Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REVIEW

Nama :ABDI REBBANI

NIM : 5181122010

DOSEN PENGAMPU : Dr.Ir Erma Yulia, M.T


MATAKULIAH : DESAIN DAN PEMBELAJARAN
KEJURUAN OTOMOTIF

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019/2020
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................
A. TUJUAN CRITICAL BOOK REVIEW...................................................
B. MANFAAT CRITICAL BOOK REVIEW..............................................

BAB II : ISI BUKU ...............................................................................................


A. IDENTITAS BUKU UTAMA ................................................................
B. RINGKASAN BUKU UTAMA .............................................................

BAB III : PEMBAHASAN ...................................................................................


A. KELEBIHAN ...........................................................................................
B. KEKURANGAN ......................................................................................

BAB IV : PENUTUP .............................................................................................


A. Kesimpulan ................................................................................................
B. SARAN ...................................................................................................

BAB V : DAFTAR PUSTAKA.............................................................................


KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


            Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Swt., karena atas nikmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah elemen mesin otomotif
berjudul “Critical Book Review”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen yang bersangkutan yang telah
memberikan banyak bimbingan kepada penulis selama proses pembelajaran mata kuliah ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena
            Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu,
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan kita semua. Aamiin.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BAB I

PENDAHULUAN

A.Tujuan Penulisan CBR

Adapun tujuan dari penulisan CBR ini adalah untuk:


1. Menambah wawasan dan kita dapat berpikir kritis dalam mengemukakan pendapat
mengenai buku tersebut
2. Meningkatkan cara untuk mengetahui serta dapat menganalisis baik buruknya isi buku.
3. Menguatkan dan memilih mana buku yang baik dan mudah dipahami gaya bahasanya,
serta yang mudah diterapkan dalam pembelajaran.

4. Dapat mengambil manfaat dari buku tersebut.

B. Manfaat CBR

Manfaat yang yang dapat kita peroleh dari penulisan CBR ini adalah:
1. Kita dapat mengetahui buku mana yang cocok diterapkan dalam pembelajaran.
2. Mengetahui perbedaan dan persamaan dari buku tersebut.
BAB II

ISI BUKU

BUKU 1

1.      Judul buku                  : Elemen Mesin


2.      Pengarang                   : G Nieman. H. Winter
3. Tahun terbit : 1994
3.      Penerbit                       : Erlangga
4.      Halaman buku yang dikritik    : 162 - 229
5.      Jilid           : Pertama
7.      Kota terbit                                : Jakarta
B. Ringkasan Buku Utama

Sambungan Keling

Penggunaan dan penempatan

Penggunaan: Sambungan keling seperti halnya sambungan las dapat dipakai untuk:
Sebagai sambungan kekuatan dalam konstruksi baja dan konstruksi logam ringan (konstruksi
bertingkat, konstruksi jembatan dan konstruksi pesawat pengangkat) pada setiap kontruksi
mesin pada umumnya.
Sebagai sambungan kekuatan kedap dalam kontruksi ketel (ketel, tangki dan pipa dengan
tekanan tinggi). Tetapi sekarang ketel umumnya di las.
Sebagai sambungan kedap untuk tangki, cerobong asap plat, pipa penurunan dan pipa
pelarian yang tidak memiliki tekanan.
Sebagai sambungan paku untuk kulit plat (konstruksi kendaraan dan konstruksi pesawat
udara)

Dalam banyak kasus penggunaan, sambungan keling diganti dengan sambungan las. Sambungan
keling memerlukan waktu lebih lama, juga komponen las seringkali lebih sederhana sehingga
lebih murah. Pada sisi lain sambungan keling terlihat jauh lebih aman dan mudah untuk
dilakukan pengontrolan yang baik (dibunyikan dengan pukulan). Khususnya untuk
sambungan logam ringan orang lebih menyukai pengelingan, untuk menghindarkan
penurunan kekuatan disebabkan tingginya suhu seperti karena pengelasan (pengaruh dari
struktur pengelasan).

Perhitungan Kekuatan untuk Konstruksi yang dikeling

Dalam DIN 1050 adalah untu konstruksi bertingkat, dalam DIN 120 (yang berhubungan dengan
IDN 15018) untuk konstruksi pesawat pengangkat dan dalam DIN 1073 untuk konstruksi
jembatan maka tegangan tarik dan desak yang diizinkan di berikan untuk baja St 37 dan St 52.
Untuk pembebanan H, berarti perhitungan hanya dengan jumlah dari beban utama, suatu angka
keamanan s yang besar dimasukan dalam perhitungan untuk mengatasi pelarian, sedangkan untuk
pembebanan HZ.

Keling-keling konstruksi baja


a) Material
Perhitungan tegangan nilai yang diizinkan. Umumnya diambil material U St 36-1 dan untuk
bagian konstruksi dari material kelas tinggi seperti St 52-3 umumnya diambil material RSt
44-2 sebagai material keling.

b) Bentuk keling

Terdapat keling setengah bulatan menurut DIN 124 dan 660 dan keling terbenam menurut
DIN 302 dan 661. Sampai diameter keling d` =10 mm adalah dipukul angin, selebihnya
dipukul panas dalam keadaan merah pijar

c) Nilai batas

Spesifikasi untuk pemilihan diameter keling tersedia pada tabel 9/3. Sebagai pendekatan
pertama adalah d ≈√50.𝑠−2 dengan s adalah tebal plat yang paling tipis dari bagian akan
disambungkan.

d) Bentuk

Garis berat dari batang harus ditutup dengan garis net (penyambungan titik hubung).
Mungkin juga sumbu berat dari sambungan keling berimpit dengan sumbu batang, kalau
tidak maka akan menimbulkan tegangan tekuk. Tetapi hal ini misalnya pada batang siku
tunggal, tidak dimungkinkan. Maka dengan demikian perlu dipertimbangkan momen tekuk
tambahan.

e) Perhitungan

Untuk pemeriksaan ulang suatu momen penghubung. Maka dianggap suatu distribusi linear
dari gaya pada group keling seperti distribusi tegangan dalam tegangan tekuk dari
penampang.

Sambungan Baut dan Pasak

Penggunaan

Untuk pengamanan posisi dari dua bagian, contohnya bagian atas dan bagian bawah suatu
kotak roda gigi dengan dua buah pasak pas yang jaraknya diatur sejauh mungkin satu sama
lain untuk pengaturan kekuatan putar atau kekuatan luncur dari naf terhadap poros untuk
kuat dari perletakan dari gandar dengan pasak melintang atau pasak memanjang.

Desain
Kekuatan dari baut harus lebih tinggi daripada benda kerjanya, umumnya St 50, St 60 atau C
35 untuk baut dan pasak yang berhubungan dengan baja pegas untuk sobek penegang dan
sebagainya. Baut penyambung berbeban tinggi (contohnya baut poros) adalah dikeraskan dan
dipoles. Pada baut berlubang (pipa) sebaiknya diameter dalam d1≤𝑑/15, baut piston, baut
gandar, untuk pengaman sekrup.

Pasak kerucut bekerja memusatakan, tetapi menyebabkan keausan dari lubang. Pasak kerucut
dengan tap berulir (DIN258) dapat juga dikelurkan dari benam dengan mengetatkan sebuah
mur.
Pasak silinder membutuhkan untuk dudukannya yang kuat (bertegangan melintang) suatu
ketaatan terhadap toleransi lubang yang ketat.

Tegangan dan Perhitungan

Tegangan tambahan karena dudukan pres dalam lubang adalah untuk berbagai cara
perpasakan dan berbagai ukuran serta disamping itu untuk perlampauan (ukuran yang lebih)
yang berhubungan pada pasak kerucut yang tergantung dari gaya pemukulannya. Kasus
ekstrim adalah tekanan badan yang secara setempat melampaui betas elastisitas. Dari sini
menghasilkan gaya perusak pada bagian kontruksi yang tertinggal harus diperhatikan.

Pegas Elastis

Penggunaan

Semua benda yang terbuat dari bahan elastic melenting" berarti dia berubah bentuk pada
pembebasan dengan penyimpangan kerja (energi potensial),sedangkan kalau bebannya
dilepaskan maka bentuknya kembali kebentuk semula disni kerja yang disimpan diberikan
kembali.pegas roda, gandar, penopang dan pegas kejut pada kendaraan, serta pada kopling
pada kopling poros yang elastis berputar untuk pendistribusian gaya, contohnya pada
pembebanan roda pada kendaraan.

Cara Pemegasan. Koleksi, Sifat khusus

Tergantung pada sudut pandangan yang ditonjolkan maka pegas yang sama diberi nama
berlainan maka pegas yang sama diberi nama yang berlainan sebagai contoh pegas bentuknya
sesuai dengan pegas kerucut, pengenannya sesuai dengan pegas putar, pemberian gaya sesuai
dengan pemberian pegas tekan, penggunaanya sesuai dengan pegas penopang dan bahannya
sesuai dengan pegas penopang dan bahannya sesuai dengan pegas baja.

Dalam kontruksi mesin maka pemakaian yang menonjol adalah pegas sekrup dari kawalan
baja yang dapat dibuat dengan mudah untuk pengukuran dan pemasangan dan juga dipakai
untuk gaya panarik serta gaya penekan.
Berat yang kecil serta volume yang kecil pada kerja pegas tertentu memungkinkan pemakaian
pegas karet, pegas cincin bernilai tinggi dari baja dan kawat baja tipis untuk penarikan
kontruksi yang rendah memungkinkan pemakaian pegas daun dan pegas batang putar.
Pengaturan permukaan yang sempit memberikan kemungkinan pemakaian pegas spiral biasa
dan pegas piringan.

Pemindahan pegas yang besar dibandingkan dengan panjang kontruksi memberikan


kemungkinan pemakaian pegas karet, pegas sekrup dari sekrup tipis dengan diameter besar
dan pegas piringan tipis dengan diameter gulungan besar dan pegas piringan tipis dalam
banyak kasus dibandingkan dengan banyaknya kontruksi dari pegas karet batang tekuk.
Pegas karet dapat dipakai untuk pegas penyangga, pegas kendaraan dan pegas pondasi
khususnya untuk peredam ayunan dan peredam kebisingan, selanjunya dipakai untuk
pemegasan yang ringannya khusus atau berat khusus.
Pegas udara (udara tertutup) dan pegas cairan, serta pegas kompresi terutama dipakai dalam
kontruksi kendaraan.

Dalam kontruksi mesin maka pemakaian yang menonjol adalah pegas sekrup dari kawalan
baja yang dapt dibuat dengan mudah untuk pengukuran dan pemasangan dan juga dipakai
untuk gaya panarik serta gaya penekan.
Berat yang kecil serta volume yang kecil pada kerja pegas tertentu memungkinkan pemakaian
pegas karet, pegas cincin bernilai tinggi dari baja dan kawat baja tipis untuk penarikan
kontruksi yang rendah memungkinkan pemakaian pegas daun dan pegas batang putar.
Pengaturan permukaan yang sempit memberikan kemungkinan pemakaian pegas spiral biasa
dan pegas piringan.

Pemindahan pegas yang besar dibandingkan dengan panjang kontruksi memberikan


kemungkinan pemakaian pegas karet, pegas sekrup dari sekrup tipis dengan diameter besar
dan pegas piringan tipis dengan diameter gulungan besar dan pegas piringan tipis dalam
banyak kasus dibandingkan dengan banyaknya kontruksi dari pegas karet batang tekuk.
Pegas karet dapat dipakai untuk pegas penyangga, pegas kendaraan dan pegas pondasi
khususnya untuk peredam ayunan dan peredam kebisingan, selanjunya dipakai untuk
pemegasan yang ringannya khusus atau berat khusus.
Pegas udara (udara tertutup) dan pegas cairan, serta pegas kompresi terutama dipakai dalam
kontruksi kendaraan.

Kekuatan dan Tegangan yang Diizinkan

Disini kerja pegas yang dapat diambil adalah meningkat dalam kuadrat dari tegangan yang
diizinkan maka dikehendaki suatu kekuatan yang tinggi dari pegas. Maka dikehendaki suatu
kekuatan yang tinggi dari pegas. Pada pegas baja maka disini digunakan baja pegas khusus,
yang kekuatanya disamping kekerasannya sangat ditingkatkan melalui pengukuran khusus.
Tegangan yang diizinkan

Sehubungan dengan masing- masing standar dati batas kekuatan dan umurnya maka tegangan
yang diizinkan pada pembebanan jarang atau pembebanan tenang.

Pegas bertegangan tekuk

Setiap penekukan benda bertegangan, dalam penampang melintang tegangannya tidak sama
besar, sehingga 𝑛𝐴dari nilai ideal 1 tidak dapat tercapai. Didapatkan juga bahwa tegangan
tekuk di sepanjang pegas tekuk besarnya tidak sama, maka 𝑛𝐴 lebih berkurang lagi.
Perhiutngan dari pegas tekuk memungkinkan untuk bentuk kontruksi keseluruhan untuk
mengembalikan pegas baja tekuk yang di pegas baja tekuk yang ditegakkan satu sisinya.

Pegas Batang Tekuk Satu sisi dengan penampang melintang segi empat mengecil

Batang tekuk tempat penegangan sampai tempat pengenaan gaya lebarnya meurun linear dari
b sampai 𝑏0 atau juga tebalnya menurun linear dari h sampai h0, sehingga tegangan
disepanjang batang tidak lagi sangat berbeda seperti pada paragraph. Kemudian pada F dan L
yang sama dengan 𝜎 dalam pengampang pegangan volume pegasnya kurang dibanding pada
1 tetapi f dan w lebih besar demikian juga nilai guna σA meningkat.

Poros dan Pasak

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu
dipegang oleh poros.

Macam-macam poros
1. Poros Transmisi

Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya ditransmisikan pada
poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk, atau sproket, rantai dll.

2. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban
utamanya berupa puntiran, disebut spindel. syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti

3. Gandar

Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kreta barang, dimana tidak mendapat beban
puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya
mendapat beban lentur kecuali di gerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami
beban puntir juga.

Hal-hal penting dalam perencanaan poros


Untuk merencanakan sebuah poros, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan:
1. Kekuatan poros
2. Kekakuan poros
3. Putaran kritis
4. Korosi
5. Bahan poros

Poros dengan beban puntir

Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain kecuali torsi,
maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil dari pada yang dibayangkan.Meskipun
demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan,tarikan, atau tekanan,
misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros motor, maka
kemungkinan adanya pembebanan tambahan tersebut diperhitungkan dalam faktor
keamanan yang diambil Poros dengan beban lentur murni.
Macam-Macam Pasak

Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian mesin
seperti roda gigi, sproket, puli, kopling, dll. pada poros. Momen diteruskan dari poros ke naf
atau dari naf ke poros. Fungsi yang serupa dengan pasak dilakukan pula.oleh seplain (spline).
yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah gigi yang sama pada naf
dan saling terkait yang. satu dengan yang lain.Gigi pada seplain adalah besar-besar,pada
gerigi adalah
kecil-kecil dengan jarak bagi yang kecil pula. Kedua-duanya dapat digeser secara aksial pada
waktu meneruskan daya.

Pasak pada umumnya dapat digolonglan atas beberupa macam sbb: Menurut letaknya pada
poros dapat dibedakan antara pasak pelana, pasak rata, pasak benam, dan pasak singgung,
yang umumnya berpenampang
segi empat. Dalam arah memanjang dapat berbentuk prismatis atau berbentuk tirus. Pasak
benam prismatis ada yang khusus dipakai sebagai pasak luncur. Di samping macam di atas
ada pula pasak tembereng dan pasak jarum. Pasak luncur memungkinkan pergeseran aksial
roda gigi.
BAB 3

PEMBAHASAN ISI BUKU

Kelebihan Isi Buku Utama

Buku Elemen Mesin yang ditulis oleh G. Niemann. H. Winter mempunyai kelebihan yaitu
buku tersebut menyajikan materi dengan lengkap dimulai dari penggunaan atau manfaat dari
setiap pembahasan dan dilanjutkan dengan membahas perhitungan pada setiap materi

Kekurangan Isi Buku Utama

Adapun kelemahan isi buku tersebut adalah pada pembahasan buku tersebut terdapat rumus
yang berbeda dengan buku yang lain yang kami bahas.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas isi buku tersebut dapat kami simpulkan bahwa buku utama dan memiliki
kesamaan dalam materi yang akan dibahas. Tetapi yang menjadi perbedaan materi tersebut
adalah cara penyajian materi dan referensi yang mendukung terhadap materi tersebut. kedua
buku tersebut cocok dipakai untuk menghitung atau merencanakan desain elemen mesin.

B. Saran

Sebaiknya dalam pemberian materi setiap buku ada baiknya jika materi yang disajikan
diberikan dengan soal. Dan setelah membahas kedua tersebut ada baiknya jika kekurangan
dalam buku utama.
DAFTAR PUSTAKA

.
Winter, H. 1994. Elemen Mesin. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai