Anda di halaman 1dari 12

Dessy R Emril, Peran Cytidhe 5 -Diphosphocoline dalam

Penatalalcanaan Nyei Neuropatik

Peran Cytidine 5'-diphosphocoline dalam


Penatalaksanaan Nyeri Neuropatik

DessY R EItrdl

Abstra}. Riview tertBdap mekanisme ny€ri ncuropatik ini adalah bcrdasarlGn respon yang sangat
kompleks tlrhadap injod sa:ltpcrifa. Te.dapar bcrbagai kmungkinan mekanisc yang mcndasari
terjadinya nyeri neumpatik tcrmasuk keterlibalan saraf perifcr, m.dulla spinalis, bahkan otak.
Pen€litian selanjutnya lerhadap mekanisn. nyeri newopAtik 6kan membantu kita dalam
m€ngembangkan obat-obat baru yong bek€rja pada target tertcntu berdasarkan mckaErsme yang
terjadi. Sehingga prinsip pcngobatan )€ng b€rsifat simtomatik ak.n berubah mcnjadi p€ngobataa
yary beda$rkao mekani$nc atau patobiologinya. Dengan dasar pemikiran terscbut saat ini kita
sedang m.ncoba meng€mbangkan tentong perar Clidin€ s'-diphosphocoline dalam
penatalaksanaan nyeri neuropatik -(tXS 2010; 1:51-62)

Kata kunci: nyeri neuropatih m€kanis e nycri neuropatik, pcnaralaksanaan, Cytidine 5'-
diphosphocolinc

Abstract This briefov€rview of the kno\vn mechanisms ofneuroprthic pain outlincs tlr coElplex
nature ofthc rcsponses to a pcriphcral nefle injury. A uDilyirg hypolhesis ofa single mechanism
of all neuropathic pain is rnost unlikely to be proven and it is probable that an irt€rrelated
portfolio ofmcchanisms coDlribut€ to the generation ofneuropathic psin in any givcn patienl, with
peripheral, spinal and bmin cv.nts possibly all playing a mte. Funhe, elucidation of mrchanisms
unde.lying ncuropathy will a$ist in developirg novel rargets for drug ther.py. lt may bc possible
io improve thc crhos of clinical management proiocols so that thcG will be a movc awry Aom the
curent discasc based trEanncnt towards sympbm or, ultiDately, mcchatism based lhcnpies. It is
a clinical challcnge to determine which mechsnisms may be opcrating and henc€ rcsponsjble for
individual symptomology in cach pati€nt. Mcchanism based thcrapy will requir. a better
understanding of mechanisms involved in neuroFthic pain and rcliable convenient lools for their
alsessm€nl io fie ctinic. Accordirg lo lhe eslablishcd mechadsms, wc are t ying lo claboratc the
rcl€ ofclidinc s'-diphosphocoline for lhe treatmcnt ofEuropathic pain. (rrs 2010; 1:51-62)

tretwordst i.vopathic pain, NP m€€hanism, mechanisms btscd treatment, Cytidine 5'-


diphosphocolinc

Pendah luan Saat ini para dokter lebih cenderung


untuk menggunakan obat-obat yang
Nyeri neuropatik hingga saat ini bekeria meughambat transmisi ion
masih menjadi masalah yang belum natrium dan kalsium yang berlebihan
tuntas untuk dikaji dan diatasi. untuk membendung ectopic
Patofisiologi nyeri treuropatik yang discharge yanq titnbul sebagai akibat
belum jelas menjadi salah satu dari kerusakan saraf yang menjadi
penyebab suiitnya untuk menernukan sumber nyeri. Injuri pada saraf akan
obat yang tepat unhrk mengatasinya. mengakibatkan tiDbulnya nyeri saraf
yang bersifat konik. Bila tedadi
kerusakan pada saraf maka akan
Dess! R.Emil adalah dosen pada terjadi beberapa kaskade mulai dari
bagian llmu Penyakit Syaraffal:ultas kerusakaa membrane sel saraf,
Kedokteran Universitas Syiah Kuala

51
JURNAL KEDOKTEMN SYIAH KUAI-,! fol me t0 Nomor I Ap/il 2010

edema sel, hingga proses regenerasi Nyeri seperti didefinisikan oleh


sel berupa proses sprouting yang Intemational Association for Study
menghasilkan lleuroma. Fokus of Pain (IASP), adalah suatu
pengobatan nyeri fleuopatik saat ini pengalaman sensorik dan ernosional
adalah mengatasi ectopic discharge yang tidak menyenargkan akibat
pada sprouting atau neuoma ).ang kousakan jaringaq baik aktual
merupakan hasil ak'hir dari sebuah mauprm potsnsial, atau yang
injuri sel. Pilihan tempinya adalah digambarkan dalambentuk
dengan menggrmakar obat-obat yang kerusakan tersebut. Dari definisi
b*e4a sebagai membrahe stabilizer. t€rsebut, nyeri tsrdid atas dua
Mungkin tidak baryak yang berpikir komponen utam4 yaitu komponen
bahwa kita dapat me[gatasi sensorik (fisik) dan emosional
timbulnya nyeri oewopatik dengan (psikogenik). Nyeri bisa bervariasi
mefiIotong mata rantai atau kaskade berdasarkan: wakhr dan lamaya
yang terjadi dalam proses injuri sel berlangsung (hamien, intemiter!
saraf, sepoti dengan memperbaiki atau pe$isten), intemitas (ringao,
membmne sel yang rusak sesegera sedatrg dar berao, kualitas (tajam,
mwgkin. Diharapkan dengan tumpul, dan te6akar), penjalarannya
mempeltaiki membrane sel maka (superfisial, dalam, lokal atau difus).
tidak akan tedadi kekacauan Di samping itu oyeri pada umumnya
hanspod Natrium dan kalium dari memiliki komponen kognitif dan
dan ke dalam sel melalui membran emosional yang digambarkan sebagai
sel tersebut. Selain merrperbaiki psndedtaan. Selair itu nyeri
juga
membrane sel, intervensi terhadap dihubungkan dengan refleks motorik
proses regenerasi sel saraf yang menghindar dan gangguan otonom
mengalami injuri lnng bertujuan yang disebut sebagai pengalaman
untuk mengarahkan agar akson yatg ayeri.l
rusak beregeflerasi ke arah atau
target yang tepat juga menjadi kunci Nyeri newopatik yang didefinisikan
berhasilnya upaya pencegahan sebagai nyeri akibat lesi jaringan
terhadap nyeri neuropatik. saraf baik perifer maupun seltral
bisa diakibatkan oleh bebempa
Nyeri Neuropatik peryebab sepedi amputasi, toksis
(fibat khernoterapi) metabolik
Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa (diabetik neuropati) atau juga infeksi
yarg tidak nFman, biasanya misalnya herpes zoster pada
berkaitan dengan kerusakan jaringan neuralgia pasca herpes dan yang
aktual atau potensial. Ketika suatu tersering adalah radikulopati. Nyeri
jaringan mengalami cedera, pada neuropatik bisa muncul spontan
atau
kerusakan mengakibatkal dil€pasn]" (taopa stimulus) maupu[ dergan
bahao-bahan yan9 dapat stimulus atau iuga kombinasi.
menstimulus rcseptor nyeri, seperti
serctoniq histamin, ion kalium, Etiologi
bradikinin dan prostaglandin dan
substansi yang akan mengakibatkan Nyeri neuropatik dapat timbul dari
respon nyeri. kondisi yang mempengaruhi sistem

s2
Dessy R EmiL Peran Cytidirre 5 -Diphosphocoline dalam
Penatalalianaa NyeiNeuropatik

saraf tepi atau pusat. Gaogguan pada terhadap munculnya nyeri neuropatik
otak dan korda spinalis, sep€rti spontan.
r

multiple sclerosis, saoke, dan


spondilitis atau mielopati post Sensitisasi Nosiseptor
traumatik, dapat msnyebabkan nye
neulopatik. Gangguan sistem samf Tmuma atau lesi di jaringan akan
tepi yang terlibat dalam proses nyeri direspon oleh nosiseptor dengan
nerropatik termasuk penyakit pada mengoluarkan berbagai mediator
saraf spinalis, ganglia dorsalis, dan inflamasi, sepedi bradikinin,
saraf tepi. Kerusakan pada pada saraf pmstaglandin, histamiq dan
tepi yang dihubungkan dengan sobagairya. Mediator ilflamasi dapat
amputasi, mdikulopati, caryal tunnel me[gaktivasi nosiseptor yaldg
syndromq dan sindrom newopati meayebabkan muncllnya nyeri
jebakan latnya, dapat menimbulkan spontan, atau membuat nosiseptor
nyeri neuropatik. Aktivasi saraf lebih sensitif (sensitisasi) secara
simpatetik yang abnormal, pelepasan langsung maupun tidak latrg$mg.
katekolamin, dan aktivasi free nerve Sensitasi nosiseptor menyebabkan
endings atau neuroma dapat munculnya hiperal gesia.
menimbulkan swwthetically Adanya lesi SSA memmgkhkan
mediated paill. Nyen nelropatik juga terjadinya sensitisasi neryi nervolum.
dapat dihubungkan dengan penyakit Oleh karena itu pada lesi SSA
infeksius, yang palhg soing adalah terutama konik kadang ditemukan
HfV. C)'tomegalovirus, yang sering campuftm antara nyeri oewopatik
ada pada penderita HIv, juga dapat dan nveri inflamasi 2
menyebabkan low back pain, Baik nyeri deuropatik pedfer
radicular pain, dan mielopati. Nyeri maupun sentral beraJval dfii
neuropati adalah hal yang paling sensitisasi neuron sebagai stimulus
sering dan purting dalam morbiditas noksious melalui jaras oyeri sampai
pasien kalker. Nyeri pada pasien ke senhal. Bagian dari jaras ini
kaDksr dapat timbul dari kompresi dimulai dari komu dorsalis, taktus
hrmor pada jaringan saraf atau spinotalamikus (struktur somatik)
k€rusakan sistern saraf karena radiasi dan kolum dorsalis (untuk viseral),
atau kemoterapi. sampai talamus sensomotorik,
limbik, korteks prefrontal dan
Patofis iologi korteks insula- Karakteristik
sensitisasi neuron berga[tuDg pada:
Mekanisme yaig mendasari mfiingkatnya aktivitas neuron;
munculnya nyeri neuropati adalah: rendalmya ambang batas stimulus
seflsitisasi perifer, ectopic discharge, terhadap aldivitas n€uron itu sendiri
sprouting sensitisasi sentral, dan misalnya terhadap stimulus yang
disinhibisi. Perubahan ekspresi dan Do roksious, dafl luasnya
distribusi saluran iorl natrium dall penyebaral areal yang mengandung
kalium teriadi setelah c€dem saraf, reseptor yangmengakibatkan
dan meningka&an €ksitabilitas peningkatan letupanletupan dari
membmu, sehingga muncul aktivitas berbagai neuron.
ektopik yarg bertanggung jawab

53
JURNAL KEDOKTERAN SYAH KUAL| lolume 10 Nomor I Apil 2010

Sensitisasi ini pada umumnya hipereksibilitas membran sel. Di


berasosiasi dengan terladhya bagian proksimal lesi yang masih
denervasi jaringan samf akibat lesi berhubungan dengan badan sel
ditambah dengan stimulasi yang dalam beberapa jam atau hari,
terus menerus dan inpuls aferen baik tumbuh tunas-tunas baru (sprcutirg).
yarg berasal dari periGr maupun Tunas-hruas baru ini, ada yang
ssntml ilan juga b€rgantung pada tumbuh dan molaapai orgafl taryet,
aktivasi kanal ion di akson yang sedangkan sebagian lairmya tidak
berkaitan dengan rgseptor mencapai organ target dan
AMPA./kaimt dan NMDA. Sejalan membentuk semacam pentolan yang
dengan berkernbangnya penelitian disebut neuroma. Pada neuroma
secara molekuler maka ditemukan te{adi akumulasi berbagai ion-
beberapa kebe$amaan antam nyeri channel, terutama Na+ channel.
neuropatik dengan epilepsi dalam hal Akumulasi Na+
patologinya tentang keterlibatan menyebabkan muliwlnya ectopic
reseptor misaln a NMDA dan pacemaker. Di samping ion chamel
AMPA dan plastisitas disinapsis, juga te ihat adanya molekul-molekul
immediate early gene changes. Yang transducer dao reseptor baru yang
berbeda hanyalah dalam hal burst semuaoya dapat menyebabkan
discharge secara paroksismal pada terjadinya ectopic dischatge,
epilepsi sementam pada neuropatik abnormal me€hanosensitivity,
yang terjadi adalah ectopic thermosensitivity, dan
discharge. Nyeri neuropatik muncul chemosensitivity,' Ectopic discharge
akibat proses patologi yang dao sensitisasi dari berbagai reseptor
bsrlangsung berupa perubahafl (mechanical, ternal, chemical) dapat
sensitisasi baik perifer maupun menyebabkan timbulnya nyeri
setrhal yang berdampak pada fimgsi spontan dan evoked pain.
sistem inhibitorik serta gangguan
interaksi antaia somatik dan fateraksi Abnormal Antar Serubut
simpatetik. Keadaan id memberikan S$af
gambaran umum berupa alodinia dan
hiperalgesia. Rasa ryeri akibat Pada keadaan normal, aliran impuls
sentuhan fingan pada pasien nyeri pada serabut saraf berjalan sendiri-
neuropati disebabkan oleh karena sendiri dan tidak saling
respon sental abnormal serabut mempengaruhi. Hubungafl antar
sensorik non noksious. Reaksi sentral neuron ini bisa berubah sewaktu-
yang abnormal ini dapat disebabkan sewaktu jika terdapat lesi pada
oleh faktor sensitisasi se[tral, serabut saraf tersebut.
rcorganisasi_ dan Perubahan diawali dengan hilangnya
_ .struktural,
hrlangnya rliubrsr.' isolasi sel saraf yang memungkinkan
adaiya short circuit antafi seftb]ut
Aktifitas ektopik saraf png mengalami kerusakan
dengan serabut salaf sehat
Trauma atau lesi seratrut saraf di disekitamya yang dinamakan
pedfer atau sentral dapat memacu emphatic crosstalk (EC). EC tedihat
te{adinya remodelling dan pada hewan coba berupa eksitasi

54
Dessy R Emril, Peran Cytidine 5 -Diphosphocoline dalam
P en atq l a Ls ahaan Nyeri Neuropati k

SSA yang sehat oleh SSA di sel saraf atau axotomy maka akafl
sebolahnya yaog mengalami tedadi perubahan berupa penurunan
kerusakan. Dalam proses EC, SSA aliraa masuk kalsium (Ica) melalui
lesi yang memiliki nilai ambang membrane sel. Dari hasil penelitian
rendah dapat mengaktivasi SSA laifl terhadap neuron sensorik pdmer
bahkan serabut samf efferent. (SSE) hewan coba didapa&ao adanya
dan terjadi allodinia. penurunalr jumlah aliral arus
Perubahan lainnla disebut Crossed kalsium melalui kanal ionnya setelah
After Discharge (CAD). Pada CAD terjadiaya injuri sel saraf perifer,
zat kimia berperan sebagai, mediator Potensial aksi yang diaktifkan oleh
yang meflimbulkan aktivasi serabut arus kalsirmr (low voltage-activated
sarafdi sekitat SSA yang mergalami lca melrjadi hamper tidak ada
injuri. Impuls turggal dari CAD (menghilang ) oleh karena injuri
tidak bsrmakna. Akan tetapi impuls saraf tersebut. Hilangnya ICa
berulang yang bersamaan dengan menyebabkan turunnya aktivasi Ca2+
adanya hipereksitabilitas neural post . perubahan ini diduga berperan
injuri saraf memungkinkao menimbulkan
terjadinya hiperalgesia. CAD hipereksitabilitas mamb&n y8flg
merupakan proses terpenting dalal[ berakibat terjadinya nyeri
interaksi abnormal seBbut saral neuropatik.a
Nyeri yang timbul akibat EC dan
CAJ) bqsifat electic shock-like pain Neurorcgenetusi
yang paroksismal. Dasar kelainan
pada ifltemksi antar sembut saraf Neuroregenerasi merujuk kepada
adalah cetusan ektopik dan pertumbuhan kembali atau
penurunan ambang nyeri.a' kesembuhan dad jaringan saraf, sel,
atau Eoduk dari sel. Mekanisme
Patofisiologi Membran Sel pada yang terjadi adalah remielinisasi,
Injuri Sel Saraf dan Nyeri pembentukal ulang neuron, glia,
Neuropatik akson, myelin atau sinaps. Neulo
Kerusakan sel saraf merupaka, regenerasi berbeda antara jaringan
penyebab terjadinya nyeri neuropatik saraf perifer (PNS) dan sistein saraf
dengaa treberapa mekanisme yang pusat (CNS) pada rnekanisme
belum sepenuhnya diketahui. fungsionalnya, dan terutama pada
Membran sel sebagai t€mpat kecepatan dan perkembangannya.l
melekatnya kanal ion memiliki Setelah cedera saraf pensinyalan
Peranan penting dalam mekanisme karena cedera yang disebabkan
telsebut. poteNi akso[al, memulgkinkan sel
tubuh untuk merespon trauma. Sinyal
Peranan penurunan aliran arus c€dera penting terdiri dari pembawa
krlsium membrane neuron mikrotubulus-dependent aksonal
sensorik pada nyeri europatik dari mitogen-activated protein kinase
(MAPK) tennasuk Erk dan JNK, dan
Kalsiun (Ca'*) c,,toplasmic respon lokal sitokin LIF, IL-6 dan
mengatur beberapa proses selular di CNTF yang menyebabkan aktivasi
sel saraf Setelah terjadi injuri pada dari jalur JAKSTAT. Perubahan

55
JURNAL KEDOKTEMN SYAH KUALA l/olume I 0 Nomor I Apil 201 0

morfologi pada saruf yang tedadi


dikenal sebagai cbromatolysis atau stmktural dalam sitopJasma dan
reaksi akson. Perubahan meliputi degadasi komosom DNA.3
pqnbeflgkakar sel tubuh, nukleolus
membesar, perpiodahan dari inti ke Perubahan seluler yaag jelas terjadi
pinggiran dan disolusi badan Nissl. di segmen saraf distal dan nodus
Kromatolisis dijelaskan sebagai Ranvier pedama di bagian saraf
suatu perubahan metabolisme neuron proksimal. Pros€s id disebut
yang bertujuar pada peningkatan degeaerasi Walledan dan meliba&an
potensi regeneratif tapi juga dapat semua akson, degradasi selubung
menjadi tanda trauma berat deogan mielio dan inyasi makrofag urltuk
kehilangan volume axoplasmic yang menghilarlgkao. kotoftn. Degenerasi
besar. Reaksi akson dapat Wallerian menciptakan lingkungan
mengakibatkan kelangsungan hidup kecil )ang menguntungkan
dan regenerasi -saraf atau sebaliknya regenerasi neuron.v Selama fase awal
kematian saraf-r sebuah regenerasi akson di poksimal
mernbentuk beberapa tunas, mta-nta
Kematian neuonal setelah tmuma Iima akson, yang mengalami
diyakini te{adi akibat rcspor regenemsi ke tabung endo[eurial di
apoptosis yang terdiri dari jalur dan ujung distal. Jika akson kekurangan
mediator yang aktif dalan berbagai strukhu pendukung, bersama-sama
kondisi neuropathological.5 Setelah dengan jaringan ikat, membentuk
axotomy, apoptosis mungkfui sebuah neuroma. Regenensi akson
diprakarsai oleh perubahan dalam di saraf distal mernperbesar diameter
aktivitas tishik, prcduk inflamasi dan mencapai ukuran normal ketika
neurotoksik dan hilangnya sasaran merDbuat huburgan dengan organ
yang mendapat dukungan target.lo
neurotrophic.6 Komponefl centalnya
adalah mitokondria. Mediator Bax Sel Schwann mempromosikan
pro-apoptosis dan Bcl-2 pro-suwival kelangsungan hidup dan regenerasi
berintsraksi pada tiDgkat mitokondria oleh peningkatan sintesis permukaan
dan bsrpelao meogatu perm€abilitas molekul a<lhesi sel (CAMS), dengar
membrao luar mitokon&ia./ Ketika menyediakan membran basal dengan
Bax mendominasi atas Bc1-2, pori- matriks protein laminin ekstraselular
poi yar.g terbentuk di membran dan fibronektin, dan dengan
mitokondria menungkinkan menghasilkan berbagai faktor
pelepasan molekul apoptosis perlumbuhan.lo Setelah cedera, sel-
(sitokom-c) ke dalam sitosol, sel Schv/ann di ujung distal
sehingga memicu kaskade caspase. berkembang biak dan mengubah
Hal ini berujung pada pengaktifan fungsi elektrik akson untuk
caspase-3, sebuah effector caspase mendukung petumbuhan untuk
yanl terlibat langsung dalam rcgenemsi serat saraf. Adanya sel
tindakan proteolitik pada sel, Schwann diujung saraf distal
misalflya pencemaan prctein penting untuk regenerasi setelah
cedera saraf.lo

56
Dessy R Emil, Peran Cytidine 5 -Diphosphocoline dalam
Pehd t a I a l$ anqqn Nyeri Neuropati k

Pada ceden SSP, misalnya medulla organ target daII disampaikan ke


spinalis hasil kerusakan akutnya neuron dengan tlansportasi aksoflal
adalab nekosis, penlmpangan retrograde- Selama beberapa delade
parah pada elektrokimia sel, edena terakhir, bobagai agen
lokal, demyelinatioq dan perdatahan neuoprotective telah diuji baik
jadngan. Fase seLunder dari secara in vito dan in vivo. Sebagai
serang r meliputi kons@trasi contoh, perawatan dengan asetil-L-
sitotoksik dad newotlatlsmiter kamitin, monoamina oksidase
g1utaoat, produksi radikal bebas, inhibitor deprenyl, modulator
apoptosis, pemdangan, pembuangan linomide sitokin dan tiroksin-E
sisa mieliq produksi glial terhadap
faktor peoghambat regenerasi, dan Setelah cedera pada sistem saBf,
ekspresi dari sejumlah panikel terjadi penululan mitokondria yang
maaiks ekstraseluler.2 Biasanya bisa metryebabkaD oksigen reaktif
astrocytes, sel glial utama, dan aktivasi kaskade apoptosis.
menyediakan substrat untuk Melgingat peran petrting bahwa stres
perpanjangan aksonal dan faktor oksidatif berperan dalam
trofik utrtuk mendukung mempromosikan keEatian saraf,
oligodendrocytes. Namun, setelah administrasi antioksidan dapat
cedera tulang belakang, astloo]4es bemotensi menarik sebasai
berproliferasi dan mengeluarkan nanroprotective klinis.lo ;{-
glikoprotein hambat sepedi asetilsistein (NAC), suatu senyawa
proteoglikan kondroitin sulfat yang mengandung thiol, memiliki
(CSPG). Bila tidak diobati, jaringan berbagai tindakan yang meliputi
liar dari askocytes akan membentuk aktivitas aotioksidatr, penitrgkatal
bekas luka glial, pernbatasan aksor tingkat glutasi intraselular,
terluka secara fisik dari regenerasi. penghambatan proliferasi, dan
Oligodendrocltes, biasanya sel glial stimulasi transkripsi.lr Baru-baru ini
pelindung aksoo, bereaksi terhadap telah ditunjukkan bahwa NAC dapat
c.edera dengan mertproduksi Nogo, menvelarnalkan sensmik dan neuron
mielin associated glikoprotein mot;r dari degenerasi retrograde.l2-
(MAG), dan oligodendrocyte- ,14

asosiated glikoprotein (OMgp), yang


ketika terikat pada reseptor Nogo, Regenerasi Sistem Saraf Perifer
nenekan produksi myelin.6
Neuroregenerasi yang terjadi di PNS
Telah disepakati bahwa neuron terjadi dalam berbagai macam
mengandalkan faktor neuoftophic derajat, Ujung akson rnuncul dari
untuk bertahan hidup. Faktor ujung proksimal dan berkembang
perturnbuhafl dapat dibagi rnenjadi hingga ke
bagian distalnya.
neurotrophins (NGF, BDNF, NT-3 Ped<embangaonya diatur oleh factor
dar NT'4 / 5), sitokin neuropoetic kemotaktis yang disekresi oleh sel
(IL-6, LIF dan CNTF) dan sel glial Schwann.
(GDNF, Neurturin, Persephin dan Jejas pada sistem saraf perifer secara
ArtemiD). Dalam neuron tidak spontan akan memicu migrasi sel
terluka faktor trofik diproduksi oleh fagosit, sel schwann dan makofag

s1
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KU,4LA Volume 10 Norhot I Apnl 2010

ke daerah Iesi untuk menghancurkan rusak dan memperbaharui futrgsinya


debris sepedi jaritrgar rusak. Ketika dengan cara menstimulus
akson teryutus, ujung yang masih serangkaian proses metabolisme daa
tertinggal di tubuh utama disebut proses shuktural (reaksi akson).
sebagai bagiar proksimal, sedangkaa Reaksi akson dibagi menjadi 3
lang tidak disebut segrnen distal. bagia[ yaitu:
Setelah jejas, ujung proksimal dari
akson akan meagalami 1. Reaksi lokal (local reaction):
pembenglakao dan mengalami reaksi yang terjadi pada tompat
. degenemsi retrogmde, tapi begitu trauman).a. Ujuag yat\E
debris di ujungnya di b€rsihkan, sel mengalami trauma mefldekat dan
saruf akan menurnbuhkan kembali menyatu rmtuk meoutup kedua
akson . Akson proksimal akan terus bagran yaag terpotong agar
tumbuh selama badan sel utama tetap sitoplasma akson tidak hilang.
intak, dan tetap berhubungan dengan Makofag kemudian dataql
le!rcleflmosit di endoneurial. untuk memakan dafl
Perbmbuhan akson dapat mencapai membersihkan daerah yang luka
kecepatan 2 mm pada aksoo Jang dari debris (kotoran).
kecil dan 5 mm pada saraf ya[g lebih 2. Reaksi anterograde (anterograde
besar. Sepen distal yaflg tsrputus reactiofl): reaksi yarlg terjadi
itu selanjutlya akan mengalami pada bagian distal dari tempat
degenerasi wallerian dalam beberapa truuma. Ujung akson menjadi
jarn setelah terpapar jejas, akso[ dao hiperhofi dan berdegenerasi
myelin akan mengalami degenerasi dalam waktu seminggu, sehingga
tapi endoneurium masih tetap ada, kontak dengan membrun pasca-
Pada tahap yang lebih larjut, tabung sinaps akan berakhir. Sel
endoneurium yang tertinggal itu akao Schwarm kemudian akan
melgarahkan kembali akson yang berproliferasi, memfagositasis
baru tumbuh ke target yang benar. debris akson termioal yang
Selama degenerasi wallqia!, se1 hancur. Bagiafl distal akson ini
Schwann yang teletak di endoneurial $er\galecrri d egen etus i Wa II e ria n
akan melindungi dan mempersiapkan yang menyebabkan akson
tabung endooeurial. Di lain pihak, menjadi terpecah-pecah dan sel-
maloofag dan sel Schwarur akan sel Schwann berproliferasi
mengeluarkan factor neurotropik dengal cepat yang kemudian
],ang akan mempercepat akan memakan puing-puing
pertumbuhan.l akson dan selubrmg mielin.
Sel sarafpada sistem sarafpusat, jika Jaringar ikat yang menyelubungi
mengalami trauma y&g serat saraf tersebut tidak
menghancurkan, maka tidak dapat mengalami perubahan. Ruangan
diganti baru karena sel tersebut tidak yang terdapat di antara jaringan
dapat berproliferasi kembali. Akan ikat ini kemudian akan terisi oleh
tetapi jika serat saraf tepi mengalami sel-sel Schwann/sel neurolema
trauma ouka atau terpotong), sel yang berprolifemsi secara cepat,
tersebut aka[ berusaha memperbaiki, yang akan berfungsi sebagai
melakukan regenerasi saraf yang penultm bagi akson yang baru

58
Dessy R Emril, Perou Cytidine 5'-Diphosphocoline dalam
Penatalalaanaan NyeriNeuropatik

tumbuh yang bergerak menuju ke neuron yang hancur rnenjadi


bagian postsinaps dengao hipeftofi, badan Nisslnya akan
kecepatan I
sampai 2 mm per tercelai berai dan irti sel akan
hari. Ada pula akson yarg tidak bageser dari tempattr)a semula.
meocapai sasamn yang fungsinya Setelah 3 minggu bila sel saraf
tepat, yaitu kejadngan pamt. bebas dari trauma baru, badan sel
kemudian secara altif me[sintesd
3. Reaksi anterograde (anterograde ribosom-ribosom bebas, protein
rcactiotr): reaksi yang terjadi dan berbagai molekul-molekul
pada bagian distal dari tempat berukuran besar (makomolekul)
traums. Ujung akson menjadi dafl dapat berlang$mg selama
hipertofi dan berdegenerasi beberapa bulatr. Selama itu,
dalam waktu sffiioggu, sehingga bagian proksimal akson dan
koltak d€ngal membmfl pasca- selubung mielin yang
sinaps akan berakhir. Sel menyelubunginya akan
Schwann kemudian atan berdegenerasi. Kemudian
berproliferasi, memfagositasis beberapa tulras akson akan
debris akson terminal yang muncul dari ujung proksimal
hancur. Bagian distal akson ini te6ebut, dan be{alan mengisi
mergaluni. degerc rasi l{a I I er i an ruang selubung jaringan ikat
yang me[yebabkan akson dengan dibimbing oleh sel-sel
menjadi terpecah-pecah dan sel- Schwann menuju ke sel sasaran.
sel Schwann berproliferasi Tuoas yang pertama mencapai
delgan cspat yang ke&udian sel target akan langsung
akan memakan puing-puing membentuk sitraps, sementara
akson dan selubung mielin. tu[as-tunas yang akanlain
Jaringan ikat yang menyelubuflgi berdegenerasi. Prosgs regererasi
serat saraf te$ebut tidak ini berlangsung kira-kira dengan
mengalami perubahan. Ruangan kecepatan 3-4 mr/harl Sel saraf
yarg terdapat di antara jaringan mempulryai pergaruh tropik
ikat ini kemudiar akatr terisi oleh (mempengaruhi kehidupan) sel
sel-sel Schwanr/sel neurolema target. Jika sel saraf mati, maka
yartg bergoliferasi secara cepat, sel-sel lailuya yang merupakan
yang akan berfuDgsi seiagai target dari sel saraf tersebut juga
pelluntun bagi akson yang baru akan mengalami atropi dan
tumbuh yang bergerak menuju ke degenerasi- Proses ini disebut
bagian postsinaps dengan dengan degenerasi lransne ron
kecepatan I
sampai 2 mm per (I r a ns te uron a I il eg e n e r a t i o n).6
hari. Ada pula akson yang tidak
mencapai sasaran yang fungsinya Rasional Penggunaan Citicoline
tepat, yaitu ke jaringan parut. Pada Nyeri Neuropatik
Reaksi Retrograde: reaksi yang
terjadi pada bagian proksimal Aktivilas Aflereht Sponton Post
dari tenpat terjadinya trauma. hrj
Pada reaksi iai,
tedadi
kromalolisis yaitu perikarion

5q
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA yolume l0 Not or I April 2010

Sebuah teoriyang sudah diuji dan terjadinya nyeri neuopatik. Karena


diakui sebagai salah safu teori dengan pqbaikan membrane,
padanyeri adalah bahwa pada suatu aktivitas ektopik affereflt ]"ng terjadi
kerusakan akut pada saraf akan akibat kerusakan membrane dapat
tedadi peningkatan aktivitas a.fferent dihambat. Salah satu cara untuk
qrontan. Berdasarkan teori tercebut memperbaiki membmne sel samf
Xie dkk melakukan sebuah adalah dengan memberikan zat
eksperimen menggunakan dua neuroprotellor sepedi citicoline.
kelompok tikus model unhrk
penelitiao nyeri neuf,opatik yaitu Regenetusi Sel SarafPost Injuri
model CCI dan SM. Didapatkan
hasit bahwa block lokal temporer Nyeri neuopatik te{adi akibat
terhadap aktivitas aflerent akan kerusakansel saraf Salah satu
menghambat secam perrnanen penyebabnya adalah karena proses
bokembangnya hiperalgesia termal regenerasi yang tidak optimal
dan alodinia mekanikal, Pada sehi[gga berakibat tedentukaya
penelitian ini wallu dilakukannya sprouting dan neuroma yang morjadi
blockade terhadap saraf yang ternpat akumulasi kanal ion. Jumlah
mengalami injuri adalah hal yang kaoal ion yang meningkat berakibat
paling penting dan haxus dilakukan meningkatnya aktifitas pompa
minimal 3-5 hari post injud, Lebih natrium menyebabkan terjadinya 1.
efektif lagi jika dilakukan segera. hipereksitabilitas membrane yang
setelah injuri. Tindakan ini tidak menimbulkan ectopic discharge l'
akan efektifjika dilakukan setelah I 0 yang diasakan sebagai nyeri yang
hari post injuri pada saat nyeri menerus menerus sehingga terjadi
neuropatik sudah muncul secam sensitisasi sentral dan perifer.
klinis. Hasil ini menunjukkan bahwa Adanya aktifitas pompa natrium
aktivitas affersnr spontan pada secara berlebihan pada neuroma
serubut samf post injuri merupakan yallg timbul setelah trauma saraf
kunci pemicu bagi berkembangnya sudah diyakini sebagai salah satu
prilaku nyeri. 12 penyebab terjadinya nyeri
ini blok terhadap
Dalam penelitian neuiopatik. Setelah sel saraf
saraf yaog mengalarni injuri mengalami kerusakan akan terjadi
menggunakan anastesi |ocal yaitu rcmodeling dan hipereksitabilats
bupivacaine }lang merupakan suatu membmne sel. Di bagiaa proksimal
membrane stabilizer, Penulis 1€si yang masih berhubungaE dengan
berasumsi bahwa bila suatu zat yaflg badal sel akan tumbuh tuoas baru
bersifat membrane stabilizer yaag dalam beberapa jam atau hari,
mengbambat terjadinya aktivitas Tunas-tunas tersebut ada yaflg
afferent spontan tsmyata dapat tumbuh mencapai organ target dan
berefek mencegah terladinya ada yar\g tidak sprcuting).
n€uropatik pain, maka ada Pertumbuhan serabut samf baru
kemungkinan sebuah intervensi yang yang tidak mencapai organ target
dilakukan untuk membantu sintesis al:himya akan membentuk neuroma.
dan perbaikan membrafle post injuri Pada neuroma ini akan berakumulasi
juga dapat bqperan untuk mencegal bqbagai kanal ion terutama kanal

60
Dessy R Emi| Peran Cytidine 5 -Diphosphocoline dalam
Pe atalaka aan Nyeri Neurcpatik

natrium. Akumulasi kanal natrium dan meningkatkan ekstabilitas


akan menyebabkan muncuhya membran sehingga mutcul aktivitas
pacenaker e"roprc. Eksitabilitas ektopik yang bertaoggung jawab
membrane )"ng berla[gsu[g terus terhadap muoculoya tryeri neuropatik
menerus menyebabkan neuron di spontarl.
komu dorsalis dibanjiri oleh Rasional penggunaan citicoline pada
potensial aksi yang mengakiba&an ryeri neuropatik meliputi aktifitas
terjadinya serNitisasi yang afferent spontan post injury dan
menimbulkan gejala klinis alodinia regenerasi sel samf post irljury.
dan hiperalgesia sekunder. Aktifitas alierent spontan posi injury
Pcnulis berasumsi bahwa bila proses dari sebuah penelitian yang sudah
regenerasi sel saraf dapat bedalan diuji dan diakui sebagai salah satu
dengan optimal maka akan sangat teori pada nyeri adalah bahwa pada
menguangi terbentuknya sproutiqg suatu kerusakan akut pada saraf
dar neuroma. Sehingga nyeri kronik akalt tedadi peningkatan aktifitas
yang disebabkan oleh afferent sponta[ sedargkan
hipereksitabilitas membrane dan regenemsi sel saraf post injury Nyeri
tedadinya potensial aksi terus neuropatik tedadi akibaf kerusakan
men€rus akibat aktifitas pompa sel sarai Salah satu penyebabnya
natrium yang tioggi pada neuroma adalah karena proses regenerasi yang
dapat dicegah. tidak optimal sehhgga berakibat
terbentuknya sprouting dan ngurcma
Kesimpulan yang menjadi tempat akumulasi
kanal ion. Jumlah kanal ion yang
Nyeri neuropatik yang didefi nisikan meningkat berakibat meningkahya
sebagai nyeri akibat lesi jariagal aktifitas pompa natrium
saraf baik perifer maupun sentral menyebabkan tedadinya
bisa diakibatkan oleh bebempa hip€reksitabilitas membmne yang
penyebab seperti aoputasi toksis menimbulkan ectopic discharge
(akibat khernot6api), rnetabolic yang dirasakan sebagai nyeri yang
(diabetic neuropati) atau juga infeksi. menerus mererus sehi[gga terjadi
Nyeri oewopati dapat timbul dari sensitisasi sentral dan pedfer.
kondisi yang memp€ngaruhi system
saraf tepi atau pusat. Gangguan pada Daftar Pustaka
otak dan korda spinalis seperti
multiple sclerosis, stroke dan 1. Woll2004
spondilitis atau mielopati post 2. Hosan Q. Role of Decreased Sensory
Neuron M€mbmne Calcium CuneDts in
traumatik dapat meDyebabkao nyeri the Genesis ofNcuropalhjc Pain. Croat
neuropatik. Med J.2007 . 4819-21.
Mekanisme yang metrdasari l. Agut J, Font E, Sacristan A, Oniz JA-
timbulnya nyeri neuropati : Bioavailability of Methyl-C CDP-
seruitisasi perifer, ectopic discharge, Cholioc by Oml Route. Drug Res-
1983.33:1045-7.
sprouting, sensitisasi sentral dan 4. Mccallum et xl. Paintul pcriphenl
disinhibisi, Perubahan ekspresi dan neflc injury decrcas€s calcium currenr
distribusi saluran ion natrium dan in axolomized sensory ncurons.
kalium teqadi setelah cedera saEf Ancsthesiolosy. 2006.105:160-8.

61
ii"
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA I/olume I0 Nomor l Apil 2010

5. D'Orledo KJ, Sandage JIBW. 9. The Cell and The Plasma Memba.e
Citi€oline (CD?-choline): mechanisms Available at: IEp!hs!:
of action and effects in ischemic bmin book.con/htmvcellular_membmn€.html
injury. Neurol Res 1995. 17:281-4. 10. Molecular Model of the Nerve Cell
6_ Hogan Q, R€storation of Calcium Influx Available at:
CorectsMembrane Hyperexcitabili.y in htto://h\,pemhysics.phv-
Injured Rat Do al Root Ganglion astr.qsu edu,lHbase/bioioev/mempqt
Neurons. Anesth Ana1g.2008.107:1045- 11. Weiss GB. Mini review. Metabolis
5l mandactions of CDP-choline as an
7. Levin LA, Peepl€s P. History of Endogercus compoutrd and
NeuroFotection and Rationale as a administered exogenously as citicoline.
Therapy for Glaucoma. Am J Manag Life Sci 1995.56:637- 60.
Care.2008. l4:511-4. 12. Chung Mo J, Kitn KH, Chung K.
8. Affts K, Camp P. Biology. 4s ediiion. Segmental spinal neree tigation model
New York Harcourt Bmce College ofneuropathic pain. In Methodes in
Publishers. molecular medicinq Pain research:
Methodes and ptotocols. Humana press
Irc. Totowa. 2004. 99 : 38 - 40.

,1

62

Anda mungkin juga menyukai