Anda di halaman 1dari 6

Contoh Soal Metoda NTU-Efektivitas

Nama : Siti Ambar Khalis


NPM : 1406533434
Kelompok/ Jurusan : 2/ Teknologi Bioproses
Materi Bahasan : Contoh soal Metoda NTU-Efektivitas
Outline : 1. definisi
2. contoh soal dan pembahasan

PEMBAHASAN

Metode NTU merupakan metode berdasarkan efektifitas alat penukar kalor dalam
memindahkan sejumlah kalor tertentu. Metode ini menggunakan efektifitas untuk
menghindarkan suhu keluar yang tak diketahui dan menghasilkan penyelesaian untuk
efektifitas dengan menggunakan parameter-parameter lain yang telah diketahui (m, c, A, dan
U). Pendekatan LMTD dalam analisis penukar kalor berguna bila suhu masuk dan suhu
keluar diketahui atau dapat ditentukan dengan mudah sehingga aliran kalor, luas permukaan,
dan koefisien perpindahan kalor menyeluruh dapat ditentukan. Bila harus menentukan suhu
masuk atau suhu keluar, analisis akan melibatkan prosedur iterasi. Dalam hal demikian,
analisis akan lebih mudah dilaksanakan dengan menggunakan metode yang berdasarkan atas
efektivitas penukar-kalor dalam memindahkan sejumlah kalor tertentu/metode NTU-
Efektivitas.
Keunggulan metode ini adalah untuk menganalisis soal-soal dimana dalam soal
tersebut harus membandingkan berbagai jenis penukar kalor guna memilih jenis yang terbaik
untuk melaksanakan sesuatu tugas pemindahan kalor tertentu dan sangat bermanfaat dalam
merancang alat penukar kalor. Metode ini diaplikasikan bila suhu masuk dan suhu keluar
diketahui atau dapat ditentukan dengan mudah.
Walaupun bagan-bagan NTU-efektivitas sangat bermanfaat dalam soal merancang
alat penukar kalor, ada pula penerapan lain yang memerlukan ketelitian yang lebih tinggi dari
yang biasa didapatkan dari grafik. Selain itu, prosedur merancang mungkin banyak
menggunakan komputer, yang memerlukan adanya persamaan analitis untuk kurva-kurva itu.
Persamaan-persamaan efektivitas dirangkum dalam daftar di lampiran. Dalam banyak hal,
tujuan analisis ialah untuk menentukan NTU dan untuk itu dapat dibuat suatu persamaan
eksplisit untuk NTU dengan menggunakan efektivitas dan perbandingan kapasitas.

1
Contoh Soal:
Dalam sebuah alat penukar kalor aliran silang, digunakan gas panas (Cp = 1,09 kJ/kg oC)
untuk memanaskan 2,5 kg/s air dari suhu 35 oC hingga 85oC. Gas masuk pada suhu 200oC dan
keluar pada suhu 93oC. Koefisien perpindahan kalor menyeluruh sebesar 180 W/m 2oC.
Hitunglah luas penukar kalor dengan menggunakan
a) LMTD
b) Metode NTU-efektifitas

Diketahui:

 Laju alir massa air = ṁ c = 2,5 kg/s


 Suhu awal Air = Tc1 = 35Oc
 Suhu akhir Air = Tc2 = 85oC
 Suhu awal Gas = Th1 = 200oc
 Suhu akhir Gas = Th2 = 93oC
 Koefisien Kalor menyeluruh = U = 180 W/m2 oC

Ditanya: Luas Penukar Kalor (A) ?

Asumsi:

 Digunakan Heat Exchanger Aliran Silang


 Kedua fluida ( Air dan Gas) pada Heat Exchanger tidak bercampur

Gambar 11. Heat Exchanger aliran silang tak campur

(Sumber: : J.P. Holman. 1997. Perpindahan Kalor edisi 6, Jakarta: Penerbit Erlangga)

2
Metode LMTD

Pada dasarnya, proses transfer kalor pada Heat Exchanger berlaku:


Qditerima = Qdilepas
Dimana, nilai perpindahan kalor yang ditransfer sebesar
q=ṁ air x c air x ∆ T air
kg J
q=2,5 x 4180 x ( 85−35 )O C
s kg
J
q=522500
s .O C

Dalam metode LMTD ini q juga dapat diukur dengan persamaan berikut, dimana
dapat dipakai untuk menentukan luas Heat Exchanger
q=U . A . F . ∆ T m

Mencari Nilai ∆ T m
( T h 1−T c 2 )−(T h 2−T c 1)
∆ T m=
ln [¿ ( T h 1−T c2 ) /(T h2 −T c 1)]¿
( 200−85 )−(93−35)
∆ T m=
( 200−85 )
ln[¿ ]¿
(93−35)
57
∆ T m= =83,2o C
ln 1,98
Mencari nilai F (factor koreksi), dengan menggunakan grafik factor koreksi untuk
Heat Exchanger Aliran Silang sekali lintas, kedua fluida tak campur.

3
Untuk mencari nilai F dari grafik, maka harus menghubungkan korelasinya dengan P
dan R :
Tc 2−Tc 1 85−35
P= = =0,3
Th 1−Tc 1 200−35
Th 1−Th 2 200−93
R= = =2,14
Tc 2−Tc 1 85−35
Sehingga didapatkan
F = 0.93
Untuk mencari nilai A, pakai persamaan diatas yaitu
q=U . A . F . ∆ T m
q
A=
U . F.∆Tm
522500
A=
180 x 0,93 x 83,2
A=37 ,5 m2

Metode NTU- Efektivitas

Mencari laju alir massa gas

Qditerima = Qdilepas

ṁ c cc ∆ T c =ṁ h ch ∆ T h

ṁc c c ∆ T c
ṁh=
ch ∆ Th

2,5 .4180 .(85−35)


ṁ h=
1090 .(200−93)

kg
ṁ h=4,48
s

Mencari nilai laju kapasitas kalor

W
C c ¿ ṁ c cc =2,5.4180=10450

W
C h ¿ ṁ h c h=4,48 .1090=4883,2

4
Diketahui bahwa C h< Cc , maka gas yang memiliki laju kapasitas C h merupakan
fluida minimum. Sehingga

C min 4883,2
C= =
Cmaks 10450

C=0,467

Nilai efektivitas untuk system ini akibat fluida panas yang merupakan fluida
minimum :

∆ T hot T h 1−T h 2
∈= =
∆ T max T h 1−T c 1

200−93
∈=
200−35

∈=0,648

Selanjutnya untuk mencari nilai A, maka digunakan persamaan NTU yang didapatkan
nilainya dengan pendekatan grafik.

UA
NTU max=
Cmin

Grafik yang digunakan merupakan grafik efektivitas untuk Heat Exchanger aliran
silang pada fluida tak campur.

5
Dimana nilai NTU max yang didapat dari pendekatan tersebut adalah :

NTU max=1,35

Maka nilai luas Heat Exchanger adalah

UA
NTU max=
Cmin

NTU max . Cmin


A=
U

1,35 . 4883,2 W /℃
A=
W
180 2 ℃
m

A=36 , 63 m2

DAFTAR PUSTAKA

Holman, J. P. 2010. Heat Transfer: Chapter 4 – Unsteady-State Conduction, Tenth Edition.


New York: McGraw-Hill.

John H Lienhard IV dan John H Lienhard V. 2000-2011. A Heat Transfer Textbook, Third
Edition. Cambridge Massachusetts: Phlogyston Press.

Anda mungkin juga menyukai