WADUK
WADUK
Waduk
C. MANFAAT WADUK
Beberapa manfaat yang mampu diberikan sebuah waduk diantaranya adalah :
1. Irigasi
Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian besar
akan mengalir ke sungai-sungai, air itu dapat ditampung sehingga pada musim kemarau air
yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk
irigasi lahan pertanian.
2. Penyediaan Air Baku
Waduk selain sebagai sumber untuk pengairan persawahan juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku air minum dimana diperkotaan sangat langka dengan air bersih.
3. Sebagai PLTA
Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk dikelola untuk mendapatkan
kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah suatu sistem
pembangkit listrik yang biasanya terintegrasi dalam bendungan dengan memanfaatkan energi
mekanis aliran air untuk memutar turbin, diubah menjadi energi listrik melalui generator.
4. Pariwisata dan Olahraga Air
Dengan pemandangan yang indah waduk juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat
rekreasi dan selain tempat rekreasi juga dimanfaatkan sebagai tempat olahraga air maupun
sebagai tempat latihan para atlet olahraga air.
5. Pengendali Banjir
Dengan dibangunnya waduk maka kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan
dapat dikurangi dan pada musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi lahan
pertanian, untuk perikanan, untuk pariwisata dan lain sebagainya
D. DESAIN PERENCANAAN
1. Umum
a. Gagasan
Untuk merencanakan dan membangun sebuah bendunga/waduk harus dialaskan pada dasar
yang kuat dengan meninjau beberapa aspek yang umum :
Apakah fluktuasi besarnya air sungai sangat menjolok antara di musim hujan dan panas
sehingga persediaan airnya tidak dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
sepanjang tahun.
Apakah masalah pemindahan pemukiman penduduk dari lokasi rencana bendungan masih
dalam batas wajar sehingga akan dapat diatasi dengan baik secara etis, ekonomis dan politis.
Apakah terdapat lokasi yang cocok, sesuai dan kondisi tanah pondasi cukup kuat untuk dapat
mendukung beban tubuh bendungan tipe urugan atau beton.
b. Pengumpulan dan penujian data dasar yang ada.
Peta topografi
Peta geologi
Foto udara
Peta tata guna tanah
Peta pemilikan tanah
Catatan kegiatan di lokasi rencana dan sekitarnya.
c. Pra studi kelayakan meliputi kegiatan :
Survay geologi teknik
Survay topografi
Survay hidroklimatologi
Pra rencana bendungan meliputi :
* Pemilihan lokasi (beberapa alternatif)
* Pemilihan jenis bendungan
* Dimensi
* Perhitungan stabilitas
* Pembuatan spesifikasi teknik
* Jadwal pembuatan design detail
* Jadwal pelaksanaan konstruksi
* Rencana anggaran biaya
* Analisi ekonomi
d. Studi kelayakan
Dilakukan kegiatan yang sama dengan butir c di atas namun dengan kedalaman yang
dibutuhkan untuk studi kelayakan, dengan catatan lokasi rencana bendungan sudah
dipusatkan pada suatu tempat.
2. Perencanaan Teknis
a. Bendungan urugan
1) Karakteristik bendungan urugan
Dibandingkan dengan jenis-jenis lain, maka bendungan urugan mempunyai
keistimewaan sbb :
Pembangunannya dapat dilaksanakan pada harnpir semua kondisi geologi dan geografi yang
dijumpai.
Bahan-bahan untuk tubuh bendungan dapat digunakan batuan yang terdapat di sekitar lokasi
calon bendungan.
Karena tubuh bendungan terdiri dari timbunan tanah atau timbunan batu yang
berkomposisi lepas, maka jebolnya bendungan umumnya disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut
Longsoran yang tejadi baik pada lereng hulu maupun lereng hilir tubuh bendungan.
Terjadinya sufosi (erosi dalam atau piping) oleh gaya - gaya yang timbul dalam aliran filtrasi
yang tetjadi di dalam tubuh bendungan.
Suatu konstruksi yang kaku tidak diinginkan di dalam tubuh bendungan, karena tidak dapat
menikuti gerakan konsolidasi dari tubuh bendungan tersebut.
Proses pelaksanaan pembangunannya biasanya sangat peka terhadap pengaruh iklim, lebih-
Iebih pada bendungan urugan tanah dimana kelembaban optimum tertentu perlu
dipertahankan terutama pada saat pelaksanaan penimbunan dan pemadatannya.
2) Perancangan bendungan urugan
Pada hakekatnya eksistensi suatu bendungan telah simulai sejak diadakannya
kegiatan-kegiatan survey, perancangan, perencanaan teknis, pembangunan, operasi dan
pemeliharaan sampai akhir dari umur efektif bendungan tersebut. Semakin mendalam
pelaksanaan survay perancangan dikerjakan maka semakin mudah pula pelaksanaan
pembangunannya, karena kemunginan terjadinya modifikasi konstruksi semakin keci!.
Dari hasi analisa teknis tersebut maka akan dapat ditentukan dengan mantap hal-hal
sebagai berikut :
* Kedudukan bendungan yang paling baik.
* Tipe bendungan yang paling cocok.
* Metode pelaksanaan pembangunan yang paling efektif.
Beberapa aspek yang perlu dipelajari untuk dapat merealisir gagasan suatu bendungan
adalah : topografi, geologi teknik, pondasi, hidrologi, bahan bendungan, bangunan pelimpah,
bangunan penyadap dan lain-lain.
3) Tinggi Bendungan
Adalah jarak dari pondasi hingga permukaan air waduk pada saat bangunan pelimpah
mengalirkan air sebesar kapasitas perencanaannya, ditambah dengan tinggi jagaan tertentu
untuk dorongan angin, gelombang, tenaga pembekuan es dan gerak gempa bumi.
4) Lebar Mercusuar
Lebar mercu bendungan urugan haruslah cukup kuat untuk menjaga agar garis preatik
atau permukaan atas rembesan tetap berada di dalam bendungan pada waktunya. Lebar mercu
harns cukup untuk menahan hentakan gempa serta kekuatan gelombang, lebar mecu dari
bendungan yang rendah dapat pula dipengarnhi oleh kebutuhan sekunder seperti lebar jalan
pemeliharaan minimum sebesar 3 meter.
5) Stabilitas Konstruksi
Meripakan perhitungan konstruksi untuk menentukan ukuran (dimensi) bendungan
agar mampu menahan muatan-muatan dan gaya-gaya yang bekerja padanya dalam keadaan
apapun.
* Syarat-syarat stabilitas konstruksi :
Lereng sebelah hulu dan hilir bendungan harns tidak mudah longsor. Lereng sebelah hulu
bendungan harns stabil dan aman dalam keadaan apapun baik pada waktu waduk kosong,
penuh air maupun permukaan air turun tiba-tiba. Demikian pula untuk lereng sebelah hilir
harns stabil dan aman dalam keadaan apapun, baik pada waktu waduk kosong, penuh air
maupun permukaan air turun tiba-tiba.
Aman teradap longsoran.
Aman terhadap penurunan bendungan .
Aman terhadap rembesan.
* Keadaan berbahaya yang harus ditinjau di dalam perhitungan :
Pada akhir pembangunan dari hasil penyelidikan tanah baik di lapangan maupun di
laboratorium dapat diambil kesimpulan bahwa tanah hanya dapat dipakai secara maksimal
apabila kadar airnya mencapai optimal ini berarti pada akhir pembangunan masih terdapat
kadar air yang besar sehingga tegangan pori juga besar. Keadaan berbahaya yang hams
ditinjau adalah kemiringan sebelah hilir.
Pada waktu waduk terisi air penuh dan terdapat rembesan tetap makin tinggi permukaan air
yaitu pada saat waduk terisi air penuh mernpakan keadaan yang berbahaya, sehingga ditinjau
dalam perhitungan. Keadaan yang berbahaya yang harns ditinjau adalah kemiringan sebelah
hilir.
Pada waktu waduk terisi sebagian dan terdapat remebesan tetap. Ini perlu ditinjau karena
longsomya bendungan tergantung dari beberapa faktor yang kadang-kadang berbahaya justru
bukan pada saat waduk penuh tetapi hanya sebagian saja, keadaan berbahaya yang perlu
ditinjau adalah kemiringan
Pada waduk terisi penuh dan air penuh tiba-tiba. Pada waktu waduk terisi penuh maka tekanan
porinya sangat besar, bagian dalam waduk mendapatkan tekanan keatas sehingga beratnya
berkurang, pada waktu permukaan air turun tiba-tiba maka air dari pori-pori akan sangat
lambat keluarnya, sehingga masih terisi air dan dalam keadaan jenuh maka beratnya
bertambah besar karena tekanan air keatas tidak ada lagi. keadaan bahaya yang harns ditinjau
adalah disebelah hulu.
* Muatan dan gaya-gaya yang harns diperhitungkan
Gaya-gaya yang bekerja pada tubuh bendungan adalah gaya berat (berat dari
bendungan) tekanan hidrostatis, gaya angkat, gaya gempa. Gaya-gaya ini dirambatkan ke
pondasi dan tumpuan bendungan, yang bereaksi terhadap bendungan dengan gaya sarna besar
dan berlawanan yaitu reaksi pondsi. Pengarnh dari tekanan yang disebabkan endapan
sedimen di dalam waduk dan gaya-gaya dinamik yang disebabkan oleh air yang mengalir
diatas bendungan meungkin perlu dipertimbangkan dalam hal-hal khusus.