“TRAUMA OKLUSI”
Kelompok 5 :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Robbi, Tuhan Yang Maha Esa , karena atas segala
bimbingan dan petunjuk-Nya , serta berkat rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga kami
diberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan tutorial yang berjudul ”Trauma Oklusi”.
Laporan tutorial yang kami buat ini sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. drg.Didit yang telah memberi kami kesempatan dan bimbingan untuk lebih mendalami
materi dengan pembuatan laporan tutorial ini.
2. Teman-teman kelompok tutorial 4 yang telah berperan aktif dalam pembuatan laporan tutorial
ini.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini mengandung banyak kekurangan,baik dari
segi isi maupun sistematika. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan karena kami
masih dalam proses pembelajaran. Kami juga berharap laporan tutorial yang telah kami buat ini
dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman yang lain.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
Judul ........................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
3
BAB I
PENDAHULUAN
Metode Literatur
Penyusun melakukan metode literatur dengan berpedoman pada buku-buku
kedokteran dan buku-buku kesehatan lainnya seeta jurnal kedokteran yang relevan
dengan topik.
Metode Teknologi
4
Penyusun mengambil sebagian bahan dari internet dengan sumber yang valid
BAB II
PEMBAHASAN
Trauma oklusi adalah kerusakan jaringan periodonsium akibat tekanan oklusi yang
melebihi kapasitas adaptasi jaringan periodonsium. Tekanan dapat disebabkan langsung
maupun tidak langsung dari gigi antagonisnya. Oklusi yang menyebabkan kerusakan
tersebut dikatakan oklusi traumatik (Hadiyanti,2007; Reddy,2008).
Trauma oklusi dideskripsikan sebagai suatu kondisi yang terbentuk pada jaringan
periodonsium ketika pergerakan gigi di luar batas normalnya. Trauma oklusi juga dapat
didefinisikan sebagai kerusakan pada bagian dari suatu sistem mastikasi yang dihasilkan
oleh kontak oklusal (Carranza, 2006).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan trauma oklusi, antara lain (Hadiyanti, 2007) :
1. Ketidakseimbangan oklusi
- Hambatan oklusal pada waktu oklusi sentris (kontak ke prematur dan gerak
artikulasi)
- Gigi hilang tidak diganti
- Perbandingan mahkota akar tidak seimbang
- Kontak edge to edge
- Alat prostetik dan restorasi yang buruk
2. Kebiasaan buruk
- Bruxism
- Clenching
5
Trauma akut menyebabkan nyeri pada gigi, sensitivitas terhadap perkusi, dan
peningkatan mobilitas gigi. Bila tekanan oklusalnya dikurangi, luka akan sembuh dan
gejala di atas akan berkurang. Bila tidak luka periodontal akan bertambah parah dan
menjadi nekrosis, yang diikuti oleh pembentukan abses periodontal, atau menjadi kronis
dan tanpa gejala. Trauma akut juga dapat menyebabkan pecahnya sementum.
6
- Diskontinuitas atau penebalan pada lamina dura
- Kerusakan tulang alveolar ke arah vertikal
- Radiolusen pada furkasi
- Radiolusen dan kondensasi tulang alveolar atau resorpsi akar
Gigi-gigi tetangga yang hilang secara bertahap akan mengalami perubahan posisi,
bergeser ke arah diastema dan miring, sedangkan gigi antagonisnya akan mengalami
ekstrusi. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan kurve oklusal berubah bentuk,
lengkung menjadi bergelombang sehingga gerakan artikulasi menjadi tidak lancar
(Aryanti, 2007).
Benturan-benturan akan terjadi setiap kali mandibula bergerak ke posisi oklusi sentrik
dan secara tidak disadari, pasien merubah lintasan buka/tutup mandibula atau menarik
mandibula ke posisi akhir yang enak. Perubahan lintasan ini menyebabkan perubahan
posisi mandibula bergeser dari sentrik dan keseimbangan otot-otot berubah ada yang aktif
dan ada yang kurang aktif. Secara bertahap apabila toleransi fisiologis otot terlampaui
maka akan timbul kelelahan pada otot dan menimbulkan spasme yang oleh pasien
dirasakan sebagai nyeri bila otot berfungsi (Aryanti, 2007).
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan penunjang
7
1. Medikamentosa, dengan pemberian analgesik contohnya ibuprofen 400mg 4x sehari
(Wiriadidjaya,2007).
3. Instruksi yang diberikan kepada pasien yang memiliki kebiasaan buruk bruxism untuk
menghentikan parafungsional habitnya
Prognosis yang didapatkan apabila treatment dari trauma oklusi ini berhasil :
Prognosis yang didapatkan apabila treatment dari trauma oklusi ini tidak berhasil :
8
b. Pada trauma oklusi akut, luka pada jaringan periodontal yang tidak dikoreksi akan
semakin parah dan menimbulkan nekrosis jaringan yang ditandai dengan formasi
abses periodontal (Hadiyanti,2007)
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Trauma oklusi adalah kerusakan jaringan periodonsium akibat tekanan oklusi yang
melebihi kapasitas adaptasi jaringan periodonsium. Tekanan dapat disebabkan langsung maupun
tidak langsung dari gigi antagonisnya. Oklusi yang menyebabkan kerusakan tersebut dikatakan
oklusi traumatic. Penyebab dari trauma oklusi disebabkan oleh beberapa factor yg dipengaruhi
oleh ketidakseimbangan oklusi dan kebiasaan buruk. Gigi-gigi tetangga yang hilang secara
bertahap akan mengalami perubahan posisi, bergeser ke arah diastema dan miring, sedangkan
gigi antagonisnya akan mengalami ekstrusi. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan kurve
oklusal berubah bentuk, lengkung menjadi bergelombang sehingga gerakan artikulasi menjadi
tidak lancar.
Saran
Apabila ada gigi geligi yang missing/hilang disarankan agar segera mengganti gigi yang
hilang tersebut dan mencegah migrasi gigi bisa menggunakan alat prostodontik misalnya bridge
dan implant, untuk mengurangi resiko terjadinya trauma oklusi yang sudah dijelaskan pada
makalah ini. Jika trauma oklusi dibiarkan dan tidak segera dirawat maka dapat menimbulkan
berbagai dampak negatif seperti penyakit periodontal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Astuti NKA. Perawatan kelainan jaringan periodontal akibat traumatic oklusi. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.2010. Vol 5. No.2 p 2
Carranza, Fermin A. and Takei, Henry H. The Treatment Plan : in Carranza’s Clinical
Periodontology 10th Ed. St.Louis; WB. Saunders. 2006,p.467-474,628
Dave R. Trauma From Occlusion; Review Clinical Update. National Naval Dental Center
8901wescosen ave. Bethesda,Maryland.2004, vol.26 no.1,p.25-27
Enamia SG. Manajemen Gigi Mobility Akibat Penyakit Periodontal. FKG USU.2010.hal 8-15
Hadiyanti, A. Kerusakan Jaringan Periodonsium Pada Molar Yang Disebabkan Oleh Oklusi
Traumatik. Jakarta: FKG UI. 2007.p. 11,16,25-27
Klinberg I and Jagger R. Occlusion and clinical practice. Edinburgh London: New York.
2006.p83-84
Mc Devit, Michael J & Bibb, Carol A.2006. Occlusal Evaluation & Theraphy : In Carranza’s
Clinical Periodontology Carranza 10th Edition. St.Louis : WB Saunders
Reddy, Shantipriya.2008. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics 2nd ed. Jaypee
Brothers Medical Publisher : New Delhi, India.p.87-88
Wiriadidjaya, Kartika. Kerusakan Jaringan Periodontal pada Gigi Premolar yang Disebabkan
Oleh Oklusi Traumatik. FKG UI : Jakarta, Indonesia. 2007.p.13-32
11