Anda di halaman 1dari 11

NAMA: YULIA RESTI PRATIWI

BP : 1811122049
KELAS: B/THP MIKRO BIOLOGI UMUM
TUGAS MIKROBIOLOGI UMUM

JENIS JENIS STERILISASI DAN MEDIA STERILISASI


JENIS STERILISASI:
1. Sterilisasi basah
Pemanasan basah dalam bentuk uap bertekanan dianggap sebagai metode yang paling
diandalkan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan, termasuk bakteri spora. Metoda
ini menggunakan Autoclave untuk mensterilkan media bakteri, alat gelas laboratorium , dan
barang-barang logam lainnya.
Umumnya sterilisasi dilakukan pada 1210 C selama 15 menit. Beberapa media membutuhkan
sterilisasi pada suhu 1150 C atau 1180 C ,dan tekanan 10 lbs atau 12 lbs tergantung
komposisi masing-masing media.
Keadaan tekanan harus dipastikan dari waktu ke waktu karena kadang kadang kondisi suhu
didalam autoclave sendiri tidak konstan. Hal ini dapat diuji dengan meletakkan 2 botol yang
berisi 2% w/v glukosa dalam 2% w/v disodium fosfat dalam Autoclave pada tempat yang
berbeda.
Pemanasan akan menghasilkan pencoklatan pada larutan. Botol yang dekat steam inlet akan
lebih coklat dibanding botol lainnya yang ditempatkan jauh dari steam inlet.
Dalam hal ini sangat direkomendasikan bagi pengguna agar mengikuti dengan ketat panduan
penggunaan alat. Ketika akan menambahkan suplemen, media steril harus didinginkan terlebih
dahulu sebelum penambahan.
Penambahan dibuat secara aseptic kedalam media cair yang didinginkan pada suhu ruang dan
kedalam media agar yang didinginkan pada suhu 45 – 500C. Beberapa garam empedu yang
terkandung dalam media seperti XLD (Xylose Lysine Deoxycholate Agar), Hektoen Enteric
Agar tidak dapat di-Autoclave. Panaskan media hingga mendidih (1000C selama 30 menit)
secukupnya. Sangat direkomendasikan untuk mengecek autoclave secara rutin untuk
memastikan performanya masih efektif dan efisien. Pengukuran dilakukan pada pembacaan
suhu dan tekanan autoclave. Suhu autoclave harus bisa mencapai suhu yang diinginkan dalam
keadaan terisi. Jangan mengisi wadah autoclave secara berlebih dan usahakan penempatan
pada wadah tidak menghalangi arus steam.
2. Sterilisasi Fraksional
Sebelum ada autoclave, cairan dan bahan lain disterilisasikan dengan cara memberikan uap
panas/steam pada suhu 100 C selama 30 menit dan masa inkubasi masing-masing selama 3
hari. Metode ini disebut sterilisasi fraksional / sterilisasi kecil.h

3. Pemanasan dengan waterbath


Uap panas membunuh mikroorganisme dengan cara denaturasi protein mikroorganisme.
Pada awalnya, penggunaan air mendidih digunakan sebagai metode uap panas. Media yang
mengandung Agar atau gelatin harus di panaskan supaya dapat larut dengan sempurna. Tetapi
air panas tidak dapat dianggap sebagai media sterilisasi.
4. Pasteurisasi
Pasteurisasi tidak sama dengan sterilisasi. Digunakan untuk mengurangi jumlah populasi
bakteri pada cairan seperti susu dan untuk membunuh organism yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia. Spora tidak hilang dengan proses pateurisasi.
5. Sterilisasi dengan filtrasi / penyaringan
Filter adalah media untuk memisahkan mikroorganisme dari larutan. Sterilisasi dengan
filtrasi dilakukan dengan bantuan pompa vakum. Cairan akan lolos melewati filter, sementara
microorganism akan terperangkap di pori-pori filter. Dalam preparasi media kultur membrane
filter yang digunakan biasanya memiliki ukuran pori 0.22 µ dan 0.45 µ. Udara juga dapat di
filter untuk menghilangkan mikroorganisme. Filter yang biasa digunakan adalah filter HEPA
(High Efficiency Particulate Air). Filter ini dapat menghilangkan hingga 99 % partikel
termasuk mikroorganisme yang memiliki diameter diatas 0.3 µm.
6. Sterilisasi Panas
Waktu sterilisasi panas adalah 120 menit pada 160 °C. Sterilisasi panas digunakan untuk
alat-alat seperti alat gelas laboratorium, alat yang terbuat dari logam yang dapat tahan pada
suhu tinggi. Pada beberapa jenis perusahaan, termasuk perusahaan di industri farmasi, oven
yang digunakan untuk proses sterilisasi panas harus dilakukan uji kualifikasi untuk menjamin
proses ini berlangsung dengan baik.
7. Pembakaran langsung
Metode paling cepat untuk sterilisasi adalah dengan cara pembakaran langsung. Nyala api
dari Bunsen digunakan untuk sterilisasi bakteri sebelum memindahkan sampel dari tabung
kultur dan setelah inokulasi.
8. Iradiasi Sinar Gamma
Iradiasi sinar gamma memerlukan waktu yang lama untuk sterilisasi. Sinar Gamma
dihasilkan oleh isotop radioaktif, Cobalt 60. Iradiasi sinar gamma tidak mempengaruhi produk
dan menghasilkan material yang bebas kontaminan.
9. Desinfeksi dengan bahan kimia
Zat kimia sangat efektif digunakan untuk mengatur pertumbuhan mikroorganisme namun
tidak dapat melakukan sterilisasi. Kebanyakan desinfektan memiliki efek racun, oleh karena
itu sangat diperlukan untuk menggunakan alat keamanan (safety). Peralatan dan ruang lab
dapat dilakukan dekontaminasi dengan cara fumigasi dengan gas formaldehid atau dengan
sinar UV. Suhu tunggi dan pemanasan berlebihan dapat menyebabkan penyimpangan pH,
penggelapan media, pengendapan, dan kerusakan media yang lain. Sangat disarankan untuk
semua media kultur harus dibuat dalam keadaan larutan sebelum sterilisasi, atau jika tidak
akan terjadi penggelapan warna media.
10. Flaming (Jilatan Api)
Alat-alat seperti kaca objek, cawan petri yang telah berisi media, mulut erlenmeyer yang
berisi media dan jarum cukup dilakukan jilatan api atau melewatkan alat tersebut pada nyala
api bunsen. Artinya alat-alat tersebut hanya mengalami jilatan api dan tidak sampai memijar.

11. Sterilisasi Kimiawi


Biasanya digunakan senyawa desinfektan antara lain: 1). Peralatan besar dengan
menggunakan HCl, HgCl2, Formalin, Phenol, Chlorin dan alkohol. 2). Lingkungan
dengan menggunakan pestisida dan antiseptis. 3). Media dengan Na- Thiosulfat.
Biasanya yang paling banyak digunakan adalah alkohol, baik untuk menstrilkan alat,
tangan pekerja ataupun meja kerja.

12. Sterilisasi Mekanik


Sterilisasi secara mekanik dengan menggunakan saringan berpori yang sangat kecil,
biasanya berkisar (0.22 - 0.45 mikron), sehingga mikroba tertahan padas saringan
tersebut. Alat yang dikenal dengan mikrofilter tersebut berkerja dengan gaya
sentrifugasi atau pompa vakum. Dimana pada sterilisasi ini: bakteri tertahan disaringan,
virus tidak dapat tersaring, dan digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas dan
mudah menguap, seperti vitamin, larutan enzim dan antibiotik.
JENIS-JENIS MEDIA DAN MACAM-MACAM MEDIA
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang
terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media
tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakituntuk menyusun komponen sel-nya.
Dengan media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi
mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni. Komposisi
media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan
identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-
masing pembuatan suatu media. Media adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan
mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat
dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba.

1.) MACAM-MACAM MEDIA


  Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat
menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya.
A. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau
tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau
gelatin. Bentuk media tersebut yaitu:
1.Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar
atau zat pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat.
Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan
wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media lempeng. Media
tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya,
media miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan
media lempeng menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya.
Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau
kapang.Kalau ke dalam media ditambahkan antara 10-15 gram tepung
agar-agar per 1000 ml media. Jumlah tepung agar-agar yang
ditambahkan tergantung kepada jenis atau kelompok mikroba yang
dipelihara. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat,
umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalga tetapi juga
mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Ada yang memerlukan kadar air
tinggi sehingga jumlah tepung agar-agar rendah. Tetapi ada pula yang
memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-
agar haru sedikit. Media padat umumya dipergunakan untuk bakteri,
ragi, jamur dan kadang-kadang juga mikroalga
2. Media semi padat
Media semi padat atau semi cair merupakan media yang
mengandung agar kurang dari yang seharusnya kurang lebih
0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak
begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang
banyak memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat
pergerakan mikroba.Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau
kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk
pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan
hidup anaerobic atau fakultatif.
3.Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat,
umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam
media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk
pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan
ragi.
B. Berdasarkan Komposisi/Susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
1. Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian lainnya dan sebgainya. Pada saat sekarang
media alami yang banyak dipergunakan adalah dalam kultur jaringan tanaman
maupunm hewan. Media untuk budidaya mikroorganisme memiliki sumber karbon
untuk dimasukkan ke dalam biomassa.  Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat
pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba
lain, terutama bakteri dan ragi. Contoh media alami yang paling banyak dipergunakan
adalah telur untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan virus
3. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan
bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton  10,0 g, Ekstrak
daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
4. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan
takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.

Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam
mikrobiologi :
a.    Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan
ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme
bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform.
b.    EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang
memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan
Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni
dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba
lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
c.    Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.
NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme
yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini
merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji
bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
d.   Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang
berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar.
e.    MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann,
Rogosa, dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan
mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar
mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui
untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus,
sebaik nutrien diperkaya.

f.     Trypticase Soy Broth (TSB)


TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk
isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak
digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan
mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Media TSB
mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino
dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media
bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.  
g.    Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan
inokulasi di atas permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan
total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung
komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino
dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai
vitamin B kompleks.
h.  Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi
yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan
kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok untuk
pertumbuhan jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam
jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa
sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik
untuk pertumbuhan bakteri.
2. ) JENIS-JENIS MEDIA
1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar
untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung
pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu
pepton, dsb.
2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda,
mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan.
Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM),
dsb. Dan media differensial merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia
atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
3. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media
Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb. Dan
media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu
spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-bahan kimia
lainnya.
4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung
pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang
mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu
tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja. DanMedia
diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran
berbagai mikroba contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
5. Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan tertentu
yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu,tetapi di lain
pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri tertentu lainnya.misalnya
media muller-kauffman mengandung natrium tetrationat yang menunjang
pertumbuhan salmonella tetapi menghambat pertumbuhan Escherichia.
6. Media uji(identifikasi) adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba,
medium litmus milk.umumnya ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi
indikator, misalnya
7. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk
menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir
pertumbuhan fungi.
8. Medium khusus(spesifik), merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan
mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu
misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
9. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri
misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.
10. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk
menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur

Macam-macam mikrofilter:
1. Non-disposable filtration apparatus:
- Disedot dengan pompa vakum
- Volume 20-1000 ml
2. Disposable filter cup unit
- Disedot dengan pompa vakum
- Volume 15-1000 ml
3. Disposable filtration unit dengan botol penyimpan
- Disedot dengan pompa vakum
- Volume 15-1000 ml
4. Syringe filters
- Ditekan seperti jarum suntik
- Volume 1-20 ml
5. Spin filters
- Ditekan dengan gaya setrifugasi
- Volume kurang dari 1 ml

Daftar pustaka

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. PT. Gramedia


Pustaka Utama. Jakarta

Suriawiria, U, 2008, Mikrobiologi Dasar, Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

Subandi,2012.MikroBiologi .Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Waluyo.2008.Dasar Dasar Mikrobiologi . Malang:UMM Press

Waluyo,2007.Mikrobiologi Umum.Malang: UMM Press

Winiati dan Nurwitri. 2012. Mikrobiologi Pangan. IPB Press. Bogor.

https://www.academia.edu/38516157/Jurnal_Mikrobiologi_Tentang_Medium_

Pertumbuhan

https://www.academia.edu/11974936/JENIS-JENIS_MEDIA_DAN_MACAM-

MACAM_MEDIA

Anda mungkin juga menyukai