Anda di halaman 1dari 4

Fuad Hawari 1710512021

Melvia Eriva Ikhsan 1710513001

A.  KOMPENSASI
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan kepada
karyawan pada periode yang tetap, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial. Sistem
kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan
memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan
yang unggul.

Manajemen kompensasi merupakan mekanisme untuk mendorong dan mempengaruhi


personel serta sebuah elemen penting dalam organisasi untuk mencapai tujuan dalam
organisasi. Adapun tujuan manajemen kompensasi adalah sebagai berikut:

1.  Untuk menarik orang-orang yang kompeten, berkualitas, dan berkarakter bergabung


dengan organisasi.

2.  Untuk mempertahankan orang-orang yang memiliki keunggulan, kompetensi, berkualitas,


dan berkarakter baik yang sudah bergabung dengan organisasi agar tidak keluar dari
organisasi.

3.  Untuk menjaga agar orang –orang dalam organisasi tetap mau bekerja, karena kompensasi
yang tidak memadai memungkinkan pegawai untuk melakukan mogok kerja yang sebenarnya
sangat merugikan organisasi.

4.  Untuk memotivasi karyawan atau pegawai agar mencapai prestasi yang terbaik.
Ada beberapa keuntungan dari menerapkan manajemen kompensasi, antara lain: 
 Sistem kompensasi yang didesain dengan adil dan baik, memberikan dampak positif
dalam efisiensi dan hasil kerja setiap karyawan/individu di dalamnya.

 Sistem kompensasi yang adil mendorong karyawan untuk memberikan kinerja


melebihi standar normal.
 Sistem kompensasi yang adil membantu proses evaluasi jabatan (job evaluation),
yang lebih realistis dan dapat dicapai (achievable).

 Sistem kompensasi tersebut mampu diaplikasikan ke dalam setiap tingkat jabatan di


dalam organisasi

 Sistem memberikan keseimbangan kerja dan kehidupan (work-life balance). Sistem


tidak memberikan hukuman kepada karyawan untuk sesuatu yang diluar kendali, dan
juga tidak akan mengeksploitasi karyawan.

 Sistem kompensasi akan meningkatkan moral kerja karyawan, produktifitas dan


kerjasama antar karyawan, selain memberikan kepuasan kepada karyawan.

 Sistem kompensasi yang adil membantu manajemen dalam memenuhi dan


menghadapi aksi karyawan.

 Sistem kompensasi yang adil membantu penyelesaian yang memuaskan kedua pihak
bila terjadi selisih antara serikat pekerja dan manajemen.

 Sistem kompensasi yang adil memberikan dorongan dan kesempatan bagi karyawan

untuk berkinerja dan memberikan hasil lebih baik dari sebelumnya.

B. MEKANISME REWARD DAN PUNISHMENT


Prinsip yang penting dalam manajemen kompensasi adalah prestasi yang tinggi harus diberi
penghargaan atau reward, sedangkan kinerja yang buruk harus diberikan hukuman atau
punishment.

Secara garis besar mekanisme atau proses  reward  dan punisment melibatkan beberapa
variable, yaitu:
a. motivasi
b. kinerja
c. kepuasan
d. penghargaan dan hukuman

Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang,
kelompok, dan organisasi mencapai target kinerja dan tujuan ditetapkan. Sistem perhargaan
dan hukuman yang adil akan menaikkan kepuasan pegawai.
C. MANAJEMEN KOMPENSASI BERORIENTASI PADA PENGHARGAAN
(REWARD)

Sistem manajemen yang berorientasi pada reward dirasakan lebih adil dan menantang.

1. Kriteria kinerja sebagai dasar pemberian penghargaan


Beberapa kriteria kinerja itu antara lain :
a. Kriteria keuangan
b. Kemampuan menyelamatkan atau menyehatkan organisasi
c. Kemampuan menjadkan organisasi pada prestasi terbaik di antara pesaing-pesaingnya

2. Komponen Utama Sistem Reward


Setiap individu atau kelompok yang memiliki kinerja yang tinggi perlu mendapatkan
penghargaan. Komponen utama sitem reward terdiri atas tiga elemen yaitu:
a. Gaji
b. Kesejahteraan
c. Pengembangan karir

D. PENDEKATAN PEMBERIAN PENGHARGAAN


 Ada beberapa pendekatan yaitu :
1. Sistem prestasi kerja (merit system)
Sistem prestasi kerja (merit system) merupakan pendekatan dalam pemberian
penghargaan yang didasarkan pada prestasi yang dihasilkan pada prestasi hasil kerja (job
perfomance). Dalam sistem ini yang diutamakan adalah kemampuan kerja seseorang, baik
berupa keterampilan, keahlian, dan efektifitas kerja.
2. Sistem karir/senioritas (seniority system)
Sistem karir/senioritas merupakan pendekatan dalam pemberian penghargaan yang
didasarkan pada masa kerja (senioritas). Dalam sistem senioritas, masa kerja menjadi
pertimbangan utama.
3. Kombinas antara prestasi dan senioritas
Sistem prestai kerja dianggap lebih adil dan mampu membangkitkan motivasi namun
dinilai kurang memperhatikan aspek humanis-psikologis. Sementara itu sistem senioritas
dinilai lebih humanis akan tetapi kurang adil dan kurang mampu memotivasi. Apabila
kedua pendekatan tersebut digabungkan, maka diharapkan kedua sistem itu bisa saling
melengkapi.
4. Cafetaria-style fringe benefits
Cafetaria-style fringe benefits merupakan pendekatan dalam memberikan reward kepada
pegawai berdasarkan paket-paket bonus atau kesejahteraan yang dapat dipilih pegawai.
Pegawai berperan aktif dalam menentukan reward untuk dirinya sehingga akan terasa
lebih berharga bagi pegawai karena sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
5. Simpanan Cuti Kerja (Banking time off)
Banking time off merupakan pemberian reward kepada pegawai dengan cara memberikan
simpanan cuti kerja yang dapat diambil oleh pegawai karena perilaku yang dinilai baik,
yaitu kinerjanya atau kehadirannya.
6. Skill-based pay
Skill-based pay merupakan pendekatan pemberian reward yang didasarkan pada
banyaknya keahlian atau keterampilan yang dimiliki pegawai. Efisiensi dan nilai tambah
pegawai sangat penting untuk diperhatikan.
7. Gainsharing
Gainsharing merupakan pendekatan suatu bentuk insentif kepada kelompok yang
didasarkan pada formula. Insentif tersebut berasal dari kelebihan keuangan organisasi
yang diakibatkan oleh perbaikan kinerja.

E. PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN KOMPENSASI PADA ORGANISASI


SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA

Permasalahan manajemen kompensasi pada organisasi sector publik, khususnya pada


birokrasi pemerintahan di Indonesia, antara lain :
1.      Jumlah Pegawai Terlalu Banyak
2.      Gaji Kurang Memadai
3.      Sistem Rekrutmen Pegawai Lemah
4.      Kapasitas dan Kapabilitas Pegawai Rendah

Anda mungkin juga menyukai