Deskripsi Singkat
Memahami konsep permintaan, penawaran, dan keseimbangan pasar
Sub Capaian Pembelajaran Pertemuan
Mahasiswa dapat menjelaskan konsep permintaan, penawaran, dan
keseimbangan pasar
Uraian Materi
A. Permintaan
1. Kurva Permintaan
Permintaan suatu barang mencerminkan perilaku konsumen, dan
menggambarkan hu-bungan fungsional antara harga dan kuantitas barang yang
diminta. Suatu skedule permintaan barang X disajikan pada Tabel 3-1.
Tabel 2.1. Skedule Permintaan Barang X
Kondisi Harga Barang (Ribuan Kuantitas Barang yang Diminta
rupiah/unit) 3
( m /bulan)
A 5 8
B 4 10
C 3 13
D 2 18
E 1 25
7
jumlah yang diminta semakin bertambah besar, yaitu 25.000 m3 . Secara grafis,
fenomena ini dapat disajikan pada Gambar 3-1.
Gambar 3-1 merupakan gambar kurva permintaan barang X, yaitu tempat
kedudukan titik-titik yang masing-masing menggambarkan tingkat maksimum
pembelian pada tingkat harga tertentu, dengan ceteris paribus (keadaan yang
lain tetap sama).
Pada gambar di atas, sumbu vertikal menggambarkan harga (price = P),
sedangkan sumbu horisontal menggambarkan jumlah (quantity = Q) barang
yang diminta.
P
Q
0 8 10 13 18 25
a. selalu terletak di kuadran pertama. Nilai p dan q tidak pernah negatif dan tak
pernah takhingga. Secara matematis ditulis: 0 p a dan 0 q b
b. fungsi satu-satu
c. turun miring (slope downward), bergerak dari barat laut ke tenggara
Sifat ketiga kurva permintaan ini dikenal sebagai hukum permintaan yang
turun-miring (the law of downward-sloping demand), yang berbunyi:
8
Jika harga suatu barang naik (ceteris paribus) maka jumlah barang
yang diminta menjadi berkurang, atau jika jumlah sesuatu barang yang
ditawarkan di pasar bertambah maka hanya dapat terjual dengan
harga yang lebih rendah.
9
Contoh di atas memberi gambaran, turunnya harga air berakibat pada
meningkatnya konsumsi air. Pada saat yang sama, sekelompok konsumen baru
mulai memiliki kemampuan untuk membeli air guna memenuhi berbagai
kebutuhan yang diperlukan.
disini:
Q DA : kuantitas barang A yang diminta
PA : harga barang A
10
P
D
D
D
Q
Gambar 3.2. Pergeseran Kurva Permintaan
11
a. Keanehan Giffen (Giffen Paradox)
Giffen, seorang ekonom Inggris abad ke-19, menemukan fakta bahwa
kenaikan harga roti justru menyebabkan keluarga yang sangat miskin
mengkonsumsi roti lebih banyak. Hal ini terjadi, kenaikan harga roti
menyebabkan mereka lebih miskin sehingga mereka mengganti daging
dan barang-barang yang lebih mahal dengan roti untuk memenuhi
kebutuhan. Dalam hal ini, roti disebut barang giffen.
b. Barang-barang Bergengsi (prestige goods)
Jika harga barang-barang bergengsi naik maka permintaannya justru
mengalami ke-naikan karena jenis barang ini digunakan sebagai
kemewahan.
c. Dampak Harapan yang Dinamis (dynamic expectational effect)
Jika harga barang turun maka kuantitas barang yang diminta juga
mengalami pe-nurunan karena orang memperkirakan bahwa harga barang
akan terus menerus turun.
d. Permintaan barang yang sangat esensial
Permintaan barang yang sangat esensial, berapa pun harganya, harus
dipenuhi untuk sejumlah tertentu.
Pada ketiga kasus pertama, kurva permintaan berslope positif
sedangkan pada kasus keempat, kurva permintaan sejajar dengan sumbu-P.
4. Kasus-kasus
Kasus-1
Kuantitas barang X yang diminta pada tingkat harga 10 adalah 14 unit. Jika
harga barang mengalami kenaikan sebesar 20 % maka jumlah yang diminta
menjadi 10 unit saja. Tentukan persamaan fungsi permintaan barang X.
Jawab:
*) untuk p1 10 dan q1 14 A (14,10)
*) p2 120 % x 10 = 12 dan q2 10 B (10,12)
12
Persamaan garis yang melalui titik A dan B :
p p1 q q1
p2 p1 q2 q1
p 10 q 14
qD 2 p 34
12 10 10 14
Kasus-2
1
Permintaan suatu barang dirumuskan sebagai: qD 9 p
4
a) Berapa harga tertinggi orang bersedia membayar untuk barang tersebut ?
b) Berapa permintaan akan barang itu, jika barang bebas di pasaran ?
c) Jika permintaan barang tersebut dibatasi pada interval 0 q 8 , sedangkan
pada interval 8 q 10 , harga barang konstan, bagaimana bentuk kurva
permintaannya ?
Jawab:
1
Diketahui q D 9 p
4
1
a) harga barang tertinggi dicapai bila q=0 sehingga 9 p0 p=36.
4
Jadi, harga tertinggi agar orang bersedia membayar barang tersebut harus
lebih rendah sedikit dari 36.
b) barang bebas di pasar jika p = 0 sehingga q = 9.
c) untuk q = 0 maka p = 36 sehingga A (0,36) dan untuk q = 8 maka p = 4
sehingga B (8,4)
Bentuk kurva permintaannya adalah sebagai beriikut.
13
P
36 A
4 B
8 10 Q
B. Penawaran
1. Kurva Penawaran
Penawaran suatu barang mencerminkan perilaku produsen, dan
menggambarkan hu-bungan fungsional antara harga barang di pasar dan
kuantitas barang yang ditawarkan produsen. Suatu skedule perawaran barang X
disajikan pada Tabel 2.2.
14
bulan. Pada tingkat harga yang lebih tinggi, misalnya Rp 3.000,00 per unit,
jumlah barang yang akan ditawarkan produsen menjadi lebih besar, yaitu 13.000
m3 . Pada tingkat harga yang lebih tinggi lagi, yaitu Rp 5.000,00 per unit jumlah
yang ditawarkan semakin bertambah besar, yaitu 18.000 m3 . Pada tingkat harga
Rp 1.000,00 per unit tidak ada barang yang ditawarkan produsen. Secara grafis,
fenomena ini dapat disajikan pada Gambar 3-3.
P
4
3
6 13 15 18 Q
Gambar 2.3. Kurva Penawaran Barang X
15
Dalam kondisi ceteris paribus, penawaran suatu barang A merupakan
fungsi dari harga barang A sendiri. Secara matematis ditulis:
QSA f PA , ceteris paribus.... (3.3).
disini:
S’’
S
S’
Q
Gambar 2.4. Pergeseran Kurva Penawaran
16
Pada Gambar 2.4, S, S’, dan S’’ masing-masing menyatakan kurva
penawaran mula-mula, sesudah pemberlakuan pajak dan sesudah pemberian
subsidi. Jika pemerintah menetapkan pajak maka harga barang yang ditawarkan
akan mengalami kenaikan (produsen berusaha sebesar-besarnya menggeser
bebean pajak ke konsumen) sehingga kura penawaran akan bergeser ke kiri.
Sebaliknya, untuk sejumlah komoditas tertentu, pemerintah memberikan subsidi.
Akibatnya, harga barang (yang ditawarkan di pasar) relatif mengalami
penurunan sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kanan.
3. Kasus-kasus
Sesuai dengan hukum penawaran, slope kurva penawaran bernilai positif.
Apakah kurva penawaran peristiwa pelelangan lukisan Monalisa, pelanggan
PDAM, dan pedagang sayur-sayuran berslope positif ? Jelaskan !
Lukisan Monalisa hanya sebuah. Dengan demikian, untuk berapa pun
harga, kuan-titas lukisan tak mungkin bertambah. Akibatnya, kurva
penawarannya sejajar sumbu-P.
Kurva penawaran untuk kasus PDAM berslope nol atau sejajar sumbu-
Q. Hal ini terjadi, telah ditetapkan harga tertentu, berapa pun (bertambahnya)
jumlah pelanggan (baru).
Kasus pedagang sayuran ekuivalen dengan kasus lukisan Monalisa.
Para pedagang membawa sayuran dalam jumlah tertentu ke pasar pada suatu
hari dan harus laku pada hari itu juga karena ancaman rusak, berapa pun
harganya. Akibatnya, kurva penawaran sejajar sumbu-P.
C. Keseimbangan Pasar
Kurva permintaan dan penawaran merupakan representasi perilaku
konsumen dan produsen dalam hal transaksi barang dan jasa melalui
mekanisme pasar. Secara grafis, perpotongan antara kurva permintaan dan
penawaran akan menentukan tingkat harga keseimbangan dan jumlah barang
yang ditransaksikan.
Dari Tabel 2.1 dan 2.2 dapat disusun skedule permintaan dan
penawaran dan disajikan dalam Tabel 2.3.
17
Tabel 2.3. Skedule Permintaan dan Penawaran Barang X
Kondisi Harga Barang (Ribuan Kuantitas Barang yang Kuantitas Barang yang
rupiah/unit) 3
Diminta ( m /bulan)
3
Ditawarkan ( m /bulan)
A 5 8 18
B 4 10 15
C 3 13 13
D 2 18 6
E 1 25 0
Dari Tabel 2.3 dapat dikemukakan, pada kondisi C, untuk tingkat harga
Rp 3.000,00 kuantitas barang yang diminta konsumen sebesar 13.000 m3 /bulan
sedangkan produsen menawarkan barang sejumlah 13.000 m3 /bulan pada
tingkat harga Rp 3.000,00. Akibatnya, keinginan konsumen sama dengan
harapan produsen. Dengan kata lain, telah tercapai keseimbangan pasar untuk
sejumlah 13.000 m3 / bulan pada tingkat harga Rp 3.000,00.
Pada tingkat harga yang lebih tinggi, misalnya Rp 4.000,00, jumlah yang
ditawar-kan sebanyak 15.000 m3 /bulan sedangkan jumlah yang diminta
konsumen hanya 10.000 m3 /bulan sehingga terjadi kelebihan penawaran
(surplus) sebanyak 5.000 m3 / bulan. Surplus ini akan mendorong harga turun
kembali ke tingkat keseimbangan. Sebaliknya, pada tingkat harga yang lebih
rendah, misalnya Rp 2.000,00, jumlah yang ditawarkan hanya sebanyak 6.000
m3 /bulan sedangkan jumlah yang diminta konsumen sebesar 18.000 m3 /bulan
sehingga terjadi kekurangan penawaran (shortage) sebanyak 12.000 m3 / bulan.
Kekurangan ini akan mendorong harga naik kembali ke tingkat keseimbangan.
Contoh:
Kurva permintaan dan penawaran barang A dirumuskan sebagai berikut.
qDA p2 p 2 dan qSA 2 p 8
Tentukan harga dan kuantitas keseimbangan barang A.
Jawab:
Keseimbangan dicapai jika q DA qSA .
Akibatnya, p2 p 2 2p 8
18
p2 3p 10 0
p 5 p 2 0
p = -5 (tidak memenuhi)
p=2 q=4
Jadi, pada kondisi seimbang, kuantitas barang yang diminta (dan
ditawarkan) sebanyak 4 unit pada tingkat harga 2 satuan.
D. Rangkuman
1. Permintaan suatu barang mencerminkan perilaku konsumen, dan
menggambarkan hu-bungan fungsional antara harga dan kuantitas barang
yang diminta.
2. Penawaran suatu barang mencerminkan perilaku produsen, dan
menggambarkan hu-bungan fungsional antara harga barang di pasar dan
kuantitas barang yang ditawarkan produsen.
3. Perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran akan menentukan
tingkat harga keseimbangan dan jumlah barang yang ditransaksikan.
Latihan 1
1. Jelaskan terjadinya hukum permintaan yang turun miring (the law of
downward-sloping demand) !
2. Giffen Paradox merupakan salah satu kekecualian berlakunya hukum
permintaan. Jelaskan !
3. Jelaskan perbedaan antara pergeseran penawaran (shift in supply) dengan
pergerakan sepanjang kurva penawaran (movement along a supply curve).
Latihan 2
Tentukan harga dan kuantitas keseimbangan bila kurva permintaan dan
penawaran dirumusakan sebagai berikut.
q q2
1. q 16 2 p dan q 4p p2 2. q 130 4 p dan p 10
5 100
19
30 q q q2
3. p 16 q 2
dan p 4q 4. p dan p 2
4 5 20
q2
5. p 39 3q 2
dan p 9 q 12 6. q 36 p dan p 6
4
q 300 q2
9. q 6 p 12 144 dan p 2 10. p 20 dan p 4
2 q 10 2
20