DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD ALHADY
1 MS A
TEKNIK MESIN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT yang berkat rahmat dan
karunianya. Yang telah memberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah dari mata kuliah
Teknologi Mekanik.
Berikut ini sebuah makalah dengan judul “Makalah proses bubut,milling,dan benchwork”
yang berisi materi.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
PENDAHULUAN
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah ini adalah:
a. Membahas proses bubut, milling, dan benchwork
b. Mampu memahami cara kerja proses bubut, milling, dan benchwork
1. Proses Bubut
Pada jenis sadel yang digunakan untuk pekerjaan pencekaman mempunyai turet yang
dipasang langsung pada sadel. Sadel tersebut bergerak bolak-balik bersamaan dengan turet.
Karena perkakas pencekaman menggantung (overhang) dan tidak mendukung benda kerja, maka
pekakas pencekam harus selaku mungkin.
Mesin bubut turet dikonstruksi dengan cara yang sama dengan mesin bubut biasa, tetapi
hanya ada perbedaan utamanya yaitu bahwa pada mesin bubut turet disesuaikan untuk pekerjaan
produksi yang banyak , sedangkan yang biasa digunakan untuk berbagai pekerjaan untuk
membuat ruang perkakas atau kerja tunggal.
Mesin milling jika dikolaborasikan dengan suatu alat bantu atau alat potong pembentuk khusus,
akan dapat menghasilkan beberapa bentukan-bentukan lain yang sesuai dengan tuntutan produksi
,misal : Uliran , Spiral ,Roda gigi,Cam, Drum Scale, Poros bintang, Poros cacing,dll.
Pada Tahun 1818 mesin milling pertama kali ditemukan di New Heaven Conecticut oleh Eli
Whitney. Pada tahun 1952 John Parson mengembangkan milling dengan kontrol basis angka
(Milling Numeric Control) dalam perkembangannya mesin milling mengalami
berbagai perkembangan baik secara mekanis maupun secara teknologi pengoperasiannya.
2. Tujuan
Menghasilan benda kerja dengan permukaan yang rata atau bentuk – bentuk lain yang spesifik
( profil, radius, silindris, dan lain – lain ) dengan ukuran dan kualitas tertentu.
a. Pemotongan climbing
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) searah dengan arah gerakan
pemakanan benda kerja ( Feeding ).
b. Pemotongan conventional
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) berlawanan arah dengan arah
geraka pemakanan benda kerja ( Feeding ).
Terdapat beberapa jenis mesin frais. Berdasarkan spindelnya mesin frais dibedakan atas:
Merupakan mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar dengan pemegang alat potong
dengan posisi tegak.
Mesin ini adalah terutama sebuah mesin ruang perkakas yang di konstruksi untuk pekerjaan yang
sangat teliti.Penampilannya mirip dengan mesin frais jenis datar.Perbedaan adalah bahwa meja
kerjanya dilengkapi gerak ke empat yang memungkinkan meja untuk berputar horizontal.
2. Mesin frais Horizontal
Merupakan mesin frais yang poros utamanya sebagai pemutar dan pemegang alat potong pada
posisi mendatar.
Mesin frais universal Ini adalah mesin produksi dari konstruksi yang kasar. Bangkunya ini
adalah benda cor yang kaku dan berat serta menyangga sebuah meja kerja yang hanya memiliki
gerakan longitudinal. Penyetelan vertikal di berikan dalam kepala spindel dan suatu penyetelan
lintang di buat dalam pena atau ram spindel.
4. Bagian-bagian Mesin Frais
Bagian—bagian mesin frais dapat dilihat pada gambar di bawah ini yaitu:
Ada bermacam-macam pisau pada mesin frais. Berikut ini jenis pisau frais adalah:
2. Pisau muka dan sisi, pisau ini memiliki gigi potong di kedua sisinya. Digunakan untuk
menghasilkan celah dan ketika digunakan dalam pemasangan untuk menghasilkan permukaan
rata, kotak, hexagonal, dll. Untuk ukuran yang besar, gigi dibuat terpisah dan dimasukkan ke
dalam badan pisau. Keuntungan ini memungkinkan cutter dapat dicabut dan dipasang jika
mengalami kerusakan.
3. Slotting cutter, Pisau ini hanya memilki gigi di bagian kelilingnya dan pisau ini
digunakanuntuk pemotongan celah dan alur pasak
4. Metal slitting saw, pisau ini memiliki gigi hanya di bagian keliling saja atau memiliki gigi
keduanya di bagian keliling dan sisi sisinya. Digunakan untuk memotong kedalaman celah dan
untuk memotong panjang dari material. Ketipisan dari pisau bermacam -macam dari 1 mm – 5
mm dan ketipisan pada bagian tengah lebih tipis dari bagian tepinya. Hal ini untuk mencegah
pisau dari terjepit dicelah.
5. Frais ujung, Frais ujung berukuran dari berdiameter 4 mm sampai diameter 40 mm.
6. Shell end mill, Kelopak frais ujung dibuat untuk disesuaikan dibor pendek yang dipasang di
poros. Kelopak frais ujung lebih murah untuk diganti daripada frais ujung padat/solid.
7. Frais muka, Pisau ini dibuat untuk mengerjakan pemotongan berat dan juga digunakan untuk
menghasilkan permukaan yang datar. Ini lebih akurat daripada cylindrical slab mill/frais slab
silindris. Frais muka memiliki gigi di ujung muka dan kelilingnya. Panjang dari gigi di
kelilingnya selalu kurang dari separuh diameter dari pisaunya.
8. Tee-slot cutter Pisau ini digunakan untuk frais celah awal. Suatu celah atau alur harus dibuat
pada benda kerja sebelum pisau ini digunakan.
3. Proses Benchwork
Kerja bangku atau work bench merupakan salah satu kegiatan dalam proses Industri manufaktur
yang dapat dioperasikan secara manual, semi otomatis maupun otomatis. Namun pada
kenyataannya,pada proses manufaktur sederhana, kerja bangku banyak dikerjakan secara
manual. Di dalam proses kerja bangku sendiri terbagi menjadi beberapa macam atau
bagian,antara lain pengikiran, pengeboran, drilling, penggergajian, dan lainnya. Namuan yang
dibahas di sini hanya ada dua macam proses, yaitu pengikiran dan pengeboran.
A. Pengikiran
Pengikiran ialah operasi yang menggunakan alat berupa kikir. Biasa dilakukan untuk
mengurangi ketebalan benda kerja, membentuk, meratakan, hingga menghaluskan benda kerja.
1. Kikir
2. Tanggem/Ragum
Digunakan untuk menjepit benda kerja agar ketika dikikir tidak bergeser.
3. Sikat besi
Digunakan untuk membersihkan mata kikir dari kotoran (cip) yang menempel saat mengikir.
4. Spattel
Digunakan untuk membersihkan mata kikir dari kotoran (cip) yang tidak bias dibersihkan dengan
sikat besi
Prosedur mengikir:
1) Bersihkan semua benda maupun alat yang berkaitan dengan proses kerja dengan kain/lap.
2) Letakkan (jepit) benda kerja pada tanggem
3) Bersihkan mata kikir dan mulailah megikir dengan kikir bustard, half smooth, dan smooth,
atau menurut keperluan yang diinginkan
4) Setelah selesai, bersihkan dan rapihkan peralatan kerja,serta olesi ragum (tanggem) dengan
oli.
Dalam proses setiap proses industri, ada Standard Operational Procedure (SOP).Begitu juga
dengan proses pengikiran. Namun SOP tersebut tidak akan dibahas di sini, melainkan hanya
teknik kerja umum pengikiran.yang biasa diberikan oleh instruktur kepada operator baru. Standar
teknik kerja tersebut antara lain seperti:
• Semua teknik mengikir itu memiliki tujuan yang baik, yaitu memudahkan Ketinggian meja
kerja adalah setinggi sekitar satu jengkal di bawah siku. Sudut yang dibentuk oleh arah telapak
kaki kurang lebi 60 derajat.
• Jarak antara kedua telapak kaki kurang lebih sama dengan panjang kikir.
• Ketika mendorong kikir (pemakanan), arah kikirn adalah lurus ke depan, dan ketika menarik
kikir tidak diberi tekanan serta arahnya agak menyamping sejajar dengan alur (tekstur) mata
potong kikir.
operator dalam mengoperasikan alat kerja (mengikir).
Namun semua teori tersebut tidak dapat dipaksakan kepada semua operator, karena setiap
orang memiliki daya penyesuaian dan karakter gaya yang berbeda-beda. Hanya secara umum
saja dari teori tersebut yang memang harus diterapkan. Sedangkan teknik yang lebih spesifik dan
bersifat individu dapat berbeda setiap orang
Beberapa contoh penyesuaian individu terhadap teori prosedur kerja antara lain:
Lebar kaki yang sama dengan panjang kikir dan sudut antara kedua telapak kaki menurut teori
adalah 60 derajat, namun ada beberapa orang yang merasa lebih nyaman dengan kaki lebih rapat
maupun lebih renggang.
Selain itu, teknik mengikir untuk membuat flat pada benda kerja, bagi pemula dapat dikerjakan
dengan lebih cepat jika pada bagian tengah benda terlebih dahulu dikikir, lalu dilanjutkan pada
bagian pinggir. Hal ini dilakukan untuk menghindari agar benda kerja tidak cembung (bagian
pinggir lebih rendah daripada bagian tengah).
Karena menurut analisis yang diperoleh, akan lebih sulit meratakan benda cembung daripada
meratakan benda cekung.
Setelah benda menjadi cekung, maka selanjutnya tinggal meratakan bagian pinggirnya.
Kesulitan yang biasa terjadi (pada pemula) adalah belum stabilnya gerakan ayunan (tarikan
dan dorongan) kikir sehingga menyebabkan benda menjadi cembung. Karena saat mengayun,
yang terkikir hanya bagian sisi pinggirnya saja bila ayunan kikir tidak benar-benar datar.
Pengikiran tidak hanya membutuhkan tenaga dan strategi (teknik), tetapi juga kesabaran.