Anda di halaman 1dari 5

“ANALISIS PENGARUH ALOKASI BELANJA MODAL TERHADAP

KEMANDIRIAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH”

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh
M.Septrian Fadillah
1901003010001
No Absen:35

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SYAH KUALA
DARUSSALAM,BANDA ACEH
2020
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pasca terjadinya krisis keuangan Asia serta krisis yang menimpa Indonesia
pada tahun 1998, pemerintah mengubah paradigma pembangunan dari sentralisali
menjadi desentralisasi.Hal ini juga berpengaruh pada pengelolaan keuangan
pemerintah pusat dan daerah.Pada tahun 1999 wacana ini dipertegas dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah ( telah
diubah menjadi UU No 32 Tahun 2004) yang diikuti dengan adanya Undang-Undang
No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
Pembentukan otonomi daerah ini menjadi langkah awal begi gencarnya
pembangunan serta kemandirian.
Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah Kabupaten/Kota merupakan salah
satu bentuk implementasi otonomi daerah.Otonimo tersebut tercermin dari
kewenangan independen yang dimiliki setiap daerah, untuk mengurus pelaksanaan
pemerintahan, membentuk struktur aparat administrasi daerah, menyusun dan
merealisasikan Anggaran dan Belanja Daerah, serta menyusun fan menerapkan
pengendalian internal atas pelaksanaan wewenang-wewenang tersebut.
Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah adalah tiap-tiap pemerintah
daerah harus mampu meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat
secara demokratis,adil,mereta dan berkesinambungan.Untuk memenuhi kewajiban
tersebut, pemerintah daerah harus mampu mengelola potensi daerahnya yang
berupa sumber daya alam, sumber daya manusia hingga potensi sumber daya
keuangan secara optimal.Lebih lanjut dalam peraturan pemerintah No.58 Tahun
2005 tentang pengelolaan keuangan daerah ditegaskan bahwa mengelola
keuangannya daerah harus dilakukan secara tertib dengan memperhatikan asas
keadilan dan kepatuhan.Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola
keuangannya tertuang dalam Anggaran Pemdapatan Belanja Daerah(APBD) yang
kemudian mencerminkan kemampuan pemerintah daerah dalam melaksanakan
pengelolaan keuangan sebagai bagian dari penyelanggaraan pemerintah.
Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No.58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Ketentuan umumnya Menyatakan
bahwa “Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di
dalamnya segala bentuk kekayaan daerah tersebut. Peran dari anggaran dalam
penyelanggaraan pemerintahan khususnya pemerintah daerah dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan publik akan sarana umum prasarana umum.Dalam konteks
pengelolaan keuangan daerah, penyediaan sarana umum terkait dengan belanja
modal. Belanja modal merupakan belanja yang manfaatnya melebihi satu satuan
anggaran dan akan menambah asset atau kekayaan daerah. Belanja modal
merupakan salah satu pos dalam APBD yang dimaksudkan untuk mewujudkan
kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah maupun penyediaan kebutuhan publik.
Otonomi daerah serta desentralisasi keuangan tidak bisa terlepas dari
pelaksanaan pembangunan daerah.Pembangunan daerah merupakan wujud upaya
peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam menjalankan pemerintahannya.
Pembangunan daerah tidak mungkin diwujudkan tanpa adanya pembangunan fisik
berupa sarana dan prasarana. Pembangunan fisik tersebut dapat dilaksanakan jika
perencanaannya dimasukkan dalam APBD pada pos belanja, khususnya belanja
modal. Alokasikan belanja modal dibentuk melalui proses penyusutan anggaran.
Tentunya dalam pengalokasian belanja modal sebagai pendukung proses
pembangunan, peran proses penganggaran sangatlah signifikan. Penggunaan
pendekatan penganggaran berbasis kinerja tentunya akan semakin berpengaruh
dalam penetapan tujuan dan autcome hingga akhirnya diejawantahkan kedalam
angka-angka pada pos belanja modal APBD
Di sisi Lain, dalam membiayai belanja modal tersebut pemerintah daerah perlu
memiliki pengelolaan keuangan yang memadai. Pembiayaan atas pembangunan
tersebut juga merupakan perwujudkan otonomi daerah yang bertujuan membangun
kemandirian pengelolaan keuangan daerah. Kemandirian keuangan daerah
menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.
Belanja modal pada umumnya dialokasikan untuk perolehan asset tetap yang
dapat digunakan sebagai sarana pembangunan daerah. Dengan berkembangan
pesatnya pembangunan diharapkan menjadi peningkatan kemandirian daerah dalam
membiayai kegiatan terutama dalam hal keuangan. Dalam variabel kemandirian
keuangan, pendapatan asli daerah merupakan komponen yang penting yang
mencerminkan bagaimana sebuah daerah dapat mendanasi sendiri kegiatannya
melalui komponen pendapatan yang murni dihasilkan melalui daerah tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, kita bisa melihat pengaruh antara alokasi belanja
modal terhadap kemandirian keuangan pemeriantah daerah.

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan ini terfokus pada :
1. Bagaimana pengalokasikan belanja modal pada anggaran belanja Pemerintah
Daerah?
2. Bagaimana tingkat kemandirian keuangan daerah pada Pemerintah Daerah?
3. Apakah terdapat pengaruh pengalokasian belanja modal terhadap
kemandirian keuangan Pemerintah Daerah?

3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh alokasi
belanja modal terhadap kemandirian keuangan pemerintah daerah. Adapun tujuan
khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana pengalokasikan belanja modal pada anggaran
pendapatan dan belanja pemerintah daerah.
2. Mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan terkait dengan kemandirian
keuangan kota daerah.
3. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara alokasi belanja modal dengan
tingkat kemandirian keuangan pemerintah daerah.

4. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka diharapkan hasil penelitian ini dapat
digunakan untuk :
1. Membantu intansi pemerintah daerah dalam rangka mengevaluasi
pengalokasikan belanja modal yang telah dijalankan selama ini.
2. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah atas pengalokasian
belanja modal terhadap kemandirian keuangan.
3. Memberikan evaluasi dan rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam
mengoptimalkan pengelolaan keuangannya.
4.. Mengembangkan pengetahuan mengenai akuntansi pemerintah secara umum
dan pengelolaan keuangan secara khusus pada pemerintah daerah serta
menjadi acuan bagi penelitian berikutnya.

5. Teori Dasar
Belanja modal adalah alokasi yang direncanakan untuk melakukan pembelian/
perbaikan/ penggantian segala sesuatu yang dikategorikan sebagi aset perusahaan
atau daerah. Kemandirian keuangan daerah dapat menunjukkan kemampuan
pemerintah daerah dalam membiayai kegiatan pemerintah, pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai
sumber yang diperlukan.

6. kesimpulan
Belanja modal pada umumnya dialokasikan untuk perolehan asset tetap yang
dapat digunakan sebagai sarana pembangunan daerah. Dengan berkembangan
pesatnya pembangunan diharapkan terjadi peningkatan kemandirian daerah dalam
membiayai kegiatannya terutama dalam hal keuangan. Dalam variabel kemandirian
keuangan, pendapatan asli daerah merupakan komponen yang penting yang
mencerminkan bagaimana sebuah daerah dapat mendanai sendiri kegiatannya
melalui komponen pendapatan yang murni dihasilkan melalui daerah tersebut. Oleh
karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah pengalokasikan belanja
modal berpengaruh terhadap bagaimana kemandirian suatu daerah dalam
membiayai kegiatannya.

7. Daftar Isi
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
3. Republik Indonesia,2005.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
4. Nordiawan, Deddi, 2007 Akuntansi Pemerintahan, Salemba empat.
5. Addullah, Syukriy dan Abdul Halim. 2006. Studi atas Belanja Modal pada
Anggaran Pemerintah Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja
Pemelihataan dan sumber Pendapatan. Jurnal Akuntansi Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai