Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROSES BUBUT, MILLING, DAN BENCHWORK

DOSEN PENGAMPU :

RONI NOVISON, S.T.,M.T.

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD ALHADY

1 MS A

POLITEKNIK CALTEX RIAU

TEKNIK MESIN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT yang berkat rahmat dan
karunianya. Yang telah memberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah dari mata kuliah
Teknologi Mekanik.
Berikut ini sebuah makalah dengan judul “Makalah proses bubut,milling,dan benchwork”
yang berisi materi.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Saat ini, teknologi pembuatan manufaktur tengah berkembang pesat.


Diciptakannya mesin-mesin dengan teknologi tinggi itu digunakan untuk
mempermudah pengerjaan manufaktur yang sebelumnya di kerjakan secara manual
atau konvensional. Dalam makalah ini kami akan membahas lebih tentang
proses pembubutan, milling, dan benchwork.

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari makalah ini adalah:
a. Membahas proses bubut, milling, dan benchwork
b. Mampu memahami cara kerja proses bubut, milling, dan benchwork
1. Proses Bubut

Proses pembubutan adalah proses permesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin


berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut. Prinsip kerjanya dapat
didefenisikan sebagai proses permesinan permukaan luar benda silendris atau bubut rata:
- Dengan benda kerja yang berputar
- Dengan satu pahat bermata potong putar (with a single point cutting tool) .
- Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu kerja pada jarak tertentu sehingga akan
membuang permukkan luar benda kerja.
Proses bubut permukaan (surface tunning) adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut
rata, tetapi arah gerakan permukaan tegak lurus dengan sumbu benda kerja. Proses bubut tirus
(taper tunning) sebenarnya identik dengan proses bubut rata diatas, hanya jalannnya pahat
membentuk sudut tertentu terhadap sumbu henda kerja. Demikian pula proses bubut kantar,
dilakukan dengan cara mempariasikan kedalamam potong, sehingga menghasilkan bentuk yang
diinginkan. Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong tunggal,
tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga. Karena pada
dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Sementara itu proses pengaturan (setting) pahatnya
tetap dilakukan satu persatu.
               Gerakan putar dari benda kerj disebut gerak potong relatif dan gerakan translasi dari
pahat disebut gerakan umpan dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan tranlasi pahat maka diperoleh bermacam-macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi tranlasi yang menghubungkan
proses spindel dengan poros uli.
1.      Operasi Mesin Bubut       
Operasi yang dapat dilakukan mesin bubut terdapat beberapa jenis yang dapat dikerjakan
seperti berikut:
a. Pembubutan
b. Pengobaran
c. Pengerjaan tepi
d. Penguliran
e. Pembubutan Tirus
f. Penggurdian
g. Meluaskan luang

2.      Penggolongan Mesin Bubut


A.  Pembubut Kecepatan
      1. Pengerjaan Kayu
      2. Pemusingan logam
      3. Pemolesan
B.  Pembubut Mesin
      1. Penggerak puli kerucut bertingkat
      2. Penggerak roda gigi tangna
      3. Penggerak kecepatan
C.  Pembubut bangku
D.  Pembubut ruang perkakas
E.  Pembubut bangunan khusus
F.  Pembubut Turet
      1. Harizontal
      A. Jenis Ram
         B. Jenis Saidel
      2. Vertikal
         A. Stasiun Tunggal
         B. Stasiun banyak
      3. Otomatis
G.  Mesin Ulir otomatis
      1. Spindel tunggal
      2. Spindel Ganda
H.  Pembobot otomatis
I.    Fris pengebor otomatis

3.      Jenis-jenis mesin bubut


      Mesin bubut dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
       1. Mesin Bubut universal
       2. Mesin Bubut UNC
       3. Mesin Bubut Biasa
a.       Mesin Bubut Universal
      Mesin bubut universal ini merupakan mesin bubut yang umum dapat menyelesaikan banyak
pekerjaan pembubutan, misalnya pembubutan permukaan, bobot tirus, pembubutan rata,
pembubutan rata-rata pembubutan lobang maupun memperbesar dimensi lobang.

b.      Mesin bubut CNC      


      Mesin bubut CNC hampir sama dengan mesin bubut universal, tetapi pada bagian mesin
bubut CNC telah dilengkapi dengan teknologi komputer untuk pengaturan pada waktu
melakukan pengerjaan dalam pembubutan sehingga bubut CNC ini lebih teliti di banding mesin
bubut lainnya.

c.       Mesin Bubut Harizontal


      Mesin ini dibuat dalam dua design umum yaitu ram dan sadel. Mesin bubut jenis ram disebut
demikian sesuai dengan cara pemasangan turet. Turet ditempatkan pada peluncur atau ram yang
bergerak kebelakang dan kedepan pada sebuah sadel yang diapitkan pada bangku mesin bubut.
Sadel ini tidak bergerak selama operasi.

      Pada jenis sadel yang digunakan untuk pekerjaan pencekaman mempunyai turet yang
dipasang langsung pada sadel. Sadel tersebut bergerak bolak-balik bersamaan dengan turet.
Karena perkakas pencekaman menggantung (overhang) dan tidak mendukung benda kerja, maka
pekakas pencekam harus selaku mungkin.
      Mesin bubut turet dikonstruksi dengan cara yang sama dengan mesin bubut biasa, tetapi
hanya ada perbedaan utamanya yaitu bahwa pada mesin bubut turet disesuaikan untuk pekerjaan
produksi yang banyak , sedangkan yang biasa digunakan untuk berbagai pekerjaan untuk
membuat ruang perkakas atau kerja tunggal.

d.      Mesin Bubut Turet Vertikal                           


      Mesin bubut turet vertikal mirip dengan pirs pengebor vertikal tetapi memiliki karakteritik
pengaturan turet untuk memasang pahat.
      Mesin ini terdiri dari pencekam atau meja berputar pada kedudukan harizontal. Dengan turet
dipasangkan diatas rel menyilang. Mesin ini dikembangkan untuk memudahkan pemutaran
pemegang dari suku cadang berat atau diameter berat.

e.       Mesin bubut otomatis


      Mesin bubut otomatis perkakasnya secara otomatis dihantarkan pada benda kerja dan mundur
setelah daunnya diselesaikan, dikenakan sebagai mesin bubut otomatis.
2. Proses Milling

Proses milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya menghasilkan bentukan


bidang datar ( bidang datar ini terbentuk karena pergerakan dari meja mesin) dimana proses
pengurangan material benda kerja terjadi karena adanya kontak antara alat potong yang berputar
pada spindle dengan benda kerja yang tercekam pada meja mesin.

Mesin milling jika dikolaborasikan dengan suatu alat bantu atau alat potong pembentuk khusus,
akan dapat menghasilkan beberapa bentukan-bentukan lain yang sesuai dengan tuntutan produksi
,misal : Uliran , Spiral ,Roda gigi,Cam, Drum Scale, Poros bintang, Poros cacing,dll.

Pada Tahun 1818 mesin milling pertama kali ditemukan di New Heaven Conecticut oleh Eli
Whitney. Pada tahun 1952 John Parson mengembangkan milling dengan kontrol basis angka
(Milling Numeric Control) dalam perkembangannya mesin milling mengalami
berbagai perkembangan baik secara mekanis maupun secara teknologi pengoperasiannya.

1. Prinsip dasar kerja milling


Proses pemotongan benda kerja yang diam dengan meja yang bergerak menuju alat potong yang
berputar.

2. Tujuan
Menghasilan benda kerja dengan permukaan yang rata atau bentuk – bentuk lain yang spesifik
( profil, radius, silindris, dan lain – lain ) dengan ukuran dan kualitas tertentu.

Gerakan – Gerakan Pada Mesin Milling ( Frais )


Ada 3 ( Tiga ) gerakan yang terdapat pada milling ( frais ) yaitu :
1. Gerakan utama
Gerakan berputarnya alat potong pada spindle utama. Satuan yang digunakan adalah rpm ( rotasi
per menit ) dan simbolnya n.
2. Gerakan pemakanan ( Feeding )
Gerakan benda kerja pada waktu proses pemotongan. Satuan yang digunakan adalah mm /
menit dan simbolnya s.
3. Gerakan setting ( Depth of Cut )
Gerakan mendekatkan benda kerja pada alat potong. Satuan yang digunakan adalah mmdan
simbolnya a / t.
Prinsip Pemotongan Pada Mesin Milling ( Frais )

1. Pemotongan Face Cutting


Pemotongan benda kerja dengan menggunakan sisi potong bagian depan ( Face ) dari alat potong
( Cutter ).

2. Pemotongan Side Cutting


Pemotongan dengan menggunakan sisi potong bagian samping ( Side ) dari alat potong
( Cutter ). Pemotongan ini juga dibedakan menjadi :

a. Pemotongan climbing

Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) searah dengan arah gerakan
pemakanan benda kerja ( Feeding ).

b. Pemotongan conventional
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) berlawanan arah dengan arah
geraka pemakanan benda kerja ( Feeding ).

Terdapat beberapa jenis mesin frais. Berdasarkan spindelnya mesin frais dibedakan atas:

1. Mesin frais vertikal

Gambar 1.1 Mesin Milling Vertical

Merupakan mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar dengan pemegang alat  potong 
dengan posisi tegak.

Mesin ini adalah terutama sebuah mesin ruang perkakas yang di konstruksi untuk pekerjaan yang
sangat teliti.Penampilannya mirip dengan mesin frais jenis datar.Perbedaan adalah bahwa meja
kerjanya dilengkapi gerak ke empat yang memungkinkan meja untuk berputar horizontal.
2. Mesin frais Horizontal

Gambar 1.2 Mesin Milling Horizontal

Merupakan mesin frais yang poros utamanya sebagai pemutar dan pemegang alat  potong pada
posisi mendatar.

3. Mesin Frais Universal

Gambar 1.3 mesin Milling Universal

Mesin frais universal Ini adalah mesin produksi dari konstruksi yang kasar. Bangkunya ini
adalah benda cor yang kaku dan berat serta menyangga sebuah meja kerja yang hanya memiliki
gerakan longitudinal. Penyetelan vertikal di berikan dalam kepala spindel dan suatu penyetelan
lintang di buat dalam pena atau ram spindel.
4. Bagian-bagian Mesin Frais

        Bagian—bagian mesin frais dapat dilihat pada gambar di bawah ini yaitu:

1. Lengan untuk kedudukan penyongkong obor


2. Penyongkong obor
3. Tunas untuk mengerakan meja secara otomatis
4. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis meja
5. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dengan perlengkapan mesin
6. Engkol untuk mengerakan meja dalam arah memanjang
7. Tuas untuk mengunci meja
8. Baut menyetel, untuk menghilangkan getaran meja
9. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah melintang.
10. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah tegak
11. Tuas untuk mengunci meja
12. Tabung pendukung dengan batang ulir, untuk mngatur tingginya meja
13. Lutut untuk kedudukan alas meja
14. Tuas untuk mnegunci sadel
15. Alas meja, tempat kedudukan untuk meja
16. Tuas untuk merubah kecepatan motor listrik
17. Engkol meja
18. Tuas untuk menentukan besarnya putaran spindel/pisau frais
19. Tuas untuk mengatur angka-angka kecepatan spindel/pisau frais
20. Tiang, untuk mengantar turun naiknya meja
21. Spindel, untuk memutarkan arbor dan pisau frais
22. Tuas untuk menjalankan spindle

5. Macam-Macam Pisau Frais

Ada bermacam-macam pisau pada mesin frais. Berikut ini jenis pisau frais adalah:

1. Pisau silindris, pisau ini digunakan untuk menghasilkan permukaan horizontal dan dapat


mengerjakan permukaan yang lebar dan pekerjaan berat.

2. Pisau muka dan sisi, pisau ini memiliki gigi potong di kedua sisinya. Digunakan untuk
menghasilkan celah dan ketika digunakan dalam pemasangan untuk menghasilkan permukaan
rata, kotak, hexagonal, dll. Untuk ukuran yang besar, gigi dibuat terpisah dan dimasukkan ke
dalam badan pisau. Keuntungan ini memungkinkan cutter dapat dicabut dan dipasang jika
mengalami kerusakan.
3. Slotting cutter, Pisau ini hanya memilki gigi di bagian kelilingnya dan pisau ini
digunakanuntuk pemotongan celah dan alur pasak

4. Metal slitting saw,  pisau ini memiliki gigi hanya di bagian keliling saja atau memiliki gigi
keduanya di bagian keliling dan sisi sisinya. Digunakan untuk memotong kedalaman celah dan
untuk memotong panjang dari material. Ketipisan dari pisau bermacam -macam dari 1 mm – 5
mm dan ketipisan pada bagian tengah lebih tipis dari bagian tepinya. Hal ini untuk mencegah
pisau dari terjepit dicelah.

5. Frais ujung, Frais ujung berukuran dari berdiameter 4 mm sampai diameter 40 mm.

6. Shell end mill, Kelopak frais ujung dibuat untuk disesuaikan dibor pendek yang dipasang di
poros. Kelopak frais ujung lebih murah untuk diganti daripada frais ujung padat/solid.

7. Frais muka, Pisau ini dibuat untuk mengerjakan pemotongan berat dan juga digunakan untuk
menghasilkan permukaan yang datar. Ini lebih akurat daripada cylindrical slab mill/frais slab
silindris. Frais muka memiliki gigi di ujung muka dan kelilingnya. Panjang dari gigi di
kelilingnya selalu kurang dari separuh diameter dari pisaunya.

8. Tee-slot cutter Pisau ini digunakan untuk frais celah awal. Suatu celah atau alur harus dibuat
pada benda kerja sebelum pisau ini digunakan.
3. Proses Benchwork

Kerja bangku atau work bench merupakan salah satu kegiatan dalam proses Industri manufaktur
yang dapat dioperasikan secara manual, semi otomatis maupun otomatis. Namun pada
kenyataannya,pada proses manufaktur sederhana, kerja bangku banyak dikerjakan secara
manual. Di dalam proses kerja bangku sendiri terbagi menjadi beberapa macam atau
bagian,antara lain pengikiran, pengeboran, drilling, penggergajian, dan lainnya. Namuan yang
dibahas di sini hanya ada dua macam proses, yaitu pengikiran dan pengeboran.

A. Pengikiran

      Pengikiran ialah operasi yang menggunakan alat berupa kikir. Biasa dilakukan untuk
mengurangi ketebalan benda kerja, membentuk, meratakan, hingga menghaluskan benda kerja.

Ada beberapa alat dalam proses mengikir, yaitu:

1. Kikir

Menurut tekstur atau bidang permukaannya, terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:


♦ Bustard (kasar), digunakan untuk mengikir dengan hasil yang signifikan, juga sebagai awalan
dalam mengikir. Biasa dipakai bila kikiran yang diperlukan cukup tebal.
♦ Half smooth (agak halus/sedang), biasa dipakai untuk meratakan bidang yang setelah
digunakan kikir bustard
♦ Smooth (halus), digunakan untuk menghaluskan permukaan benda kerja.;

Menurut bentuknya, kikir dibagi menjadi 5 jenis :

1. kikir kotak (persegi)


2. kikir persegi panjang
3. kikir bulat
4. kikir segitiga
5. kikir setengah lingkaran

2. Tanggem/Ragum

Digunakan untuk menjepit benda kerja agar ketika dikikir tidak bergeser.

3. Sikat besi
Digunakan untuk membersihkan mata kikir dari kotoran (cip) yang menempel saat mengikir.

4. Spattel
Digunakan untuk membersihkan mata kikir dari kotoran (cip) yang tidak bias dibersihkan dengan
sikat besi

Prosedur mengikir:
1) Bersihkan semua benda maupun alat yang berkaitan dengan proses kerja dengan kain/lap.
2) Letakkan (jepit) benda kerja pada tanggem
3) Bersihkan mata kikir dan mulailah megikir dengan kikir bustard, half smooth, dan smooth,
atau menurut keperluan yang diinginkan
4) Setelah selesai, bersihkan dan rapihkan peralatan kerja,serta olesi ragum (tanggem) dengan
oli.

Analisis hasil percobaan dan pengamatan

      Dalam proses setiap proses industri, ada Standard Operational Procedure (SOP).Begitu juga
dengan proses pengikiran. Namun SOP tersebut tidak akan dibahas di sini, melainkan hanya
teknik kerja umum pengikiran.yang biasa diberikan oleh instruktur kepada operator baru. Standar
teknik kerja tersebut antara lain seperti:

• Semua teknik mengikir itu memiliki tujuan yang baik, yaitu memudahkan Ketinggian meja
kerja adalah setinggi sekitar satu jengkal di bawah siku. Sudut yang dibentuk oleh arah telapak
kaki kurang lebi 60 derajat.
• Jarak antara kedua telapak kaki kurang lebih sama dengan panjang kikir.
• Ketika mendorong kikir (pemakanan), arah kikirn adalah lurus ke depan, dan ketika menarik
kikir tidak diberi tekanan serta arahnya agak menyamping sejajar dengan alur (tekstur) mata
potong kikir.
operator dalam mengoperasikan alat kerja (mengikir).

      Namun semua teori tersebut tidak dapat dipaksakan kepada semua operator, karena setiap
orang memiliki daya penyesuaian dan karakter gaya yang berbeda-beda. Hanya secara umum
saja dari teori tersebut yang memang harus diterapkan. Sedangkan teknik yang lebih spesifik dan
bersifat individu dapat berbeda setiap orang

Beberapa contoh penyesuaian individu terhadap teori prosedur kerja antara lain:

Lebar kaki yang sama dengan panjang kikir dan sudut antara kedua telapak kaki menurut teori
adalah 60 derajat, namun ada beberapa orang yang merasa lebih nyaman dengan kaki lebih rapat
maupun lebih renggang.

Selain itu, teknik mengikir untuk membuat flat pada benda kerja, bagi pemula dapat dikerjakan
dengan lebih cepat jika pada bagian tengah benda terlebih dahulu dikikir, lalu dilanjutkan pada
bagian pinggir. Hal ini dilakukan untuk menghindari agar benda kerja tidak cembung (bagian
pinggir lebih rendah daripada bagian tengah).
Karena menurut analisis yang diperoleh, akan lebih sulit meratakan benda cembung daripada
meratakan benda cekung.
Setelah benda menjadi cekung, maka selanjutnya tinggal meratakan bagian pinggirnya.

      Kesulitan yang biasa terjadi (pada pemula) adalah belum stabilnya gerakan ayunan (tarikan
dan dorongan) kikir sehingga menyebabkan benda menjadi cembung. Karena saat mengayun,
yang terkikir hanya bagian sisi pinggirnya saja bila ayunan kikir tidak benar-benar datar.
Pengikiran tidak hanya membutuhkan tenaga dan strategi (teknik), tetapi juga kesabaran.

Anda mungkin juga menyukai