Anda di halaman 1dari 14

A.

        PENGERTIAN SEJARAH

1.secara etimologi

a.                   sajaratun (arab : pohon)


b.                  story (inggris : peristiwa masa lalu)
c.                   historia (yunani : yang diketahui)
d.                  geschict (jerman : sesuatu yang telah terjadi)
2.      menurut para ahli
a.                   herodotus ( bapak sejarh dunia ) , yaitu suatu kajian untuk menceritakan suatu
perputaran jatuh bangunnya seorang tokoh, masyarakat dan peradaban
b.                  aristotie (aristoteles), suatu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun
dalam bentuk kronologi
c.                   r.g. colling wood, suatu bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan
manusia pada masa lampau
d.                  e.h. carr, dialog yang tidak pernah selesai antara masa sekarang dengan masa lampau
e.                   sheper, peristiwa yang telah lalu dan benar-benar terjadi
f.                   dan masih banyak lagi.
3.      secara istilah
yaitu artinya sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau
kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

B.                 CIRI-CIRI UTAMA SEJARAH

1. peristiwa yang abadi, karena peristiwa tersebut tidak berubah rubah dan akan
dikenang sepanjang masa
2. peristiwa yang unik, karena hanya terjadi 1 kali dan tidak akan pernah terulang
persis sama untuk kedua kalinya
3. peristiwa yang penting, karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan
orang banyak

C.                 UNSUR UNSUR SEJARAH

1. change (perubahan)
2. space (ruang/tempat)
3. human activity (aktivitas manusia)
4. continiuty (berlanjut/terus menerus)

 kronologi dalam sejarah


   àyaitu penyusunan peristiwa sejarah secara urutan waktu
   àtujuannya yaitu untuk menghindari kerancuan

Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya.


Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa
berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk
membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait
peristiwanya.
 Cara berfikir diakronik dalam mempelajari sejarah
Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu
sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah
akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai
waktu B.
Contoh:
1.    Perkembangan Sarekat Islam di Solo, 1911-1920
2.  Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930
3.  Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949
4.  Gerakan Zionisme 1897-1948
 
Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah
        Sedangkan ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya  ilmu sosial meluas
dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap
pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan
peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu
kondisi seperti itu.
Contoh: satu mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan
keadaan ekonomi  di Indonesia pada suatu waktu tertentu, menganalisis struktur dan
fungsi ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat itu.
Dalam sejarah kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa dan
tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu. Tujuan kronologi adalah
menghindari anakronisme atau kerancuan waktu sejarah.
Periodisasi dalam sejarah
Merupakan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahapan atau pembabakan
waktu
A. Konsep Perubahan

Perubahan adalah keadaan yang berubah. Di mana keadaan yang sekarang tidak sama dengan
keadaan yang akan datang. Kita bayangkan hari ini Indonesia masih di bawah bayang-bayang
penjajah. Kemudian sejumlah kelompok revolusioner Indonesia, baik dari kalangan orang tua
dan anak-anak muda beserta para pemikir, mulai menyusun rencana dan strategi untuk
mengeluarkan Indonesia dari penjajahan.

Berbagai gagasan dikeluarkan, ide-ide bermunculan, strategi-strategi diperhitungkan secara


matang, hingga kemudian Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia
tepat pada 17 Agustus 1945. Suatu bentuk perubahan dalam konteks sejarah bangsa kita.

B. Faktor Internal Perubahan

1. Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk

Jumlah penduduk yang bertambah akan mempengaruhi lembaga kemasyarakatan.

2. Penemuan-penemuan baru

 Invention adalah penemuan dari suatu unsur kebudayaan baru yang sudah diakui,


diterima, dan diterapkan oleh masyarakat.
 Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun
gagasan.

3. Pertentangan dalam masyarakat

Pertentangan dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan
kelompok.

4. Pemberontakan atau revolusi dalam masyarakat

Contohnya adalah Revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789 mengubah sistem
pemerintahan dari monarki menjadi republik.

C. Faktor Eksternal Perubahan

1. Lingkungan fisik

Contohnya adalah bencana tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Pasca
peristiwa tersebut menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dunia, rusaknya infrastruktur,
dan lumpuhnya aktivitas masyarakat Aceh.

2. Peperangan

Contohnya, Jerman mengalami perubahan ideologi setelah Perang Dunia II berakhir, yaitu
terbaginya Jerman Barat yang berideologi liberal (Amerika Serikat) dan Jerman Timur yang
berideologi komunis (Uni Soviet).

3. Pengaruh kebudayaan asing

Masuknya budaya baru (asing) ke dalam suatu masyarakat akan mempertemukan dua
kebudayaan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh ini disebut dengan
akulturasi yang berarti perpaduan antar dua kebudayaan atau lebih yang berbeda serta
berlangsung secara damai dan serasi, di mana kebudayaan asli (lokal) tidak hilang.

MAKNA KEBERLANJUTAN

Rangkaian peristiwa yang telah terjadi maupun yang akan terjadi merupakan peristiwa yang
berkelanjutan, sebab tidak ada peristiwa yang berdiri sendiri dan bisa dipisahkan dengan
peristiwa lainnya. Adapun konsep keberlanjutan, yaitu suatu keadaan yang telah berlangsung
lama. Keberlanjutan dalam sejarah merupakan rangkaian peristiwa di masa lalu, masa
sekarang, dan masa depan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Contohnya yang bisa kamu lihat adalah kasus korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang ada
di Indonesia. KKN yang terjadi pada era Reformasi merupakan keberlanjutan dari budaya
KKN periode Orde Baru. KKN pada masa Orde Baru merupakan keberlanjutan dari budaya
KKN periode Orde Lama, dan begitu seterusnya. Bisa kita simpulkan bahwa budaya korupsi
telah menjadi budaya yang diturunkan dari generasi satu ke generasi lainnya
1.      Zaman Praaksara adalah zaman ketika manusia belum mengenal budaya menulis (aksara).
Zaman ini dibagi dalam beberapa tahapan antara lain:

A. Zaman Paleolitikum: Kehidupan manusia pada zaman ini masih sangat sederhana ditandai


dengan penggunaan alat-alat yang juga masih sangat sederhana, kasar dan belum
dibentuk. Contoh alat yg digunakan pada zaman ini: kapak genggam, Flakes (batu
serpih) dan juga tanduk hewan. Pada zaman ini, manusia masih hidup
secara nomaden (berpindah-pindah), berburu dan menangkap ikan.

B. Zaman Mesolitikum: Zaman ini juga disebut sebagai zaman


peralihan antara Paleolitikum menuju Neolitikum. Manusia pada zaman ini sudah mulai
mencari tempat berteduh di goa. Hal ini dapat diketahui dengan ditemukannya goa tempat
tinggal (Abris sous Roche) oleh Van Stein Callenfels. Callenfels juga
menemukan tumpukan kulit kerang yg sudah
membukit disebut  Kjokkenmoddinger (sampah dapur). Alat-alat yg digunakan pada masa
ini adalah kapak sumatera (pebble). Selain itu ada juga kapak pendek dan batu
penggilingan. Contoh : Goa Lawa di Ponorogo dan Lamoncong (Sulawesi Selatan).

C. Zaman Neolitikum: Zaman ini disebut juga zaman batu muda. Pada zaman ini alat-alat batu
yang digunakan sudah diperhalus, dan berbentuk. contohnya adalah Kapak persegi atau
Beliung persegi. Manusia pada zaman ini sudah mulai tinggal menetap, dengan mendirikan
tempat tinggal yg masih sederhana dengan atap jerami dan berbentuk bulat. Masyarakat ini
juga sudah mengenal sistem bercocok tanam, meskipun masih sangat sederhana. Contoh:
Peradaban Kendenglembu (Banyuwangi) dan Kalumpang (Sulawesi).

D. Zaman Megalitikum: Zaman ini disebut juga zaman batu besar. Masyarakat di zaman ini


sudah menghasilkan alat-alat kebudayaan yang terbuat dari batu besar yang kebanyakan
digunakan sebagai upacara keagamaan. Ini berrati manusia pada zaman ini telah
mengenal sistem kepercayaan (kepada roh nenek moyang). Seperti misalnya Sarkofagus
(kubur batu), alat ini digunakan sebagai tempat meletakkan mayat (kubur). Menhir juga
termasuk alat kebudayaan pada zaman ini. Menhir adalah bangunan berupa tugu batu,
yang digunakan sebagai tempat untuk menghormati roh nenek moyang. Menhir masih
bisa kita lihat di Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Selain
Sarkofagus dan Menhir ada pula Dolmen dan Punden Berundak-undak. Fungsi Dolmen
dan Punden Berundak-undak hampir sama yaitu sebagai tempat pemujaan roh nenek
moyang. Tetapi kemungkinan besar, Punden Berundak-undak digunakan sebagai
tempat ibadah dan Dolmen digunakan sebagai tempat meletakkan persembahan
kepada roh nenek moyang.

E. Zaman Logam : Pada zaman ini alat-alat penunjang kehidupan manusia tidak lagi didominasi
oleh alat yang terbuat dari batu, tetapi beralih kepada alat-alat yang terbuat dari logam, baik
itu besi atau tembaga. Zaman ini juga bisa dikatakan sebagai zaman "modern"nya
praaksara. Uniknya alat-alat logam ini telah bernilai seni tinggi. Hal ini terlihat dari corak dan
bentuk nya. Nekara dan Moko adalah dua contohnya    Nekara berfungsi sebagai
perlengkapan upacara pemujaan nenek moyang. sedangkan Moko adalah Nekara tapi
yg ukurannya lebih ramping (kecil). Fungsi dari Moko adalah sebagai mas kawin, tapi
juga bisa digunakan sebagai alat musik karena berbentuk genderang. Moko masih bisa
ditemukan pada masyarakat Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Asal-usul Nenek Moyang bangsa Indonesia.           


            Sampai hari ini kita masih menggunakan beberapa teori tentang darimana sebenarnya
“orang Indonesia” berasal.  Beberapa teori tersebut adalah:
1. Teori AFRIKA

Menurut Teori ini, “Orang Indonesia” berasal dari Afrika. Manusia Afrika   menyebar ke luar
Afrika diperkirakan sekitar 50.000-70.000 tahun silam, menuju Asia Barat. Jalur yang
mereka tempuh ada dua, yaitu mengarah ke Lembah Sungai Nil, melintasi Semenanjung
Sinai lalu ke utara melewati Arab  dan yang kedua melewati Laut Merah. Setelah memasuki
Asia, beberapa kelompok tinggal sementara di Timur Tengah, sedangkan kelompok lainnya
melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia
Timur, Indonesia. Menurut Teori ini, ciri-ciri orang Papua menjadi bukti kuat bahwa nenek
moyang orang Indonesia berasal dari Afrika. 

2. Teori YUNAN

Menurut Teori ini, “orang Indonesia” berasal dari Yunan, China. Teori ini didukung oleh
Moh. Ali, yang berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Mongol
yang terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat sehingga melakukan migrasi menuju ke
selatan. Beberapa bukti yang menjadi dasar dari teori ini adalah ditemukannya kesamaan
alat-alat yang digunakan di Indonesia dan di Asia Tengah (wilayah China). Selain itu,
menurut Teori ini, ada kemiripan bahasa Melayu dengan bahasa di wilayah selatan
China, ini membuktikan bahwa nenek moyang orang Indonesia berasal dari Yunan, China.

Menurut Teori Yunan, kedatangan orang-orang dari Yunan ke Indonesia terjadi dalam 2
gelombang:
1.      Gelombang I yang disebut juga Melayu Tua (Proto Melayu)
2.      Gelombang II yang disebut juga Melayu Muda (Deutro Melayu)
1.      Melayu Tua (Proto Melayu)
a.      Jalur Barat : Dari Yunan (China) menuju Semenanjung Malaya (Malaysia) kemudian
ke Sumatera kemudian ke Jawa. 
b.      Jalur Timur:  Dari Yunan (China) menuju Taiwan (Formosa) kemudian
menuju Filiphina kemudian ke Sulawesi dan ke Papua. 

2.      Melayu Muda (Deutro Melayu)


a.      Jalurnya sama dengan Jalur Barat Melayu Tua, yaitu Dari Yunan
(China) menuju Semenanjung Malaya (Malaysia) kemudian ke Sumatera kemudian
ke Jawa. 

3.Teori NUSANTARA.  
Teori Nusantara menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia
sendiri, bukan dari luar. Teori ini didukung oleh Muhammad Yamin, Gorys Keraf, dan
J.Crawford.  Mereka percaya bahwa orang Indonesia asalnya dari Indonesia juga, hal
ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba di Indonesia. Bukti lain
yang ditawarkan teori ini adalah perbedaan antara bahasa Austronesia yang berkembang
di Nusantara dengan bahasa Indo-eropa yang berkembang di Asia
Tengah(China). Selain itu, pendukung teori ini berpendapat Bangsa Melayu yang ada di
Indonesia usianya sudah ribuan tahun, Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban
tinggi. Peradaban ini tidak mungkin dapat dicapai tanpa melalui proses perkembangan dari
kebudayaan sebelumnya.

ciri ciri Meganthropus, diantaranya adalah:

 Mempunyai tonjolan tajam di belakang kepala.

 Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.

 Tidak mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera.

 Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.

 Makanannya berupa tumbuh-tumbuhan.

ciri-ciri Pithecanthropus Erectus, diantaranya adalah:

1. Berjalan tegak, tetapi dalam struktur tengkoraknya mirip dengan struktur kera. Maka
dikenal juga dengan manusia kera berjalan tegak.

2. Dengan struktur tengkorak mirip kera, maka dimungkinkan ukuran otaknya kecil.

3. Menyebabkan tingkat kecerdasan jenis manusia purba ini hampir sama namun diatas
dengan insting hewan.

4. Pitecanthropus merupakan bangsa atau kaum pengumpul makanan (Food Gathering).

5. Kehidupan primitif pada masa itu tidak akan jauh berbeda dengan kehidupan kera di
masa modern. Jenis manusia purba ini sangat di elukan oleh kalangan materialis,
karena merupakan bukti adanya mahluk transisi yang menguatkan teori evolusinya
Charles Darwin.

ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis, diantaranya adalah:

 Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.


 Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.

 Tinggi sekitar 165–180 cm.

 Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).

 Memiliki rahang bawah yang kuat.

 Memiliki tulang pipi yang tebal.

 Tulang belakang menonjol dan tajam.

 Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.

ciri-ciri manusia purba pithecanthropus mojokertensis, diantaranya adalah:


1. Memiliki badan tegap
2. Tidak mempunyai dagu
3. Memiliki kening yang menonjol
4. Tinggi badan 165-180 cm
5. Mempunyai volume otak 750-1.300 cc
6. Tulang geraham dan rangnya lebih kuat
7. Tulang tengkorak tebal
8. Memiliki tulang tengkorak yang lonjong
9. Hidup sekitar 2 sampai 2,5 juta tahun yang lalu

a) Homo Soloensis

Ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar
sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak. Ciri-ciri
khusus yang dimiliki oleh manusia purba jenis ini antara lain, volume otak antara 1000
– 1300 cc; tinggi badan antara 130 – 210 cm; muka tidak menonjol ke depan; serta
berjalan tegap secara bipedal (dua kaki). Homo soloensisdiperkirakan pernah hidup
antara 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.

b) Homo Wajakensis

Ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil
yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang
leher. Ciri-ciri Homo wajakensisantara lain, memiliki muka lebar dan datar;
hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol; tulang tengkorak sudah
membulat; serta memiliki tonjolan yang agak mencolok di dahi. Homo
wajakensis diperkirakan hidup antara 40.000 sampai 25.000 tahun yang lalu.

c) Homo Floresiensis
Ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari
Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New England,
Australia pada tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter,
ditemukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil)
dengan ukurannya yang sangat kerdil.

Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM.
Ciri-ciri Homo floresiensis antara lain, tinggi badan kurang dari 1 meter; berbadan
tegap; berjalan secara bipedal; volume otak sekitar 417cc; serta tidak memiliki dagu.

d) Homo Sapiens
Bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal dari zaman holosen. Bentuk tubuh
Homo Sapiens sudah menyerupai dengan bentuk orang Indonesia sekarang. Pada
masa itu, golongan manusia ini sudah memiliki strukur organisasi dan pembagian
tugas.

 Hasil Kebudayaan Paleolithikum


Kebudayan paleolithikum merupakan kebudayaan batu, dimana manusia masih
mempergunakan peralatan yang terbuat dari batu, serta teknik pembuatanya masih kasar.
Secara garis besar, kebudayaan paleolithikum dibedakan:

a. Kebudayaan Pacitan
, ditemukan oleh Von Koenigswald, alat yang ditemukan berupa kapak genggam, serta alat
serpih yang masih kasar, yang diperkirakan hasil kebudayaan manusia jenis Meganthropus.

Alat serpih
 
b. Kebudayaan Ngandong
,

merupakan hasil kebudayaan yang ditemukan di daerah Ngandong, Ngawi, Jawa Timur, alat
yang       ditemukan berupa peralatan yang terbuat dari tulang dan tanduk rusa, yang
diperkirakan sebagai alat penusuk, belati, atau mata tombak.
Alat dari tulang dan tanduk
2. Kebudayaan Mesolithikum,
atau kebudayaan jaman batu madya. Hasil peninggalan kebudayaan adalah ditemukannya
kebudayaan Kjokkenmoddinger dan kebudayaan abris sous
roche. Kjokkenmoddinger merupakan sampah dapur yang berupa tumpukan kulit kerang,
yang di dalamnya ditemukan kapak genggam/pebble dan kapak pendek. Abris sous roche,
merupakan hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua, ditemukan peralatan dari batu yang
sudah diasah, serta peralatan dati tulang dan tanduk. Banyak ditemukan di daerah
Bojonegoro, Sulawesi Selatan, serta Besuki.

Kjokkenmoddinger

Gua tempat penemuan abris souce roche


3. Kebudayaan Neolithikum
, merupakan hasil kebudayaan jaman batu baru, dengan  pembuatan yang lebih sempurna,
serta lebih halus dan disesuaian dengan fungsinya. Alat pada masa ini digunakan untuk
pertanian dan perkebunan. Alat yang terkenal dari masa ini adalah kapak persegi dan belinug
persegi. Kapak persegi mirip dengan cangkul, digunakan untuk kegiatan persawahan dan
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kapak lonjong adalah alat dari batu yang diasah dan
berbentuk lonjong seperti bulat telur. Daerah penemuannya di Indonesia timur, seperti
Minahasa dan Papua.

Kapak lonjong dan Kapak persegi


 
 
Kapak Lonjong
 
4. Kebudayaan Logam
disebut juga hasil kebudayaan dari masa perundagian. Disebut sebagai masa perundagian
karena manusia sudah mulai mengenal dan menguasai teknologi tahap awal, dengan mulai
mengembangkan ketrampilan pertukangan untuk membuat peralatan yang sesuai kebutuhan
hidup.Pada masa itu sudah dikenal peralatan yang terbuat dari perunggu dan besi. Berikut ini
merupakan peninggalan dari masa perundagian:

 peralatan dari besi,yang berupa beliung, cangkul, mata pisau, mata tombak dan sabit
 Gerabah, yakni peralatan yang terbuat dari tanah liat, 
 Pakaian, merupakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu,
 Perhiasan, berupa gelang dan kalung, baik yang terbuat dari batu dan kerang,
maupun yang terbuat dari perunggu,  
 Nekara, merupakan tambur yang berbentuk seperti dandang terbalik, digunakan
dalam upacara pemujaan, sehingga alat ini di anggap suci. Banyak ditemukan di
Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa, Pulau Selayar, Pulau Roti.
 Kapak perunggu atau juga disebut kapak corong atau kapak sepatu.

Kapak Perunggu

Nekara

Nekara dan Moko


5. Kebudayaan Megalithikum,
ditandai dengan munculnya bangunan-bangunan yang dianggap suci dengan menggunakan
batu-batu yang berukuran besar. Kebudayaan megalitik banyak berhubungan dengan kegiatan
keagamaan terutama dalam kegiatan pemujaan roh nenek moyang. Hasil kebudayaan
megalitikum antara lain:

a.      Menhir, merupakan tiang atau tugu batu yang digunakan untuk pemujaan dan
peringatan akan roh nenek moyang.

Menhir
b.      Dolmen, merupakan bangunan seperti meja yang terbuat dari batu yang digunakan
untuk meletakan sesaji dan pemujaan arwah nenek moyang.

Dolmen

Sarkofagus dan Kubur batu


merupakan keranda yang terbuat dari batu, dan kubur batu yang terbuat dari

lempengan batu.                                         


Sarkofagus
d.    Punden berundak, merupakan bangunan untuk pemujaan dan tersusun secara
bertingkat.

 
Punden Berundak

Kehidupan Ekonomi

Squad tentu masih ingat kalau kerajaan Islam bertumpu pada perdagangan ‘kan?
Ternyata, perdagangan antarpulau dan antarnegara itu memiliki peran yang penting,
seperti menghubungkan penduduk antarpulau maupun terjadi penyebaran budaya
antardaerah.

Selain kedua hal di atas, pelabuhan yang dulu menjadi tempat berdagang masih ada
yang digunakan, lho. Lokasi tersebut masih digunakan karena merupakan lokasi
strategis untuk berdagang. Kamu bisa sebutkan salah satu contoh tempatnya?

Pulau Batam (Riau) serta Bangka dan Belitung menjadi beberapa tempat yang
memiliki lokasi strategis di Selat Malaka. (Sumber: eaglespeak.us)

Bahasa

Bahasa Melayu menjadi bahasa yang tumbuh berkembang sejalan dengan penyebaran
Islam, serta pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Bahasa Melayu sebagai bahasa
pergaulan antarsuku bangsa sehingga disebut lingua franca.

Bangsa Melayu tersebar ke mayoritas wilayah Nusantara seiring dengan pesatnya


perdagangan pada abad ke-15. Aktivitas bangsa Melayu yang menggunakan bahasa
Melayu sehari-hari semakin menyebarkan bahasa dan budaya Melayu ke berbagai
wilayah Nusantara.

Salah satu naskah huruf Arab gundul dan Bahasa Melayu Kuno. Kamu bisa
baca nggak? (Sumber: hidayatullah.com).

Jaringan Keilmuan di Nusantara

Ketika di masa jayanya, Samudra Pasai pernah menjadi pusat studi Islam di
Nusantara, dan menyiarkan Islam di wilayah Malaka. Sistem pendidikan Islam ini
diadaptasi oleh sekolah-sekolah saat ini seperti pesantren ataupun madrasah.

Pesantren Al-Kahfi Somalangu merupakan pesantren pertama di Asia Tenggara.


Sayangnya, pesantren ini tidak didirikan oleh orang Indonesia. (Sumber:
pramukapos.com).
Akulturasi Budaya Islam dengan Nusantara

Ketika pertama kali masuk, Islam tidak bisa diterima begitu saja oleh masyarakat
Nusantara, karena mereka saat itu masih beragama Hindu-Buddha atau masih
menganut animisme, dinamisme, dll. Agar dapat diterima, Islam perlu berbaur dengan
budaya asli Nusantara. Akulturasi budaya itu dapat kamu lihat pada:

1. masjid dan menara

Pada beberapa masjid peninggalan kerajaan Islam, kamu dapat melihat perpaduan
unsur budaya Islam dengan praislam. Masjid Agung Demak, misalnya. Atapnya
berbentuk seperti meru (nama gunung) yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil.
Kemudia, di bagian puncak menara masjidnya ada mustaka. Perpaduan praislam juga
ada pada menara seperti Masjid Kudus. Menara Masjid Kudus mirip candi Jawa
Timur.

Mustaka di Kubah Masjid Agung Yogyakarta (Sumber: commons.wikimedia.org).

2. Makam

Makam-makam biasanya terdapat dekat dengan masjid agung. Seperti makam sultan-
sultan Demak di samping Masjid Agung Demak, kompleks makam di Samudra Pasai,
makam sultan-sultan Aceh di Kandang XII, makam sultan-sultan Gowa di Tamalate.

 3. Seni Ukir

Pada masa Islam, mulai berkembang seni-seni kaligrafi. Ini disebabkan karena seni
ukir patung kurang berkembang karena adanya ajaran yang tidak boleh
menggambarkan manusia atau hewan. Sampai saat ini, kamu masih bisa menemukan
seni kaligrafi di banyak tempat.

4. Aksara dan Sastra

Huruf Arab-Melayu mulai dikenal pada masa kerajaan Islam Nusantara dan
digunakan dalam surat, kaligrafi, dan karya sastra. Pengaruh Persia (banyak pedagang
datang dari sana) cukup kuat pada bidang sastra seperti cerita tentang Amir
Hamzah, Bayan Budiman, dan Cerita 1001 Malam. Ada empat macam seni sastra
masa Islam yaitu:

a. Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa berisi cerita, peraturan,
dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, maupun biografis.
Contohnya: Hikayat Raja-raja Pasai dan Hikayat Iskandar Zulkarnain.

b. Babad adalah karya sastra kisahan berbahasa Jawa, Sunda, Bali, Sasak, dan Madura
yang berisi tentang sejarah dengan balutan mitos. Contohnya: Babad Tanah
Jawi dan Babad Cirebon.
c. Suluk yaitu kitab-kitab tentang tasawuf. Contohnya: Suluk Sukarsa dan Suluk
Wujil.

d. Syair adalah sajak-sajak yang terdiri atas empat baris dalam setiap baitnya.
Contohnya: syair pada nisan makam putri Pasai di Minye Tujoh.

5. Kalender

Squad pernah dengar perayaan 1 Sura di Yogyakarta? Itu adalah salah satu pengaruh
Islam yang masih bisa kamu ikuti sekarang. Akulturasi budaya pada perayaan tersebut
berawal dari penyampuran Kalender Saka dengan Kalender Islam yang akhirnya
melahirkan Kalender Jawa.

Dalam Kalender Saka, ada nama hari seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.


Sedangkan dalam Kalender Islam, ada nama bulan Muharram, Shafar, Rabiul
Awal, Rajab, Syakban, Ramadhan, dan Syawal. Selain itu, nama-nama harinya
adalah Ahad, Isnen, Tsulatsa, Arba’a, Khomis, Jumuah, dan Sabtu.

Perpaduan keduanya melahirkan Kalender Jawa yang memiliki nama


bulan Sura, Safar, Mulud, Rajab, Ruwah, Pasa, dan Sawal. Selain itu, nama-nama
harinya menjadi seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

Anda mungkin juga menyukai