Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN KESEIMBANGAN PASAR

Deskripsi Singkat
Memahami konsep permintaan, penawaran, dan keseimbangan pasar
Sub Capaian Pembelajaran Pertemuan
Mahasiswa dapat menjelaskan konsep permintaan, penawaran, dan
keseimbangan pasar

Uraian Materi
A. Permintaan
1. Kurva Permintaan
Permintaan suatu barang mencerminkan perilaku konsumen, dan
menggambarkan hu-bungan fungsional antara harga dan kuantitas barang yang
diminta. Suatu skedule permintaan barang X disajikan pada Tabel 3-1.
Tabel 2.1. Skedule Permintaan Barang X
Kondisi Harga Barang (Ribuan Kuantitas Barang yang Diminta
rupiah/unit) 3
( m /bulan)
A 5 8
B 4 10
C 3 13
D 2 18
E 1 25

Dari skedule permintaan barang X di atas terlihat, pada tingkat harga


Rp 5.000,00 per unit, kuantitas barang yang diminta sebesar 8.000 m3 per
bulan. Pada tingkat harga yang lebih rendah, misalnya Rp 4.000,00 per unit,
jumlah barang yang akan dibeli masyarakat menjadi lebih besar, yaitu
10.000 m3 . Pada tingkat harga yang lebih rendah lagi, yaitu Rp 1.000,00 per unit

7
jumlah yang diminta semakin bertambah besar, yaitu 25.000 m3 . Secara grafis,
fenomena ini dapat disajikan pada Gambar 3-1.
Gambar 3-1 merupakan gambar kurva permintaan barang X, yaitu tempat
kedudukan titik-titik yang masing-masing menggambarkan tingkat maksimum
pembelian pada tingkat harga tertentu, dengan ceteris paribus (keadaan yang
lain tetap sama).
Pada gambar di atas, sumbu vertikal menggambarkan harga (price = P),
sedangkan sumbu horisontal menggambarkan jumlah (quantity = Q) barang
yang diminta.
P

Q
0 8 10 13 18 25

Gambar 2.1. Kurva Permintaan Barang X

Sifat-sifat kurva permintaan adalah:

a. selalu terletak di kuadran pertama. Nilai p dan q tidak pernah negatif dan tak
pernah takhingga. Secara matematis ditulis: 0  p  a dan 0  q  b
b. fungsi satu-satu
c. turun miring (slope downward), bergerak dari barat laut ke tenggara
Sifat ketiga kurva permintaan ini dikenal sebagai hukum permintaan yang
turun-miring (the law of downward-sloping demand), yang berbunyi:

8
Jika harga suatu barang naik (ceteris paribus) maka jumlah barang
yang diminta menjadi berkurang, atau jika jumlah sesuatu barang yang
ditawarkan di pasar bertambah maka hanya dapat terjual dengan
harga yang lebih rendah.

Terjadinya hukum ini dapat dijelaskan sebagai berikut.


a. 1) Jika harga suatu barang mengalami kenaikan maka (sebagian) konsumen
akan mengkonsumsi barang sejenis dengan kualitas yang lebih rendah
atau barang-barang substitusi.
Contoh: kenaikan harga beras jenis rajalele berakibat pada pengalihan
konsumsi ke beras jenis IR (kualitas lebih rendah) atau ke jagung
(barang substitusi).
2) Kenaikan harga suatu barang (secara terus menerus; fenomena inflasi)
berakibat pada turunnya daya beli (purchasing power) masyarakat. Secara
psikologis, konsumen merasa lebih miskin dari keadaan sebelumnya
sehingga akan mengurangi konsumsi.
b. Jika harga suatu barang mengalami penurunan maka kuantitas barang yang
diminta akan mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena:
1) turunnya harga akan menarik masuknya konsumen baru
2) masing-masing konsumen akan memperbesar konsumsi atas barang
tersebut.
Contoh:
Bila harga air sangat mahal maka konsumen mengkonsumsi air hanya
untuk keperluan minum (dan memasak). Bila harga air turun maka
konsumen mengkonsumsi air untuk keperluan minum (dan memasak)
dan mencuci (pakaian dan kendaraan). Bila harga air lebih rendah lagi
maka konsumen mengkonsumsi air untuk keperluan minum (dan
memasak), mencuci (pakaian dan kendaraan), dan menyirami tanaman,
dan seterusnya.

9
Contoh di atas memberi gambaran, turunnya harga air berakibat pada
meningkatnya konsumsi air. Pada saat yang sama, sekelompok konsumen baru
mulai memiliki kemampuan untuk membeli air guna memenuhi berbagai
kebutuhan yang diperlukan.

2. Pergeseran Kurva Permintaan


Dalam kondisi ceteris paribus, permintaan suatu barang A merupakan
fungsi dari harga barang A sendiri. Secara matematis ditulis:
QDA  f  PA  , ceteris paribus .... (3.1)

Secara lengkap ditulis: QDA  f  PA , PB ,..., PZ , I , T, W ....... (3.2)

disini:
Q DA : kuantitas barang A yang diminta
PA : harga barang A

PB ,..., PZ : harga barang-barang lain


I : pendapatan (income)
T : selera (taste)
W : kemakmuran (wealth)
dan “bar”, misal I , menunjukkan bahwa variabel ini konstan.

Jika kondisi ceteris paribus tidak dapat dipenuhi, artinya terjadi


perubahan harga barang-barang lain, pendapatan, selera, maupun kemakmuran
secara sendiri-sendiri maupun simultan maka akan berakibat terjadinya
pergeseran permintaan (shift in demand) atau perubahan permintaan (change of
demand). Secara grafis akan menggeser kurva permintaan, baik ke kanan
maupun ke kiri. Perubahan kondisi ini berbeda dengan perubahan dalam
kuantitas barang yang diminta yang hanya berarti pergerakan sepanjang kurva
permintaan (movement along a demand curve). Fenomena ini secara grafis
disajikan pada Gambar 2.2.

10
P

D
D
D

Q
Gambar 3.2. Pergeseran Kurva Permintaan

Pada Gambar 3.2, D, D , dan D masing-masing menyatakan kurva


permintaan mula-mula, sesudah kenaikan pendapatan dan sesudah pendapatan
turun. Jika pendapatan mengalami kenaikan maka kuantitas barang yang
diminta akan mengalami kenaikan (terjadi pergeseran kekanan), dan sebaliknya.
Untuk kasus barang “inferior”, interpretasi Gambar 3-2 berlaku
sebaliknya. Jika beras-jagung yang bermutu rendah merupakan barang inferior
maka kenaikan pendapatan seseorang berakibat turunnya permintaan akan
barang ini. Konsumen akan mengkonsumsi beras yang bermutu tinggi, seperti
rajalele maupun beras Cianjur. Secara grafis, kurva permintaan beras-jagung
kualitas rendah ini akan bergeser ke kiri, dan sebaliknya.
Kasus serupa terjadi pada barang substitusi maupun komplementer.
Jika harga daging sapi naik maka konsumen dimungkinkan lebih banyak
mengkonsumsi daging kambing (substitusi); demikian pula, jika harga roti naik
maka permintaan mentega dimungkinkan akan mengalami penurunan
(komplementer).
3. Perkecualian
Sesuai dengan hukum permintaan, slope kurva permintaan bernilai
negatif. Feno-mena di lapangan menunjukkan adanya beberapa kekecualian,
yaitu:

11
a. Keanehan Giffen (Giffen Paradox)
Giffen, seorang ekonom Inggris abad ke-19, menemukan fakta bahwa
kenaikan harga roti justru menyebabkan keluarga yang sangat miskin
mengkonsumsi roti lebih banyak. Hal ini terjadi, kenaikan harga roti
menyebabkan mereka lebih miskin sehingga mereka mengganti daging
dan barang-barang yang lebih mahal dengan roti untuk memenuhi
kebutuhan. Dalam hal ini, roti disebut barang giffen.
b. Barang-barang Bergengsi (prestige goods)
Jika harga barang-barang bergengsi naik maka permintaannya justru
mengalami ke-naikan karena jenis barang ini digunakan sebagai
kemewahan.
c. Dampak Harapan yang Dinamis (dynamic expectational effect)
Jika harga barang turun maka kuantitas barang yang diminta juga
mengalami pe-nurunan karena orang memperkirakan bahwa harga barang
akan terus menerus turun.
d. Permintaan barang yang sangat esensial
Permintaan barang yang sangat esensial, berapa pun harganya, harus
dipenuhi untuk sejumlah tertentu.
Pada ketiga kasus pertama, kurva permintaan berslope positif
sedangkan pada kasus keempat, kurva permintaan sejajar dengan sumbu-P.
4. Kasus-kasus
Kasus-1
Kuantitas barang X yang diminta pada tingkat harga 10 adalah 14 unit. Jika
harga barang mengalami kenaikan sebesar 20 % maka jumlah yang diminta
menjadi 10 unit saja. Tentukan persamaan fungsi permintaan barang X.
Jawab:
*) untuk p1  10 dan q1  14  A (14,10)
*) p2  120 % x 10 = 12 dan q2  10  B (10,12)

12
Persamaan garis yang melalui titik A dan B :
p  p1 q  q1

p2  p1 q2  q1

p  10 q  14
  qD  2 p  34
12  10 10  14

Kasus-2
1
Permintaan suatu barang dirumuskan sebagai: qD  9  p
4
a) Berapa harga tertinggi orang bersedia membayar untuk barang tersebut ?
b) Berapa permintaan akan barang itu, jika barang bebas di pasaran ?
c) Jika permintaan barang tersebut dibatasi pada interval 0  q  8 , sedangkan
pada interval 8  q  10 , harga barang konstan, bagaimana bentuk kurva
permintaannya ?

Jawab:
1
Diketahui q D  9  p
4
1
a) harga barang tertinggi dicapai bila q=0 sehingga 9  p0  p=36.
4
Jadi, harga tertinggi agar orang bersedia membayar barang tersebut harus
lebih rendah sedikit dari 36.
b) barang bebas di pasar jika p = 0 sehingga q = 9.
c) untuk q = 0 maka p = 36 sehingga A (0,36) dan untuk q = 8 maka p = 4
sehingga B (8,4)
Bentuk kurva permintaannya adalah sebagai beriikut.

13
P
36 A

4 B

8 10 Q

B. Penawaran
1. Kurva Penawaran
Penawaran suatu barang mencerminkan perilaku produsen, dan
menggambarkan hu-bungan fungsional antara harga barang di pasar dan
kuantitas barang yang ditawarkan produsen. Suatu skedule perawaran barang X
disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Skedule Penawaran Barang X


Kondisi Harga Barang (Ribuan Kuantitas Barang yang Ditawarkan
rupiah/unit) 3
( m /bulan)
A 5 18
B 4 15
C 3 13
D 2 6
E 1 0

Dari skedule penawaran barang X di atas terlihat, pada tingkat harga Rp


2.000,00 per unit, kuantitas barang yang ditawarkan sebesar 6.000 m3 per

14
bulan. Pada tingkat harga yang lebih tinggi, misalnya Rp 3.000,00 per unit,
jumlah barang yang akan ditawarkan produsen menjadi lebih besar, yaitu 13.000
m3 . Pada tingkat harga yang lebih tinggi lagi, yaitu Rp 5.000,00 per unit jumlah
yang ditawarkan semakin bertambah besar, yaitu 18.000 m3 . Pada tingkat harga
Rp 1.000,00 per unit tidak ada barang yang ditawarkan produsen. Secara grafis,
fenomena ini dapat disajikan pada Gambar 3-3.
P

4
3

6 13 15 18 Q
Gambar 2.3. Kurva Penawaran Barang X

Gambar 3.3 merupakan gambar kuva penawaran barang X, yaitu tempat


kedudukan titik-titik yang masing-masing menggambarkan tingkat maksimum
yang ditawarkan di pasar pada tingkat harga tertentu, dengan ceteris paribus
(keadaan yang lain tetap sama). Pada gambar di atas, sumbu vertikel
menggambarkan harga (price = P), sedangkan sumbu horisontal
menggambarkan jumlah (quantity = Q) barang yang diminta.
Sifat-sifat kurva penawaran adalah:
a. selalu terletak di kuadran pertama. Nilai p dan q tidak pernah negatif dan tak
pernah takhingga. Secara matematis ditulis: 0  p  a dan 0  q  b
b. fungsi satu-satu
c. naik-miring (slope upward), bergerak dari barat daya ke timur laut
Sifat ketiga kurva penawaran ini disebabkan oleh berlakunya hukum
semakin berkurangnya kenaikan hasil (the law of deminishing returns).
2. Pergeseran Kurva Penawaran

15
Dalam kondisi ceteris paribus, penawaran suatu barang A merupakan
fungsi dari harga barang A sendiri. Secara matematis ditulis:
QSA  f  PA  , ceteris paribus.... (3.3).

Secara lengkap ditulis: Q SA  f  PA , S , F, X, T, ..... (3.4)

disini:

QSA : kuantitas barang A yang ditawarkan


PA : harga barang A
S : penawaran dari masukan-masukan (inputs)
F : keadaan alam
X : pajak/subsidi
T : selera (taste)
dan “bar”, misal S menunjukkan bahwa variabel ini konstan.
Jika kondisi ceteris paribus tidak dapat dipenuhi, artinya terjadi
perubahan inputs, keadaan alam, pajak/subsidi, maupun selera secara sendiri-
sendiri maupun simultan maka akan berakibat terjadinya pergeseran penawaran
(shift in supply) atau perubahan penawaran (change of supply). Secara grafis
akan menggeser kurva penawaran, baik ke kanan maupun ke kiri. Perubahan
kondisi ini berbeda dengan perubahan dalam kuantitas barang yang ditawarkan
yang hanya berarti pergerakan sepanjang kurva penawaran (movement along a
supply curve). Fenomena ini secara grafis disajikan pada Gambar 2.4.

S’’
S

S’

Q
Gambar 2.4. Pergeseran Kurva Penawaran

16
Pada Gambar 2.4, S, S’, dan S’’ masing-masing menyatakan kurva
penawaran mula-mula, sesudah pemberlakuan pajak dan sesudah pemberian
subsidi. Jika pemerintah menetapkan pajak maka harga barang yang ditawarkan
akan mengalami kenaikan (produsen berusaha sebesar-besarnya menggeser
bebean pajak ke konsumen) sehingga kura penawaran akan bergeser ke kiri.
Sebaliknya, untuk sejumlah komoditas tertentu, pemerintah memberikan subsidi.
Akibatnya, harga barang (yang ditawarkan di pasar) relatif mengalami
penurunan sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kanan.
3. Kasus-kasus
Sesuai dengan hukum penawaran, slope kurva penawaran bernilai positif.
Apakah kurva penawaran peristiwa pelelangan lukisan Monalisa, pelanggan
PDAM, dan pedagang sayur-sayuran berslope positif ? Jelaskan !
Lukisan Monalisa hanya sebuah. Dengan demikian, untuk berapa pun
harga, kuan-titas lukisan tak mungkin bertambah. Akibatnya, kurva
penawarannya sejajar sumbu-P.
Kurva penawaran untuk kasus PDAM berslope nol atau sejajar sumbu-
Q. Hal ini terjadi, telah ditetapkan harga tertentu, berapa pun (bertambahnya)
jumlah pelanggan (baru).
Kasus pedagang sayuran ekuivalen dengan kasus lukisan Monalisa.
Para pedagang membawa sayuran dalam jumlah tertentu ke pasar pada suatu
hari dan harus laku pada hari itu juga karena ancaman rusak, berapa pun
harganya. Akibatnya, kurva penawaran sejajar sumbu-P.

C. Keseimbangan Pasar
Kurva permintaan dan penawaran merupakan representasi perilaku
konsumen dan produsen dalam hal transaksi barang dan jasa melalui
mekanisme pasar. Secara grafis, perpotongan antara kurva permintaan dan
penawaran akan menentukan tingkat harga keseimbangan dan jumlah barang
yang ditransaksikan.
Dari Tabel 2.1 dan 2.2 dapat disusun skedule permintaan dan
penawaran dan disajikan dalam Tabel 2.3.

17
Tabel 2.3. Skedule Permintaan dan Penawaran Barang X
Kondisi Harga Barang (Ribuan Kuantitas Barang yang Kuantitas Barang yang
rupiah/unit) 3
Diminta ( m /bulan)
3
Ditawarkan ( m /bulan)
A 5 8 18
B 4 10 15
C 3 13 13
D 2 18 6
E 1 25 0

Dari Tabel 2.3 dapat dikemukakan, pada kondisi C, untuk tingkat harga
Rp 3.000,00 kuantitas barang yang diminta konsumen sebesar 13.000 m3 /bulan
sedangkan produsen menawarkan barang sejumlah 13.000 m3 /bulan pada
tingkat harga Rp 3.000,00. Akibatnya, keinginan konsumen sama dengan
harapan produsen. Dengan kata lain, telah tercapai keseimbangan pasar untuk
sejumlah 13.000 m3 / bulan pada tingkat harga Rp 3.000,00.
Pada tingkat harga yang lebih tinggi, misalnya Rp 4.000,00, jumlah yang
ditawar-kan sebanyak 15.000 m3 /bulan sedangkan jumlah yang diminta
konsumen hanya 10.000 m3 /bulan sehingga terjadi kelebihan penawaran
(surplus) sebanyak 5.000 m3 / bulan. Surplus ini akan mendorong harga turun
kembali ke tingkat keseimbangan. Sebaliknya, pada tingkat harga yang lebih
rendah, misalnya Rp 2.000,00, jumlah yang ditawarkan hanya sebanyak 6.000
m3 /bulan sedangkan jumlah yang diminta konsumen sebesar 18.000 m3 /bulan
sehingga terjadi kekurangan penawaran (shortage) sebanyak 12.000 m3 / bulan.
Kekurangan ini akan mendorong harga naik kembali ke tingkat keseimbangan.
Contoh:
Kurva permintaan dan penawaran barang A dirumuskan sebagai berikut.
qDA  p2  p  2 dan qSA  2 p  8
Tentukan harga dan kuantitas keseimbangan barang A.
Jawab:
Keseimbangan dicapai jika q DA  qSA .

Akibatnya, p2  p  2  2p  8

18
 p2  3p  10  0
  p  5 p  2  0
p = -5 (tidak memenuhi)
p=2  q=4
Jadi, pada kondisi seimbang, kuantitas barang yang diminta (dan
ditawarkan) sebanyak 4 unit pada tingkat harga 2 satuan.

D. Rangkuman
1. Permintaan suatu barang mencerminkan perilaku konsumen, dan
menggambarkan hu-bungan fungsional antara harga dan kuantitas barang
yang diminta.
2. Penawaran suatu barang mencerminkan perilaku produsen, dan
menggambarkan hu-bungan fungsional antara harga barang di pasar dan
kuantitas barang yang ditawarkan produsen.
3. Perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran akan menentukan
tingkat harga keseimbangan dan jumlah barang yang ditransaksikan.

Latihan 1
1. Jelaskan terjadinya hukum permintaan yang turun miring (the law of
downward-sloping demand) !
2. Giffen Paradox merupakan salah satu kekecualian berlakunya hukum
permintaan. Jelaskan !
3. Jelaskan perbedaan antara pergeseran penawaran (shift in supply) dengan
pergerakan sepanjang kurva penawaran (movement along a supply curve).

Latihan 2
Tentukan harga dan kuantitas keseimbangan bila kurva permintaan dan
penawaran dirumusakan sebagai berikut.
q q2
1. q  16  2 p dan q  4p  p2 2. q  130  4 p dan p  10  
5 100

19
30  q q q2
3. p  16  q 2
dan p  4q 4. p  dan p  2  
4 5 20
q2
5. p  39  3q 2
dan p  9 q  12 6. q  36  p dan p  6 
4

7. p  39  3q2 dan p   q  2 8. q  64  8p  2 p2 dan q  10p  5p2


2

q 300 q2
9.  q  6 p  12  144 dan p  2  10. p   20 dan p  4 
2 q  10 2

20

Anda mungkin juga menyukai