503023 digunanakan sebagai tetua jantan.
Bentuk daun dan ukuran biji digunakan sebagai penanda morfologi untuk pemilihan hibrida.
Pada persilangan, dibuat sayatan sepanjang garis tengah di bawah mahkota lunas0 untuk
menghilangkan kepala sari dan untuk membuka kepala putik untuk menempatkan serbuk sari
dari donor tetua pada permukannya. Setelah penyerbukan, putik dimasukkan kembali dengan
hati-hati kedalam mahkota lunas dan ditutup dengan mahkota sayap dan mahkota standard untuk
membuat sebuah kantung alami yang mencegah pengeringan pada organ dalam. Secara
alternatif, apabila kondisinya menguntungkan tidak perlu untuk melindungi bunga yang
diserbuki dan oleh karena itu metode pelepasan mahkota untuk penyerbukan silang dapat
dilakukan. Metode kami menunjukkan sekitar 78% rata-rata keberhasilan yang jauh lebih tinggi
dari hasil sebelumnya.

Kesimpulan : Kami telah menunjukkan bahwa persilangan dengan sayatan lunas atau
penghilangan mahkota adalah pendekatan yang efektif yang secara signifikan meningkatkan
tingkat keberhasilan persilangan. Selain itu, metode rinci kami menunjukkan bahwa tahap
berbunga, pemilihan tetua dan suhu memainkan peran penting dalam keberhasilan persilangan.

Kata Kunci : Kacang arab, hibridisasi buatan, penyerbukan tangan, tahap pembungaan,
persilangan genetik.
Latar Belakang

Kacang arab (Cicer arietinum) adalah tanaman kacang-kacangan terbesar ke dua di dunia.
Kacang arab adalah sumber energi dan nutrisi yang sangat baik yang memiliki protein
berkualitas tinggi, dengan berbagai asam amino esensial.  Penggunaannya baik sebagai makanan
manusia dan pakan hewan, ditambah dengan kemampuannya untuk memperbaiki nitrogen
atmosfer menjadikannya tanaman yang sangat penting. Terdapat dua tipe berbeda pada genotipe
kacang arab; desi dan kabuli, terurtama berdasarkan pada ukuran biji, bentuk, dan warna. Jenis
desi sebagian besar tumbuh di Aia dan Afrika sedangkan jenis kabuli biasanya ditemukan di
daerah Mediterania dan sebagian besar tumbuh di Amerika Utara, terutama di Mexico dan AS.

Dalam beberapa tahun terakhir banyak kemajuan dalam genom kacang arab yang telah
menyediakan lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi keunikan karakteristik kacang arab
dan mengevaluasi signifikansi biologisnya, termasuk kemajuan dalam konsep genom dan
sekuensing transkriptome. Namun, metode-metode pemuliaan konvensional masih paling sering
digunakan untuk mengembangkan genotip baru pada tanaman ini. Kacang arab sebagian besar
merupakan spesies menyerbuk sendiri karena bunganya yang berukuran kecil sehingga
persilangan sulit untuk dilakukan.

Dua metode telah dilaporkan untuk persilangan genetic pada kacang arab: hibridisasi buatan
dengan dan tanpa emaskulasi dengan keberhasilan rata-rata yang sangat rendah. Sejauh
pengetahuan kami metode komperhensif untuk persilangan kacang arab dengan emaskulasi tidak
tersedia. Namun demikian, beberapa laporan telah menunjukkan berbagai cara untuk
memperbaiki teknik-teknik persilangan. Tullu dan van Rheenen menunjukkan bahwa lingkungan
persawahan lebih menguntungkan untuk persilangan kacang arab daripada rumah kaca. Bahkan,
mereka telah melaporkan bahwa waktu pada emaskulasi dan polinasi tidak mempunyai efek
signifikan pada keberhasilan persilangan. Sebaliknya, emaskulasi diikuti dengan polinasi
ditemukan lebih efektif di beberapa bagian dunia emaskulasi dilakukan pada sore hari dan hari
berikutnya dilakukan polinasi untuk hasil yang lebih baik pada bagian-bagian yang berbeda.
Faktor- faktor lain yang kami laporkan untuk mempengaruhi efisiensi persilangan adalah suhu
dan kelembaban. Seleksi pada tetua untuk persilangan juga merupakan hal penting untuk
keberhasilan hibridisasi. Disisi lain, persilangan tanpa emaskulasi sebagai opsi kedua pada
persilangan kacang arab. Agar metode ini berhasil, identifikasi pada tahap pembungaan adalah
hal yang sangat penting oleh karena itu penyerbukan buatan dapat selesai sebelum butiran serbuk
sari ditumpahkan secara alami. Tingkat keberhasilan dalam penelitian yang dijelaskan
sebelumnya kurang berkisar antara 5 hingga 50%. Alasan penting pada rendahnya keberhasilan
persilangan pada kedua metode ini, disamping faktor lingkungan, bisa jadi pada kurangnya
informasi komperhensif tentang tahapan pembungaan yang dipilih pada kacang arab yang
disilangkan.
Metode

Bahan tanaman dan kondisi pertumbuhan

Ekotipe Cicer arietinum ; desi (ICCV96029) dan kabuli (PI503023) dengan variasi yang luas
dalam waktu berbunga, bentuk daun dan ukuran biji ditanam dalam 1 pot galon dengan tanah
BM7 (Produk Tanaman Amerika) dan pupuk Osmocote Classic (Produk Tanaman Amerika)
dengan NPK 14:14:14 didalam rumah kaca dalam kondisi hari panjang pada 22-30°C dalam 16
jam sehari dan 8 jam malam. Tanaman diari sesuai kebutuhan.

Persilangan genetik

Persiapan pada tetua betina harus bertepatan pada ketersediaan serbuk sari pada jantan. Oleh
kerena itu, PI503023 ditanam 3 minggu sebelumnya sedangkan ICCV96029 ditanam kemudian.
Persilangan dilakuakn didalam rumah kaca antara pukul 08:00 dan 10:00 dipagi hari dan 17:00
dan 18:00 di sore hari. Untuk hibridisasi buatan, mahkota lunas disayat sepanjang garis tengah
tunas bunga dengan VWR forceps dengan ujung halus untuk emaskulasi dan untuk membuka
kepala putik untuk mengendapkan serbuk sari dari tetua jantan. Butiran serbuk sari yang matang
dikumpulkan melalui forceps dengan ujung halus dalam sebuah cawan petri kecil dan
ditempatkan pada kepala putik dengan dibantu forceps atau kepala putik bisa secara langsung
dicelupkan pada kumpulan serbuk sari. Secara alternative, serbuk sari dari bunga jantan bisa
secara langsung digunakan untuk penyerbukan silang. Emaskulasi selalu diikuti dengan polinasi
(penyerbukan). Setelah penyerbukan buatan, kepala putik dengan endapan sebuk sari ditutup
dengan mahkota lunas, mahkota sayap, dan mahkota standard untuk mencegah kekeringan pada
organ dalam bunga. Sebaliknya, jika suhu diantara 22 dan 26°C, semua kelopak gugur untuk
emaskulasi dan kepala putik tidak ditutupi oleh serbuk sari yang matang dan bunga yang
diserbuki dibiarkan terbuka pada hibridisasi buatan. Semua bunga yang diserbuk silang ditandai
pada batang atau tangkai bunga atau dilabeli. Setelah 5 hari pada penyerbukan silang bunga
dilanjutkan untuk mengembangkan polong. Polong – polong dipanen begitu menjadi dewasa dan
kering; polong dijemur 1-2 hari pada 37°C.

Genotipe persilangan

Biji-biji dari polong kering dikumpulkan dan tanaman keturunan F1 ditanam didalam rumag
kaca dibawah kondisi hari panjang. 1-2 daun muda pada tanaman yang berusia 7 hari
dikumpulkan untuk mengekstrak DNA dan genotipe oleh PCR. Untuk mengekstrak genom DNA
daun-daun ditempatkan didalam sebuah tabung eppendorf dan 400 µl DNA ekstrak buffer
ditambahkan. Jaringan daun dengan ekstrak buffer ditumbuk dengan alu yang telah di sterilkan
dengan autoclav. Lebih lanjut, 60 µl chloroform ditambahkan dan sampel dicampur dengan
dikocok selama 2-5 menit. Sampel kemudian disentrifugasi selama 10-15 menit pada 10.000-
13.000 rpm. 300µl dari fase atas dipindahkan kedalam sebuah tabung baru dan 300 µl
isopropanol ditambahkan ke dalamnya. Tabung- tabung dibalik bebrapa kali dan disentrifugasi
seperti diatas. Supernatant dibuang dan butiran dikeringkan dan diresuspensi dalam buffer TE
(10 Mm Tris dan 1 mM EDTA, pH-8). DNA pada tanaman hibrida disaring dengan PCR untuk
polimorfisme menggunakan penanda SSR yang telah siap membedakan tetua. Templat DNA
tetua digunakan sebagai konrol positif. Suhu PCR terdiri dari sebuah denaturasi awal untuk 3
menit pada 94°C, diikuti oleh 35 siklus pada denaturasi pada 94°C selama 30 detik, dipijarkan
selama 30 detik pada 57°C dan pemanjangan pada 60°C selama 50 detik dan pemanjangan akhir
pada 60°C selama 5 menit. Hasil PCR dievaluasi pada 3% noda gel agarosa dengan ethidium
bromide. Pasangan SSR primer, H4GO7_F, ATTAGAGGCAAACAAGAACTTGAAC dan
H4GO7_R, TGACACCTAATTTTATTCGGTTTTTAT dengan jelas ditunjukkan dengan
variabilitas antara dua tetua dan direproduksi ketika menggunakan tanaman keturunan F1.

Hasil dan Pembahasan

Seleksi tetua dan kondisi yang menguntungkan untuk hibridisasi buatan

Seleksi tetua adalah tahap pertama pada persilangan genetik. Saat ini penelitian kami telah
menggunakan dua genotipe kacang arab yang memiliki perbedaan signifikan pada bentuk daun,
ukuran biji, warna bunga, dan waktu berbunga. ICCV96029 kultivar desi berbunga awal yang
memiliki daun majemuk dan bunga ungu sedangkan PI503023 adalah kultivar kabuli berbunga
lebih lama dan memiliki daun tunggal dan bunga putih. ICCV96029 dipilih sebagai tetua betina
dan PI503023 sebagai tetua jantan. Terutama, bentuk daun dan ukuran biji digunakan sebagai
penanda morfologi untuk memilih hibrida sebagai target utama kami untuk meneliti daun dan
genetik biji. Telah dilaporkan bahwa keberhasilan persilangan mungkin dipengaruhi oleh
identitas tetua dan lingkungan dimana tanaman tumbuh. Tetua betina memainkan peranan yang
besar dalam menentukan keberhasilan persilangan diantara kedua tetua. Oleh karena itu, penting
untuk memilih dengan tepat tetua jantan dan betina pada persilangan. Dilaporkan bahwa untuk
keberhasilan persilangan pada kacang arab, tetua dengan biji berukuran kecil sebaiknya
digunakan sebagai tetua betina. Selai itu, bunga betina dengan pigmen antosianin yang sering
dijadikan sebagai bunga alami. Oleh karena itu, untuk pemilihan tetua yang benar kami
menggunakan kedua kultivar sebagai tetua jantan dan tetua betina. Kami mengobservasi bahwa
ketika PI3025023 dipilih sebagai tetua betina, kelangsungan hidup pada persilangan berkurang
sekitar 70-80% dan oleh karena itu ICCV96029 digunakan sebagai tetua betina. Konsisten
dengan penemuan sebelumnya, penelitiann kami menunjukkan bahwa biji yang berukuran kecil
pada tetua betina memiliki warna ungu meningkatkan keberhasilan persilangan.

Kami telah mengobservasi bahwa biji sekitar 20-30% lebih tinggi ketika emaskulasi diikuti oleh
penyerbukan buatan dilakukan secara relatif pada lngkungan yang lebih dingin seperti di pagi
hari antara pukul 08:00 dan pukul 10:00 atau pukul17:00 dan 18:00 di sore hari. Selain itu, kami
menemukan, tingkat keberhasilan yang tinggi pada suhu optimum antara 22 dan 26°C sedangkan
peningkatan suhu lebih dari 30°C mengurangi kelangsungan hidup sekitar 40%. Serupa dengan
penelitian-penelitian kami efek negatif pada suhu yang tinggi juga dilaporkan mempengaruhi
pengaturan biji pada kacang arab.

Tahap perkembangan pada bunga kacang arab dan pemilihan tahapan pembungan untuk
persilangan

Bunga kacang arab adalah bunga lengkap dan hemaprodit dan memiliki kelopak papilionaceae
yang khas dimana memiliki lima buah mahkota yang temasuk satu mahkota standard yang lebar,
dua mahkota sayap lateral dan dua mahkota lunas yang menyatu dimana keduanya membungkus
oleh organ bunga jantan dan betina. Bunga juga terdiri dari sebuah kelopak dan bebepa tangkai.
Kepala putik berbentuk bundar dan dikelilingi oleh kepala sari.

Bunga kacang arab melewati berbagai tahapan perkembangan selama pertumbuhannya, dan
diikuti lima tahapan perkembangan pada tunas dan bunga yang menutut Eshel:

A. Tunas terutup : Pada tahap ini kepala putik belum matang dan kepala sari masih pada
pangkat tunas
B. Tunas berlipat : Mahkota telah mengalami pemanjangan, dan kepala sari kira-kita
setengah tingginya pada putik. Kepala putik reseptif dan tetap seperti itu sampai tahap D.
C. Bunga setengah terbuka : Pada tahap ini kepala sari mencapai tinggi yang sama seperti
kepala putik, dan serbuk sari telah matang hanya sebelum pecahnya kepala sari.
Penyerbukan sendiri terjadi pada tahap ini sedangkan mahkota lunas tetap tetutup,
mencegah masuknya serbuk sari asing.
D. Bunga terbuka sepenuhnya : Kepala sari menjadi layu, sedangkan standard dan mahkota
sayap sepenuhnya mengembang. Pembuahan terjadi 24 jam setelah penyerbukan.
E. Bunga layu : Ini adalah tahap pasca pembuahan dimana bakal buah mulai memanjang.

Tetua betina tumbuh sampai tanaman memiliki satu atau dua polong yang berkembang sebagai
tahap pada perkembangan bunga pada semua ilustrasi tahapan-tahapan yang berbeda. untuk
persilangan, tahap pelipatan tunas digunakan untuk emaskulasi pada tetua betina dimana ini
adalah tahap masaknya kepala putik sedangkan kepala sari belum matang. Disisi lain, serbuk sari
tetua jantan untuk persilangan dikumpulkan pada tahap bunga setengah terbuka sebagai satu-
satunya tahap imana kedua kepala putik reseptif dan serbuk sari matang unruk keberhasilan dan
efisiensi hibridisasi.

Emaskulasi dan penyerbukan buatan

Setelah pemilihan sebuah tunas yang berlipat sebagai bunga betina untuk emaskulasi, mahkota
depan dipotong dengan forceps tajam. Mahkota lunas cukup dipotong pada bagian bawah dan
sayatan dibuat sepanjang poros tengah ke bawah sampai ujung distal pada mahkota lunas. Hal ini
membuka kepala sari, yang kemuduan menghilangkan dari benang-benang filament. Secara
alternatif, apabila suhu dan kelembaban terkontrol, tidak perlu untuk melindungi penyerbukan
dengan mahkota bunga. Oleh karena itu, semua mahkota bisa dihilangkan untuk menampakkan
kepala sari pada emaskulasi. Organ dalam lain seperti tangkai, kepala putik dan putik mudah
rusak dan tidak tersentuh selama emaskulasi.

Bunga setengah terbuka dipilih dalam bunga jantan untuk mengumpulkan serbuk sari. Pada
tahap ini serbuk sari matang sepenuhnya, berwarna kuning dan sedikit lengket. Untuk
mengumpulkan serbuk sari, semua mahkota disekitar kepala sari dihilangkan dalam urutan
dimana mahkota standard dihilangkan terlebih dahulu kemudian sayap dan mahkota lunas. Hal
ini mencegah kerusakan pada kepala sari. Butiran serbuk sari yang matang dikumpulkan pada
cawan petri dan diaplikasikan secara hati-hati pada ujung kepala putik pada teua betina yang
diemaskulasi. Lebih banyak bunga bisa digunakan apabila serbuk sari dari satu bunga tidak
cukup untuk mendebui kepala putik. Setelah penyerbukan putik dimasukkan kembali dengan
hati-hati kedalam mahkota lunas dan dibungkus dengan mahkota sayap dan mahkota standard
yang dilindungi kepala putik dengan mahkota. Emaskulasi diikuti oleh penyerbukan dilakukan
dipagi hari atau pada sore hari ketika suhu diluar lebih dingin.

Bunga yang disebuki ditandai dan dilabeli. Kami menyimpan jalur pada bunga yang diserbuki
secara buatan setiap hari dan memangkas pucuk atau bunga baru yang tumbuh didekatnya.
Polong – polong dari penyerbukan silang berkembang setelah 5 hari dimana melewati tahap
perkembangan yang berbeda-beda dan dikumpulkan setelah matang dan kering. Tanaman
keturunan F1 dari kumpulan biji ditanam dibawah kondisi pengawasan didalam rumah kaca.
Dedauanan pada tanaman yang berumur 1 minggu dikumpulkan untuk mengektrak DNA dan
genotipe dengan PCR. Sekitar 78% pada persilangan menunjukkan adanya DNA kedua tetua
dikonfirmasi keberhasilan hibridisasi dan 22% tetap menunjukkan hanya genotipe pada tetua
betina sedangkan sekitar 33% pada persilangan mati sebelum pengaturan biji.

Kesimpulan

Hibridisasi buatan adalah sebuah proses penting untuk perkembangan secara genetika
meningkatkan varietas pada tanaman dengan karakter yang diinginkan dari kumpulan gen. Saat
ini penelitian kami telah menjelaskan sebuah metode yang mudah dan efisien untuk persilangan
pada kacang arab dengan menyayat mahkota lunas atau menghilangkan mahkota. Kami telah
mendeskripsikan bahwa tunas yang berlipat adalah tahap berbunga yang paling tepat untuk
emaskulasi sedangkan bunga setengah terbuka untuk pengumpulan serbuk sari, tingkat
keberhasilan mencapai sekitar 78%. Bahkan, penelitian kami mendemonstrasikan bahwa
keberhasilan pada hibridisasi dapat dipengaruhi oleh pemilihan tetua dan suhu. Kesimpulannya,
metode terperinci kami untuk hibridisasi buatan dapat memberikan pedoman untuk menambah
efisiensi persilangan pada kacang arab untuk menciptakan plasma nutfah yang diinginkan.
Resume Jurnal

Judul jurnal : A Comprehensive Technique for Artificial Hybridization in Chickpea


(Cicer aritinum)
Tahun : 2017
Penulis : Shweta Kalve dan Million Tadege
Penerbit : Departement of Plant and Soil Sciences, Institute of Agriculture
Bioscience, Oklahoma State University USA

Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir banyak kemajuan dalam genom kacang arab yang telah
menyediakan lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi keunikan karakteristik kacang arab
dan mengevaluasi signifikansi biologisnya, termasuk kemajuan dalam konsep genom dan
sekuensing transkriptome. Namun, metode-metode pemuliaan konvensional masih paling sering
digunakan untuk mengembangkan genotip baru pada tanaman ini. Kacang arab sebagian besar
merupakan spesies menyerbuk sendiri karena bunganya yang berukuran kecil sehingga
persilangan sulit untuk dilakukan. Dua teknik penyilangan untuk hibridisasi kacang arab telah
dilaporkan dan termasuk penyerbukan setelah emaskulasi dan penyerbukan tanpa emaskulasi.
Keberhasilan persilangan dengan emaskulasi bervariasi dari 5 hingga 17%; sedangkan tingkat
keberhasilan bervariasi dari 20 hingga 50% dengan penyerbukan tanpa emaskulasi.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode komprehensif, yaitu menggunakan informasi
terperinci pada tahap-tahap pembungaan sehingga persilangan dilakukan pada saat yang tepat.
Selain itu lingkungan tempat tumbuhnya tanaman juga dikondisikan secara optimal sehingga
tingkat keberhasilan yang diperoleh lebih tinggi.

Metodologi

Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yakni data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Walaupun kemudian terdapat data yang
berupa angka-angka, maka akan dijelaskan atau dideskripsikan melalui kata-kata.

Hasil

1. Seleksi tetua dan kondisi yang menguntungkan untuk hibridisasi buatan

Keberhasilan persilangan dipengaruhi oleh identitas tetua dan lingkungan dimana tanaman
tumbuh. Tetua betina memainkan peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan
persilangan diantara kedua tetua. Oleh karena itu, penting untuk memilih dengan tepat tetua
jantan dan betina pada persilangan. Biji sekitar 20-30% lebih tinggi ketika emaskulasi diikuti
oleh penyerbukan buatan dilakukan secara relatif pada lngkungan yang lebih dingin seperti di
pagi hari antara pukul 08:00 dan pukul 10:00 atau pukul17:00 dan 18:00 di sore hari. Selain itu,
tingkat keberhasilan yang tinggi pada suhu optimum antara 22 dan 26°C sedangkan peningkatan
suhu lebih dari 30°C mengurangi kelangsungan hidup sekitar 40%.

2. Tahap perkembangan pada bunga kacang arab dan pemilihan tahapan pembungan untuk
persilangan

Tahap perkembangan bunga terditi dari lima tahapan yaitu,

A. Tunas terutup : Pada tahap ini kepala putik belum matang dan kepala sari masih pada
pangkat tunas
B. Tunas berlipat : Mahkota telah mengalami pemanjangan, dan kepala sari kira-kita
setengah tingginya pada putik.
C. Bunga setengah terbuka : Pada tahap ini kepala sari mencapai tinggi yang sama seperti
kepala putik, dan serbuk sari telah matang hanya sebelum pecahnya kepala sari.
D. Bunga terbuka sepenuhnya : Kepala sari menjadi layu, sedangkan standard dan mahkota
sayap sepenuhnya mengembang.
E. Bunga layu : Ini adalah tahap pasca pembuahan dimana bakal buah mulai memanjang.

Untuk melakukan hibridisasi buatan, tunas bunga berlipat digunakan sebagai bunga betina untuk
emaskulasi. Pada tahap ini, kepala sari masih belum matang dan tingginya setengah dari putik.
Bunga setengah terbuka digunakan sebagai bunga jantan dimana butiran serbuk sari telah
matang, berwarna kuning, dan sedikit lengket.

3. Emaskulasi dan penyerbukan buatan

Setelah pemilihan sebuah tunas yang berlipat sebagai bunga betina untuk emaskulasi, mahkota
depan dipotong dengan forceps tajam. Mahkota lunas cukup dipotong pada bagian bawah dan
sayatan dibuat sepanjang poros tengah ke bawah sampai ujung distal pada mahkota lunas. Bunga
setengah terbuka dipilih dalam bunga jantan untuk mengumpulkan serbuk sari. Butiran serbuk
sari yang matang dikumpulkan pada cawan petri dan diaplikasikan secara hati-hati pada ujung
kepala putik pada teua betina yang diemaskulasi. Tanaman keturunan F1 dari kumpulan biji
ditanam dibawah kondisi pengawasan didalam rumah kaca. Dedauanan pada tanaman yang
berumur 1 minggu dikumpulkan untuk mengesktrak DNA dan genotipe dengan PCR. Sekitar
78% pada persilangan menunjukkan adanya DNA kedua tetua dikonfirmasi keberhasilan
hibridisasi dan 22% tetap menunjukkan hanya genotipe pada tetua betina sedangkan sekitar 33%
pada persilangan mati sebelum pengaturan biji.
Kesimpulan

Peneliti telah mendeskripsikan bahwa tunas yang berlipat adalah tahap berbunga yang paling
tepat untuk emaskulasi sedangkan bunga setengah terbuka untuk pengumpulan serbuk sari,
tingkat keberhasilan mencapai sekitar 78%. Bahkan, penelitian ini mendemonstrasikan bahwa
keberhasilan pada hibridisasi dapat dipengaruhi oleh pemilihan tetua dan suhu. Kesimpulannya,
metode terperinci peneliti untuk hibridisasi buatan dapat memberikan pedoman untuk menambah
efisiensi persilangan pada kacang arab untuk menciptakan plasma nutfah yang diinginkan.

Kelebihan penelitian

1. Metode yang digunakan sederhana.


2. Informasi penelitian detail dan terperinci.

Kekurangan penelitian

1. Dasar teori kurang dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai