Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“MASALAH KESEHATAN SIKLUS REPRODUKSI PADA


PEREMPUAN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN HIV”
Dosen : Rizki Muji Lestari, SST.,M.Kes

Di Susun Oleh :
Mahasiswa Tingkat II
Kelompok 8

1. Alda Cytra Monica 2018.A.09.0747


2. Ayu Asari 2018.A.09.0751
3. Destya Anjani H 2018.A.09.0753
4. Elmi Puji Pangestu 2018.A.09.0756
5. Novita Anggraini 2018.A.09.0770

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Demikian pula shalawat dan taslim kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah
membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang menderang.
Disamping itu kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, Oleh karena itu, kami sangat berharap akan adanya kritik dan
saran dari rekan-rekan yang sifatnya mambangun demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa menjadi suatu awal yg
baik untuk menuju keberhasilan di hari esok, Semoga segala sesuatu yang kita
kerjakan bernilai ibadah di sisiNya.

Palangka Raya, 04 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL……………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….5
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………...5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian AIDS/HIV……………………………………………………………..6
2.2 Bagaimana Cara Penularan HIV/AIDS……………………………………………
7
2.3 Tanda-tanda Terserang HIV/AIDS………………………………………………..8
2.4 Siapa saja yang terkena HIV/AIDS………………………………………………
13
2.5 Bagaimana cara mencegah penularan
HIV/AIDS………………………………..16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………18
3.2 Saran……………………………………………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………20

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi.
HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena Acquired
Immunodeficiency Syndrome ( AIDS) sangat berakibat pada penderitanya. Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus).
Cara penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, penggunaan obat suntik,
ibu ke anak-anak dan lain-lain. Mengenai penyakit HIV/AIDS, penyakit ini telah
menjadi pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena disamping belum
ditemukan obat dan vaksin pencegahan penyakit ini juga memiliki “window periode”
dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan
penyakitnya. Hal tersebut menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena
gunung es (iceberg phenomena).
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian dunia terus
meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilaksanakan. Dari beberapa cara
penularan tersebut, masing-masing penularan memiliki resiko penularan cukup besar.
Oleh karena itu, penularan HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami
perlambatan.
HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat sepenuhnya
menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak
dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan
antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem
kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah HIV/AIDS itu ?
2. Bagaimana cara penularan HIV ?
3. Apa saja tanda-tanda  terserang HIV?
4. Apa saja gejala-gejala HIV pada wanita?
5. Bagaimana pencegahan HIV ?

1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui apa itu HIV/AIDS
2. Agar dapat mengetahui cara penularan HIV
3. Agar dapat mengetahui tanda-tanda gejala HIV
4. Agar dapat mengetahui gejala-gejala HIV pada wanita
5. Agar dapat mengetahui bagaimana cara pencegahan HIV

1.4 Manfaat
Dengan mempelajari makalah ini yang berjudul HIV/AIDS, pembaca dapat
mengetahui manfaat sebagai berikut :
1. Mengurangi penderita HIV/AIDS
2. Mendapatkan ilmu tentang bahaya terkena virus HIV/AIDS

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HIV/AIDS


Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk : AIDS adalah “singkatan dari
Acquired Immune Definsiency Syndreome, yaitu penyakit yang disebabkan oleh
virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Sehingga manusia dapat
meninggal bukan semata-mata oleh virus HIV nya oleh penyakit lain yang
sebenarnya bisa ditolak seandainya daya tubuh tidak rusak, sedangkan HIV adalah
nama Virus menyebab AIDS atau disebut Human Immunodeficiency Virus”.(2015,
9)
Jadi Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau sindrom)
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
HIV, atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV,
FIV, dan lain-lain).

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah infeksi yang


disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan suatu
penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh. Sebuah temuan baru yang
mengarah pada pertumbuhan, isolasi dan karakterisasi dari sebuah virus herpes baru
yang dikenal dengan kaposi’s sarcoma-associated herpes virus (KSHV) atau human
herpes virus type 8 (HHV-8) dari lesi sarkoma kaposi (SK). Sarkoma kaposi adalah
kanker yang berkembang dari sel-sel yang melapisi kelenjar getah bening atau
pembuluh darah. Seseorang yang terinfeksi HIV mempunyai risiko 100 hingga 300
kali lebih sering terkena SK. Lesi awal SK-AIDS tampak sebagai makula keunguan
berbentuk oval kecil yang berkembang dengan cepat menjadi plak dan nodul kecil,
yang seringkali timbul di seluruh bagian tubuh dan memiliki kecenderungan
mengalami progresivitas yang cepat.

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah infeksi yang


disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan suatu
penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh. Diseluruh dunia pada tahun 2013

6
terdapat 35 juta orang dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3.2 juta anak
berusia < 15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2.1 juta yang
terdiri dari 1.9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia < 15 tahun. Jumlah kematian
akibat AIDS sebanyak 1.5 juta yang terdiri dari 1.3 juta dewasa dan 190.000 anak
usia < 15 tahun.

2.2 Cara penularn HIV/AIDS


Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk, (2015, 43 ) : penularan HIV/AIDS
disebabkan oleh: Virus AIDS alias HIV tidak mudah menular seperti penularan virus
influenza. HIV ini hannya berserang pada sel darah putih tertentu yang disebut T4.
Karena sel T4 ini terdapat pada cairan-cairan tubuh, yaitu :
a. Darah, termasuk darah haid/menstruasi
b. Air mani dan cairan lain yang keluar dari alat kelamin pria kecuali kencing
c. Cairan vagina dan cairan dari leher rahim

HIV hannya bisa menular melalui :


a. Seksual
Seksual yaitu hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, baik yang
homoseksual, bikesual dan heteroseksual. Dengan demikian, penularan ini
dapat terjadi WTS, PTS dan promoksuit
b. Parenteral
Parenteral yaitu melalui luka yang dicemari darah pengidap HIV, seperti
dapat terjadi pada pengguna narkotika suntik yang menggunakan alat
suntiknya ini secara bergantian tanpa memperdulikan aspek kesuciannya,
atau dalam penggunaan alat-alat yang membuat luka seperti tatto, pisau
cukur penggosok gigi secara benrgantian
c. Perinatal
Perinatal yaitu penularan oleh ibu yang menyidap HIV kejanin yang
dikandungnya. Di Amerika Serikat 78% dai AIDS pada anak penulannya
melalui cara ini.

7
2.3 Tanda-tanda terserang AIDS
Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk, (2012. 43) : Gejala AIDS timbul
setelah 5 – 10 tahun setelah teinfeksi HIV yang sering terlihat gejalanya antara lain : 
Muncul gejala ARC (AIDS Related Domplex) seperti :
a. Rasa lelah yang bekepanjangan
b. Sering demam (lebih dari 38 derajad C)
c. Sesak nafas dan batuk berkepnjangan
d. Berat badan menurun secara menolok dengan cepat
e. Bercak merah kebiruan pada kulit/mulut
f. Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas
g. Bercak putih atau luka alam mulut

Seseorang pengidap HIV/AIDS, biasa disebut ODHA (Orang Dengan HIV dan
AIDS), bisa saja tidak menyadari mereka memiliki penyakit tersebut sampai
bertahun-tahun lamanya karena kondisi ini umumnya tidak memunculkan gejala
pasti. Maka dari itu, penting untuk mengetahui tanda dan gejala HIV sejak dini
sebelum terlambat. Apalagi bila seseorang punya tingkat risiko penularan infeksi
yang besar. Gejala HIV bahkan umumnya tidak langsung muncul setelah paparan
virus pertama sehingga sangat mungkin untuk terlambat dideteksi. 

WHO telah membagi perkembangan infeksi HIV hingga menjadi AIDS


berdasarkan gejala klinis dan beberapa tes diagnostik yang dilakukan dokter. Berikut
rinciannya Gejala HIV awal dapat mulai terjadi dalam 3-6 minggu atau paling lama 3
bulan setelah virus masuk ke tubuh. Ketika virus sudah menginfeksi tubuh, seseorang
dapat mengalami sejumlah gejala HIV yang mirip-mirip dengan gejala sakit flu,
yaitu:

a. Demam
Demam sebagai gejala HIV terjadi akibat adanya peradangan dari dalam
tubuh. Demam dengan suhu kira-kira mencapai 38 derajat Celcius, juga
bisa menjadi gejala HIV pertama yang harus diwaspadai. Ini bisa

8
disebabkan dan  menjadi tanda bahwa tubuh Anda sedang berusaha
melawan infeksi Gejala HIV tahap awal ini bisa berlangsung selama satu
hingga dua minggu. Saat demam, virus HIV mulai masuk ke dalam aliran
darah dan bertambah banyak. Sistem kekebakan tubuh Anda lantas akan
melawan virus HIV tersebut, dan tanda reaksi peradangan ini akan hadir
dalam bentuk demam atau suhu badan yang meningkat.

b. Kelenjar getah bening membesar


Gejala HIV selanjutnya yang kerap muncul adalah pembengkakan pada
kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening umumnya terletak di leher,
ketiak, dan pangkal paha. Kelenjar getah bening ini bertugas memproduksi
sel-sel kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. Pada saat terserang HIV,
kelenjar getah bening akan bekerja amat keras mengeluarkan sistem
kekebalan tubuh untuk membasmi virus HIV. Akibatnya, kelenjar getah
bening, teruma di bagian leher akan membengkak dan meradang.

c. Badan terasa lemas


Mengutip Women’s Health, dr. Michael Horberg mengatakan salah satu
gejala tanda HIV dan AIDS adalah badan yang terasa lelah terus menerus.
Pengidap HIV mungkin akan terus merasa mudah lelah kurang lebih
selama satu minggu setelah pertama kali terinfeksi HIV. Gejala HIV ini
disebabkan karena tubuh Anda sedang melawan virus HIV yang dapat
berkembang banyak. Jelas ini akan menyebabkan sistem kekebalan tubuh
bekerja berat membunuh virus HIV tersebut. Hasilnya, badan jadi terasa
lelah, walaupun tanpa melakukan aktivitas yang berat sekalipun.

d. Sakit tenggorokan
Saat tubuh mengalami gejala HIV, terkadang sering ditandai dengan
kondisi sakit tenggorokan. Sakit tenggorokan sering disertai dengan sakit
saat menelan juga. Gejala HIV merupakan dampak dari HIV yang

9
melemahkan sistem kekebalan Anda. Alhasil, virus mudah masuk lewat
mulut dan membuat peradangan di tenggorokan.

e. Diare
Diare dapat menjadi salah satu gejala HIV dan AIDS yang harus
diwaspadai. Pasalnya, ketika Anda mulai terinfeksi HIV, bakteri seperti
Mycobacterium avium complex (MAC) atau Cryptosporidium, dapat
dengan mudahnya masuk dan menyerang sistem kekebalan tubuh yang
lemah. Inilah yang menyebabkan orang HIV mudaj kena diare. Gejala HIV
ini dapat berlangsung beberapa hari, kemudian sembuh spontan walaupun
tanpa pengobatan. Pada saat mengalami gejala HIV ini, penderita sudah
mulai dapat menularkan penyakitnya ke orang lain.

f. Infeksi jamur
Pada dasarnya, gejala HIV pada wanita sangat mirip dengan gejala HIV
pada pria. Satu-satunya gejala HIV yang khas pada wanita adalah tubuh
yang lebih rentan terserang infeksi jamur. Infeksi jamur atau ragi, adalah
kondisi yang dapat dialami oleh orang yang menderita gejala HIV awal.
Ragi atau jamur adalah mikroorganisme yang secara alami hidup di mulut
dan juga vagina. Pada kondisi tubuh yang normal dan sehat, jamur dapat
tumbuh seimbang dan tidak menyebabkan masalah kesehatan apapun.
Namun saat tubuh terkena HIV, sistem kekebalan tubuh yang mengatur
keseimbangan jamur di tubuh jadi lemah. Alhasi, jamur dapat tumbuh
menyebar dan menyebabkan masalah kesehatan. Segera periksakan pada
dokter, apabila Anda mengalami gejala HIV berupa infeksi jamur pada
vagina. Infeksi ragi ini bisa menjadi pertanda awal bahwa tubuh Anda telah
terinfeksi dan mengalami gejala HIV.

g. Ruam merah
Pada beberapa orang yang mengalami gejala HIV, kemungkinan di
tubuhnya akan terdapat 1 sampai 2 bercak ruam merah di kulitnya. Gejala

10
HIV berupa ruam merah bisa terdapat di seluruh tubuh, misalnya di lengan,
dada, dan kaki Ruam merah gejala HIV biasanya tidak benjol dan tidak
gatal. Ruam ini terjadi dibarengi dengan demam, yang mana merupakan
reaksi peradangan alami tubuh Anda saat ia melawan infeksi.

2.3.1 Gejala HIV stadium I


Stadium 1 adalah fase di mana gejala HIV awal sudah mulai hilang, disebut
sebagai infeksi HIV asimtomatik. Meski begitu, fase ini tidak atau belum
dikategorikan sebagai AIDS. Pada stadium ini, penderita tidak menunjukkan gejala,
dan kalau pun ada gejalanya hanya berupa pembesaran kelenjar getah bening di
berbagai bagian tubuh penderita, misalnya leher, ketiak, dan lipatan paha. Periode
tanpa gejala dapat terjadi bertahun-tahun, bisa 5-10 tahun tergantung dari daya tahan
tubuh penderita. Rata-rata, para penderita HIV akan berada di stadium ini selama 7
tahun. ODHA pun kerap masih tampak normal layaknya orang sehat pada umumnya.
Alhasil, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi virus HIV dan
menularkannya ke orang lain. 

2.3.2 Gejala HIV stadium II


Pada gejala HIV stadium ini, daya tahan tubuh ODHA umumnya sudah mulai
turun. Virus menunjukkan aktivitasnya pada daerah yang memiliki membran mukosa
kecil. Gejalanya beragam, tapi masih belum khas atau begitu spesifik. Biasanya hal
ini terjadi pada pasien yang memiliki gaya hidup tidak berisiko tinggi dan masih
belum mengetahui bahwa dirinya sudah terinfeksi. Akibatnya, mereka tidak
melakukan pemeriksaan darah dan otomatis tidak memperoleh pengobatan dini untuk
mencegah percepatan masuk ke stadium infeksi HIV berikutnya.

Tanda dan gejala HIV dalam tahap ini berupa:


a. Penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas. Penderita pun
tidak dalam diet atau pengobatan yang dapat menurunkan berat badan.
Diperkirakan penurannya terjadi kurang dari 10% berat badan sebelum
terkena penyakit. Padahal. 

11
b. Infeksi saluran napas atas yang sering kambuh, seperti sinusitis, bronkitis
radang telinga tengah (otitis media), radang tenggorokan (faringitis).
c. Herpes zoster yang berulang dalam 5 tahun.
d. Radang pada mulut dan stomatitis (sariawan) yang berulang.
e. Gatal pada kulit (papular pruritic eruption).
f. Dermatitis seboroik yang ditandai ketombe luas yang tiba-tiba muncul.
g. Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.

2.3.3 Gejala HIV stadium III


Fase ini disebut fase simptomatik, yang sudah ditandai dengan adanya gejala-
gejala infeksi primer. Gejala yang timbul pada stadium III ini cukup khas sehingga
kita bisa mengarah pada dugaan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Penderita biasanya
akan merasa lemah dan menghabiskan waktu 50% di tempat tidur. Namun,
diperlukan pemeriksaan darah untuk menegakkan diagnosis dengan tepat. Rentang
waktu dari gejala HIV stadium III menuju AIDS rata-rata 3 tahun.

Gejala HIV pada stadium III antara lain:


a. Penurunan berat badan lebih dari 10% dari perkiraan berat badan
sebelumnya tanpa penyebab yang jelas.
b. Mencret-mencret (diare Kronis) yang tidak jelas penyebabnya dan sudah
berlangsung lebih dari 1 bulan.
c. Demam yang terus menerus atau hilang timbul selama lebih dari 1 bulan
yang tidak jelas penyebabnya.
d. Infeksi jamur di mulut (candidiasis oral).
e. Oral hairy leukoplakia, munculnya bercak putih pada lidah yang
permukaannya kasar, tampak berombak, dan berbulu.
f. Tuberkulosis paru yang terdiagnosis 2 tahun terakhir.
g. Radang mulut akut nekrotik, gingivitis (radang gusi), periodontitis yang
berulang dan tidak kunjung sembuh.
h. Hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan turunnya sel darah merah, sel
darah putih, dan trombosit.

12
2.3.4 Stadium IV penyakit HIV disebut juga stadium akhir AIDS. 
Biasanya gejala AIDS ditandai dengan kadar sel CD4 dalam tubuh penderita
terlampau rendah, yaitu di bawah angka 200 sel/mm 3. Pada orang dewasa normal,
kadar sel CD4 idealnya berkisar antara 500 sel/mm 3 sampai 1600 sel/mm3. Tanda dan
gejala AIDS pada stadium HIV akhir ini berupa munculnya pembesaran kelenjar
limfa di seluruh tubuh. Pengidapnya juga dapat memunculkan beberapa infeksi
oportunistik.

Gejala AIDS atau gejala HIV tahap lanjut dapat meliputi:


a. HIV wasting syndrome, di mana penderita menjadi kurus kering dan tidak
bertenaga.
b. Pneumonia pneumocystis yang ditandai dengan batuk kering, sesak yang
progresif, demam, dan kelelahan berat. 
c. Infeksi bakteri yang berat seperti infeksi paru (pneumonia, empyema,
pyomyositis), infeksi sendi dan tulang dan radang otak (meningitis).
d. Infeksi herpes simplex kronis (lebih dari 1 bulan).
e. Penyakit tuberkulosis di luar paru, misalnya tuberkulosis kelenjar.
f. Candidiasis esofagus yaitu infeksi jamur di kerongkongan yang membuat
penderita sangat sulit untuk makan.
g. Sarcoma Kaposi.
h. Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma di otak yang dapat
menyebabkan abses atau borok otak.
i. Encephalophaty HIV, keadaan di mana penderita sudah mengalami
penurunan dan perubahan tingkat kesadaran.

2.4 Gejala HIV pada Wanita


Gejala HIV pada setiap wanita tidak selalu sama, tergantung kondisi tubuh dan
tahapan infeksinya. Gejala dan tanda HIV tahap awal biasanya muncul 1–2 bulan

13
setelah terinfeksi. Namun, bisa juga lebih cepat, yaitu 2 minggu. Pada tahap ini,
wanita yang terinfeksi HIV mungkin belum menyadari bahwa dirinya terinfeksi
karena gejala awal yang muncul serupa dengan gejala penyakit flu. Tahap awal ini
dikenal dengan istilah window period. Jika seorang wanita masih berada pada masa
window period, maka hasil tes HIV yang dilakukan kemungkinan besar negatif,
walau sebetulnya virus HIV sudah berada di dalam darah dan dapat menular. Gejala
HIV pada wanita biasanya baru akan muncul ketika infeksi HIV memasuki tahap
lanjut. Biasanya gejala ini bisa muncul dalam waktu 8–10 tahun setelah virus masuk
ke dalam tubuh.

Berikut ini adalah gejala HIV pada wanita yang tidak boleh diabaikan:
2.4.1 Infeksi vagina berulang
Infeksi vagina ada bermacam-macam, yaitu kandidiasis vagina (infeksi jamur
pada vagina) serta vaginosis bakterialis (infeksi bakteri pada vagina). Selain itu,
infeksi vagina juga bisa disebabkan oleh virus dan parasit. Infeksi vagina bisa dialami
oleh setiap wanita, termasuk wanita yang tidak menderita HIV. Namun, infeksi
vagina biasanya lebih sering kambuh dan sulit diobati pada wanita yang terinfeksi
HIV. Sering kambuhnya infeksi pada vagina merupakan tanda bahwa sistem
kekebalan tubuh mulai melemah.

Infeksi pada vagina dapat menimbulkan beberapa gejala berikut:


a. Keputihan dengan tekstur tebal berwarna putih
b. Gatal dan muncul ruam di vagina
c. Sensasi perih di area vagina
d. Nyeri saat buang air kecil dan berhubungan seks.

2.4.2 Nyeri di panggul atau perut bagian bawah


Rasa nyeri yang sering muncul di bagian bawah perut atau di panggul bisa jadi
salah satu gejala radang panggul akibat adanya infeksi pada rahim, indung telur, atau
tuba fallopi. Seperti halnya infeksi jamur vagina, keluhan radang panggul pada wanita
penderita HIV biasanya lebih sulit diobati dan lebih sering kambuh. Selain rasa sakit
di bagian bawah perut, gejala radang panggul lain yang perlu diperhatikan adalah

14
keputihan yang berbau tidak sedap, gangguan menstruasi, demam, dan nyeri ketika
berhubungan seks atau buang air kecil.

2.4.3 Gangguan menstruasi


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan menstruasi banyak terjadi
pada wanita yang terinfeksi HIV, khususnya ketika infeksi HIV sudah memasuki
tahap lanjut. Gangguan menstruasi yang terjadi bisa berupa siklus haid tidak teratur,
darah haid menjadi lebih banyak atau lebih sedikit, dan munculnya keluhan PMS
yang lebih berat dari sebelumnya. Meski demikian, gangguan menstruasi juga banyak
terjadi pada wanita yang tidak terinfeksi HIV. Gangguan menstruasi baru patut
dicurigai apabila muncul beserta beberapa gejala HIV lainnya.

2.4.4 Sering sakit atau terkena infeksi


Virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dapat membuat
penderitanya sering sakit atau rentan infeksi. Ketika terserang infeksi, penderita HIV
bisa mengalami beberapa gejala berikut ini:
a. Demam
b. Batuk yang sulit sembuh atau sering kambuh
c. Sakit tenggorokan
d. Lemas
e. Berkeringat di malam hari
f. Diare kronis
g. Sesak napas
h. Nyeri otot
i. Sariawan di lidah, mulut, atau vagina
j. Pembengkakan kelenjar getah bening
k. Ruam-ruam di kulit
l. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

15
Kemunculan gejala-gejala di atas, terlebih jika berlangsung cukup lama atau
sangat sering kambuh, kemungkinan menandakan bahwa infeksi HIV sudah
berkembang menjadi AIDS. Saat daya tahan tubuh melemah, beberapa penyakit
infeksi lain, seperti pneumonia, tuberkulosis (TB), toksoplasmosis, dan meningitis
(infeksi selaput otak), akan sangat rentan terjadi. Selain itu, orang yang menderita
HIV, baik pria maupun wanita, juga akan rentan terkena kanker, seperti limfoma dan
sarkoma Kaposi.

2.5 Berbagai Upaya Pencegahan HIV/AIDS


2.5.1 Secara Medis.
a. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual.Infeksi HIV terutama
terjadi melalui hubungan seksual, sehingga pencegahan AIDS perlu
difokuskan pada hubungan seksual. Dengan ini perlu dilakukan penyuluhan
agar orang berperilaku seksual yang aman dan bertanggungjawab yaitu
hanya melakukan hubungan seksual dengan pasangan sendiri (suami/isteri)
dan mempertebal iman agar tidak terjerumus ke dalam hubunganhubungan
seksual di luar nikah.
b. Pencegahan penularan melalui darah
1. Transfusi Darah
Pastikan bahwa darah yang dipakai untuk transfusi tidak tercemar
HIV. Kalau anda HIV(+) jangan menjadi donor darah. Begitu pula
kalau anda berperilaku resiko tinggi, untuk tidak berhubungan seksual
dengan banyak pasangan.
2. Alat suntik dan alat lain yang dapat melukai kulit Bersihkan alat-alat
seperti jarum, alat cukur, alat tusuk seperti tindik dan Iain-lain, dengan
pemanasan atau larutan desinfektan. Perlu dilakukan pengawasan agar
setiap alat suntik dan alat lainnya yang dipergunakan dalam sistem
pelayanan kesehatan selalu dalam keadaan steril. Demikian pula jarum
yang dipakai para penyalahguna obat suntik (narkoba).
c. Pencegahan penularan dari ibu dan anak (Perinatal)

16
Diperkirakan 50 % bayi yang lahir dari ibu yang HIV(+) akan terinfeksi
HIV sebelum, selama dan tidak lama sesudah melahirkan. Ibu-ibu seperti
ini perlu konseling dan sebaiknya ibu yang HIV (+), tidak hamil.

2.5.2 Dengan Bahasa Agama


Konsep Islam dalam Memerangi HIV Sebagaimana telah diuraikan di muka,
bahwa hingga kini belum ditemukan cara-cara yang ef ektif untuk mencegah
penularan penyakit AIDS. Riset terahir membuktikan bahwa cara yang paling efektif
dan aman adalah "jangan ganti-ganti pasangan seks", tetapi seperti diketahui hal
tersebut adalah sesuatu yang tidak mungkin. Pada akhirnya orang akan berpaling
kepada kesehatan jiwa dan agama. Karena salah satu ciri jiwa yang sehat adalah
kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri dari hawa nafsu. Mereka tidak lagi
mampu menilai mana yang baik dan mana yang buruk apalagi agama mereka
abaikan. Mereka beranggapan bahwa batasan-batasan sesuatu dengan moral, etik dan
agama hanyalah merupakan penghalang kebebasan dan tidak sesuai dengan hak-hak
asasi dan kemerdekaan individu.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian AIDS adalah suatu penyakit infeksi yang diderita seseorang, yang
bermula dari tertularnya orang itu oleh satu jenis virus, termasuk jenis retrovirus,
yang diberi nama HIV(humam immunnodeficiency virus). AIDS merupakan fase
terakhir dari perjalanan infeksi virus HIV yang merupakan sekumpulan gejala
penurunan kekebalan tubuh. Fase ini diperoleh setelah yang bersangkutan mengidap
virus ditubuhnya selama enam bulan atau lebih dari 10 tahun tanpa menunjukkan
adanya gejala-gejala penyakit yang khas. Penyakit HIV/AIDS belum ditemukan
vaksinnya maupun obatnya dan virus HIV ini dapat menyerang siapa saja, terutama
yang melakukan penyimpangan terhadap pola prilaku seksualnya. Infeksi HIV
temtama terjadi melalui hubungan seksual, sehingga pencegahan AIDS perlu
difokuskan pada hubungan seksual. Dengan ini perlu dilakukan penyuluhan agar
orang berperilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab yaitu hanya melakukan
hubungan seksual dengan pasangan sendiri (suami/isteri) dan mempertebal iman agar
tidak terjerumus ke dalam hubungan-hubungan seksual di luar nikah.

3.2 Saran
1. Bagi yang belum terinfeksi virus HIV/AIDS sebaiknya :
a. Belajar agar dapat mengendalikan diri;
b. Memiliki prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK” terhadap segala
jenis yang mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya;
c. Membentengi diri dengan agama;

18
d. Menjaga keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali
menjadi pelarian bagi anak – anak yang depresi.

2. Bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :


a. Memberdayakan diri terhadap HIV/AIDS;
b. Mencoba untuk hidup lebih lama;
c. Mau berbaur dengan orang disekitarnya/lingkungan;
d. Tabah dan terus berdoa untuk memohon kesembuhan.

3. Bagi keluarga penderita HIV/AIDS sebaiknya :


a. Memotivasi penderita untuk terbiasa hidup dengan HIV/AIDS sehingga
bisa melakukan pola hidup sehat;
b. Memotivasi penderita HIV/AIDS untuk mau beraktivitas dalam
meneruskan hidup yang lebih baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, Dra. Siti maryanti, Yon subardiyo Bsc. 2015.
AIDS/HIV. LEPIN: Jakarta

Widoyono. 2012. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan


pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2012. Mikrobiolog


Kedokteran. Jakarta Barat: Binarupa Aksara

Djuanda, adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Mandal,dkk. 2015. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series

Alisjahbana,Bacthi komisi penanggulangan AIDS diambil dari pikiran rakyat.com


diakses pada tanggal 16 januari 2010

Hurlock, Elizabeth.2015. psikologi perkembangan.edisi kelima.Jakarta: PT.Erlangga

Gorrie,T.M et al.2013. Fundation pf maternal-newborn NS.philadelphia:W.B


Saunders Company

20

Anda mungkin juga menyukai