Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

A. KECERDASAN EMOSIONAL
1. Pengertian
Kecerdasan emosi adalah kemampuan individu untuk mempersepsi, membangkitkan dan
memasuki emosi yang dapat membantu menyadari dan mengatur emosi diri sendiri maupun
orang lain, sehingga dapat mengembangkan pertumbuhan emosi dan intelektual” (Yapono dan
Suharnan, 2013: 211 dalam Andoko A,dkk ,2018 )
Menurut Goleman (2015: 43)( dalam Andoko A,dkk ,2018 ) mendefinisikan “Kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi,
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati
dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati, dan berdoa”.
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ
sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau
perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan
menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. (Shapiro, 1998:8 dalam
Mustakhiq F 2012 )
2. Faktor- Faktor Kecerdasan Emosional
Goleman (2002:59) dalam Mustakhiq F, 2012 mengungkapkan 5 (lima) wilayah kecerdasan
emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu :
a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu
perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli
psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan
emosinya sendiri. Kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran
tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran
emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi,
namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu
mudah menguasai emosi.
b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.
Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan
untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
c. Memotivasi Diri Sendiri
Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki
ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta
mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan
diri.
d. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Individu yang memiliki
kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang
mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut
pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan
orang lain. Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri
yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui
emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan
orang lain.
e. Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang
popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Keterampilan dalam
berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.
Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan
serta kemauan orang lain.

B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Winkel (1997:168) dalam Mustakhiq F, 2012 “proses belajar yang dialami oleh siswa
menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang
nilai, sikap dan keterampilan”.
Menurut Poerwodarminto dalam Ratnawati (1996:206) dalam Mustakhiq F, 2012 yang
dimaksud dengan “prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh
seseorang”. Sedangkan prestasi belajar itu sendiri diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh
seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor sekolah.
Sedangkan Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000:71) dalam Mustakhiq F, 2012
berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta
didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas
bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui
jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Shertzer dan Stone dalam Winkel (1997:591) dalam Mustakhiq F, 2012, secara garis
besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua
bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
a. Faktor internal Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Faktor fisiologis, adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera.
2) Faktor psikologis, faktor ini berhubungan erat dengan intelegensi, sikap dan motivasi yang
timbul dari dalam diri siswa itu sendiri.
b. Faktor eksternal Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah :
1) Faktor lingkungan keluarga, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada
lingkungan keluarga antara lain: sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua,
Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga, dan lain sebagainya.
2) Faktor lingkungan sekolah, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di
lingkungan sekolah yaitu: sarana dan prasarana, kompetensi guru dan siswa, kurikulum
dan metode belajar.
3) Faktor lingkungan masyarakat, pada lingkungan masyarakat faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain: sosial budaya, partisipasi masyarakat pada
pendidikan, dan lain sebagainya.
Djamarah mengemukakan secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dapat di klasifikasikan menjadi dua yaitu:
a. Faktor Luar
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkungannya
anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem.
Faktor tersebut meliputi: Lingkungan Alami, Lingkungan Sosial Budaya
2) Faktor Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada tingkat
kelembagaan. Dalam rangka melicinkan kearah itu di perlukan seperangkat kelengkapan
dalam berbagai bentuk dan jenis. Yang termasuk dalam faktor instrumental adalah:
Kurikulum, Program , Sarana dan Fasilitas serta Guru
b. Faktor Dalam
1) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar
seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan
orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata
kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi; mereka lekas lelah,
mudah ngantuk, dan sukar menerima pelajaran.
2) Kondisi Psikologis
Belajar pada hakekatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan
fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah
berdiri sendiri,terlepas dari faktor lain seperti faktor luar dan faktor dari dalam. Yang
termasuk dalam faktor kondisi psikologis adalah meliputi: Minat ,Kecerdasan (Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual) ,Bakat
,Motivasi,Kemampuan Kognitif

Anda mungkin juga menyukai