PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk hidup yang paling komplek yang diciptakantuhan
YME. Sebagai mahluk hidup, tentunya manusia memerlukan makan danhasil dari
proses makanan tersebut akan dikeluarkan sebagai kotoran yang tidaklagi bermanfaat
bagi tubuh manusia itu sendiri. Proses pengubahan dari makanansampai menjadi sisa
dinamakan proses pencernaan yang dilakukan oleh organ percernaan di dalam tubuh
manusia. Sedangkan proses pengeluaran kotorantersebut dinamakan
eliminasi.Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolit
tubuh.Produk sampah dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan.
Paru- paru secara primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas
yangdibentuk selama metabolisme pada jaringan. Hampir semua
karbondioksidadibawa keparu-paru oleh sistem vena dan diekskresikan melalui
pernapasan. Kulitmengeluarkan air dan natrium / keringat.Ginjal merupakan bagian
tubuh primer yang utama untuk mengekskresikankelebihan cairan tubuh, elektrolit,
ion-ion hidrogen dan asam. Eliminasi urinsecara normal bergantung pada pemasukan
cairan dan sirkulasi volume darahdimana jika salah satunya menurun, pengeluaran
urin akan menurun. Pengeluaranurin juga berubah pada seseorang dengan penyakit
ginjal, yang mempengaruhikuantitas urin dan kandungan produk sampah didalam
urin.Usus mengeluarkan produk sampah yang padat dan beberapa cairan daritubuh.
Pengeluaran sampah yang padat melalui evakuasi usus besar biasanyamenjadi sebuah
pola pada usia 30 sampai 36 bulan
B. Ruang Lingkup
Makalah ini menyajikan materi antara lain
:a. Pengertian Eliminasi
b. Fisiologi Dalam Eliminasi
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi
d.Asuhan Keperawatan Pada Eliminasi
e. Tindakan Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai pembelajaran tentang bagaimana proses
eliminasi dan asuhan keperawatannya demi terciptanya perawat yangsesuai dengan dasar-
dasar tugas sebagai seorang perawat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Eliminasi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan, penyingkiran, penyisihan. Dalam bidang kesehatan, Eliminasiadalah
proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
feses(tinja).Eliminasi pada manusia digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Buang Air Besar (BAB) Adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk
membuangkotoran atau tinja yang padat atau setengah padat yang berasal dari sistem
pencernaan. BAB ini juga disebut dengan Defekasi (Dianawuri, 2009).
2. Buang Air Kecil (BAK) Adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi.BAK ini juga sering disebut dengan Miksi.
B. Fisiologi Dalam Eliminasi
1. FisIologi Buang Air Besar (BAB)/Defekasi
a. Mulut
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses
pencernaan.Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinya luka parut pada
permukaansaluran pencernaan. Setelah dikunyah lidah mendorong gumpalan
makanan kedalam faring, dimana makanan bergerak ke esofagus bagian atas dan
kemudiankebawah ke dalam lambung.
b. Esofagus
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalahterdiri
dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannyadiliputi
selaput mukosa yang mengeluarkan sekret mukoid yang berguna untuk
perlindungan.
c. Lambung
Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi terbesar dari
saluran pencernaan. Pergerakan makanan melalui lambung dan usus
dimungkinkan dengan adanya peristaltik, yaitu gerakan konstraksi dan relaksasi
secara bergantian dari otot yang mendorong substansi makanan dalam gerakan
menyerupai gelombang. Pada saat makanan bergerak ke arah spingter pylorus
pada ujung distla lambung, gelombang peristaltik meningkat. Kini gumpalan
lembek makanan telah menjadi substansi yang disebut chyme. Chyme inidipompa
melalui spingter pylorus kedalam duodenum. Rata-rata waktu yang diperlukan
untuk mengosongkan kembali lambung setelah makan adalah 2 sampai 6 jam.
d. Usus kecil
Usus kecil (halus) mempunyai tiga bagian :1) Duodenum, yang berhubungan
langsung dengan lambung2) Jejenum atau bagian tengah3) Ileum
e. Usus besar (kolon)
Kolon orang dewasa, panjangnya ± 125 – 150 cm atau 50 – 60 inch, terdiridari :
1) Sekum, yang berhubungan langsung dengan usus kecil2) Kolon, terdiri dari
kolon asenden, transversum, desenden dan sigmoid.3) Rektum, 10 – 15 cm / 4– 6
inch. Fisiologi usus besar yaitu bahwa usus besar tidak ikut serta dalam
pencernaan/absorpsi makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum, maka
semuazat makanan telah diabsorpsi dan sampai isinya cair (disebut chyme).
Selama perjalanan didalam kolon (16– 20 jam) isinya menjadi makin padat karena
airdiabsorpsi dan sampai di rektum feses bersifat padat - lunak.Fungsi utama usus
besar (kolon) adalah :
1) Menerima chyme dari lambung dan mengantarkannya ke arah bagianselanjutnya
untuk mengadakan absorpsi / penyerapan baik air, nutrien,elektrolit dan garam
empedu.
2) Mengeluarkan mukus yang berfungsi sebagai protektif sehingga
akanmelindungi dinding usus dari aktifitas bakteri dan trauma asam
yangdihasilkan feses.
3) Sebagai tempat penyimpanan sebelum feses dibuang.
f. Anus
Panjangnya ± 2,5 - 5 cm atau 1- 2 inch, mempunyai dua spinkter yaitu internal
(involunter) dan eksternal (volunter)Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus
dan rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap
orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu.
Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika gelombang peristaltik
mendorong feses kedalamkolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum
dirangsang dan individumenjadi sadar terhadap kebutuhan untuk
defekasi.Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu :
1) Refleks defekasi instrinsik ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan
dinding rektum memberisuatu signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus
untuk memulaigelombang peristaltik pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan
didalam rektum. Gelombang ini menekan feses kearah anus. Begitu gelombang
peristaltik mendekati anus, spingter anal interna tidak menutup dan bilaspingter
eksternal tenang maka feses keluar.
2) Refleks defekasi parasimpatisKetika serat saraf dalam rektum dirangsang, signal
diteruskan ke spinal cord(sakral 2-4) dan kemudian kembali ke kolon desenden,
kolon sigmoid danrektum. Sinyal - sinyal parasimpatis ini meningkatkan
gelombang peristaltik,melemaskan spingter anus internal dan meningkatkan
refleks defekasiinstrinsik. Spingter anus individu duduk ditoilet atau bedpan,
spingter anus eksternal tenang dengan sendirinya.Pengeluaran feses dibantu oleh
kontraksi otot-otot perut dan diaphragma yang akan meningkatkan tekanan
abdominal dan oleh kontraksi muskulus levator ani pada dasar panggul yang
menggerakkan feses melalui saluran anus. Defekasinormal dipermudah dengan
refleksi paha yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan posisi duduk yang
meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum.Jika refleks defekasi diabaikan
atau jika defekasi dihambat secara sengajadengan mengkontraksikan muskulus
spingter eksternal, maka Rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat
menghasilkan rektum meluas untuk menampung kumpulan feses.
2. Fisiologi Buang Air Kecil (BAK)/Miksi
a. Ginjal
Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis,
berwarnacoklat agak kemerahan, yang terdapat di kedua sisi vertebra posterior
dengan peritoneum dan terletak pada otot punggung bagian dalam. Ginjal
terbentang darivertebra torakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3.Dalam
kondisi normal, ginjal kiri lebih tinggi 1,5 - 2 cm dari ginjal kanankarena posisi
anatomi hati. Setiap ginjal secara khas berukuran 12 cm x 7 cm danmemiliki berat
120-150gram. Sebuah kelenjar adrenal terletak dikutub superiorsetiap ginjal,
tetapi tidak berhubungan langsung dengan proses eliminasi urine.Setiap ginjal di
lapisi oleh sebuah kapsul yang kokoh dan di kelilingi oleh lapisanlemak.
b. Ureter
Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis renalis sebagai rute keluar
pertama pembuangan urine. Ureter merupakan struktur tubulan yang memiliki
panjang 25-30 cm dan berdiameter 1,25 cm pada orang dewasa.
Uretermembentang pada posisi retroperitonium untuk memasuki kandung
kemihdidalam rongga panggul (pelvis) pada sambungan ureter ureterovesikalis.
Urinyang keluar dari ureter kekandung kemih umumnya steril.
c. Kandung kemih
Kandung kemih adalah ruangan berdinding otot polos yang terdiri dari dua
bagian besar, yaitu badan (corpus) yang merupakan bagian utama kandung kemih
dimana urin berkumpul dan leher (kollum), merupakan lanjutan dari badan yang
berbentuk corong, berjalan secara inferior dan anterior ke dalam daerah
segitigaurogenital dan berhubungan dengan uretra. Bagian yang lebih rendah dari
leher kandung kemih disebut uretra posterior karena hubungannya dengan uretra.
Otot polos kandung kemih disebut otot detrusor. Serat-serat ototnya meluaske
segala arah dan bila berkontraksi, dapat meningkatkan tekanan dalam
kandungkemih menjadi 40 sampai 60 mmHg. Dengan demikian, kontraksi otot
detrusoradalah langkah terpenting untuk mengosongkan kandung kemih. Sel-sel
otot polos 7 dari otot detrusor terangkai satu sama lain sehingga timbul aliran
listrik berhambatan rendah dari satu sel otot ke sel otot lainnya. Oleh karena itu,
potensial aksi dapat menyebar ke seluruh otot detrusor, dari satu sel otot ke selotot
berikutnya, sehingga terjadi kontraksi seluruh kandung kemih dengan segera.Pada
dinding posterior kandung kemih, tepat diatas bagian leher dari kandung kemih,
terdapat daerah segitiga kecil yang disebut Trigonum. Otot sfingter eksterna
bekerja di bawah kendalisistem saraf volunter dan dapat digunakan secara sadar
untuk menahan miksi bahkan bila kendali involunter berusaha untuk
mengosongkan kandung kemih.
d. Uretra
Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh
melaluimeatus uretra. Dalam kondisi normal, aliran urin yang mengalami
turbulansimembuat urin bebas dari bakteri. Membrane mukosa melapisi uretra,
dan kelenjaruretra mensekresi lendir kedalam saluran uretra. Lendir dianggap
bersifat bakteriostatis dan membentuk plak mukosa untuk mencegah masuknya
bakteri.
e. Lapisan otot polos yang tebal mengelilingi uretra.
Fisiologi Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine
adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua
langkah utama yaitu : Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan
didindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan
langkahkedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks
berkemih)yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal,
setidak-tidaknyamenimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih.
2. Volume
Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi.Usia Jumlah / hari :1. Hari
pertama & kedua (baru lahir) 15 - 60 ml2. Hari ketiga - kesepuluh (baru lahir) 100-
300 ml3. Hari kesepuluh-2 bulan 250-400 ml4. Dua bulan-1 tahun kehidupan 400-500
ml5. 1-3 tahun 500-600 ml6. 3-5 tahun 600- 700 ml7. 5-8 tahun 700- 1000 ml8. 8-14
tahun 800-1400 ml9. 14 tahun-dewasa 1500 ml10. Dewasa tua 1500 ml / kurangJika
volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam padaorang dewasa,
maka perlu lapor.
3. Warna
Warna Normal urine berwarna kekuning-kuningan, obat-obatan
dapatmengubah warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning,coklat
merupakan indikasi adanya penyakit.beradadefekasi.
5. Berat jenis
Berat jenis Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat)
dibandingkandengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang
disulingsebagai standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml dan normal berat jenis:
1010
6. Kejernihan
Normal urine terang dan transparan.Urine dapat menjadi keruhkarena ada
mukus atau pus.
7. pH
Normal pH urine sedikit asam (4,5-7,5).Urine yang telah melewatitemperatur
ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri Vegetarian
urinennya sedikit alkali.
8. Protein
Normal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin,fibrinogen,
globulin, tidak tersaring melalui ginjal-urine Pada keadaankerusakan ginjal, molekul-
molekul tersebut dapat tersaring urine.Adanya protein didalam urine disebut
proteinuria, adanya albumin dalam urinedisebut albuminuria.
9. Darah
Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak jelas.Adanya
darah dalam urine disebut hematuria.
10. Glukosa
Normal adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bilahanya bersifat
sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyakmenetap pada pasien
DM. Sistem yang Berperan dalam Eliminasi AlviSistem tubuh berperan dalam proses
eliminasi alvi (buang air besar) adalahsistem gastrointestinal bawah yang meliputi
usus halus dan usus besar.
5. Pelaksanaan:
1) Pasang selimut atau kain penutup bagian bawah tubuh pasien.
2) Membantu membuka pakaian dalam bagian bawah pasien, lalu ditutup
dengan selimut.
3) Anjurkan pasien menekuk lutut dan mengangkat bokong
4) Pasang pengalas pispot dan pispotnya
5) Beri penjelasan pada pasien untuk mulai BAB dan bila sudah selesai dapat
memberitahu perawat dengan menekan bel yang sudah didekatkan
sebelumnya pada pasien.
6) Bila pasien sudah selesai BAB, perawat memakai hand schoen, bilas
genetalia pasien dengan air bersih, angkat pispot.
7) Anjurkan pasien untuk miring
8) Bersihkan daerah anus dan bokong dengan menggunakan tissue.
9) Lepaskan pengalas pispot.
10) Kenakan pakaian bagian bawah, rapikan tempat tidur.
11) Pispot di bawa ke WC, perhatikan konsistensi feces, warna dan bau, lalu
bersihkan pispot
12) Membuat catatan keperawatan yang mencakup:
Respon pasien.
Tindakan yang dilakukan
Keadaan umum pasien
Hasil observasi output feces.
3.2 Saran
Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine dan feses
dalamkehidupan kita sehari-hari. Serta selalalu menjaga kebersihan daerah
tempatkeluarnya urine dan feses.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
11.1 Latar Belakang..........................................................................................................
11.2 Ruang Lingkup..........................................................................................................
11.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN…............................................................................................32
Pengertian Eliminasi.......................................................................................................3
2.2Fisiologi Dalam Eliminasi .........................................................................................3
2.2.1Fisiologi Buang Air Kecil (BAB)/Defekasi ...............................................................3
2.2.2Fisiologi Buang Air Besar (BAK)/Miksi…………………...........................................6
2.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Eliminasi ……………….............................10
2.3.1Faktor-faktor yang Mempengaruhi BAB/Defekasi………..........................................10
2.3.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi BAK/Miksi………………….................................12
2.4Asuhan Keperawatan Pada Eliminasi ........................................................................13
2.5Tindakan Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi……....................................14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................165.1
Kesimpulan ............................................................................................................165.2
Saran .........................................................................................................................16
MAKALAH KONSEP DASAR TINDAKAN KEPERAWATAN
“MEMBANTU PASIEN BAB/BAK”
KELOMPOK 1