Anda di halaman 1dari 8

Asal Usul Manusia dalam Perspektif Sains

dan Islam
16.09 |

BAB I
PENDAHULUAN

Di antara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum
mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah
tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang
mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk
maupun kemampuan yang sederhana, kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi
manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah
berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus.
Di lain puhak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia
tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab
suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Amat
penting memahami dengan gamblang bagaimana asal usul manusia yang sebenarnya.
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah
dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan
Sualalah.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di
dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar
karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab
dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan
karunia dari Allah SWT. {“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit
dan di bumi semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan bagi kalian
matahari dan bulan yang terus menerus beredar.Dia juga telah menundukkan bagi kalian
malam dan siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar
dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang
menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan
pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu
sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai cara
yang mampu mereka lakukan.
Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah
kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat
membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Asal Usul Manusia menurut Teori Evolusi


Teori evolusi ini dipelopori oleh seorang ahli zoologi bernama Charles Robert
Darwin (1809-1882). Dalam teorinya ia mengatakan : "Suatu benda (bahan) mengalami
perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan". Kemudian ia memperluas
teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia.
Menurut Darwin manusia sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari
perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan dan
hewan. Kemudian lahirlah suatu pengertian bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan
hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah
mencapai bentuk yang paling sempurna.
Tetapi dalam hal ini Darwin sendiri kebingungan karena ada beberapa jenis tumbuhan
yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula.
Hal ini di antaranya merupakan kelemahan teori yang dikemukakan oleh Darwin.
Karena tidak ada titik temu antara teori yang ada dengan kenyataan. Sebagai contoh, para ahli
zoologi sangat akrab dengan suatu species yang bernama panchronic yang tetap sama sepanjang
masa. Juga ganggang biru yang diperkirakan telah ada lebih dari satu milyar tahun namun hingga
sekarang tetap sama. Yang lebih jelas lagi adalah hewan sejenis biawak/komodo yang telah ada
sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada serta tidak mengalami perubahan.
Satu lagi masalah dari pandangan Darwin tentang “asal-usul manusia” adalah sesuatu
yang didasarkan pada begitu sedikit “bukti” hanya satu biji gigi, potongan kecil tulang paha, dan
hanya ada tiga atau empat kerangka yang tersedia untuk melacak seluruh pembelajaran tentang
evolusi manusia (Los Angeles Times, ibid., hal. A18). Darwin berkata, “hanya ada tiga atau
empat”. Jika memang hanya ada empat maka memang seharusnya ia katakan demikian. Itu
berarti bahwa paling sedikit satu dari antaranya lebih kecil dari sebuah fragmen. Ini berarti
bahwa dengan penemuan kerangka fosil “baru” ini, yang terbaik, hanya empat kerangka yang
lengkap. Ini adalah keseluruhan dasar untuk teori evolusi tentang “asal-usul manusia” – “hanya
ada tiga atau empat” kerangka. Ini merupakan “bukti” yang sangat lemah dan sangat sedikit
untuk suatu teori yang dipegang secara luas ini.
Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari perkembangan
makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera tingkat tinggi
sampai akhirnya menjadi manusia. Makhluk yang tertua yang ditemukan dengan bentuk mirip
manusia adalah Australopithecus yang diperkirakan umurnya antara 350.000 - 1.000.000 tahun
dengan ukuran otak sekitar 450 - 1450 cm3.
Perkembangan dengan perubahan volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan
otak manusia. Australopithecus yang mempunyai volume otak rata-rata 450 cm3 berevolusi
menjadi manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm3. Dari penelitian ini
diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun volume otak itu bertambah 1000 cm3.
Tetapi anehnya perkembangan dari Neandertal ke manusia modern sekarang ini selama kurang
lebih 100.000 tahun volume otaknya tidak berkembang. Teori ini tidak mengemukakan
alasannya.
Namun banyak juga Ahli yang mengatakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata
tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
B.     Asal Usul Manusia menurut Islam
Sebagai umat Islam yang mengakui dan meyakini rukun iman yang ke-enam, maka sudah
sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan
bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib…..” (QS. Al Baqarah (2) : 2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil hati
menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal usul manusia.
Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu
Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang
dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata
kemungkinan, diperkirakan, dan sebagainya.
Tahapan kejadian manusia :
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering
kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh
Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam
firman-Nya :
“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah”. (QS. As Sajdah (32) : 7)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama
itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah”.
(HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam
keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak
menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah
dalam salah sati firman-Nya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari
apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An
Nisaa’ ayat 1 yaitu :
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak” (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR. Bukhari-
Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung
hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan
kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan
perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
C.     Perpaduan Al Qur’an dengan Hasil Penelitian Ilmiah tentang Asal-usul Manusia
Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu
enam masa. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
"Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada iantara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah
itu kepada Yang Maha Mengetahui." (QS. Al Furqaan (25) : 59)
Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum, Palaeozoikum,
Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian para ahli, setiap periode menunjukkan perubahan
dan perkembangan yang bertahap menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan
kadarnya masing-masing. (tidak berevolusi).
"...dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya" (QS. Al Furqaan (25) : 2)
Perpaduan antara Al Qur’an dengan hasil penelitian ini maka teori evolusi Darwin
ternyata tidak dapat diterima. Penelitian membuktikan bahwa kurun akhir (cenozoikum) adalah
masa dimana mulai muncul manusia yang berbudaya dan Allah menciptakan lima kurun
sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan
oleh manusia.
Hal ini dijelaskan oleh Allah di dalam salah satu firman-Nya :
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
atas segala sesuatu" (QS Al Baqarah (2) : 29)
Kemudian di dalam surat Al Baqarah ayat 31 s/d 32 Allah berfirman :
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : ‘Sebutlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!’. Mereka menjawab : ‘Maha Suci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain daripada apa yang telah Engkau ajarkan kepada
kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al Baqarah
(2) : 31-32)
Untuk memelihara kelebihan ilmu yang dimiliki oleh Adam a.s maka Allah berkenan
menurunkan kepada semua keturunannya agar derajat mereka lebih tinggi daripada makhluk
yang lain. Apabila kita menilik kepada literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah
antropologi, maka akan tampak sekali keragu-raguan dari para ahli antropologi sendiri, apakah
Homo Sapiens itu benar-benar berasal dari Pithecanthropus atau Sinanthropus, Setelah melalui
berbagai pertimbangan akhirnya para ahli mengambil kesimpulan bahwa Pithecanthropus dan
Sinanthropus bukanlah asal (nenek moyang) dari Homo Sapiens (manusia), tetapi keduanya
adalah makhluk yang berkembang dengan bentuk pendahuluan yang mirip dengan manusia
kemudian musnah atau punah.
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : ‘Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata : ‘Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?’. Tuhan berfirman : ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tdak kamu
ketahui’."(QS. Al Baqarah (2) : 30)
Dari ayat ini banyak mengandung pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan
yang dimaksud oleh malaikat pada ayat diatas. Dalam literatur Antropologi memang ada
jawabannya yaitu sebelum manusia Homo Sapiens (manusia berbudaya) memang ada makhluk
yang mirip dengan manusia yang disebut Pithecanthropus, Sinanthropus, Neanderthal, dan
sebagainya yang tentu saja karena mereka tidak berbudaya maka mereka selalu berbuat
kerusakan seperti yang dilihat para malaikat.
Nama-nama mkhluk yang diungkapkan para ahli antropologi diatas dapat pula ditemui
dalam pendapat para ahli mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir dalam kitab tafsir
Ibnu Katsir mengatakan :
"Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam a.s diciptakan adalah Al Jan yang
kerjanya suka berbuat kerusuhan"
Dengan demikian dari uraian diatas maka dapatlah disimpulkan bahwa Adam a.s adalah
manusia pertama, khalifah pertama dan Rasul (nabi) pertama. Hal ini sesuai dengan firman Allah
:
"Dan tidak ada suatu umatpun (manusia) melainkan telah ada padanya seorang pemberi
peringatan (Nabi)" (QS. Fathir : 24)
"Tiap-tiap umat mempunyai Rasul" (QS. Yunus : 47)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa
Adam diciptakan oleh Allah dari tanah kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi
hidup.
Manusia diciptakan oleh Allah berasal dari tanah sebagaimana yang telah dilampirkan
dalam Al-Qur`an dan manusia sesuai dengan hakikatnya menurut Islam adalah sebagai pengelola
atau penjaga bumi, serta manusia juga merupakan penerus ajaran agama yang telah turun
temurun dilaksanakan oleh para ulama sebelum kita.
DAFTAR PUSTAKA

Dr Maurice Bucaille.1992.Asal-usul Manusia Menurut Bibel Al-Qur’an Sains.Bandung:Mizan.


Syahminan.1984.Mengenal Manusia Lewat Al-Qur’an.Bina Ilmu.
http://adisuryadi-pendidikan.blogspot.com/2011/06/ asal-usul-manusia.html
http://bebibandel.blogspot.com/2010/02/makalah-asal-usul-manusia.html
http://rosmana12.blogspot.com/2009/02/asal-mula-manusia-teori-evolusi-dan-al.html

Anda mungkin juga menyukai