Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI SIMULASI I

SWAMEDIKASI

Disusun Oleh :
Kelompok 4 Ganjil
Sabilla Gustiharda PO.71.39.1.18.031
Siska Oktari PO.71.39.1.18.033
Tasya Septiyani PO.71.39.1.18.035
Yuliani Safitri PO.71.39.1.18.037
Zafira Fathya PO.71.39.1.18.039

Kelas : Reguler 2A

Dosen Pembimbing :
1. Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M.Kes
2. Dra. Sarmalina Simamora, Apt, M.Kes
3. Dr. Drs. Sonlimar Mangunsong, Apt, M.Kes
4. Mona Rahmi Rulianti, Apt, M.Farm

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan akhir yang berjudul


SWAMEDIKASI

Disusun oleh :

Sabilla Gustiharda PO.71.39.1.18.031


Siska Oktari PO.71.39.1.18.033
Tasya Septiyani PO.71.39.1.18.035
Yuliani Safitri PO.71.39.1.18.037
Zafira Fathya PO.71.39.1.18.039

Telah diperiksa dan telah disetujui keseluruhan isinya sebagai tugas mata
kuliah Farmasi Simulasi I tahun akademik 2020/2021 di Poltekkes Kemenkes
Jurusan Farmasi dan dinyatakan telah mendapat persetujuan sebagai tugas mata
kuliah Farmasi Simulasi I.

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Dra. Sarmalina Simamora, Apt, M.Kes


NIP. 196312131994032003

2
LEMBAR PENGESAHAN PENGAWAS

Laporan akhir yang berjudul


SWAMEDIKASI

Disusun oleh :

Sabilla Gustiharda PO.71.39.1.18.031


Siska Oktari PO.71.39.1.18.033
Tasya Septiyani PO.71.39.1.18.035
Yuliani Safitri PO.71.39.1.18.037
Zafira Fathya PO.71.39.1.18.039

Telah diperiksa dan telah disetujui keseluruhan isinya sebagai tugas mata
kuliah Farmasi Simulasi tahun akademik 2020/2021 di Poltekkes Kemenkes
Jurusan Farmasi dan dinyatakan telah mendapat persetujuan sebagai tugas mata
kuliah Farmasi Simulasi I.

Mengetahui,
Dosen Pengawas

Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti,. M.kes Mona Rahmi Rulianti, Apt., M.Farm
NIP. 196610161992032001 NIP : 198803162014022003

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya lah kami dapat menyusun portofolio yang berjudul “Swamedikasi”
yang bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Farmasi Simulasi I yang
mana fortofolio ini ditujukan sebagai pedoman praktikum Farmasi Simulasi I
khususnya memonitoring efek samping obat dan juga untuk memenuhi tugas mata
kuliah Farmasi Simulasi I.

Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan praktikum farmasi


Simulasi I ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak terutama
para dosen, maka dari itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan fortofolio ini masih banyak


kekurangan dan juga kesalahan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca agar kami dapat menyusun fortofolio selanjutnya dengan lebih
baik dan kiranya fortofolioini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Akhir
kata kami mengucapkan terima kasih dan meminta maaf apabila ada kesalahan
dalam penulisan portofolio ini.

Palembang, Maret 2020

Penyusun

4
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Persetujuan Pembimbing
Kata Pengantar…………………………………………………………………….4
Daftar Isi..................................................................................................................5
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... ………6
B. Tujuan Praktikum ...................................................................................6
C. Manfaat Praktikum ..................................................................... ………7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Swamedikasi………………………………………………………..…8
B. Obat-obat swamedikasi……………………………………….……...14
BAB III. TELAAH KELUHAN

A. Kasus 1 ...................................................................................... ……..18


B. Kasus 2 ...................................................................................... .…….20
C. Kasus 3…………………………................................................ ……..22
D. Kasus 4 ....................................................................................... ……..24
E. Kasus 5 ....................................................................................... ..........26
BAB IV. SKENARIO
A. Kasus 1 ......................................................................................... ..........29
B. Kasus 2 ........................................................................................ ..........30
C. Kasus 3 ........................................................................................ ..........32
D. Kasus 4 ......................................................................................... ..........34
E. Kasus 5 ......................................................................................... ..........36
BAB V. PEMBAHASAN…………………………………….…………………..38
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan……………….……………..……………………………40
B. Saran……..………………………………..………………………….40
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……….......41

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(Undang – Undang No. 23 tahun 1992). Pembangunan kesehatan sebagai
salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Dari data World Health Organization (WHO), di banyak negara


sampai 80% episode sakit dicoba diobati sendiri oleh penderita (Suryawati,
1997). Sedangkan berdasarkan hasil Susenas tahun 2009, BPS mencatat
bahwa terdapat 66% orang sakit di Indonesia yang melakukan swamedikasi.
Angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan persentase penduduk yang
berobat jalan ke dokter (44%).

Sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan yaitu masyarakat yang


mandiri untuk hidup sehat, dan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan dan diselenggarakan bersama antara pemerintah dan
masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya kesehatan harus
dilakukan secara integral oleh seluruh komponen, baik pemerintah, tenaga
kesehatan maupun masyarakat. Oleh karena itu masyarakat harus berperan
aktif dalam mengupayakan kesehatannya sendiri.

Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan


istilah swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi
keluhankeluha dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti

6
demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare,
penyakit kulit dan lain-lain. Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil
masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada
pelaksanaannya swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan
pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan
masyarakat akan obat dan penggunaannya. Dalam hal ini Apoteker dituntut
untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sehingga
masyarakat dapat terhindar dari penyalahgunaan obat (drug abuse) dan
penggunasalahan obat (drug misuse). Masyarakat cenderung hanya tahu
merk dagang obat tanpa tahu zat berkhasiatnya.

B. Tujuan Pratikum

1. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang jenis


obat yang sesuai ataupun tidak sesuai serta aman ataupun tidak aman obat
untuk penyakit yang sedang dialami oleh pasien, efek samping, interaksi
obat serta aturan pakai kepada pasien Swamedikasi.

2. Menerapkan Teknik Pemberian Informasi (KIE) kepada


pasien Swamedikasi

3. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan secara langsung kepada


masyarakat di dunia kerja nantinya

C. Manfaat Pratikum
1. Mengetahui jenis obat yang aman ataupun tidak, efek samping, interaksi
obat dan aturan pakai bagi pasien swamedikasi

2. Meningkatkan kemampuan dalam melaksanan interaksi kepada pasien


swamedikasi melalui pemberian informasi (KIE).

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SWAMEDIKASI
1. Pengertian Swamedikasi
Pengobatan sendiri atau swamedikasi yaitu mengobati segala keluhan
pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotik atau toko obat
atas inisiatip sendiri tanpa nasehat dokter (Tan, H, T, Kirana, R., 1993).
Menurut Sukasediati (1992), pengobatan sendiri merupakan upaya yang
dilakukan oleh orang awam untuk mengatasi penyakit atau gejalanya yang
dialami sendiri atau oleh orang sekitarnya, dengan pengetahuan dan
persepsinya sendiri, tanpa bantuan atau suruhan seseorang yang ahli dalam
bidang medik atau obat. Upaya pengobatan sendiri ini dapat berupa pengobatan
dengan obat modern atau obat tradisional.

Tujuan pengobatan sendiri adalah untuk peningkatan kesehatan,


pengobatan sakit ringan, dan pengobatan rutin penyakit kronis setelah
perawatan dokter. Sementara itu, peran pengobatan sendiri adalah untuk
menanggulangi secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan
konsultasi medis, mengurangi beban pelayanan kesehatan pada keterbatasan
sumber daya dan tenaga, serta meningkatkan keterjangkauan masyarakat yang
jauh dari pelayanan kesehatan (WHO, 1998 dalam Supardi, 2005).

2. Keuntungan Swamedikasi
Keuntungan pengobatan sendiri menurut Tan, H, T, dan Kirana, R
(1993), adalah obat untuk gangguan sehari-hari seringkali memang sudah
tersedia dirumah. Selain itu bagi orang yang tinggal di desa terpencil, dimana
belum ada praktek dokter, pengobatan sendiri akan menghemat banyak waktu
dan biaya yang diperlukan untuk pergi ke kota mengunjungi seorang dokter.

8
Menurut Holt (1986) dalam Supardi (2005), keuntungan pengobatan
sendiri antara lain aman bila digunakan sesuai dengan petunjuk (efek samping
dapat diperkirakan), efektif untuk menghilangkan keluhan karena 80% sakit
bersifat self-limiting, yaitu sembuh sendiri tanpa intervensi tenaga kesehatan,
hemat waktu karena tidak perlu mengunjungi fasilitas / profesi kesehatan, biaya
pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan,
menghindari rasa malu dan stress apabila harus menampakkan bagian tubuh
tertentu dihadapan tenaga kesehatan, dan membantu pemerintah untuk
mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kesehatan pada masyarakat.

Kekurangan pengobatan sendiri yaitu obat dapat membahayakan


kesehatan apabila tidak digunakan sesuai dengan aturan, penggunaan obat bisa
salah karena informasi dari iklan obat kurang lengkap, pemborosan waktu dan
biaya apabila salah menggunakan obat, dapat timbul reaksi obat yang tidak
diinginkan, seperti sensitivitas, alergi, efek samping atau resistensi. Selain itu
juga bisa tidak efektif karena salah diagnosis dan pemilihan obat, serta sulit
bertindak objektif karena biasanya pemilihan obat dipengaruhi oleh
pengalaman di masa lalu dan lingkungan

3. Peran Farmasis dalam Swamedikasi


Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari drug
oriented menjadi klien oriented yang berdasarkan pada konsep “
Pharmaceutical Care” . Yang dimaksud dengan Pharmaceutical care adalah
tanggung jawab farmakoterapi dari seorang farmasis untuk mencapai dampak
tertentu dalam meningkatkan kualitas hidup klien (ISFI,2004). Peran farmasis
diharapkan tidak hanya menjual obat tetapi lebih kepada menjamin tersedianya
obat yang berkualitas, mempunyai efikasi, jumlah yang cukup, aman, nyaman
bagi pemakaiannya dan harga yang wajar serta pada saat pemberiannya disertai
informasi yang cukup memadai, diikuti pemantauan pada saat penggunaan obat
dan akhirnya di evaluasi. Pekerjaan kefarmasian dilakukan berdasarkan pada
nilai ilmiah, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta

9
keselamatan klien atau masyarakat yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang
memenuhi standart dan persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan.
Menurut World Health organization (WHO), peran farmasis dalam
swamedikasi yaitu (WHO,1998) :

a. Komunikator (Communicator)
Farmasis harus mempunyai inisiatif untuk berdialog dengan klien
(dan dokter, jika dibutuhkan) untuk menggali tentang riwayat kesehatan
klien. Untuk mendapatkan informasi yang benartentang kondisi klien,
farmasis mengajukan beberapa pertanyaan kepada klien misalnya mengenai
keluhan atau pengobatan yang pernah dilakukan klien. Dalam hal ini
farmasis harus mampu mengenali gejala penyakit tanpa melangkahi
wewenang dokter.

Farmasis harus memberikan informasi yang objektifyang


diperlukan klien misalnya mengenai cara penggunaan obat atau cara
penyimpanan obat. Untuk itu farmasis harus dapat memenuhi kebutuhan
klien sebagai sumber informasi tentang obat, mendampingi dan membantu
klien untuk melakukan swamedikasi yang bertanggung jawab atau bila perlu
memberikan referensi kepada klien untuk melakukan rujukan kepada
dokter.

b. Penyedia obat yang berkualitas (quality drug supplier)


Seseorang Farmasis harus menjamin bahwa obat yang disediakan
dalam swamedikasi berasal dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan
dan berkualitas bagus. Selain itu farmasis juga harus menjamin bahwa obat
– obat tersebut disimpan dengan baik.

c. Pengawas dan pelatih (trainer and supervisor)


Untuk menjamin bahwa pelayanan yang diberikan berkualitas,
maka farmasis harus selalu membekali diri dengan ilmu – ilmu terbaru untuk

10
meningkatkan kemampuan profesional seperti mengikuti pendidikan
berkelanjutan.
Farmasis harus menjamin bahwa pelayanan yang dilakukan oleh
staf – staf yang bukan farmasis memiliki kualitas yang sama. Karena itu
farmasis harus membuat protokol sebagai referensi bagi farmasis dan juga
protokol bagi pekerja kesehatan masyarakat yang terlibat dengan
penyimpanan dan distribusi obat.

Farmasis juga harus menyediakan pelatihan dan menjadi pengawas


bagi staf-staf yang bukan farmasis.

d. Kolaborator (collaborator)
Farmasis harus membangun hubungan profesional yang baik
dengan profesional kesehatan yang lain, asosiasi profesi nasional, industri
farmasi, pemerintah ( Lokal/Nasional ), klien dan masyarakat umum.

Pada akhirnya hubungan yang baik ini dapat digunakan untuk


meningkatkan kualitas dalam swamedikasi.

e. Promotor Kesehatan (Health promotor)


Sebagai bagian dari kesehatan, farmasis harus berpartisipasi dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan dan resikonya bagi masyarakat,
berpartisipasi dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dan
memberikan saran secara individual untuk membantu dalam menentukan
pilihan informasi tentang kesehatan.

FIP juga merumuskan empat tanggung jawab farmasis dalam


swamedikasi yang dituangkan dalam kesempatan bersama asosiasi industri
obat (WSMI). Empat tanggungjawab tersebut yaitu (FIP,1999) :

11
1) Tanggung jawab profesional farmasis untuk memberi informasi dan
saran yang objektif tentang swmedikasi dan obat – obatan yang tersedia
untuk swmedikasi.

2) Tanggung jawab profesional farmasis untuk melapor kepada


pemerintah dan industri farmasi apabila ditemukan adanya efek
samping yang muncul pada individu yang melakukan swamedikasi
dengan menggunakan obat produk dari industri farmasi tersebut.

3) Tanggung jawab profesional farmasis untuk merekomendasikan


rujukan kepada dokter apabila swamedikasi yang dilakukan tidak tepat.

4) Tanggung jawab profesional farmasis untuk memberi penjelasan


kepada masyarakat bahwa obat adalah produk khusus dan harus
disimpan serta diberi perhatian khusus. Farmasis juga tidak
diperbolehkan melakukan hal yang dapat memicu masyarakat membeli
obat dalam jumlah banyak sekaligus.

Terdapat beberapa hal yang harus di kuasai oleh seorang farmasis


pada pelayanan swamedikasi, yaitu (Blenkinsopp & paxton,2002):

1) Membedakan antara gejala minor dan gejala yang lebih serius.


“Triaging” adalah istilah yang diberikan untuk membedakan
tingkat keseriusan gejala penyakit yang timbul dan tindakan yang harus
di ambil. Farmasis telah memiliki prosedur untuk mengumpulkan
informasi dari klien, sehingga dapat memberikan saran untuk
melakukan pengobatan atau menyarankan rujukan ke dokter.

2) Kemampuan mendengarkan (Listening skills)


Farmasis membutuhkan informasi dari klien untuk membatu
membuat keputusan dan merekomendasikan suatu terapi. Proses ini
dimulai dengan suatu pertanyaan pembuka dan penjelasan kepada klien
kemungkinan diajukannya pertanyaan yang bersifat lebih pribadi. Hal

12
ini diperlukan agar farmasis dapat mengenali gejala lebih jauh, sehingga
dapat merekomendasikan terapi yg benar.

3) Kemampuan bertanya (Questioning skills)


Farmasis harus memiliki kemampuan untuk mengajukan
pertanyaan dalam usaha untuk mengumpulkan informasi tentang gejala
klien. Farmasi harus mengembangkan suatu metode untuk
mengumpulkan informasi yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dasar
yang harus diajukan. Ada dua metode umum yang digunakan. a) Yang
pertama disingkat sebagai WHAM

W : Who is the patient and what are the symptoms (siapakah klien
dan apa gejalanya)

H : How long have the symptoms (berapa lama timbulnya gejala)


A : Action taken (Tindakan yang sudah dilakukan)
M : Medication being taken (obat yang sudah digunakan)

b) Yang kedua dikembangkan oleh Derek Balon, seorang farmasis di


london yaitu ASMETHOD
A : Age / appearance (Usia klien)
S : Self or someone else (dirinya
sendiri atau orang lain yang sakit)

M : Medication (regularly taken on preskription or OTC)


(Pengobatan yang sudah digunakan baik dengan resep maupun
dengan non resep)

E : Extra medicine (Usaha lain untuk mengatasi gejala sakit)


T : Time persisting (lama gejala) H
: History (iwayat klien)

O : Other symptoms (gejala lain)


D : Danger symptom (Gejala yang berbahaya).

13
4. Pemilihan terapi berdasarkan bukti keefektifan.
a. Farmasis memiliki dasar pengetahuan farmakologi, terapeutik dan
farmasetika yang dapat digunakan untuk memberikan terapi yang rasional,
didasarkan pada kebutuhan klien. Selain melihat kefektifan bahan aktif
suatu obat, farmasis juga harus memperhatikan interaksi potensial,
kontraindikasi, peringatan, dan profil efek samping dari bahan – bahan
tambahan yang terkandung.
b. Farmasis dapat menyarankan rujukan kepada dokter jika gejala timbul
dalam waktu yang lama, masalah berulang dan semakin parah, timbul
nyeri yang hebat, penggobatan gagal, timbul efek samping, dan gejala yang
berbahaya.

B. OBAT-OBAT SWAMEDIKASI
Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).

1. Obat Over The Counter (OTC)


Obat bebas dikenal juga dengan sebutan obat OTC (Over The Counter),
terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter.
Obat ini biasa menjadi pilihan saat ada kebutuhan untuk melakukan
pengobatan sendiri. Pada wadah obat terdapat tanda khusus obat bebas,
berupa lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Obat bebas dapat
dijual secara bebas diwarung kelontong, toko obat berizin serta apotek. Obat
bebas juga dapat dibeli oleh penderita dalam jumlah yang sangat sedikit.
Pemakaian obat bebas tidak memerlukan pengawasan dari tenaga medis
selama diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat karena

14
jenis zat aktif pada obat golongan ini relatif aman. Jadi pada saat pembelian
obat golongan ini lebih baik dibeli bersama kemasannya (Puspitasari, 2010).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan obat


bebas adalah:

1) Apakah obatnya masih baik atau tidak?


2) Lihat tanggal kadaluarsa obatnya
3) Bacalah dengan baik keterangan tentang obat tadi pada brosurnya
4) Lihat indikasi penggunaan, yang merupakan petunjuk kegunaan obat
untuk penyakit.

5) Perhatikan dengan baik dosis yang digunakan, untuk dewasa atau


anakanak.

6) Lihat pula dengan baik komposisi zat berkhasiat dalam kemasan obat.
7) Perhatikan peringatan-peringatan khusus dalam pemakaian obat.
8) Perhatikan pula tentang kontra indikasi dan efek samping obat.
(Depkes RI, 2006)

b. Obat Bebas Terbatas


Disebut daftar W, obat golongan ini masih termasuk obat keras tapi
dapat dibeli tanpa resep dokter, sehingga penyerahannya pada pasien hanya
boleh dilakukan oleh Asisten Apoteker penanggung jawab. Obat bebas
terbatas ditandai dengan lingkaran berwarna biru dengan garis tepi lingkaran
berwarna hitam (DitJen POM, 2008). Pada wadah obat terdapat tanda
khusus obat bebas terbatas. Terdapat pula tanda peringatan ”P” dalam
labelnya. Kenapa disebut ”terbatas” karena ada batasan jumlah dan kadar
isinya. Label ”P” ada beberapa macam yaitu:

1) P.No. 1: Awas! Obat Keras. Bacalah aturan pemakaiannya. 2) P.No. 2:


Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan 3) P.No. 3:
Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan.

4) P.No. 4: Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar

15
5) P.No. 5: Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan
6) P.No. 6: Awas! Obat keras. O
7) bat wasir, jangan ditelan
Seharusnya obat golongan ini hanya dapat dijual bebas ditoko obat berizin
karena dipegang seorang Asisten Apoteker (AA) serta apotek yang hanya
boleh beroperasi bila ada Apoteker Pengelola Apotek (APA) karena
diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat membeli
obat bebas terbatas (OBT) (Depkes RI, 2008).

2. Obat Wajib Apotek (OWA)


Merupakan obat keras tanpa resep dokter, tanda: lingkaran hitam, dasar
merahObat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker
di apotek tanpa resep dokter. Menurut keputusan mentri kesehatan RI Nomor
347/Menkes/SK/VIII/1990 yang telah diperbaharui Mentri Kesehatan Nomor
924/Menkes/Per/X/1993 dikeluarkan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Pertimbangan utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan
obat yang diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah
kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan
rasional.

b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkatkan peran apoteker di apotek


dalam pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat
kepada masyarakat.

c. Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan


untuk pengobatan sendiri. Obat yang termasuk kedalam obat wajib apotek
misalnya : obat saluran cerna (antasida), ranitidine, clindamicin cream dan
lain-lain.

16
3. Kriteria obat yang digunakan
Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang
dapat diserahkan tanpa resep:

a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di


bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.

b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada


kelanjutan penyakit.
c. Penggunaannya tidak memerlukan harus cara atau alat khusus yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan
d. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan
e. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia
f. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggung
jawabkan untuk pengobatan sendiri.

17
BAB III

TELAAH KASUS
A. Kasus 1

Seorang ibu mempunyai anak berusia 2 tahun yang sedang mengalami batuk
pilek ingin pergi ke Apotek untuk membeli obat, seorang TTK menyarankan obat
OBH Tropica Extra anak dan Transpulmin BB.
B. Pilihan Obat yang Di Rekomendasikan

1. OBH Tropica Extra Anak-anak

a. Komposisi
Ammonium Chloride, Chlorpheniramine Maleate, Licorice, Paracetamol,
Pseudoephedrine Hydrochloride
b. Indikasi untuk mengobati batuk yang disertai gejala influenza seperti demam,
sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin.
c. Dosis
Anak usia 2-5 tahun : 3x sehari 1 sendok teh anak usia 6-12 tahun : 3x sehari
2 sendok teh
d.KontraIndikasi hipersensitif, hipertensi parah, penyakit jantung, diabetes
mellitus, gangguan
fungsi hati yang parah
e. Perhatian alergi, asma, alkohol, menyusui, disfungsi ginjal, hati, glaukoma,
hipertrofi prostat, hipertiroid, mual, muntah.
f. Penyimpanan
Simpan dalam suhu ruangan.

18
2. Transpulmin BB

a.Komposisi
Tiap 1 g mengandung Eucalyptol 100 mg chamomile concentrate 7,44 mg
b. Indikasi
Membantu meringankan hidung tersumbat karena flu, nyeri di punggung,
sakit kepala, sakit perut, dan menghangatkan badan
c. Dosis
Bayi dan anak-anak 2-4 kali sehari, digosokkan pada bagian dada,
punggung dan leher.
d. Efek samping
Mengantuk, pusing, insomnia, gelisah, mulut kering, pandangan kabur,
mual, muntah, urtikaria dan takikardi.
e. Penyimpanan
Simpan dalam suhu ruangan.
A. Penyelesaian Kasus
Pada kasus ini ibu yang anaknya berusia 2 tahun sedang menderita Batuk Pilek
diberikan obat OBH Tropica Extra Pilek Batuk Pilek dan TranspulminBB untuk
meringankan gejalanya serta dianjurkan untuk meminum air hangat dan istirahat
yang cukup.
B. Perhitungan Bahan
1. OBH Tropica Extra Batuk Pilek : 1 botol
2. Transpulmin BB : 1 tube
C. Perhitungan Harga
OBH Tropica Extra Batuk Pilek = Rp. 20.000
Transpulmin BB = Rp. 55.000

19
TELAAH KASUS 2

A. Kasus 2
Seorang remaja putri berusia 20 tahun, penderita maag kronis, mencari obat pusing

B. Pilihan Obat yang Di Rekomendasikan

1. Panadol

a. Komposisi
Parasetamol 500 mg/kaplet
b. Indikasi
Sakit kepala, sakit sendi, sakit otot, sakit telinga, reumatik, artritis, sakit gigi,
setelah vaksinasi, menurunkan panas

c. Dosis
Tablet; anak 7-12 th:1/2-1 tablet. Dewasa: 1-2 tablet 3-4 kali sehari
d. Kontraindikasi

Hipersensitif

e. Perhatian

Gagal ginjal, gangguan fungsi hati.

f. Penyimpanan

Sebaiknya disimpan pada suhu dibawah 30oC

20
2. Magasida

a. Komposisi:
Aluminium Magnesium dan Simetikon
b. Kontraindikasi:
Sistem Gastrointestinal & Hepatobilier
c. Indikasi:
Mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung,
gastristis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari seperti mual, nyeri lambung,
nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung

d. Dosis:
Dewasa: 1-2 tablet , 3-4 kali sehari, 1-2 jam sesudah makan dan sebelum tidur.
Anak-anak 6-12 tahun: 3-4 kali sehari, 1-2 jam sesudah makan dan sebelum tidur.
e. Penyajian:

1-2 jam sesudah makan dan sebelum tidur.


f. Penyimpanan :
Disimpan pada suhu ruangan dan hindari dari sinar matahari

A. Penyelesaian Kasus

Berdasarkan kasus tersebut TTK merekomendasikan obat Panadol dan obat


Magasida untuk mengobati nyeri/ sakit kepala dan maag yang dialaminya.

21
B. Perhitungan Bahan

Panadol : 1 blister

Magasida : 1 strip

C. Perhitungan Harga

1. Panadol = Rp. 2.000/blister

2. Magasida = Rp. 11.000/strip

TELAAH KASUS 3

A. Kasus 3
Seorang Ibu Hamil 7 bulan mengalami susah buang air besar dan mencari obat
pencahar yang cocok untuk dirinya yang sedang hamil

B. Pilihan Obat yang Di Rekomendasikan

1. Microlax Gel

a. Komposisi
Na-Lauril sulfoasetat 45 mg, Na-sitrat 450 mg, asam sorbat 5 mg, PEG-

22
400 625 mg, sorbitol 4,465 mg

b. Indikasi
Konstipasi rektal, dan sigmoidal, konstipasi pada kehamilan, konstipasi bakal atau
peralihan pada anak.

c. Kontra indikasi
Hipersensitivitas
d. Dosis
Dewasa dan anak lebih dari 3 bulan : 1 tube rektal.
Bayi kurang dari 3 bulan : 0,5 tube rektal
e. Efek samping
Reaksi alergi kibat hipersensitivitas terhadap kandungan yang ada dalam microlax,
diare dan dehidrasi yang disebabkan penggunaan obat ini secara berlebihan dalam
jangka waktu yang panjang, rasa perih ketika buang air besar.

f. Penyimpanan
Sebaiknya disimpan pada suhu dibawah 30oC

A. Penyelesaian Kasus
Berdasarkan kasus tersebut TTK memberikan obat Microlax untuk mengobaati sulit
buang air besar atau simbelit dan obat ini cocok digunakan untuk Ibu yang sedang
hamil

B. Perhitungan Bahan
1. Microlax gel tube 5 ml = 1 tube

C. Perhitungan Harga
1 Microlax gel tube 5 ml = Rp. 26.000,00

23
TELAAH KASUS 4

A. Kasus 4
seorang Ibu berusia 50 tahun dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak
datang ke Apotik Simulasi Farma untuk mencari obat yang dapat mengatasi sakit
yang dialaminya.
B. Pilihan Obat yang Di Rekomendasikan
1. Neo Napacin

a. Komposisi
Theofillin 130 mg, Efedrin HCl 12,5 mg
b.Indikasi
Untuk meringankan dan mengatasi penyakit asma bronkial.
c. Dosis
Dewasa: 3x 1 tab setelah makan
Anak 6-12 tahun: 3x ½ tablet setelah makan
d.Kontra Indikasi
Hipersensitif
e. Perhatian
Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 2 tahun. Jangan melampaui dosis
yang dianjurkan bila bertambah buruk konsultasikan kepada dokter. Hati-hati
pemberian pada wanita hamil, menyusui dan anak anak.
f. Penyimpanan
Simpan dalam suhu ruangan.

24
2. Decadryl Expectorant 60 ml

a. Komposisi
Tiap 5 ml : Diprenhidramin HCL 13,5 mg, amonium klorida131,5 mg
b. Indikasi
Untuk meringankan batuk berdahak karena alergi
c. Dosis
Dewasa : 1-2 Sendok takar tiap 3 jam, tidak boleh lebih dari 14 sendok takar
per hari. Anak 6-12 tahun : 1/2 - 1 sendok takar tiap 3 jam, tidak boleh lebih
dari 6 sendok takar per hari
d. Perhatian
Wanita hamil dan menyusui, anak < 2 tahun
e. Efek samping
mengantuk, retensi urin, ulut kering, gangguan pencernaan, reaksi alergi
pada kulit, sedasi
f. Penyimpanan
simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan sinar matahari
langsung

A. Penyelesaian Kasus
Berdasarkan kasus tersebut TTK memberikan obat Neo Napacin untuk mengobati
sesak nafas dan Decadryl Expectorant untuk mengobati batuk berdahak yang
dialaminya.

25
B. Perhitungan Bahan
1. Neo Napacin : 2 blister
2. Decadryl Expectorant 60 ml : 1 botol

C. Perhitungan Harga
2 Neonapacin = Rp3.000/blister × 2 = Rp9.000
1 Decadryl Expectorant 60 ml = Rp15.000

TELAAH KASUS 5
A. Kasus 5

Pasien Seorang ibu dengan sangat tergesa- gesa dan cemas datang ingin mencari obat
, karena anaknya (3 tahun) diare hebat, sudah lebih dari 8 kali BAB, fesesnya cair dan
lendir . Anaknya tidak mau makan, sudah lemas.

B. Pilihan Obat yang Direkomendasikan

1. Oralit

a. Komposisi
Glucose anhydrous 4g, NaCl 0.7g, Na. bicarbonate 0.5g, CaCl2 0.3g b.
Indikasi

Pengganti elektrolit pada pasien muntah & diare, kolera


c. Dosis

26
Dibawah 1 tahun : 3 jam pertama 1.5 gelas, selanjutnya 1/2 gelas tiap kali
mencret. Anak 1 - 5 tahun: 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas tiap kali
mencret. Anak 5 - 12 tahun : 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1.5 gelas tiap
kali mencret. Anak lebih dari 12 tahun : 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2
gelas tiap kali mencret.

d. Kontra Indikasi
Penderita gangguan fungsi ginjal, malabsorpsi glukosa, serta dehidrasi parah.
e. Penyimpanan
Sebaiknya disimpan pada suhu dibawah 30oC

2. ZIDIAR SYR 60ML

a. Komposisi
Zinc 20 mg / 5 mL
b. Indikasi sebagai terapi pelengkap dalam pengobatan diare pada anak dan
juga

mencegah kekurangan zinc.


c. Dosis
Anak usia 2 hingga 6 bulan: di minum 1 x sehari 1 sendok takar (2,5ml)
Anak usia 6 bulan hingga 5 tahun: di minum 1 x sehari 1 sendok takar (5
ml) selama 10 hari walau diare sudah berhenti.

27
d. Perhatian
Wanita hamil dan menyusui, anak < 2 tahun
e. Kontra indikasi
Tidak boleh di berikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif
terhadap Zidiar.

f. Penyimpanan
Sebaiknya disimpan pada suhu dibawah 30oC.

A. Penyelesaian Kasus
Pada kasus ini seorang ibu datang tergesa-gesa dan cemas ingin membeli obat diare
di apotik untuk anaknya (3 tahun). Di apotik TTK memberikan obat Oralit untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang dan Zidiar zinc syrup untuk memadatkan tinja
anaknya agak tidar cair lagi.

B. Perhitungan Bahan
Oralit : 6 bungkus
Zidiar zinc syrup 60 ml : 1 botol

C. Perhitungan Harga
6 bungkus oralit = Rp. 500/bungkus × 6 = Rp 6.000
1 Zidiar zinc syrupt 60 ml = Rp. 30.600/botol

28
BAB IV
SKENARIO

Sabilla Gustiharda TTK 1


Siska Oktari TTK 2
Tasya Septiyani TTK 3
Zafira Fathya TTK 4
Yuliana Safitri TTK 5

Kasus 1
Disiang hari, ada seorang ibu yang ingin membeli obat Batuk Pilek untuk
anaknya yang berumur 2 tahun datang ke Apotek Simulasi.

TTK : Siang bu, selamat datang di Apotek Simulasi. Ada yang bisa saya bantu ?
Pasien : Siang, ya mbk saya mau beli obat batuk pilek untuk anak saya.
TTK : ohh iya bu, anak ibu umurnya berapa ya ?
Pasien : Umur anak saya 2 tahun mbk
TTK : Sudah berapa lama ya bu anaknya batuk pilek ?
Pasien : Kalau batuknya dari kemarin tapi pileknya baru semalam mbk.
TTK : Anak ibu batuk berdahak atau kering ?
Pasien : Batuk berdahak mbk ?
TTK : Apakah ada gejala lain yang anak ibu rasakan ?
Pasien : Iya mbk anak saya itu hidungnya tersumbat.
TTK : Sebelumnya ibu sudah memberikan obat atau belum ?
Pasien : Belum mbk, saya hanya memberikan air hangat saja
TTK : Baik bu, sebentar ya saya ambilkan obatnya dulu
Pasien : Iya mbk
TTK : Ini bu , saya ada 2 obat yang pertama OBH Tropica Plus untuk membantu
meringankan Batuk dan Pilek dan Transpulmin BB untuk mengatasi hidung
tersumbat.
Pasien : Oh gitu ya mbk. Tapi anak saya itu juga susah tidur mbk, gimana ya ?

29
TTK : Iya bu Transpulmin BB itu dapat menenangkan anak ibu sehingga bisa
tidur nyenyak.

Pasien : Ya udah mbk saya mau obatnya, tapi untuk Transpulmin BB itu pakainya
gimana ?
TTK : Cara pemakaiannya itu ambil transpulmin BB oleskan di bagian dada, leher
dan punggung kemudian pijat dengan lembut lakukan ketika anak ibu
sedang mengalami batuk dan pilek. Tetapi, ibu tetap harus memberikan air
putih yang banyak agar batuk dan pilek anak ibu cepat reda
Pasien : oh gitu ya mbak
TTK : Ibu tutup dengan rapat jika tidak digunakan lalu simpan di tempat yang
sejuk ya bu, lalu Bu, apabila dalam bebetapa hari anak ibu masih batuk pilek
silahkan ibu membawanya ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Pasien : ohh iya baiklah Mbak , berapa harga nya mbak?.”
TTK : OBH nya Rp. 20.000 dutambah Transpulmin Rp. 55.000 jadi totalnya Rp.
75.000 bu
Pasien : Ini uangnya mbk (menyerahkan uang)”
TTK : (menerima uang) terimakasih Bu , apakah masih ada yang bisa saya
bantu ?

Pasien : Tidak mbak, terimakasih


TTK : Iya sama-sama Ibu, semoga anaknya lekas sembuh.

Kasus 2

Di siang hari yang cerah, di apotek simulasi farma tenaga teknis


kefarmasian sedang beraktifitas seperti biasa. Kemudian datang seorang
remaja 20 tahun yng mempunyai riwayat penyakit maag kronis, ingin
membeli obat pusing

TTK : Selamat siang, perkenalkan nama saya Siska. Saya sebagai TTK disini, apa
ada yang bisa saya bantu?

Pasien: Siang mba. Saya mau beli obat sakit kepala mba, ada tidak mba?

TTK : Ada kok mba, kalau boleh tau untuk siapa obatnya?

30
Pasien: Untuk saya mba, ada ya mba obatnya?
TTK : Ada mba, maaf mba nama mba siapa dan umur mba?

Pasien: Nama saya Nisak, umur saya 20 tahun mba

TTK : Baik mba Nisak, apa ada gejala lain selain sakit kepalanya yang mba
rasakan?

Pasien: Untuk gejala lain saya merasa nyeri di perut saya mba.

TTK : apa makan mba sudah teratur?

Pasien: Makan saya tidak teratur mba tergantung dari kesibukan saya, kadang-
kadang belum makan mba dari kemarin, karena banyak pekerjaan yang harus
saya kerjakan

TTK : Apakah mba sudah meminum obat sebelumnya?

Pasien: Tidak mba

TTK : Oh baiklah, tunggu sebentar ya mba saya ambilkan obatnya dulu

Pasien: Baik mba.

TTK : Maaf mba, apa mba ada alergi terhadap obat

Pasien: Saya tidak ada alergi dengan obat mba

TTK : Begini mba, keluhan yang mba alami ini bukan hanya sakit kepala saja mba
kemungkinan penyebab dari sakit kepala mba ini karena penyakit maag mba
karena maag ini dapat menyebabkan sakit kepala jika terjadi kenaikan asam
lambung yang berlebihan.

Pasien : Oh jadi bukan hanya sakit kepala saja ya mba melainkan penyakit maag
yang menyebabkannya.

TTK : Iya mba, jadi disini saya merekomendasikan obat yang cocok mengatasi
keluhan mba adalah obat Panadol dan Magasida.

Untuk obat Panadol dapat membantu meringankan sakit kepala mba. Obat ini
diminum 1-2 tablet 3-4 kali sehari bisa sebelum atau sesudah makan mba.

31
Untuk efek sampingnya itu tidak berpengaruh ke sistem pencernaannya mba,
jadi aman untuk dikonsumsi, lalu untuk obat Magasida dapat mengurangi
gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastristis,
tukak lambung, tukak usus dua belas jari seperti mual, nyeri lambung, nyeri
ulu hati, kembung. Obat ini diminum 1-2 tablet , 3-4 kali sehari, 1-2 jam
sesudah makan dan sebelum tidur. Kedua obat ini disimpan pada suhu
ruangan dan terhindar dari sinar matahari

Pasien: Oh baik mba, harga obat ini berapa ya mba?

TTK : Untuk obat Panadol satu blister harganya Rp 2.000,- dan untuk obat
Magasida satu stripnya Rp 11.000,- , jadi semuanya Rp. 13.000,-

Pasien: Saya beli semuanya , ini uangnya mba

TTK : Ini obatnya mba . Mba saya sarankan agar mba makan secara teratur
walaupun mba sibuk dalam bekerja dan jangan sampai stres ya mba selalu
jaga kesehatan mba

Pasien: Iya mba, terima kasih

TTK : Sama-sama mba, semoga cepat sembuh

Kasus 3

Pada siang hari ada seorang Ibu yang datang ke Apotek Simulasi yang
letaknya di daerah Sekip Jaya, seorang Ibu ini hamil 7 bulan dan mengeluhkan
sulit buang air besar dan ingin membeli obat untuk mengatasi keluhannya

TTK : Selamat siang Bu, selamat datang di Apotek Simulasi, perkenalkan nama
saya Tasya Septiyani sebagai tenaga teknis kefarmasian, apa ada yang bisa
saya bantu ?

Pasien : Selamat siang, saya ingin membeli obat Mbak

32
TTK : Mohon maaf sebelumnya nama Ibu siapa ya dan berapa umurnya? Pasien
: Nama saya Husna Mbak, umur saya 35 tahun
TTK : Baiklah Bu , kalau boleh tahu mau beli obat apa?
Pasien : Saya mau beli obat untuk mengatasi kesulitan buang air besar yang saya
alami

TTK : Kalau boleh tau apa penyebab sulit buang air besar yang Ibu alami?
Pasien : Jadi begini Mbak, pada kondisi kehamilan saya saat ini, saya banyak pikiran
dan kurang memakan makanan yang berserat.

TTK : Kalau boleh tau sudah berapa lama sulit buang air besarnya Bu?
Pasien : Sekitar 2 hari yang lalu Mbak
TTK : Apa Ibu sudah pernah minum obat untuk mengobati sulit buang air besar
yang Ibu alami?

Pasien : Belum pernah Mbak


TTK : Baiklah Bu, silahkan tunggu sebentar ya, saya ambilkan dulu obatnya Setelah
mengambilkan obat, TTK tersebut memanggil Ibu tersebut serta
menjelaskan obat untuk anak Ibu tersebut

TTK : Baiklah atas nama Ibu Husna


Pasien : Iya Mbak
TTK : Baiklah Bu, ini obat pencahar yang aman untuk Ibu hamil, nama obatnya
Microlax. Obat ini mampu mengobati susah buang air besar atau sembelit
dan obat ini tersedia dalam bentuk gel. Untuk pemakaian obat ini 1 tube
untuk 1 x pakai ya Bu dan disimpan pada suhu ruangan.

Pasien : Bagaimana cara pakai dari obat ini Mbak?


TTK : Cara pakainya gini Bu, buka kemasan tubenya lalu tekan perlahan hingga
keluar isi gelnya. Kemudian diratakan di pipa aplikatornya, lalu masukkan
pipanya ke dalam anus secara perlahan dan tekan hingga abis isi dari
tubenya. Usahakan Ibu dalam kondisi rileks ketika mengaplikasikan obat
ini. Jika kesulitan mengaplikasikannya sendiri, Ibu bisa minta tolong suami
atau orang terdekat

33
Pasien : Baiklah mbak, lalu apakah ada efek samping dari obat ini?
TTK : Obat ini bisa menimbulkan rasa perih ketika buang air besar dan diare serta
dehidrasi bila penggunaan obat ini secara berlebihan dalam jangka
waktu panjang dan sebaiknya konsultasi ke dokter bila sulit BAB tidak juga
membaik

Pasien : Baiklah Mbak


TTK : Disarankan Ibu harus makan makanan berserat, banyak minum air putih,
jangan banyak pikiran dan harus rajin berolahraga supaya Ibu dan Bayi
dalam kandungan Ibu sehat

Pasien : Baiklah Mbak, berapa harga 1 tube Microlax ini?


TTK : Harganya Rp. 26.000,00,- Bu
Pasien : Baik Mbak, ini uangnya
TTK : Terima Kasih Bu, Semoga lekas sembuh ya
Pasien : Terima Kasih Mbak

Kasus 4

Di siang hari, seorang Ibu berusia 50 tahun dengan keluhan sesak nafas
dan batuk berdahak datang ke Apotik Simulasi Farma untuk mencari obat
yang dapat mengatasi sakit yang dialaminya.

TTK : “Selamat siang bu, selamat datang di Apotik Simulasi Farma, ada yang bisa
saya bantu?”

Pasien: “Siang mbak, saya mau beli obat mbak untuk batuk sama sesak nafas, ada
nggak mbak?”

TTK : “Ada bu, tapi sebelumnya ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan dulu
bu untuk memastikan obat yang cocok untuk menangani keluhan yang ibu
rasakan.”

34
Pasien: “Oke mbak”
TTK : “Oke bu, sebelumnya batuk yang ibu alami berdahak atau kering ya?”

Pasien: “Berdahak mbak batuknya, terus tiap saya batuk itu rasanya sesak nafas
gitu”
TTK : “Sudah berapa lama ya ibu mengalami batuk dan sesak nafas?”
Pasien: “Sekitar 2 hari mbak kalau batuk tapi kalau sesak nafas baru semalam mbak
dan saya gak tahan mangkanya saya langsung kesini mau cari obatnya.”

TTK : “Selama 2 hari itu apa ada pengobatan untuk batuk yang sudah ibu lakukan?”

Pasien: “Nggak ada mbak, saya cuma banyak minum air hangat di rumah”
TTK : “Sebelumnya apa ibu ada riwayat penyakit asma?”
Pasien: “Kalau asma memang ada mbak”

TTK : “Oke bu, kalau boleh saya tahu umur ibu berapa ya?”
Pasien “Saya 50 tahun mbak”

TTK : “Silahkan tunggu sebentar ya bu, saya siapkan dulu obatnya”


Pasien: “Oke”
TTK : “Ini bu obatnya. Yang pertama ini Neo Napacin untuk mengatasi sesak yang
ibu alami harganya Rp3.000/blister , dan ini decadryl sirup untuk megobati
batuk berdahak harganya Rp15.000 bu.”

Pasien: “oke mbak saya ambil 2 obat itu ya”


TTK : “Baik bu, sebelumnya saya jelaskan dulu ya bu cara pemakaian obatnya.
Untuk Neo Napacin ini diminum 3 x 1 hari 1 tablet setelah makan. Untuk
decadryl ini diminum 1-2 sendok takar tiap 3 jam bu, maksimal nya 14
sendok takar per hari . obat decadryl ini kan sirup ya bu, jangan disimpan
di kulkas karena akan menurunkan kualitas obat. Jadi penyimpanannya
kedua obat ini di suhu ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung.
Berhubung Neo Napacin tadi digunakannya 3x1hari 1 tablet dan isi 1 blister
nya 4 tablet. ibu mau ambil berapa obat Neo Napacinnya? “ “

Pasien: “saya ambil 2 blister aja mbak”

35
TTK : “oke bu, jadi ini totalnya Rp6.000 + Rp15.000 = Rp21.000 bu”
Pasien: “ini uangnya mbak (menyerahkan uang Rp30.000)
TTK : “(memberikan kembalian uang Rp9.000) terimakasih bu semoga lekas
sembuh.”

Pasien: “iya sama-sama.”

Kasus 5
Pasien Seorang ibu dengan sangat tergesa- gesa dan cemas datang ingin
mencari obat , karena anaknya (3 tahun) diare hebat, sudah lebih dari 8 kali
BAB, fesesnya cair dan lendir . Anaknya tidak mau makan, sudah lemas.

TTK : Selamat siang bu, selamat datang di Apotek Simulasi Farma,


Perkenalkan nama saya Yuliana Safitri selaku Tenaga Teknis Kefarmasian
diapotik ini.

Pasien : Siang mbak.


TTK : apa ada yang bisa saya bantu bu?
Pasien : Begini mbak anak saya terkena diare.
TTK : anak ibu umurnya berapa ya bu?
Pasien : anak saya umurnya 3 tahun mbak.
TTK : Kira-kira sudah berapa kali bu buang air besarnya?
Pasien : sudah lebih dari 8 kali mbak.
TTK : Sebelumnya anak ibu makan apa?
Pasien : Kemarin malam anak saya makan sosis mbak dipinggir jalan.
TTK : Apakah anak ibu sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu akhir-akhir
ini?

Pasien : Tidak ada bu.


TTK : Ohh iya, Apakah tinja anak ibu bentuk nya cair dan ada lendirnya?
Pasien : Iya mbak benar.
TTK : apakah wajah anak ibu kelihatan pucat dan badannya lemas?

36
Pasien : Iya mbak. Badan anak saya lemas dan juga tidak mau makan. TTK :
Baiklah bu saya mengerti. Anak ibu bisa jadi terkena diare akibat makan sosis
tersebut yang kurang higienis, tunggu sebentar ya bu saya akan ambilkan obatnya
terlebih dahulu Pasien : baik mbak.

TTK : jadi Ini obatnya ada 2 macam ya bu. 1 sachet oralit ini dimasukkan
kedalam 200 ml air matang, lalu aduk sampai larut. 3 jam pertama 3 gelas,
selanjutnya 1 gelas tiap kali mencret. Fungsi dari oralit ini untuk
mengganti cairan tubuh yang telah hilang. Kemudian obat yang kedua ada
Zidiar zinc syrup, diminum satu kali sehari 1 sendok takar (5 ml) . Fungsi
dari zidiar zinc syrup ini untuk memadatkan tinja anak ibu. obat ini simpan
pada suhu dibawah 30˚C dan terlindung dari cahaya ya bu.

Pasien : Oh ya mbak, obat ini harus saya minum berapa lama? Apakah setelah
diare saya berhenti saya boleh stop juga minum nya atau gimana ya?

TTK : kalau zidiar zinc syrup maksimal 10 hari walaupun sudah berhenti diare.
Pasien : baiklah kalau begitu mbak, jadi harga semua obat ini berapa ya?
TTK : Zidiar zinc syrup ini harganya Rp. 30.600/botol, Oralit harga nya Rp.
500/bungkus. Oralit nya mau berapa bungkus bu?
Pasien : 6 bungkus dulu aja mbak.
TTK : Baik bu, Jadi total nya Rp. 33.600 bu
Pasien : (Memberikan uang Rp. 35.000)
TTK : Oh iya bu, sebaiknya hindari terlebih dahulu ya bu makan makanan yang
kurang higienis. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi itu seperti nasi, roti
tawar, dan buah-buahan terlebih dahulu. Minum air putih yang cukup. Jika
anak ibu masih mengalami diare segeralah pergi kedokter untuk pengobatan
lebih lanjut.

Pasien : baik mbak, terimakasih sarannya mbak.


TTK : sama-sama bu. Semoga lekas sembuh ya bu anaknya.

37
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikan telah menyelesaikan praktikum Apotek Simulasi dengan pokok


bahasan Pelayanan Obat Bebas dan Pasien Swamedikasi. Praktikum ini dilakukan
pada hari Rabu tanggal 4 Maret 2020 bertempat di Apotek Simulasi Farma Jurusan
Farmasi Poltekkes Palembang. Pada praktikum kali ini terdapat 5 kasus yang telah
diselesaikan. Sebelum dilksanakannya praktikum, Selasa, 3 Maret 2020 semua
kelompok yang akan tampil terlebih dahulu mengumpulkan portofolio untuk
mendapatkan paraf persetujuan praktikum dari Dosen mata kuliah Simulasi Farmasi.
Lalu setelah di periksa, portofolio pada kelompok kami tidak mendapatkan komentar
dan saran dari dosen pembimbing.Lalu setelah dilaksanakannya praktikum, terdapat
beberapa masukan dari dosen pengawas terhadap 5 kasus yang kami laksanakan.
Adapun hal tersebut akan di bahas satu persatu berdasarkan skenario kasus tersebut .
kasus pertama seorang ibu datang ke apotik untuk membeli obat batuk pilek untuk
anaknya yang berumur 2 tahun setelah TTK 1 melakukan pelayanan diketahui bahwa
anak ibu tersebut mengalami batuk berdahak dan hidung tersumbat. TTK 1
memberikan obat OBH Tropica plus anak-anak untuk meringankan batuk dan pilek
serta memberikan Transpulmin BB untuk mengatasi hidung tersumbat. TTK 1 juga
memberi saran agar anak ibu tersebut memperbanyak minum air putih. pada saat
pelaksanaan praktikum TTK 1 telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan obat
yang diberikan sudah tepat.

Kasus kedua adalah seorang remaja berumur 20 tahun penderita maag kronis,
mencari obat sakit kepala. Dia datang ke Apotek untuk membeli obat dan
berkonsultasi kepada TTK obat yang cocok untuknya, lalu remaja ini menjelaskan
keluhan yang dialami dan TTK menyimpulkan bahwa si remaja sakit maag karena
kenaikan asam lambung yang menyebabkan sakit kepala yang ia alami dan TTk
menyarankan obat yang cocok untuk remaja ini ialah Panadol dan obat magasida.
Pada sat pelaksanaan praktek tersebut TTK 2 telh melakukan tugasnya dengan sangat
baik. Pemilihan obat sudah tepat.

38
Kasus ketiga adalah seorang ibu hamil 7 bulan mengalami sulit buang air
besar ingin membeli obat di apotik untuk mengobati keluhannya. Di apotik TTK
memberikan obat Microlax gel untuk mengobati sulit buang air besar atau simbelit
dan obat ini cocok digunakan untuk Ibu yang sedang hamil. Dan TTK juga
menyarankan supaya ibu tersebut memakan makanan yang berserat, dan banyak
minum air putih supaya babnya lancar. TTK 3 telah melakukan tugasnya dengan
sangat baik, pemilihan obat sudah tepat, aturan pakai , dan informasi mengenai obat
sudah dijelaskan dengan baik

Kasus keempat adalah seorang ibu berumur 50 dengan keluhan batuk


berdahak dan sesak nafas datang ke apotik untuk mencari obat yang dapat mengatasi
keluhan yang di alaminya. Setelah TTK 4 melakukan pelayanan pada pasien diketahui
bahwa pasien memang memiliki riwayat penyakit asma sehingga TTK 4 memberikan
obat neo napacin tablet untuk sesak nafas dan decadryl expectorant sirup untuk batuk
berdahak yang dialami pasien. Pada saat pelaksanaan praktikum tersebut TTK 4 telah
melaksanakan tugas nya dengan baik dan obat yang diberikan sudah tepat
berdasarkan indikasi obat tersebut.

Kasus kelima adalah seorang ibu yang tergesa-gesa dan cemas ingin mencari
obat untuk anak nya berumur 3 tahun yang terkena diare akibat makan makanan yang
kurang higienis. Keluhannya adalah sudah lebih dari 8 kali BAB , fesesnya cair dan
berlendir. Anaknya pun tidak mau makan, sehingga badan nya menjadi lemas.
Sehingga ibu itu pun ingin mencari obat agar diare anak nya berhenti. Pada praktikum
ini, obat yang diberikan kepada pasien adalah Oralit dan Zidiar zinc syrup. Oralit
berfungsi untuk mengembalikan cairan tubuh anak tersebut, Zidiar zinc syrup
berfungsi untuk memadatkan tinja. Pada saat pelaksanaan praktek tersebut TTK 5
telah melakukan tugasnya dengan sangat baik. Pemilihan obat sudah tepat.

39
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini praktikan telah melaksanakan praktikum dengan
cukup baik,komunikasi, pelayanan obat, informasi obat serta edukasi kepada
pasien sudah dijelaskan dengan baik, tetapi masih harus lebih teliti dalam
menganalisa keluhan pasien.

B. SARAN
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan lebih baik dari praktikum kali ini.
Dan untuk praktikan diharapkan untuk lebih teliti lagi dalam pelayanan obat.

40
DAFTAR PUSTAKA
Klikdokter. 2019. Zidiar zinc syrup : Kegunaan, Dosis, Efek Samping di
https://www.google.com/amp/s/m.klikdokter.com/amp/obat/zidiar (diakses 3
maret 2020)

ISO. 2017. ISO Indonesia Informasi Spesialite Obat. Volume 51, PT.ISFI
Penerbitan, Jakarta

ISO. 2019. ISO Indonesia Informasi Spesialite Obat. Volume 52, PT.ISFI
Penerbitan, Jakarta

Depkes RI. 2009.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan,Jakarta, Departemen Kesehatan RI
Klikdokter. 2019. OBH Tropica Plus Anak-anak : Kegunaan, Dosis, Efek
Samping di https://www.honestdocs.id/obh-tropica-plus-anak (diakses 3 maret
2020)

41

Anda mungkin juga menyukai