Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 49-58

KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA SIMPLISIA DAUN


SELUTUI PUKA (Tabernaemontana macracarpa Jack)

Fitri Handayani*, Anita Apriliana, Hellen Natalia


Akademi Farmasi Samarinda

*Email: sausanrukan@yahoo.co.id

Artikel diterima: 28 Februari 2019; Disetujui: 28 Maret 2019

ABSTRAK
Selutui puka (Tabernaemontana macrocarpa Jack) merupakan tumbuhan
berkhasiat untuk mengobati penyakit tumor dan kulit melepuh. Simplisia
dikatakan bermutu apabila memenuhi persyaratan simplisia. Proses awal untuk
mengetahui mutu simplisia adalah karakterisasi. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui karakteristik spesifik, non spesifik dan kandungan senyawa kimia.
Penelitian ini bersifat non eksperimental. Penelitian dimulai dari
pengambilan sampel, determinasi, pembuatan simplisia, karakterisasi yang
meliputi uji makroskopik, uji mikroskopik, penetapan kadar air, kadar sari larut
etanol, kadar sari larut air, kadar air, kadar abu, kadar abu tidak larut asam dan
skrining fitokimia. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.
Karakteristik spesifik pada uji makroskopik dan organoleptis menunjukkan
bentuk daun bulat panjang, tulang daun menyirip, ujung daun bulat runcing,
pangkal daun bulat, tepi daun rata, daging daun tebal, warna hijau tua, lebar daun
4,5 cm panjang 12,5 cm. Serbuk berwarna hijau tua, bau khas aromatis dan rasa
pahit. Uji mikroskopik terdapat rambut penutup, berkas pembuluh, berkas
pembuluh bentuk tangga, epidermis atas dan epidermis bawah dengan stomata
tipe bidiastik, kadar dari larut etanol 12%, kadar sari larut air 15%. Karakteristik
non spesifik terdiri dari kadar air 8%, kadar abu 6,51%, kadar abu tidak larut asam
0,246%. Hasil skrining fitokimia mengandung alkoloid, flavonoid, tanin, saponin
dan steroid.

Kata kunci: karakterisasi, skrining fitokimia, daun, selutui puka


(Tabernaemontana macrocarpa Jack)

ABSTRACT
Selutui puka (Tabernaemontana macrocarpa Jack) is a plant that is
efficacious for treating tumor diseases and blisters. Simplicia is said to be of high
quality if it meets the simplicia requirements. The initial process to find out the
quality of simplicia is characterization. The study aims to determine the specific,
non-specific characteristics and content of chemical compounds.
This research is non experimental. The research starts from sampling,
determination, making simplicia, characterization which includes macroscopic
test, microscopic test, determination of moisture content, soluble ethanol extract
content, water soluble extract content, moisture content, ash content, acid

Fitri Handayani, dkk | 49


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 49-58

insoluble ash content and phytochemical screening. Data were analyzed using
descriptive methods.
Specific characteristics in the macroscopic and organoleptic tests showed
long round leaves, pinnate leaf bones, spiky rounded leaf tips, rounded base of
leaves, flat leaf edges, thick leaf flesh, dark green color, leaf width of 4.5 cm long,
12.5 cm long. The powder is dark green, aromatic and has a bitter taste.
Microscopic tests include cover hair, vessels, bundles of stairs, upper epidermis
and lower epidermis with bidiastic type stomata, 12% soluble ethanol, 15% water
soluble extract. Non-specific characteristics consisted of 8% moisture content,
6.51% ash content, acid insoluble ash content 0.246%. The results of
phytochemical screening contain alkoloid, flavonoids, tannins, saponins and
steroids.

Keywords: characterization, phytochemical screening, leaves, selutui puka,


Tabernaemontana macrocarpa Jack

PENDAHULUAN Simplisia sering digunakan


Kutai Barat merupakan salah sebagai bahan penelitian dalam dunia
satu daerah yang kaya akan farmasi, pada umumnya simplisia
tumbuhan obat. Salah satu tumbuhan terdiri dari beberapa macam, salah
obat yang berasal dari Kutai Barat satunya simplisia daun (Utami, dkk.,
adalah selutui puka. Tumbuhan ini 2013). Suatu simplisia dapat
dapat dijumpai pada berbagai tempat, dikatakan bermutu apabila sudah
salah satunya di pinggiran sungai. memenuhi persyaratan yang tertera
Berdasarkan data empiris yang dalam monografi simplisia.
diperoleh dari masyarakat Desa Persyaratan mutu suatu simplisia
Karangan yang secara tradisional berlaku pada semua simplisia yang
menggunakan getah selutui puka digunakan sebagai bahan pengobatan
sebagai obat penyakit tumor, dengan dan pemeliharaan kesehatan (Depkes
cara diminum getahnya serta dapat RI, 2008). Untuk mengetahui
digunakan untuk mengobati penyakit kualitas mutu dari suatu simplisia
kudis dan kulit yang melepuh dengan maka perlu dilakukan proses
cara dioleskan getahnya. Informasi karakterisasi.
masyarakat tentang penggunaan Karakterisasi merupakan suatu
tumbuhan selutui puka masih sangat proses awalan yang dilakukan untuk
minim terutama pada bagian daun. mengetahui mutu dari suatu

Fitri Handayani, dkk | 50


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 49-58

simplisia. Simplisia yang digunakan METODE PENELITIAN


sebagai bahan baku dan bahan Alat dan Bahan
produk langsung harus memenuhi Alat yang digunakan adalah
persyaratan. Syarat parameter desikator, batang pengaduk, beaker
standar suatu simplisia berdasarkan glass, ayakan mesh nomor 60, cawan
(identifikasi) kemurnian yaitu, harus porselen, objek glass, cover glass,
bebas dari kontaminasi kimia dan gelas ukur, erlenmeyer, kaca arloji,
biologis yang dapat mengganggu kertas saring, labu ukur, mikroskop,
mutu simplisia (DepKes RI, 2000). neraca analitik, pipet tetes, tabung
Proses karakterisasi simplisia reaksi dan oven.
meliputi dua parameter yaitu Bahan yang digunakan adalah
parameter spesifik dan parameter serbuk simplisia daun selutui puka,
non spesifik. Parameter spesifik yaitu air suling, asam klorida 2 N,
uji makroskopik, uji mikroskopik, kloralhidrat, asam asetat anhidrat,
penetapan kadar sari larut etanol, asam sulfat, besi (III) klorida 5%,
penetapan kadar sari larut air. etanol 70%, pereaksi meyer, pereaksi
Parameter non spesifik yaitu bouchardat, pereaksi dragendorf,
penetapan kadar air, penetapan kadar amil alkohol, serbuk magnesium dan
abu dan penetapan kadar abu tidak kloroform.
larut asam (DepKes RI, 2000). Prosedur Kerja
Skrining fitokimia bertujuan untuk Pembuatan Simplisia
menguraikan aspek kimia suatu Daun selutui puka disortasi
tanaman (Sitrait, 2007). basah kemudian dicuci di bawah air
Penelitian karakterisasi mengalir dan ditiriskan. Dilakukan
simplisia daun selutui puka belum proses perajangan kemudian
pernah dilaporkan. Berdasarkan dikeringkan dengan cara diangin-
uraian di atas maka dilakukan anginkan terlindung dari sinar
karakterisasi dan skrining fitokimia matahari. Simplisia kering
simplisia daun selutui puka dihaluskan dan diayak dengan
(Tabernaemontana macrocarpa Jack). ayakan mesh 60.

Fitri Handayani, dkk | 51


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 49-58

Pemeriksaan Karakteristik Spesifik diperoleh bobot tetap. Dihitung kadar


Uji Makroskopik % sari larut etanol (DepKes RI,
Uji makroskopik dengan cara 1980).
mengamati bentuk, bau, rasa serta % Kadar sari larut etanol
warna. Uji makroskopik ini akan = x x 100%
dilakukan pada serbuk simplia daun
Penetapan Kadar Sari Larut Air
selutui puka.
5 gram simplisia dimaserasi
Uji Mikroskopik
dengan menggunakan 100 ml air
Uji mikroskopik dilakukan
kloroform (2,5 ml kloroform dalam
dengan cara meletakan serbuk di atas
air suling 97,5 ml) selama 24 jam
objec glass kemudian ditetesi
dalam wadah tertutup sambil sesekali
kloralhidrat dan selanjutnya ditutup
dikocok selama 6 jam pertama dan
dengan cover glass lalu difiksasi di
diamkan selama 18 jam kemudian
atas lampu spiritus, setelah difiksasi
disaring. Sebanyak 20 ml filtrat
diamati dengan menggunakan
diuapkan dalam cawan porselen yang
mikroskop dan dilihat apakah ada
sudah ditara. Diuapkan diatas
butiran amilum isi sel dan melihat
penangas air sampai kering, sisa
fragmen pengenal pada tumbuhan.
filtrat dipanaskan dalam oven dengan
Penetapan Kadar Sari Larut Etanol
suhu 1050C hingga diperoleh bobot
5 gram serbuk simplisia
konstan. Dihiitung % kadar sari larut
dimaserasi dengan menggunakan 100
air (DepKes RI, 1989).
ml etanol (70%) selama 24 jam
% Kadar sari larut air
menggunakan erlenmeyer sambil
= x x 100%
sesekali dikocok selama 6 jam
pertama, kemudian diamkan selama Skrining Fitokimia
18 jam, disaring. Diukur filtrat Skrining fitokimia dilakukan
sebanyak 20 ml lalu diuapkan hingga dengan cara pemeriksaan terhadap
kering dengan menggunakan cawan senyawa kimia yang terkandung
porselen yang telah ditara, dalam daun yaitu meliputi golongan
dipanaskan sisa filtrat menggunakan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin,
oven dengan suhu 1050 C hingga

Fitri Handayani, dkk | 52


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 49-58

steroid/triterpenoid dan saponin terjadi perubahan warna merah


(DepKes RI, 1989). kuning pada filtrat atau warna jingga
1. Uji Senyawa Alkaloid merah pada lapisan amil alkohol.
0,5 g serbuk simplisia 3. Uji Senyawa Saponin
ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N 0,5 gram serbuk simplisia
dan 9 ml air suling, dipanaskan di dimasukan ke dalam tabung reaksi
atas tangas air selama 2 menit, lalu ditambahkan 10 ml air panas,
didinginkan dan disaring. Filtrat dinginkan sebentar setelah dingin
yang diperoleh digunakan untuk uji dikocok kuat selama 15 menit,
alkaloid. Diambil 3 tabung reaksi, apabila terbentuk buih yang mantap
masing-masing tabung dimasukkan selama 10 menit dan buih setinggi 1-
0,5 ml filtrat. Masing-masing tabung 10 cm serta saat di tetesi 1 tetes asam
reaksi ditambahkan 2 tetes pereaksi klorida 2 N buih masih ada maka
mayer, bouchardat, dan dragendorff. serbuk tersebut mengandung
Alkaloid positif jika terjadi endapan. senyawa Saponin (DepKes RI,
Bila sedikitnya 2 dari 3 pereaksi di 1980).
atas positif maka sampel dinyatakan 4. Uji Senyawa Tanin
mengandung alkaloid, yaitu 1 gram serbuk simplisia
terbentuknya endapan putih atau didihkan selama 3 menit dalam 10
kuning. ml air suling, dinginkan dan disaring,
2. Uji Senyawa Flavonoid filtrat yang diperoleh diencerkan
1 gram serbuk simplisia dengan air suling hingga bening atau
ditambahkan 10 ml air panas lalu tidak berwarna. Diambil 2 ml larutan
didihkan selama 5 menit, disaring lalu tambahkan dengan 1-2 tetes besi
dalam keadaan masih panas. Filtrat (III) klorida 5%, dan dilihat
yang diperoleh diambil sebayak 5 ml perubahan warna yang terjadi apabila
lalu ditambahkan 0,1 gram serbuk warna berubah menjadi biru atau
magnesium, 1 ml HCl dan 2 ml amil hijau kehitaman maka serbuk
alkohol, kemudian dikocok dan simplisia mengandung Tanin
dibiarkan memisah. Serbuk (Harbone, 1987).
mengandung flavonoid Apabila

Fitri Handayani, dkk | 53


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 49-58

5. Uji Senyawa Terpenoid/Steroid Penetapan Kadar Abu


0,5 gram serbuk simplisia 2 gram serbuk simplisia
dimaserasi dengan 10 ml n-heksan digerus sampai halus, setelah halus
selama 1 jam lalu saring, filtrat yang dtimbang, lalu dimasukan ke dalam
diperoleh diuapkan, sisa filtrat krus platina atau krus silikat yang
ditambahkan dengan 10 tetes sudah dipanaskan, pada suhu 6000C
pereaksi asam asetat anhidrat dan 1 selama 3 jam dan ditara. Dipijar
tetes asam sulfat pekat. Lalu diamati secara perlahan hingga arang habis,
perubahan yang terjadi apabila kemudian dinginkan sebentar, lalu
serbuk positif mengandung steroid ditimbang, jika arang tidak dapat
maka akan ditandai dengan hilang maka harus ditambahkan air
terbentuknya warna ungu atau merah panas, kemudian diaduk dan disaring
yang berubah menjadi biru hijau menggunakan kertas saring bebas
(Harborne, 1987). abu. Dipijarkan kertas saring serta
Pemeriksaan Karakteristik Non sisa penyaringan dengan krus yang
Spesifik Dari Serbuk sama. Dimasukan filtrat ke dalam
Penetapan Kadar Air krus lalu diuapkan dan dipijar hingga
2 gram serbuk simplisia bobot tetap, kemudian ditimbang.
diletakkan diatas cawan lalu Dihitung kadar abu total yang
dikeringkan dengan oven pada suhu diperoleh terhadap berat bahan uji
1050C selama 30 menit. Dinginkan dan dinyatakan dengan % b/b
menggunakan desikator selama 15 (DepKes RI, 2008).
menit, setelah dingin ditimbang Kadar abu total
bobot yang didapat konstan dan = X 100%
dihitung kadar air.
Penetapan Kadar Abu Tidak Larut
Kadar air = X 100%
Asam
Keterangan : Abu yang telah diperoleh
a = Berat cawan (g)
b = Berat sampel (g) dididihkan dengan menggunakan 25
c = Berat cawan = sampel (g)
(Andarwulan, dkk., 2011) ml asam klorida encer selama 2
menit, kemudian dikumpulkan

Fitri Handayani, dkk | 54


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 49-58

bagian-bagian yang tidak dapat larut HASIL DAN PEMBAHASAN


dalam asam, disaring menggunakan Hasil Karakteristik Spesifik
kaca masir atau kertas saring bebas Serbuk Simplisia Daun Selutui
abu, kemudian dicuci dengan Puka
menggunakan air panas, setelah Hasil Pemeriksaan Makroskopik
dicuci, dipijarkan hingga diperoleh Pemeriksaan makroskopik dan
bobot tetap kemudian ditimbang dan organoleptis bertujuan untuk
dihitung kadar abu yang tidak dapat mengetahui kebenaran suatu
larut dalam asam (DepKes RI, 2008). simplisia dan untuk mendekripsikan
Kadar abu tidak larut asam bentuk, bau, rasa dan warna. Hasil
= X 100% pemeriksaan pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Makroskopik


Keterangan
No. Uraian
Daun Utuh Serbuk
1 Bentuk Bulat panjang -
2 Warna Hijau tua Hijau tua
3 Bau Khas aromatik Khas aromatik
4 Rasa Pahit Pahit
5 Susunan tulang daun Menyirip -
6 Ujung daun Bulat runcing -
7 Pangkal daun Bulat -
8 Tepi daun Rata -
9 Daging daun Tebal -
10 Ukuran Lebar 4,5 cm panjang 12,5 cm -

Hasil Pemeriksaan Mikroskopik memiliki fragmen pengenal seperti


Pemeriksaan mikroskopik rambut penutup, berkas pembuluh
bertujuan untuk mengetahui fragmen bentuk tangga dan epidermis bawah
pengenal pada daun. Pemeriksaan dengan stomata tipe bidiastik. Hasil
mikroskopik menunjukkan bahwa pemeriksaan pada tabel 2.
serbuk simplisia daun selutui puka

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Mikroskopi


No. Uraian Serbuk Daun Selutui Puka
1 Rambut penutup Ada
2 Berkas pembuluh Ada
3 Epidermis bawah dengan stomata Ada
4 Epidermis atas Ada
5 Berkas pembuluh bentuk tangga Ada

Fitri Handayani, dkk | 55


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 49-58

Hasil Kadar Sari Larut Etanol dan gambaran awal jumlah senyawa yang
Air dapat tersari dengan pelarut etanol
Penetapan kadar sari larut dan air dari suatu simplisia (DepKes
etanol dan kadar sari larut air RI, 2000). Hasil kadar sari larut
bertujuan untuk memberikan etanol dan air pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Kadar Sari Larut Etanol


No. Uraian Kadar Simplisia
1 Kadar sari larut air 15%
2 Kadar sari larut etanol 12%

Tabel di atas menunjukkan senyawa kimia dalam serbuk


bahwa kandungan sari larut air lebih simplisia daun selutui puka lebih
tinggi dibandingkan dengan kadar banyak tersari pada pelarut air.
sari larut etanol yang berarti bahwa Hasil Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dilakukan Hasil skrining fitokimia serbuk
untuk mendapatkan gambaran simplisia selutui puka dapat dilihat
golongan senyawa metabolit pada tabel 4.
sekunder suatu simplisia. Hasil

Tabel 4. Hasil Skrining Fitokimia


No. Uji Senyawa Hasil
1 Alkaloid +
2 Flavonoid +
3 Tanin +
4 Saponin +
5 Steroid +
Keterangan :
+ : mengandung senyawa kimia
- : tidak mengandung senyawa kimia

Hasil Karakteristik Non Spesifik tidak larut asam. Hasil penetapan


Serbuk Simplisia Daun Selutui kadar air, kadar abu dan kadar abu
Puka tidak larut asam dapat dilihat pada
Karakteristik non spesifik tabel 5.
serbuk simplisia daun selutui puka Penetapan kadar air bertujuan
dapat dilihat pada hasil penetapan untuk mengetahui kandungan air
kadar air, kadar abu dan kadar abu yang terdapat dalam simplisia

Fitri Handayani, dkk | 56


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 49-58

(Agoes, 2007). Tabel di atas pengolahan suatu simplisia serta


menunjukkan bahwa kadar air serbuk memberikan gambaran kandungan
simplisia daun selutui puka mineral yang terdapat pada simplisia
memenuhi persyaratan kadar air baik kandungan internal maupun
karena menurut Depkes RI (2000), eksternal (DepKes RI, 2000).
kadar air simplisia tidak lebih dari Besarnya kadar abu dan kadar abu
10% yaitu 8% untuk daun muda dan tidak larut asam yang diperoleh
5,5% untuk daun tua. menandakan adanya pengotor yang
Penetapan kadar abu dan kadar terdapat pada simplisia yang berasal
abu tidak larut asam dilakukan untuk dari tanah silikat simplisia, debu dan
menentukan baik tidaknya pasir.

Tabel 5. Hasil Penetapan Kadar Air, Kadar Abu dan Kadar Abu Tidak Larut
Asam
No. Uraian Hasil (%)
1 Kadar air 8
2 Kadar abu 6,51
3 Kadar abu tidak larut asam 0,246

KESIMPULAN atas, berkas pembuluh bentuk


1. Karakteristik spesifik tangga dan epidermis bawah
menunjukkan daun selutui puka dengan stomata tipe bidiastik.
memiliki bentuk bulat panjang, Penetapan kadar sari larut etanol
berwarna hijau tua, bau khas 12% dan kadar sari larut air
aromatik, rasa pahit, susunan 15%. Hasil karakteristik non
tulang daun menyirip, ujung spesifik menunjukkan hasil
daun bulat runcing, pangkal kadar air sebesar 8%, kadar abu
daun bulat, tepi daun rata, 6,51% dan kadar abu tidak larut
daging daun tebal dan memiliki asam 0,246%.
ukuran daun lebar 4,5 cm 2. Skrining fitokimia serbuk
panjang12,5 cm. Serbuk simplisia daun selutui puka
simplisia ditemukan fragmen menunjukkan hasil positif
pengenal rambut penutup, alkaloid, flavonoid, tanin,
berkas pembuluh, epidermis saponin dan steroid.

Fitri Handayani, dkk | 57


Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), Maret 2019, 49-58

DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI, 2008,


Farmakope Herbal Indonesia
Agoes, G, 2007, Teknologi Bahan
Edisi I, DepKes RI, Jakarta :
Alam, ITB, Bandung : 10.
169-174.
Andarwulan, N., Kusnar, F.,
Harbone, J.B, 1987, Metode
Herawati, D., 2011, Analisis
Fitokimia Penuntun Cara
Pangan, PT. Dian Rakyat,
Modern Menganalisis
Jakarta.
Tumbuhan, ITB, Bandung.
Departemen Kesehatan RI, 1980,
Sitrait, M, 2007, Penuntun Fitokimia
Materia Medika
Farmasi, ITB, Bandung : 1-2.
Indonesia Edisi III, Dirjen
POM, Jakarta : 166-170 Utami, M., Yayu, W., Apriliana
Hexa, H., 2013, Keragaman
Departemen Kesehatan RI, 1989,
dan Pemanfaatan Simplisia
Materia Medika
Nabati Yang Diperdagangkan
Indonesia Edisi V, Dirjen
Di Purwokerto, Fakultas
POM, Jakarta : 549-553.
Biologi Universitas Jendral
Departemen Kesehatan RI, 2000, Soedirman, Purwokerto.
Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat,
DepKes RI, Jakarta : 13-37.

Fitri Handayani, dkk | 58

Anda mungkin juga menyukai

  • Farmasi 9997
    Farmasi 9997
    Dokumen2 halaman
    Farmasi 9997
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Farmasi 9381
    Farmasi 9381
    Dokumen2 halaman
    Farmasi 9381
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Farmasi 9343
    Farmasi 9343
    Dokumen2 halaman
    Farmasi 9343
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Farmasi 9496
    Farmasi 9496
    Dokumen2 halaman
    Farmasi 9496
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Farmasi 9709
    Farmasi 9709
    Dokumen2 halaman
    Farmasi 9709
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Farmasi 4406
    Farmasi 4406
    Dokumen2 halaman
    Farmasi 4406
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Farmasi 3497
    Farmasi 3497
    Dokumen2 halaman
    Farmasi 3497
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Farmasi 3156
    Farmasi 3156
    Dokumen2 halaman
    Farmasi 3156
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Farmasi 3987
    Farmasi 3987
    Dokumen3 halaman
    Farmasi 3987
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Farmasi 4948
    Farmasi 4948
    Dokumen2 halaman
    Farmasi 4948
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Farmasi 3271
    Farmasi 3271
    Dokumen2 halaman
    Farmasi 3271
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Kondisi Kristalisasi
    Kondisi Kristalisasi
    Dokumen9 halaman
    Kondisi Kristalisasi
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal Patofisiologi
    Contoh Soal Patofisiologi
    Dokumen9 halaman
    Contoh Soal Patofisiologi
    Rezita Ramadhani
    Belum ada peringkat