Anda di halaman 1dari 70

WORKING PAPER 6

Studi
Pengembangan
Organisasi
WORKING PAPER 6

Studi
Pengembangan
Organisasi

Oleh:
Jessica Mackenzie dan Rebecca Gordon

Februari 2016
Studi Pengembangan Organisasi

Pandangan penulis yang diungkapkan dalam publikasi ini tidak mencerminkan


pandangan Pemerintah Australia, Pemerintah Indonesia, atau Knowledge Sector
Initiative. Semua entitas di atas tidak bertanggung jawab atas apa pun yang timbul
akibat dari publikasi ini. Perspektif yang ditawarkan dalam publikasi ini adalah milik
penulis dan tidak mencerminkan pandangan dari Overseas Development Institute
atau program Research and Policy in Development (RAPID). Penulis berterima kasih
kepada Mirisa Hasfaria, Gatot Widayanto, Louise Ball, Julie Hind, John Young, Louise
Shaxson dan Ajoy Datta.

ii
Abstrak
“Pengembangan organisasi” sering kali tak dipahami artinya. Padahal,
mereka yang bekerja dalam pengembangan internasional
kemungkinan besar telah terlibat di dalamnya. Pada dasarnya,
pengembangan organisasi adalah upaya terencana di tingkat
organisasi untuk mencapai sasaran strategis secara lebih efektif dan
efisien. Laporan ini mengacu pada kajian terkini, contoh praktik apik,
wawancara, dan studi kasus tentang pengembangan organisasi untuk
menyaring kerangka dan rekomendasi yang bermanfaat untuk
kegiatan pada masa mendatang. Makalah disusun untuk mengatasi
berbagai tahapan dan komponen proses perubahan organisasi.

Studi Pengembangan Organisasi iii


Pesan Kunci
• Terdapat banyak informasi dan pustaka tentang pengembangan
organisasi. Makalah ini memadukan kerangka dan praktik terbaik yang
bermanfaat bagi organisasi yang ingin mencapai sasaran strategis secara
lebih efektif dan efisien.
• Pengembangan organisasi merupakan hal yang kompleks dan
membutuhkan perencanaan. Sangat penting untuk memetakan konteks
organisasi tempat Anda ingin menjadi katalisator perubahan.
• Ada banyak model tentang cara mengelola proses perubahan. Beberapa
model yang paling bermanfaat adalah Proses Delapan Langkah Kotter;
Model Akselerasi Perubahan General Electric; Kerangka 7-S McKinsey;
dan pendekatan European Centre for Development Policy Management.
• Agar efektif, pengembangan organisasi harus mencakup kegiatan di
tingkat kelembagaan dan individu.
• Terdapat banyak teknik monitoring dan evaluasi untuk pengembangan
organisasi, termasuk pemetaan hasil, teknik “perubahan paling signifikan”,
serta pedoman dan checklist yang dikembangkan oleh Institut Bank Dunia
(World Bank Institute).

iv
Daftar Isi

Abstrak..................................................................................................................................................
Pesan Kunci..........................................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................................
Singkatan dan Akronim.......................................................................................................................6

Bab 1: Pendahuluan..........................................................................................................................7
1.1 Apa Itu Pengembangan Organisasi?...................................................................................7
1.2 Pendekatan Pengembangan Organisasi Terkini di Indonesia ............................................8
1.3 Makalah Ini .........................................................................................................................9

Bab 2: Memetakan Konteks Organisasi .......................................................................................11


2.1 Mengetahui Mazhab Pengembangan Organisasi Anda ................................................... 11
2.2 Jangan Melupakan Faktor yang Tak Kasatmata ..............................................................12
2.3 Mengetahui Siapa yang Harus Ditempatkan di Pusat Strategi .........................................12
2.4 Memahami Perbedaan Budaya di Lingkungan Anda .......................................................12
2.5 Bersiaplah Menyesuaikan Diri Saat Terjadi Perubahan dari Lingkungan yang Kompleks .14
2.6 Anda Dapat Gagal, Bersiaplah Menghadapinya ..............................................................16
2.7 Menentukan Kesiapan Organisasi ....................................................................................16
2.8 Bersiaplah Ketika Perubahan Organisasi Terjadi Tiba-tiba. Jika Rencana Anda Linear,
Mungkin Tidak Akan Cocok dengan Kenyataan................................................................20
2.9 Mengakui Bahwa Pengembangan Organisasi Bersifat Politis dan Pentingnya Memahami
Konteks..............................................................................................................................21

Bab 3: Melaksanakan Intervensi Pengembangan Organisasi.....................................................22


3.1 Apa Saja Jenis Kegiatan Pengembangan Organisasi?.....................................................23
3.2 Apakah Sebaiknya Menerapkan Satu atau Beberapa Jenis Kegiatan Pengembangan
Organisasi? .......................................................................................................................23
3.3 Bagaimana Sebaiknya Hibah Dana Inti Disalurkan? ........................................................24
3.5 Bagaimana Mengintegrasikan Kelompok Organisasi yang Melakukan Kegiatan
Pengembangan Organisasi Serupa? ................................................................................27
3.6 Bagaimana Menjamin Kegiatan Pengembangan Organisasi Tersebar dengan Efektif ke
Seluruh Organisasi?..........................................................................................................28
3.7 Bagaimana Memilih Organisasi Terbaik untuk Diajak Bekerja Sama?..............................30

Studi Pengembangan Organisasi v


Bab 4: Mengelola Proses Perubahan ...........................................................................................31
4.1 Model Apa yang Digunakan Sektor Swasta?....................................................................31
4.2 Bagaimana Menciptakan Pendekatan yang Komprehensif?.............................................35
4.3 Model Apa yang Telah Diciptakan dan Digunakan dalam Kegiatan Pengembangan
Internasional?....................................................................................................................37
4.4 Pertimbangan “Pengetahuan-ke-Kebijakan” Khusus Apa yang Terdapat dalam Kajian
tentang Mengelola Proses Perubahan?.............................................................................38

Bab 5: Mengukur dan Mengevaluasi Pengembangan Organisasi..............................................43


5.1 Bagaimana Mengukur Perubahan Perilaku dalam Tiga Tahap Mudah (Pemetaan Hasil).43
5.2 Bagaimana Mengumpulkan Kisah Signifikan untuk Mendemonstrasikan yang Telah Anda
Capai (Teknik Perubahan Paling Signifikan)......................................................................44
5.3 Bagaimana Mendorong Organisasi untuk Belajar dari Pengalaman dan Menyesuaikan
dengan Kebutuhan (Siklus Pembelajaran Aktif).................................................................45
5.4 Pedoman dan Checklist yang Terkonsolidasi....................................................................45

Bab 6: Kesimpulan..........................................................................................................................51

Lampiran A: Daftar Pustaka.............................................................................................................52


Lampiran B: Catatan Panduan dari Pedoman WBI untuk Mengevaluasi Hasil Pengembangan
Kapasitas.....................................................................................................................63
Lampiran C: WBI Diagram – Menelusuri Berbagai Proses Perubahan............................................70
Lampiran D: Checklist untuk Kerangka 7-S McKinsey.....................................................................71
Lampiran E: Checklist untuk Kesiapan Organisasi dari Learning Network on Capacity
Development................................................................................................................73
Lampiran F: Wawancara dengan Ahli...............................................................................................75

vi
Singkatan dan Akronim
5Cs Lima Kapabilitas

CSIS Centre for Strategic and International Studies

DFAT Department of Foreign Affairs and Trade (Australia)

DPME Department of Planning, Monitoring and Evaluation (Afrika Selatan)

ECDPM European Centre for Development Policy Management

IDRC International Development Research Centre (Kanada)

KSI Knowledge Sector Initiative

NGO Organisasi non-pemerintah

ODI Overseas Development Institute

OECD Organisation for Economic Co-operation and Development

PO Pengembangan Organisasi

RAPID Research and Policy in Development

SMERU (Dahulu) Social Monitoring and Early Response Unit

TAF The Asia Foundation

WBI World Bank Institute

Studi Pengembangan Organisasi vii


viii
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Apa Itu Pengembangan Organisasi?


Pengembangan organisasi (selanjutnya disebut PO) didefinisikan
beragam oleh praktisi dan ahli teori, salah satunya, karena
kompleksitasnya. Pada dasarnya, pengembangan organisasi adalah
upaya terencana yang dilakukan di tingkat organisasi untuk
meningkatkan efektivitas dan/atau memungkinkan organisasi untuk
mencapai sasaran strategisnya. Konsep ini secara resmi muncul pada
1950-an (meskipun beberapa teori mundur ke tahun 1920) dan
umumnya merujuk kepada psikolog Kurt Lewin.1 Pengembangan
organisasi mencakup teori dan praktik dari perubahan terencana dan
sistemik pada sikap, keyakinan, dan perilaku pegawai melalui program
pelatihan jangka panjang.2 PO sering kali digambarkan sebagai
“berorientasi pada tindakan”.
Biasanya, PO dimulai dengan mendiagnosis status quo dan
kebutuhan di tingkat organisasi secara saksama. PO dilakukan
antardisiplin ilmu – mengambil teknik-teknik dari ilmu perilaku, terutama
sosiologi dan psikologi (termasuk teori pembelajaran, motivasi, dan
kepribadian). Bidang-bidang terkait yang muncul meliputi pengembangan
kapasitas, pemikiran sistem, pemikiran kompleksitas, epidemiologi
klinis, dan pembelajaran organisasi.
Semakin diakui bahwa yang menghasilkan perubahan adalah
jejaring hubungan, dan kolaborasi antara organisasi dan individu yang
beroperasi dalam konteks sosial, politik, budaya, dan ekonomi –
organisasi dan individu itu sering disebut sebagai “lembaga”. Hal ini
berarti mengakui bahwa PO perlu mencakup kegiatan baik di tingkat
“kelembagaan” yang lebih tinggi dan tingkat “pribadi” yang lebih rendah
agar efektif.3 Di bawah ini tabel yang menggambarkan kemajuan
berbagai pendekatan kegiatan PO sejak 1950-an (Tabel 1).

1 Child, J. (2005), Organisation Contemporary Principles and Practice, Blackwell


Publishing, hal. 292.
2 Cacioppe, R. dan Edwards, M. (2005), Seeking the Holy Grail of organisational
development, Leadership & Organisation Development Journal 2005 26:2, 89-91.
3 Horton, D. (2002), Planning, Implementing and Evaluating Capacity Development,
Makalah Briefing ISNAR 50.

Studi Pengembangan Organisasi 1


Tabel 1: Pendahulu Pengembangan Organisasi

Istilah Dekade Pendekatan pengembangan kapasitas


Pendirian lembaga 1950-an dan • Menghasilkan lembaga sektor publik
1960-an • Fokus pada dan mendesain organisasi-organisasi yang dapat ber-
fungsi secara individu
• Model diambil dari Utara
• Pelatihan di universitas di bagian Utara
Penguatan dan 1960-an dan • Beralih ke penguatan, bukan pendirian
pengembangan 1970-an • Menyediakan alat bantu untuk meningkatkan kinerja
kelembagaan • Fokus masih pada organisasi secara individu dan pelatihan di Utara
Manajemen pengem- 1970-an • Menjangkau kelompok sasaran yang sebelumnya terabaikan
bangan dan admin- • Fokus pada peningkatan sistem pelaksanaan dan program publik
istrasi untuk menjangkau kelompok sasaran
Pengembangan 1970-an dan • Pengembangan adalah tentang manusia; munculnya pengembangan
sumber daya ma- 1980-an yang berfokus pada manusia
nusia • Sektor utama yang menjadi sasaran adalah: pendidikan, kesehatan,
dan populasi
Institusionalisme 1980-an dan • Pengembangan kapasitas diperluas menjadi tingkat sektor (pemerin-
baru 1990-an tah, LSM, dan swasta)
• Fokus pada jaringan dan lingkungan eksternal
• Perhatian pada membentuk perilaku ekonomi nasional
• Munculnya isu-isu keberlanjutan dan menjauh dari fokus pada proyek
Pengembangan Akhir 1980- • Penilaian ulang untuk istilah kerja sama teknis (TC)
kapasitas an dan • Menekankan pentingnya kepemilikan dan proses lokal
1990-an • Pendekatan partisipatif sebagai kuncinya
• Dianggap sebagai “cara untuk melakukan pengembangan”
Pengembangan 2000-an • Peningkatan partisipasi dalam pengembangan kapasitas
kapasitas/jaringan • Penekanan pada pembelajaran dan adaptasi terus-menerus
pengetahuan • Menyeimbangkan manajemen berbasis hasil dengan keberlanjutan
jangka panjang
• Pendekatan sistem dan munculnya pembicaraan tentang kompleksi-
tas sistem
• Penekanan pada penilaian/analisis kebutuhan
• Memperluas jaringan pengetahuan berbasis TIK
• Peningkatan koordinasi donor

Sumber: Sebagaimana dikutip dari Blagescu dan Young (2006)

1.2 Pendekatan Pengembangan Organisasi tersebut bukanlah ranah kajian baru di Indonesia.
Terkini di Indonesia Biasanya, dukungan diberikan dalam tiga bentuk:
Memahami PO merupakan kunci dari fungsi (i) dukungan donor untuk proyek-proyek
Knowledge Sector Initiative (KSI) di Indonesia. penelitian (termasuk kolaborasi internasional,
KSI adalah program yang khusus ditujukan untuk pendanaan untuk proyek penelitian bersama
mencapai berbagai bentuk PO guna membantu antara peneliti Indonesia dan asing); (ii)
mengembangkan kualitas kebijakan publik. KSI perbantuan personel ke lembaga penelitian
bekerja dalam bidang-bidang PO yang lebih Indonesia; dan (iii) dukungan donor untuk
tradisional (dalam mendukung organisasi infrastruktur penelitian lokal.4
penelitian dan lembaga advokasi) dan dalam Gambaran ringkas tentang isu-isu kunci yang
bidang-bidang yang lebih bertema dan belum telah diidentifikasi merupakan fondasi penting
dijajaki (dalam mendukung dinas-dinas untuk berbagai studi dalam bidang ini. Sejumlah
pemerintah dan lembaga perantara). lembaga penelitian telah menjalankan hal ini. The
Hingga saat ini sejumlah pendekatan untuk Social Monitoring and Early Response Unit
meningkatkan PO lembaga penelitian di (SMERU) salah satu contohnya. Didirikan pada
Indonesia telah diterapkan. Sehingga, hal
4 McCarthy dan Ibrahim, (2005), hal. 20.

2
1998, saat ini Institut SMERU adalah salah satu organisasi penelitian dan universitas di Indonesia
pusat penelitian dan analisis kebijakan menyebabkan masukan-masukan tadi belum
independen paling ternama di Indonesia. Kajian berujung pada hasil sektor pengetahuan yang
direktur pertama SMERU mengidentifikasi faktor- lebih baik.6 Donor dan pelaku PO semakin
faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan mengenali hambatan-hambatan tersebut, dan
lembaga tersebut, termasuk komitmen terhadap akan memperoleh manfaat dengan adanya
pernyataan visi yang jelas, yang dapat dijalankan dukungan tambahan dalam: (i) mendiagnosis
dan diukur, dan perhatian khusus untuk menjamin organisasi mana yang dapat diajak bekerja sama;
kebijakan yang konsisten dalam perekrutan, (ii) membuat organisasi mampu mendiagnosis
pemberian kompensasi, dan pelatihan.5 Namun, diri sendiri secara lebih baik; dan (iii) menjalankan
tanpa berlanjutnya hibah dana inti yang telah intervensi mana yang memiliki kemungkinan
diterima selama satu dekade terakhir, SMERU terbesar untuk mencapai hasil yang lebih baik.
harus berjuang untuk mempertahankan Upaya-upaya PO sebelumnya dilakukan
independensinya sebagai lembaga penelitian terpencar, berbasis proyek, dan tidak
yang berkelanjutan. Bahkan dengan bantuan berkelanjutan. Memang ada beberapa yang
dana, SMERU tidak akan mampu membayar gaji terbukti sukses,7 tapi tetap belum mampu
stafnya apabila terlalu banyak dari mereka yang menjawab konteks lingkungan pendukung yang
bergelar PhD. Selain itu, hubungan antara hibah lebih luas atau permintaan penelitian dari
dana inti dan upaya PO lain di internal tidak jelas. pembuat kebijakan.8 Pada akhirnya, memberikan
Meskipun hingga saat ini pendanaan sudah pasti pelatihan dan keterampilan berbasis proyek tidak
membantu stabilitas keuangan, belum tentu sama dengan “pengembangan prosedur dan
diperoleh tingkat independensi intelektual yang sistem organisasi yang menyalurkan kemampuan
diharapkan. manusia” yang merupakan bagian dari PO.9
Sejumlah donor memberikan dukungan untuk
membina kegiatan PO. Sebagian besar 1.3 Makalah Ini
“dukungan penelitian” diberikan dalam bentuk Makalah ini memadukan kajian global tentang
tugas proyek penelitian atau twinning arrangement PO, mengambil contoh praktik terbaik dari praktisi
dengan universitas lain. Dalam menugaskan PO terpilih, dan menerapkannya ke dalam
proyek-proyek jangka pendek ini, donor pasti kegiatan KSI. Makalah ini menyaring sejumlah
memiliki prioritas sendiri, yang mungkin tidak besar pustaka (yang sering kali sangat bersifat
sejalan dengan rencana jangka panjang PO, atau konseptual) yang paling bermanfaat bagi mitra
dengan rencana para pembuat kebijakan yang KSI di sektor pengetahuan, dan mengemasnya
lebih luas dan sasaran pembangunan nasional. dengan cara yang mudah diakses.
Hasilnya, para peneliti utama sering kali terlalu Laporan ini disusun untuk membahas berbagai
berkomitmen pada proyek dan tidak mempunyai tahap dan komponen dari proses perubahan
waktu atau bersedia untuk membimbing staf lain organisasi.
atau terlibat dalam reformasi organisasi yang Bab dua mengkaji kajian terkini dan contoh
bermakna untuk lembaga mereka. Hingga saat praktik tentang pemetaan konteks organisasi
ini, upaya-upaya PO berhadapan dengan tempat pengembangan kapasitas terjadi.
kenyataan tersebut, dan pendekatan yang Mempertimbangkan bahwa perubahan kapasitas
terfragmentasi dan berbasis proyek mereka di tingkat organisasi sering kali tidak dapat
belum berhasil membangun lembaga sektor diprediksi dan jarang berlangsung secara linear,
pengetahuan yang kuat. bab ini juga mencakup pengkajian teori tentang
Dukungan donor yang signifikan dan fleksibel munculnya perubahan organisasi.
(termasuk hibah dana inti) ditambah pemberian
bantuan teknis dipandang secara luas sebagai 6 McCarthy dan Ibrahim, (2010).
fundamen upaya PO. Namun hambatan ekonomi, 7 Seperti SMERU dan Centre for Strategic and
International Studies (CSIS).
hukum, politik, dan kelembagaan yang dihadapi
8 McCarthy dan Ibrahim, (2005), hal. 21.
5 Sumarto, S. (2011). 9 Horton dkk. (2004), hal. 44.

Studi Pengembangan Organisasi 3


Bab tiga membahas pelaksanaan intervensi Bab enam menyimpulkan laporan dengan
PO. Bab ini mempertimbangkan berbagai jenis temuan kunci dan ringkasan tentang bagaimana
intervensi yang digunakan untuk memfasilitasi program dapat menerapkan laporan ini pada
perubahan. Ini mencakup teori dan contoh praktik kegiatan yang sedang berlangsung dan PO.
tentang pendekatan hibah dana inti, bantuan Ulasan terutama berfokus pada publikasi
teknis, komunitas praktik, dan jejaring. berbahasa Inggris dengan penekanan pada
Bab empat membahas pengelolaan proses materi terbaru. Sumber pustaka meliputi artikel,
perubahan. Mengambil dari delapan prinsip buku, kertas kerja, tinjauan, laporan, rencana
Kotter dan pendekatan lintas budaya Rhodes strategis, pidato yang terdokumentasi, blog, dan
untuk membangun kapasitas organisasi, bab ini sejumlah dokumentasi proyek yang relevan.
mencakup teori dan kerangka umum. Bab ini juga Makalah ini dilengkapi serangkaian wawancara
berisi tinjauan pustaka tentang memasukkan dengan staf KSI. Wawancara dilakukan untuk
struktur tata kelola yang eksperimental dan mengetahui pemahaman KSI saat ini terhadap
membangun kerja sama antara pemerintah dan kajian PO dan kegiatan yang akan terinformasikan
akademisi. melalui studi ini. Spesialis PO, Rahmi Yunita,
Bab lima membahas pengukuran PO. Bab ini bekerja sama dengan penulis melakukan studi
terutama membicarakan model praktik yang baik kasus. Sejumlah wawancara dilakukan dengan
untuk pemetaan hasil, siklus pembelajaran aksi, praktisi di bidang ini. Rincian terdapat di Lampiran
dan teknik perubahan signifikan. F.

4
Bab 2
Memetakan
Konteks Organisasi
S
ebelum mengerjakan kegiatan PO, langkah dasar pertama adalah
memetakan konteks organisasi tempat perubahan yang Anda
inginkan akan terjadi. Ini berarti memahami faktor-faktor yang akan
memengaruhi pekerjaan Anda, pendekatan yang mungkin secara bawah
sadar Anda bawa ke dalam kegiatan, dan sanggup menentukan “kesiapan”
organisasi untuk bekerja sama dengan Anda dan mengembangkan
sendiri inovasi-inovasi yang dibutuhkan. Hal ini sangat penting terutama
bila Anda berharap dapat bekerja sama dengan dinas pemerintah. Lebih
jauh lagi, dengan memetakan konteks organisasi, Anda terbantu
membedakan organisasi penelitian yang hanya menyetujui program yang
memperoleh pendanaan dengan mereka yang benar-benar tertarik untuk
melaksanakan program reformasi. Hal ini dapat menolong untuk
mendiagnosis siapa dan berapa banyak orang yang setuju atau
memutuskan sifat perubahan yang akan muncul dari dalam suatu
organisasi. Sehingga, Anda dapat mengidentifikasi siapa yang ingin
diajak bekerja sama di organisasi tersebut untuk memimpin proses
perubahan.
Memahami konteks organisasi juga berarti memahami bahwa
perubahan yang Anda cari belum tentu terjadi secara berurutan atau
linear, dan sering kali tidak dapat diprediksi dan tiba-tiba muncul. Bab ini
mengkaji sejumlah studi dan contoh praktik apik tentang bagaimana
memetakan konteks organisasi tempat pengembangan kapasitas dan
perubahan terjadi. Ini mencakup teori tentang kesiapan organisasi,
kerangka oleh penulis Kaplan, Richter, dan Woods, serta kompleksitas
dan teori sistem.
Bab ini membahas tentang:
• Mengetahui mazhab PO yang Anda ikuti.
• Jangan melupakan faktor yang tak kasatmata.
• Mengetahui siapa yang harus ditempatkan di pusat strategi.
• Memahami perbedaan budaya yang ada di lingkungan Anda.
• Sesuaikanlah diri saat terjadi perubahan dari lingkungan yang
kompleks.
• Bersiaplah untuk gagal.
• Menentukan organisasi yang akan Anda ajak kerja sama sudah
siap.
• Bersiaplah saat hal-hal terjadi tiba-tiba.
• Mengetahui “para pemain” Anda dan konteks politik.

Studi Pengembangan Organisasi 5


2.1 Mengetahui Mazhab PO yang Anda antara unsur-unsur tersebut dan tautan yang
Ikuti saling berhubungan dengan pengaruh
Richter menjelaskan dua mazhab utama kontekstual. Ia membedakan antara dua mazhab
tentang PO sejak awal 1920. Dalam analisisnya, PO: Utara dan Selatan. Donor Utara atau
mazhab ini dibagi menjadi pemikiran “seperti perspektif organisasi nonpemerintah
jam” (clocklike) dan “seperti awan” (cloudlike). menganggap kapasitas sebagai kemampuan
Pemikiran “seperti jam” didasari oleh asumsi untuk menyerap pendanaan lembaga donor,
bahwa perubahan organisasi dapat direncanakan bertanggung jawab atas penggunaannya, dan
dan diterapkan melalui intervensi terkendali yang mengelola proyek-proyek yang didanai. Perspektif
berujung pada pencapaian hasil yang jelas, yang Selatan dibedakan sebagai organisasi selatan
telah ditentukan sebelumnya. Pemikiran “seperti yang “memandang diri mereka ‘bagian dari
awan” melihat organisasi sebagai sistem masyarakat sipil’ yang penting dan layak, para
kompleks dengan banyak tautan yang saling pemain yang perannya adalah bekerja menuju
berhubungan antara unsur-unsur di dalam transformasi sosial, pemulihan, kehidupan lebih
organisasi dan di masyarakat luas. Akibatnya, baik bagi yang terpinggirkan, pengentasan
perubahan adalah proses yang kaos, yang tidak kemiskinan, dan menuju keseimbangan terkait
mengikuti jalan strategis yang jelas.10 Menghargai dinamika kekuasaan”.
hal tersebut dapat membantu Anda mengenali
saat orang lain berpikir berbeda, dan menelusuri 2.3 Mengetahui Siapa yang Harus
asumsinya. Para praktisi PO hendaknya Ditempatkan di Pusat Strategi
menyadari mazhab mana yang mereka ikuti Ihwal ini, Rhodes dan Antoine mengidentifikasi
sebelum terlibat dalam kegiatan dan menyadari pergeseran fokus kajian PO menjadi pemegang
bahwa tidak semua orang akan berasumsi kapasitas, bukan lagi mereka yang berkontribusi
serupa. pada kapasitas tersebut. Secara historis,
memang lebih mudah untuk menganalisis latihan
2.2 Jangan Melupakan Faktor yang Tak atau kegiatan apa yang harus dilakukan seorang
Kasatmata penasihat PO ketika bekerja dengan berbagai
Kaplan memberikan gambaran komprehensif organisasi berbeda yang ingin meningkatkan
konteks PO sebagai enam unsur yang saling efektivitasnya. Hal tersebut menjadi lebih rumit
berkaitan: visi, strategi, budaya, struktur, ketika fokusnya dibalik dan pertanyaannya
keterampilan, dan sumber materi.11 Dalam beralih pada memahami bagaimana
karyanya, Kaplan menekankan bahwa tantangan mendiagnosis kebutuhan organisasi dengan
bagi pelaku PO adalah mengenali adanya unsur lebih baik, dan bagaimana dalam hal kapabilitas,
tidak terlihat, selain unsur yang terlihat. Banyak organisasi tumbuh menjadi sekelompok individu.
proyek PO berfokus pada pemberian sumber Unsur-unsur ini kurang diamati dibandingkan
materi yang lebih nyata: mengembangkan dengan daftar kegiatan pelatihan yang harus
keterampilan, meningkatkan struktur organisasi dilaksanakan. Hal tersebut lebih memakan waktu
dan sistem. Kaplan menyoroti bahwa unsur-unsur untuk dilakukan dan harus disesuaikan dengan
yang tak kasatmata dapat diabaikan dalam daftar konteks masing-masing individu.12
prioritas donor karena sifatnya yang tidak dapat
diamati. Unsur-unsur PO yang sama pentingnya, 2.4 Memahami Perbedaan Budaya di
seperti visi, strategi, dan nilai budaya, sering kali Lingkungan Anda
dipandang sebelah mata, selain memang lebih Nilai budaya memiliki dampak terhadap
sulit untuk diukur. sejumlah elemen intervensi PO, termasuk cara
Kaplan juga menyoroti pentingnya terjadinya perubahan, persepsi tentang apakah
kompleksitas tautan yang saling berhubungan perubahan itu dibutuhkan, persepsi tentang
kepemimpinan dan kepemilikan, persepsi tentang
10 Ingrid Richter (2010), dalam: Ubels, J., Acquaye-Baddoo, risiko dan ketidakpastian, persepsi tentang
N.A. dan Fowler, A. (2010), hal.101-115.
11 Kaplan, A. (1999),hal.10-12. 12 Rhodes dan Antoine (2013), hal.4‑.

6
hubungan dan kemitraan, dan persepsi tentang seluruh dimensi pada spektrum (secara visual
bentuk keberhasilan. Rhodes dan Antoine “memetakan” mereka) untuk membantu
mengidentifikasi delapan dimensi kunci yang menjelaskan berbagai ekspektasi PO.
harus dipetakan sebelum melaksanakan kegiatan
PO: 2.5 Bersiaplah untuk Menyesuaikan
1. Jarak kekuasaan Diri Saat Terjadi Perubahan dari
2. Penghindaran ketidakpastian Lingkungan yang Kompleks
3. Orientasi pada kemanusiaan Teori sistem dan teori kompleksitas adalah
4. Kolektivisme individualisme dua perspektif berharga yang dapat membekali
5. Ketegasan pemimpin organisasi dengan pengetahuan yang
6. Egalitarianisme gender dibutuhkan dan pemahaman tentang bagaimana
7. Orientasi ke masa mendatang merespons dan beradaptasi dengan
8. Orientasi pada kinerja ketidakpastian serta tuntutan adanya perubahan
dalam sektor pengetahuan di Indonesia. Hal ini
Daftar tersebut memberikan titik awal untuk dibangun di atas gagasan bahwa kemampuan
berdiskusi antara orang-orang dari berbagai organisasi untuk mengelola dan bertahan dari
konteks budaya bekerja pada kegiatan PO, untuk perubahan menjadi semakin penting di dalam
membantu menentukan apa yang penting dalam lingkungan dengan persaingan dan globalisasi
kegiatan tersebut dan seberapa berbeda pasar semakin intensif.13
pendekatan mereka. Rhodes dan Antoine Teori sistem adalah konsep yang berasal dari
merekomendasikan pemetaan perbedaan di biologi, ekonomi, dan ilmu teknik. Teori ini

Gambar 1: Memetakan Perbedaan Budaya

Jarak kekuasaan Jarak kekuasaan


yang rendah yang tinggi

Individualisme Kolektivisme

Orientasi pada Orientasi pada


kemanusiaan yang kemanusiaan
rendah yang tinggi

Penghindaran Penghindaran
ketidakpastian ketidakpastian
yang rendah yang tinggi

Ketegasan yang Ketegasan yang


tinggi rendah

Orientasi ke masa Orientasi ke masa


mendatang yang mendatang yang
tinggi rendah

Orientasi pada Orientasi pada


kinerja yang tinggi kinerja yang
rendah

Egalitarianisme Egalitarianisme
gender yang gender yang
tinggi rendah

© Leadership Strategies Practitioners’ Handbook for Capacity


Development: A Cross-cultural Approach

Sumber: Rhodes dan Antoine (2013), hal.45.

13 Cao, G. dan McHugh, M. (2005), hal.475.

Studi Pengembangan Organisasi 7


mengkaji prinsip-prinsip dan hukum-hukum yang pergeseran yang terjadi dalam lingkungan
dapat diterapkan di berbagai sistem. Pendekatan pendukung.
sistem tertutup menganggap lingkungan eksternal Kompleksitas didefinisikan sebagai ukuran
(dan interaksi organisasi dengan lingkungan heterogenitas atau keberagaman dalam faktor
tersebut) tidak terlalu penting. Pendekatan sistem internal dan lingkungan, seperti departemen
terbuka memandang interaksi organisasi dengan pemerintah, konsumen, pemasok, sosial politik,
lingkungan eksternal merupakan hal yang vital dan teknologi.15 Teori kompleksitas berfokus pada
bagi kelangsungan dan kesuksesan organisasi.14 bagaimana bagian di tingkat mikro dalam sistem
Teori sistem mempertimbangkan komponen yang kompleks memengaruhi perilaku yang
masukan-lewatan-luaran (input-throughput- muncul dan hasil keseluruhan di tingkat makro.
output) dan interaksi, baik di dalam lingkungan Sebuah fitur penting dari paradigma teori
mereka sendiri maupun dengan lingkungan kompleksitas adalah konsep sistem adaptif
eksternal. Ini berarti unsur tujuan, orang, struktur, kompleks (CAS). Ini adalah sekumpulan sistem
teknik, dan informasi harus dikoordinasikan dan yang menyerap informasi dari lingkungannya dan
diintegrasikan dengan erat oleh struktur tata menciptakan gudang pengetahuan yang dapat
kelola atau manajemen untuk memaksimalkan membantu tindakan.16 Sistem-sistem tersebut
nilai bagi organisasi. Untuk menerjemahkan hal berguna untuk melaksanakan upaya PO dalam
ini ke dalam penataan yang lebih praktis, Woods lingkungan yang berubah dan kompleks. Pada
dkk. (2010) menguraikan perubahan internal dasarnya, jika masuk ke suatu lingkungan yang
berkaitan dengan struktur organisasi, proses, mengharuskan Anda menangani perubahan dan
dan kebutuhan sumber daya manusia, sedangkan ketidakpastian, dari awal hendaknya mencoba
perubahan eksternal meliputi undang-undang membangun fleksibilitas untuk mengkaji kembali
dari pemerintah, pergerakan pesaing, dan strategi keterlibatan Anda dan tidak merencana-
permintaan konsumen. Satu hal mendasar dalam kan terlalu banyak kegiatan yang konkret dalam
teori ini adalah segala kegiatan PO terkait erat teori perubahan Anda.
dengan (dan membantu menginformasikan) (2008)17

Tabel 2: Perbandingan Asumsi Ketika Mempertimbangkan Kompleksitas

Aspek Pendekatan perencanaan tradisional Sistem adaptif kompleks


Sumber arahan Sering kali atas ke bawah dengan Tergantung koneksi antara agen sistem
masukan mitra
Tujuan Sasaran dan struktur yang jelas Sasaran, rencana, dan struktur yang baru
muncul
Keberagaman Menghargai konsensus Mengharapkan tensi dan konflik
Peran variabel Hanya beberapa variabel yang Jumlah variabel yang tidak terhitung
menentukan hasil menentukan hasil
Fokus perhatian Keseluruhan sama dengan jumlah Keseluruhan berbeda dengan jumlah bagian-
bagian-bagian bagian
Sifat struktur Hierarkis Jaring yang saling terhubung
Hubungan Penting dan terarah Penentu dan memberdayakan
Sistem bayangan Mencoba untuk mengabaikan atau Menerima bahwa sebagian besar model mental,
melemahkan legitimasi, dan motivasi untuk tindakan berasal
dari sumber ini
Ukuran keberhasilan Efisiensi dan reliabilitas merupakan Daya tanggap terhadap lingkungan adalah
ukuran yang bernilai ukuran yang bernilai
Paradoks Mengabaikan atau memilih Menerima dan bekerja dengan paradoks,
kekuatan yang saling berlawanan, dan tensi

15 Mason, R. (2007), hal.10.


16 Mason, R. (2007), hal.18.
14 Amagoh, F. (2008). 17 Baser, H. dan Morgan, P. (2008).

8
Pandangan tentang Perilaku individu atau sistem dapat Perilaku individu dan sistem tidak dapat
perencanaan diketahui, dapat diprediksi, dan dapat diketahui, tidak dapat diprediksi, dan tidak dapat
dikendalikan dikendalikan
Sikap terhadap Dorongan untuk mencapai Pengetahuan yang beragam dan sudut pandang
keberagaman dan pemahaman dan konsensus bersama yang khusus
konflik
Kepemimpinan Formulator strategi dan pimpinan Fasilitatif dan katalisator
heroik
Sifat arahan Kendali dan arahan dari atas Pengorganisasian diri yang muncul dari bawah
Pengendalian Dirancang terlebih dahulu, kemudian Diperoleh melalui adaptasi dan
diterapkan dari pusat pengorganisasian diri
Sejarah Dapat direkayasa di masa sekarang Tergantung pada jalan yang dipilih
Intervensi eksternal Langsung Tidak langsung dan membantu menciptakan
kondisi untuk munculnya intervensi eksternal
Visi dan Desain dan prediksi terperinci. Harus Sejumlah aturan eksplisit dan beberapa
perencanaan eksplisit, jelas, dan dapat diukur spesifikasi minimum, namun berujung pada
strategi yang kompleks tapi implisit
Titik intervensi Dirancang untuk intervensi besar dan Peluang untuk perubahan muncul sendiri
terpadu
Reaksi terhadap Mencoba mengendalikan Bekerja dengan ketidakpastian
ketidakpastian
Efektivitas Mendefinisikan keberhasilan sebagai Mendefinisikan keberhasilan sebagai kecocokan
menutup celah dengan masa depan dengan lingkungan
yang lebih disukai

Sumber: Diadaptasi dari Baser dan Morgan (2008) 17

2.6 Anda Dapat Gagal, Bersiaplah 2.7 Menentukan Kesiapan Organisasi


Menghadapinya Kesiapan organisasi adalah bidang kajian PO
Laporan perihal upaya manajemen perubahan yang relatif baru, yang muncul satu dekade
pada 2007 menunjukkan bahwa hanya 10-30% terakhir.19 Sesuai judulnya, hal tersebut
intervensi yang diteliti secara formal berhasil.18 membantu menentukan seberapa siap organisasi
Persentase ini sangat rendah. Namun, penulis yang akan Anda libatkan dalam kerja sama dalam
menyebutkan bahwa para manajer yang ber- melaksanakan program PO. Daripada
tanggung jawab atas intervensi PO ini awalnya mengajukan pertanyaan biner tentang apakah
memiliki ekspektasi yang tinggi. Woods dkk. suatu organisasi siap atau tidak, lebih baik
(2010) menjelaskan bawah sering kali bertanya “seberapa siap” organisasi tersebut
“ketimpangan kinerja” diidentifikasi oleh dalam spektrum kesiapan.20 Dengan begitu Anda
pemangku kepentingan pada awal sebuah dapat secara sistematis menentukan sejauh
intervensi PO. Pada saat itulah staf dan manajer mana organisasi tersebut memiliki kondisi dan
memetakan keinginan untuk pindah dari keadaan sumber daya yang tepat untuk mendukung
yang kurang berhasrat ke keadaan lain. Sering proses perubahan. Menyarikan dari berbagai
kali ketimpangan kinerja ini sangat lebar. Hal ini teori dan pustaka dari bidang psikologi, sosiologi,
dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya antropologi, pemasaran, dan epidemiologi, para
tingkat kesuksesan. penulis kunci telah menyusun checklist.21
Hal ini terutama relevan bukan hanya untuk
melindungi investasi dalam organisasi penelitian
yang jika dibiarkan akan menjadi tidak efektif,
18 Angka berkisar 10% dari pelaksanaan PO yang tapi juga untuk melindungi hubungan yang
berhasil, dikutip oleh Oakland, J. S. & Tanner, S.
(2007), Successful change management, Total Quality
19 Cumming T. dan Worley, C. (2009).
Management, 18 (1-2), hal.1-19, atau hingga 30%
yang berhasil, menurut Kotter International http://www. 20 Cawsey, T., Deszca, G. dan Ingols, C. (2012).
kotterinternational.com/the-8-step-process-for-leading- 21 WBI (2012), Pedoman untuk Mengevaluasi Hasil
change/. Pengembangan Kapasitas.

Studi Pengembangan Organisasi 9


sensitif secara politik. Bekerja dengan dinas- mencapainya.25 Hal ini memerlukan pemetaan
dinas pemerintah untuk membantu menentukan apakah ada visi perubahan, kemauan politik,
kebutuhan pengambilan kebijakan mereka dan pemahaman siapa penghalang dan siapa
bidang yang perlu dikembangkan merupakan hal penyokong, dan apakah manajemen senior telah
yang sensitif dan sangat politis. Tingkat berkomitmen untuk mensponsori perubahan.
keterbukaan untuk bekerja sama dengan donor Terkadang tidak jelas bagi anggota organisasi
dalam menentukan kebutuhan yang bisa jadi bahwa perubahan perlu dilakukan (dan tidak
sangat pribadi dan kuat tersebut, bervariasi. Hal semua orang akan setuju). Di tingkat organisasi,
ini dapat berarti menentukan kesiapan organisasi perlu pemahaman terhadap kondisi politik dan
itu sangat sulit, namun memastikan kesiapan ekonomi yang harus berubah, termasuk kultur
tersebut menjadi lebih penting. dan motivasi organisasi dalam sektor tertentu
dan jaringan yang terkait dengan sektor tersebut.
2.7.1 Dasar-dasar Kesiapan Organisasi Di tingkat individu, ada penilaian sikap dari para
Seberapa siap organisasi (apakah organisasi pemangku kepentingan kunci.
di sisi penawaran, perantara, atau permintaan)
untuk menjalankan upaya PO? Apakah organisasi 2.7.3 Kondisi
tersebut mengerti mengapa perubahan itu perlu? Perlu ada kajian tentang aturan, struktur, dan
Kesiapan dapat didefinisikan sebagai “memiliki sistem yang perlu memberi mandat, mendukung,
kondisi dan sumber daya yang tepat untuk dan mengelola perubahan. Hal ini membutuhkan
mendukung proses perubahan; memiliki visi dan pemetaan kesamaan sasaran pemangku
tujuan yang jelas untuk perubahan yang kepentingan terhadap sasaran pengembangan,
diinginkan; memiliki motivasi dan sikap untuk cakupan perubahan, dan perundang-undangan/
terlibat dengan perubahan dan membuatnya politik/strategi yang mendukung. Di tingkat
berhasil”.22 Dalam konteks apapun, kegiatan PO organisasi, diperlukan penilaian undang-undang,
adalah tentang mengubah cara-cara yang kebijakan, struktur, dan sistem yang sudah ada;
dilakukan saat ini. Cara yang bermanfaat dalam mandat, tata kelola pemerintahan, struktur, dan
melihat kesiapan adalah sisi dari sebuah segitiga. sistem yang ada di masing-masing organisasi. Di
Sisi pertama adalah penilaian konteks dan tingkat individu, perlu melibatkan pemahaman
kesiapan Anda, sisi kedua berisi kegiatan yang uraian kerja dan ketentuan pelaksanaan.
akan Anda lakukan (intervensi PO), dan sisi
ketiga adalah bagaimana Anda akan mengelola 2.7.4 Sumber Daya
proses perubahan. Ketiganya saling menopang Perlu dilakukan penilaian tentang sumber
dan terhubung satu sama lain.23 Ketika salah satu daya manusia, fisik, dan keuangan yang
berubah, Anda sesuaikan ulang yang lainnya. dibutuhkan untuk mendukung atau memfasilitasi
Penting bagi praktisi dan donor yang mendekati perubahan. Hal ini membutuhkan pemetaan
kegiatan ini untuk memahami apakah seluruh tentang alat bantu organisasi yang sudah ada,
sistem, dan semua atau seluruh unsur di untuk membantu merencanakan, melaksanakan,
dalamnya, sudah siap. Penilaian kesiapan dan memonitor perubahan – apakah staf memiliki
perubahan menganalisis kesiagaan sikap, keterampilan yang memadai, dan apakah sumber
kondisi, dan sumber daya di semua lapis sistem.24 daya akan tersedia untuk perubahan itu sendiri.

2.7.2 Sikap Pertimbangan lebih lanjut


Penilaian kondisi politik dan ekonomi untuk Jika suatu program ingin menerapkan hal ini
perubahan dapat sangat bermanfaat sebelum di luar tiga bidang, yaitu sikap, kondisi, dan
pelaksanaan proyek PO, termasuk visi masa sumber daya, ada informasi lebih lanjut yang
depan yang berbeda dan komitmen untuk tersedia. Kondisi lebih rinci untuk menilai
kesiapan organisasi telah dibuat secara terperinci
22 LenCD, (2012). oleh Greenhalgh dkk. (2004), dan kerangka
23 Dichter, S., Gagnon, C. dan Alexander A. (1993).
24 LenCD, (2012). 25 Bossuyt, J., Shaxon, L. dan Datta, A. (2014).

10
mereka diuraikan di bawah ini (Gambar 2). memperkuat penyerapan: Jika upaya PO
Greenhalgh dkk. melihat kondisi yang berdampak relevan terhadap kinerja sasaran pengguna
pada kesiapan organisasi untuk bekerja sama dan jika upaya ini meningkatkan kinerja dalam
dengan mencantumkan beberapa temuan. bertugas, hal tersebut akan lebih gampang
Faktor-faktor tersebut dapat diadopsi suatu diadopsi. Inovasi untuk meningkatkan rele-
program, hampir seperti checklist di seluruh vansi tugas meningkatkan peluang peng-
organisasi yang rencananya akan diajak bekerja adopsian yang sukses.
sama, dan untuk menilai kemungkinan serapan • Pengetahuan yang dibutuhkan untuk
intervensi yang direncanakan melalui menggunakan inovasi itu penting: Jika
pendanaannya. Temuan Greenhalgh dkk. tentang pengetahuan yang dibutuhkan untuk
upaya terbaik PO (atau “inovasi” di dinas-dinas melakukan upaya PO dapat dikodifikasi dan
pemerintah), meliputi: dialihkan dari satu konteks ke konteks lain, hal
• Tingkat inovasi bervariasi: Setiap orang tersebut akan lebih mudah untuk diadopsi.
mengadopsi berbagai inovasi dan kemudian • Augmentasi/dukungan membantu penye-
menyebarkannya pada tingkat berbeda ke rapan: Jika teknologi diberikan sebagai
individu lainnya. “produk tambahan”, inovasi ini kemungkinan
• Mendemonstrasikan keuntungan dapat besar akan diserap.
menjadi hal yang menguntungkan: Upaya Kepustakaan juga menyebutkan delapan
PO yang memiliki keuntungan jelas dan pasti atribut agen perubahan (orang yang Anda dapat
dalam efektivitas atau efisiensi lebih mudah identifikasi di dalam organisasi atau dinas
diadopsi dan dilaksanakan. pemerintahan) untuk melakukan upaya PO dan
• Pastikan terdapat kesesuaian nilai: Inovasi proses adopsi. “Agen perubahan” didefinisikan
PO yang sesuai dengan nilai, norma, dan oleh Woods dkk. (2010) sebagai orang atau
kebutuhan sasaran pengadopsi lebih siap kelompok yang akan bertanggung jawab atas
untuk dipungut. perubahan perilaku dan pola yang sudah ada
• Kompleksitas memiliki dampak negatif: dengan cara yang suportif. Atribut ini dapat
Inovasi yang dianggap sederhana untuk bermanfaat dalam mengidentifikasi pemain di
digunakan oleh pemain kunci lebih mudah dalam organisasi yang mengerjakan kegiatan.
diserap. Atribut yang direkomendasikan adalah:
• Membantu pengujian inovasi dengan • Memahami makna jangka panjang: makna
penyerapan: Inovasi yang sasaran peng- kegiatan PO untuk pengadopsi yang disasar
gunanya dapat bereksperimen secara ter- mempunyai pengaruh kuat terhadap
batas, diadopsi dan diasimilasi lebih mudah. keputusan untuk mengadopsi.
• Membantu pengamatan dengan • Kekhawatiran selama Penggunaan di Awal:
penyerapan: Jika manfaat inovasi terlihat pengadopsian memiliki kemungkinan berhasil
oleh pengadopsi, inovasi ini akan diambil lebih lebih besar apabila pengadopsi yang disasar
mudah. terus dapat mengakses informasi dan dapat
• Penemuan ulang berujung pada tingkat mengungkapkan kekhawatiran mereka secara
pengadopsian yang lebih tinggi: Jika berkala.
pengadopsi potensial dapat beradaptasi, • Kekuatiran Pengguna Mapan: pengadopsian
menyempurnakan atau memodifikasi inovasi sangat mungkin berhasil apabila umpan balik
agar sesuai dengan kebutuhan mereka, hal ini yang memadai diberikan kepada pengadopsi
dapat diadopsi lebih gampang. yang disasar mengenai konsekuensi peng-
• Risiko berujung pada berkurangnya adopsian.
penyerapan: Jika inovasi membawa tingkat • Homofili: Pengadopsian kegiatan PO oleh
ketidakpastian hasil yang tinggi, yang diang- individu-individu memiliki kemungkinan
gap secara pribadi berisiko, kemungkinan berhasil lebih besar jika mereka memiliki latar
diadopsinya inovasi ini berkurang. belakang sosial ekonomi, pendidikan,
• Relevansi tugas dapat digunakan untuk profesional, dan budaya yang serupa.

Studi Pengembangan Organisasi 11


• Pemimpin opini (opinion leader): beberapa kebijakan memiliki banyak fungsi yang tumpang
orang memiliki pengaruh khusus terhadap tindih. Bahkan unit-unit di dalam pemerintahan
keyakinan dan tindakan dari kolega mereka. bukan menjadi aktor “permintaan”, melainkan
• Penggiat: pengadopsian inovasi oleh individu- memainkan peran di sisi penawaran atau
individu di dalam sebuah organisasi cenderung perantara (seperti Balitbang). Sebagai contoh,
akan lebih berhasil apabila individu-individu Shaxson dkk. (2012) mencatat bahwa model
kunci bersedia mendukung inovasi tersebut di struktural perantara dapat mencakup organisasi
jejaring sosial mereka. yang berada di luar pemerintah (misalnya
• Kapasitas Penyerapan untuk Pengetahuan universitas dan think tank), mereka yang berada
Baru: sebuah organisasi yang secara di dalam pemerintah (unit bukti, kebijakan, dan
sistematis mampu mengidentifikasi, strategi), dan mereka yang berada di antaranya
menangkap, menafsirkan, membagi, (komisi dan dewan penasihat).26 Mengidentifikasi
membingkai ulang, dan mengkodifikasi fungsi organisasi yang rencananya diajak bekerja
kembali pengetahuan baru akan lebih kondusif sama merupakan hal yang menantang. Salah
untuk melakukan upaya PO – organisasi satu penjelasan yang paling komprehensif adalah
tersebut dapat menghubungkannya dengan kerangka K-Star (Gambar 2), yang menyebutkan
basis pengetahuan yang sudah mereka miliki. kegiatan dalam spektrum dari perantara informasi
(memberikan informasi ke pihak lain), hingga
2.7.5 Mengetahui Peran yang Dimainkan, menerjemahkan pengetahuan, memakelari
Berencana untuk Dimainkan, atau pengetahuan, dan bahkan menjadi broker inovasi
Seharusnya Dimainkan Organisasi dalam suatu sektor.27 Namun, bahkan dengan
penjelasan ini, Jones dkk. (2012) memperluas
Sejumlah organisasi riset dan advokasi yang kerangka K-Star di bawah ini sehingga mencakup
menghasilkan penelitian untuk memengaruhi fungsi pencocokkan.

Gambar 2: Fungsi Pengetahuan dalam Pembuatan Kebijakan Berbasis Bukti


Fungsi Fungsi Fungsi
informasional relasional sistem

Perantara Penerjemah Broker Broker inovasi


informasi pengetahuan pengetahuan

Memungkinkan Membantu orang Meningkatkan penggunaan Memengaruhi konteks


akses ke informasi memahami dan pengetahuan dalam yang lebih luas untuk
dari satu atau lebih menerapkan informasi pengambilan keputusan; mengurangi biaya
sumber turut mendorong produksi transaksi & memfasilitasi
pengetahuan inovasi
Diseminasi linear Turut menghasilkan
pengetahuan dari pengetahuan, pembelajaran
penghasil ke pengguna sosial, & inovasi
Sumber: Shaxson (2012) Tersedia di: www.preventionweb.net/files/workspace/33381_knowledgebrokerin-
gandintermediaryco.pdf

26 Datta, (2013).
27 Shaxson, (2012).

12
Konsep utama peran perantara disebut yang berubah-ubah di setiap tahapan. Berbagai
sebagai “broker pengetahuan”, “pialang”, dan komponen dalam proses tersebut akan
“pekerja batas”.28 Hal ini memengaruhi jenis berinteraksi dengan cara yang berbeda-beda.
perilaku yang akan disasar kegiatan PO. Pada Produktivitas dan ketahanan akan berbeda
intinya, seperangkat keterampilan yang sehingga pembangunan kapasitas harus
dibutuhkan untuk menjadi pialang yang efektif berkembang seiring waktu untuk menyesuaikan
meliputi: atribut pribadi, keterampilan dengan kenyataan yang dihadapinya.31 Subjek ini
mengumpulkan bukti, keterampilan menilai akan dibahas lebih lanjut pada Bab 4 dan 5.
secara kritis, keterampilan komunikasi, dan
keterampilan mediasi. Baik melekat maupun 2.9 Mengakui Bahwa PO Bersifat Politis
lintas sektor, hal tersebut membantu para pialang dan Pentingnya Memahami Konteks
untuk proaktif, bukan hanya menanggapi PO digambarkan oleh sejumlah penulis
perubahan.29 sebagai sesuatu yang politis.32 Dengan
melibatkan orang dalam kegiatan untuk
2.8 Bersiaplah Ketika Perubahan PO meningkatkan kapasitas teknis, kemampuan
Terjadi Tiba-tiba. Jika Rencana Anda beroperasi secara efektif, dan mempromosikan
Linear, Mungkin Tidak Akan Cocok pekerjaan mereka, Anda memengaruhi lanskap
dengan Kenyataan politik tempat mereka beroperasi. Banyak kajian
Sifatnya yang tak menentu dan tiba-tiba PO mengacu pada pentingnya upaya
muncul menunjukkan bahwa perkembangan pengembangan kapasitas yang kuat, yang
kapasitas jarang bersifat linear atau dapat melebihi pemberian keterampilan teknis, dan
dipastikan, dan sebab itu sulit untuk membuat berfokus pada kebutuhan untuk membangun
rencana secara komprehensif dari awal.30 hubungan antarpemain yang lebih efektif dan
Pergeseran kapasitas dapat terjadi langsung dinamis. Pelaku PO perlu menyadari jenis
setelah periode pelatihan, atau membutuhkan kekuasaan yang sedang bermain, di mana
beberapa waktu setelah dikonsolidasikan dan kekuasaan itu berada, dan bagaimana kekuasaan
diterapkan di tempat kerja. Hal ini tidak akan tersebut diterapkan.33
terjadi pada sekelompok staf di sebuah organisasi Intervensi PO sering kali tidak berhasil hanya
pada saat yang sama. Mengharuskan kapasitas karena konteksnya tidak dipahami dengan baik.34
dinilai terhadap hasil yang telah ditentukan Untuk mengatasi hal ini, penting untuk
sebelumnya merupakan penyimpangan terhadap meluangkan waktu guna menyelesaikan lebih
sifat kapasitas yang berubah-ubah, yang banyak perencanaan yang bernuansa intervensi
seharusnya terus dievaluasi kembali sehingga PO, lalu fokus pada pengembangan sistem yang
fokus pada dimensi kasatmata, perilaku, dan dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang
sikapnya. Waktu yang dihabiskan dan berubah-ubah dan kompleks.
pengalaman yang diperoleh dari kegiatan PO
mendorong praktisi untuk memahami bahwa
pendekatan yang pasti terhadap kapasitas, yang
tidak menyimpang, merupakan hal yang tidak
realistis. Sebab itu, penting untuk menyertakan
pengamatan aktif dan daya tanggap ke dalam
prosesnya, sehingga intervensi PO dapat
ditelusuri dengan mempertimbangkan konteks

28 Fisher dan Kunaratnam, (2007); Jones dkk. (2009a);


Micaels, (2006); Thompson dkk., (2006); Ward dkk.,
(2009). 31 Folke dkk., (2002).

29 Campbell, (2011); Brinkerhoff dan Goldsmith, (1992); 32 Datta A., Shaxson L., dan Pellini A., (2012).
Johnson dan Wilson, (1999). 33 Fowler dan Ubels, (2010).
30 Datta, A., Shaxson, L. dan Pellini, A. (2012). 34 Woodhill, (2010).

Studi Pengembangan Organisasi 13


Bab 3
Mengintervensi
Pengembangan Organisasi

B
ab ini melihat jenis intervensi PO yang dapat dilaksanakan serta
sejumlah pengaruh dan keunggulannya. Diakui secara luas bahwa
kapasitas adalah fenomena multiaspek. Hal ini berdasarkan pada
berbagai kapabilitas yang berinteraksi dalam membentuk kemampuan
organisasi secara keseluruhan untuk beroperasi lebih efektif. Kapabilitas
sangat beragam di dalam dan di antara jenis-jenis organisasi.35
Generalisasi harus dilakukan sangat hati-hati dengan memberikan lebih
banyak kepercayaan kepada mereka yang berpengalaman bekerja
dengan lembaga. Dari salah satu simpulan, penulis menyatakan bahwa
untuk berinvestasi dalam PO yang efektif, pelaku harus mempromosikan
kepemilikan dan tanggung jawab atas strategi PO. Melakukan hal ini
membutuhkan pemberian dukungan berjangka panjang dan fleksibel;
mempertimbangkan berbagai modalitas pendanaan; menilai kesiapan
para penerima intervensi untuk belajar atau berubah; dan mendorong
ketahanan yang tinggi.36
Bab ini membahas teori dan contoh praktik apik tentang intervensi PO.
Hal ini mencakup pendekatan hibah dana inti, bantuan teknis, komunitas
praktik, jejaring, dan bagaimana dukungan diberikan. Teori dan kajian
yang dipertimbangkan meliputi Ubels, Datta, McCray, Watson dan Jakob,
dan inovasi tertentu yang memfasilitasi penyebaran gagasan mereka. Hal
tersebut juga mengambil pertimbangan prapemilihan yang mungkin ingin
dimasukkan dalam kegiatan PO.
Pertanyaan yang akan dijawab di bab ini meliputi:
• Apa saja jenis kegiatan PO?
• Apakah sebaiknya Anda menerapkan satu jenis atau beberapa
jenis kegiatan PO?
• Bagaimana hibah dana inti seharusnya dikucurkan?
• Berapa banyak staf yang sebaiknya dilibatkan dalam kegiatan PO?
• Bagaimana mengintegrasikan sekelompok organisasi yang
menjalankan kegiatan PO serupa?
• Bagaimana memastikan bahwa kegiatan PO berfokus pada
pengetahuan nyata-ke-kebijakan?
• Bagaimana memastikan bahwa kegiatan PO tersebar secara
efektif di seluruh organisasi?
• Bagaimana memilih organisasi terbaik untuk diajak bekerja sama?

35 Fowler dan Ubels, (2010).


36 Datta A., Shaxson L., dan Pellini A., (2012).

14
3.1 Apa Saja Jenis Kegiatan PO? kegiatan intervensi. Lazimnya hal ini meliputi:38
Datta dkk. (2012) menyebutkan kegiatan- • Hibah dana inti yang dikelola oleh
kegiatan yang dapat dijadikan contoh untuk penerima dana untuk mendukung seluruh
segala pendekatan PO. Hal ini meliputi: hibah kegiatan organisasi.
dana inti, bantuan teknis (tentang topik seperti • Bantuan teknis.
metode penelitian, pelatihan advokasi, keteram- • Hibah untuk proyek tertentu.
pilan menulis, kegiatan manajemen, dan pendi- • Pendanaan program untuk sehimpunan
dikan TI), pendampingan, twinning arrangements proyek tertentu selama jangka menengah
dengan lembaga lain, kesarjanaan, program hingga jangka panjang.
beasiswa, dan partisipasi dalam forum pertukaran • Pendampingan untuk individu dan fasilitasi
pengetahuan.37 Namun, jenis kegiatan PO tak tim.
berbatas karena besarnya cakupan organisasi • Forum pertukaran pengetahuan.
dan kebutuhan individu. • Kegiatan kolaboratif antara entitas
The Asia Foundation menghasilkan sistem nasional dan internasional.
kategori yang sangat membantu kegiatan PO. • Program kesarjanaan dan beasiswa untuk
Sistem kategori ini membagi kegiatan dalam: (i) perorangan.
kapasitas teknis (untuk membantu organisasi
dengan fungsi inti mereka – bagi think tank berarti 3.3 Bagaimana Sebaiknya Hibah Dana Inti
produksi riset); (ii) kapasitas advokasi Dikucurkan?
(kemampuan mereka untuk mengkomunikasikan Ringkasan pustaka menunjukkan bahwa
dan menerjemahkan penelitian kepada pemangku hibah dana inti haruslah berjangka panjang,
kepentingan kunci); dan (iii) kapasitas organisasi sistematik namun fleksibel, dan berakar pada
(sistem administrasi dan korporasi yang membuat kepemilikan lokal. Ini bukanlah tugas mudah dan
organisasi berfungsi lebih efektif, seperti sumber unsur-unsur tersebut harus dipilah menjadi
daya manusia). rincian yang bermanfaat. Mayoritas hibah dana
inti dibagi menjadi tiga lapis dukungan: (i)
3.2 Apakah Sebaiknya Menerapkan Satu pendanaan berkelanjutan; (ii) pendanaan
Jenis atau Beberapa Jenis Kegiatan pengembangan; (iii) pendanaan awal –
PO? mengembangkan dan mendukung ide-ide baru.
Ubels menganjurkan penggunanaan Lapis pertama mengacu pada dana yang
pendekatan metode campuran dalam upaya PO. sebagian digunakan untuk menanggung aspek
Ia mengidentifikasi adanya perpindahan dari penggajian, administratif, teknis, dan penge-
perencanaan dan monitoring yang berorientasi luaran inti lain dari penerima hibah. Pada intinya
pada pengendalian yang kaku, ke rencana yang adalah dukungan anggaran umum yang mem-
bertema. Pada 2010, Ubels menyarankan bantu kegiatan operasional organisasi penelitian.39
memilih pendekatan yang membuat perbedaan Pendanaan pengembangan mengacu pada dana
dalam konteks yang serupa; untuk mengadopsi yang digunakan untuk mengembangkan
bentuk dukungan yang tidak menerapkan metode kapasitas pegawai dan meningkatkan infrastruk-
tunggal secara kaku, tapi menggabungkan tur atau metode penelitian untuk organisasi di sisi
berbagai pendekatan yang sesuai kebutuhan suplai. Buldioski menyatakan bahwa di luar
untuk mencapai perubahan lokal yang efektif; kompetensi terkait isu, “lembaga donor yang
dan untuk mempromosikan keterlibatan yang tekun juga akan mencantumkan dukungan untuk
lebih lama atau berkala guna mendukung mengembangkan atau meningkatkan kapasitas
perubahan dan penerapan konkret dengan cara komunikasi, praktik manajemen, dan tata kelola
yang responsif. lembaga wadah pemikir think tank”.40
Datta dan Rodriquez menemukan bahwa Lapis ketiga mengacu pada dana yang secara
donor biasanya mencoba melakukan berbagai
38 Datta, A. & Rodriquez, D. (2013).
39 Buldioski, G. (2013), hal.11, dalam Hind, J. (2013).
37 Datta dkk. (2012). 40 Buldioski, G. (2013), hal.11.

Studi Pengembangan Organisasi 15


langsung digunakan untuk penelitian kebijakan. keberlanjutan jangka panjang.43
Terkadang ini dapat berfungsi sebagai pendanaan
pelengkap (dengan donor lain mengharuskan 3.3.2 Pemberian Hibah dengan Pelibatan
organisasi penyuplai untuk memberikan Hibah dana inti bekerja dengan baik apabila
kontribusi), meskipun sebagian besar dana ini diberikan dengan cara yang suportif dan fasilitatif,
digunakan untuk mendukung penelitian atau disertai hubungan kepercayaan yang dapat
melaksanakan kegiatan yang diyakini penting memakan waktu lama untuk dibina tetapi dapat
oleh organisasi namun tidak mendapatkan dana. menguntungkan untuk proyek-proyek jangka
Ini biasanya adalah ide-ide yang termutakhir panjang.44 Pendekatan ini mencakup alokasi
(mungkin belum menarik bagi donor lain atau dana yang ditentukan sendiri oleh penerima dana
bursa riset), yang membantu mengembangkan melalui metode yang dikenal dengan “pemberian
keahlian mereka di bidang yang baru, atau yang hibah dengan pelibatan”.45
dipilih oleh penerima hibah untuk dibuat
percontohannya secara saksama atau didesain 3.3.3 Konsep Teman yang Kritis
lebih lanjut sebelum dilaksanakan. Pemberian hibah dana inti dilakukan melalui
hubungan dengan “teman yang kritis”, yang
3.3.1 Faktor-faktor Terkait Lembaga Donor selain memberikan dana, juga memberikan
Ada sejumlah faktor kunci terkait lembaga nasihat dan memahami konteks, tekanan,
donor yang digunakan untuk menentukan sasaran, dan aspirasi.
keberhasilan hibah inti dan kelembagaan. Penulis
mengklaim bahwa keberhasilan akan lebih “Orang tepercaya yang mengajukan
mungkin terjadi ketika donor bisa:41 pertanyaan provokatif, memberikan data
• Secara kritis mengkaji kapan harus agar dapat dilihat melalui lensa lain, dan
menerapkan gaya manajemen halus (light menawarkan kritik terhadap kegiatan
touch management) (dengan organisasi seseorang sebagai teman. Seorang teman
suplai yang lebih matang) atau pendekatan yang kritis rela menghabiskan waktu untuk
langsung (dengan organisasi suplai yang benar-benar memahami konteks kegiatan
membutuhkan nasihat serta pendanaan). yang dipaparkan dan hasil yang ingin
• Menentukan apakah dukungan ini membuat dicapai orang atau kelompok tersebut.
organisasi suplai mampu mencapai Teman ini adalah seorang penganjur
keberlanjutan atau menjadi tersubsidi. keberhasilan kegiatan tersebut.”46
Contohnya, Think Tank Fund menemukan
bahwa kegiatannya telah memungkinkan Peran teman yang kritis termasuk
sejumlah donor untuk “menumpang” menjodohkan dan menjadi perantara dengan
dukungan hibah dana intinya. Ini terjadi organisasi lain.47 Hal ini akan terjadi terutama
terutama ketika donor tidak membayar seiring dipasangkannya organisasi suplai dengan
pengeluaran operasional atau administratif, kegiatan yang bersifat perantara dan permintaan
tapi hanya biaya langsung penelitian.42 dalam kegiatan yang lebih luas.
• Mendeteksi apakah penerima dana benar-
benar peduli dan bekerja untuk 3.3.4 Mengatur Kegiatan yang Akan
meningkatkan diri mereka melalui PO atau Dilakukan Melalui Hibah Dana Inti
hanya mencari pendanaan. Sejumlah penulis telah menyatakan bahwa
• Mendorong lebih banyak organisasi di sisi
suplai yang lebih matang untuk mencari 43 Jakob, L. (2014).
aliran dana lainnya, untuk fleksibilitas dan 44 Unwin, J. (2005).
45 Sciortino, R. (2010).
46 Costa, A. dan Kallick, B. (1993), hal.49-51 (kutipan,
41 Buldioski, G. (2013), hal.12. hal.50).
42 www.onthinktanks.org/2012/11/30/capacity-building-for- 47 Kember, D., Tak-Shing, H., Bick-Har, L., Lee, A., Ng, S.,
think-tanks-advice-from-goran-buldioski/ Yan, L. dan Yum, C.K. (1997), hal.463-481.

16
hasil upaya PO melalui hibah dana inti adalah itu penting, sering kali ini bukanlah satu-satunya
keseimbangan yang rapuh (delicate balance) faktor penentu. Dalam beberapa kasus, ini adalah
antara donor yang mengetahui kapan harus “hambatan yang dibangun oleh lemahnya
mengarahkan kegiatan dan kapan harus kapasitas kelembagaan dan kurangnya massa
membolehkan organisasi untuk menentukan kritis sebagian besar lembaga”.52 Di sinilah
nasib sendiri.48 Sebagian besar setuju bahwa kegiatan diagnostik dan tindak lanjut terhadap
kegiatan akan menjadi lebih efektif dan lingkungan pendukung untuk membebaskan
menunjukkan hasil yang lebih baik apabila donor pendanaan dan hambatan regulasi menjadi
mundur satu langkah dan membolehkan sangat penting bagi komponen suplai.
organisasi untuk memimpin kegiatan yang telah
dipilih, dengan prioritas pembangunan yang 3.3.6 Pendanaan Berkelanjutan untuk Jangka
wajar. Pengetahuan mereka tentang konteks, Panjang
apa yang telah berhasil pada masa lalu (atau Sebagian besar penulis menyetujui bahwa
yang tidak berhasil), dan imajinasi kolektif (tempat pendanaan jangka pendek berbasis proyek yang
komunitas praktik dapat dibentuk) menuai hasil diberikan oleh banyak lembaga bantuan
yang lebih baik.49 sebenarnya berdampak negatif terhadap upaya-
upaya PO sebagian besar organisasi penelitian.53
3.3.5 Keragaman Pengucur Dana Segala pendanaan sebaiknya diberikan untuk
Banyak organisasi penelitian yang sangat jangka yang lebih panjang (pendapat penulis
mengandalkan satu atau dua donor utama untuk beragam, tapi kebanyakan merekomendasikan
pendanaan mereka. Jika dapat menganeka- lebih dari dua tahun), dengan perencanaan
ragamkan sumber pendanaan, sejumlah penulis strategis yang mencerminkan jangka waktu
menyatakan hal tersebut dapat bermanfaat bagi tersebut agar dapat terbentuk upaya PO yang
organisasi penelitian. Bennett dkk. (2012), tahan lama dan kohesif dalam sebuah
McGann (2009), dan Struyk (2002) mendorong organisasi.54 Sifat upaya PO, yang melihat dari
pengejaran sektor swasta dan filantrofi. dekat bagaimana organisasi beroperasi,
Diversifikasi pendanaan membuat organisasi melakukan penelitian, berjejaring dengan
penerima dapat beradaptasi terhadap tren donor organisasi eksternal, dan membangun
yang berubah-ubah seiring waktu, sehingga reputasinya, seluruhnya merupakan kegiatan
membantu mengelola risiko secara lebih baik dan jangka menengah hingga jangka panjang. Kajian
mengembangkan keterampilan penggalangan PO juga merekomendasikan bahwa keterlibatan
dana baru.50 Hal ini juga membuat mereka lebih berulang antarkomunitas praktik untuk
mandiri dalam kegiatan dan agenda penelitian mendiagnosis diri dan menentukan upaya PO
seiring mereka menyeimbangkan portofolio dapat berujung pada program PO yang lebih
pemberi dana, daripada hanya tanggap terhadap berhasil.55 Hal ini membutuhkan dukungan yang
satu donor.51 Namun, sebelumnya telah lebih berjangka panjang agar organisasi
disebutkan bahwa meski ketersediaan pendanaan penelitian memiliki waktu untuk meningkatkan
kemampuannya dalam melakukan hal tersebut,
48 McCray, J. (2011).
dan membentuk komunitas praktik nyata yang
49 Watson, D. (2006).
dibangun atas dasar kepercayaan dan pelibatan
50 Jakob, L. (2014).
terbuka (yang tidak mungkin terjadi dalam jangka
51 Rekomendasi ini perlu dipertimbangkan di dalam
konteks Indonesia dan tingkat dana filantrofi untuk waktu proyek yang singkat, misalnya satu tahun).
penelitian yang relatif rendah. Pendekatan bertahap Kebutuhan untuk bereksperimen seiring waktu,
untuk mengejar opsi ini mungkin menjadi hal yang bijak,
memonitor kemajuan sendiri, melaporkan dan
setelah KSI memiliki peluang untuk mengembangkan
hal ini melalui kegiatan lingkungan pendukung dan
tidak terlalu memanjangkan kegiatan organisasi 52 Block, M.A.G. dan Mills, A. (2003), hal.19.
penelitian (menyimpang dari kemampuan mereka
53 Nakabugo, M. dkk. (2010), hal.89-98.
untuk melaksanakan penelitian berkualitas tinggi dan
melakukan kegiatan PO lain di bawah program ini). 54 Mendizabal dkk. (2011); Lim dkk. (2001); Shaxson dkk.
Mungkin hal ini paling baik dilakukan di tahap kedua atau (2012).
ketiga program KSI. 55 Lim, W., Nishio, A. dan Otoo, S. (2001).

Studi Pengembangan Organisasi 17


menilai diri sendiri, merupakan kegiatan jangka implementasi, bukan hanya teori. Mereka sering
menengah hingga jangka panjang.56 kali menganut siklus pembelajaran dan
pelaksanaan bersama yang berlangsung terus-
3.4 Berapa Banyak Staf yang Harus menerus. Dicirikan sebagai “komunitas”,
Terlibat dalam Upaya PO? komunitas praktik dianggap menciptakan
Selain lingkungan eksternal yang kondusif hubungan saling percaya untuk pertukaran dan
terhadap perubahan, penulis seperti Horton praktik ide-ide. Pada kondisi terbaik, komunitas
(2002) menekankan pada pentingnya memiliki praktik secara alamiah memberikan insentif pada
manajer senior yang menunjukkan kepemimpinan dirinya sendiri.58
atas perubahan kelembagaan, beserta staf yang Komunitas praktik datang dalam berbagai
kritis, yang terlibat dan berkomitmen terhadap bentuk dan ukuran untuk tujuan dan fungsi yang
proses perubahan. Cara terbaik untuk mencapai berbeda-beda. Beberapa perbedaannya meliputi
ini adalah melalui diagnosis awal organisasi yang komposisi keanggotaan (homogen versus
komprehensif dan tidak terburu-buru, yang beragam), formalitas (terstruktur versus tidak
disosialisasikan dengan baik ke seluruh terstruktur dan informal), penyebaran (terdistribusi
organisasi riset. Ini membantu menyelaraskan versus tersentralisasi), lokasi (di dalam organisasi
mayoritas staf karena mereka memahami apa versus di seluruh organisasi) dan fokus (luas dan
yang terjadi beserta alasannya. Lebih jauh lagi, jauh menjangkau versus tertutup).59 Ukuran dan
ketika dilakukan dengan benar, pembentukan keanggotaan tidak dibatasi oleh geografi [berkat
komunitas praktik dapat membantu memperkuat internet dan serambi (platform) online], tapi oleh
komitmen staf terhadap kegiatan PO. jumlah waktu yang dapat dicurahkan orang untuk
komunitas ini. Karena biaya untuk masuk
3.5 Bagaimana Mengintegrasikan komunitas online sekarang sangat rendah,
Kelompok Organisasi yang Melakukan banyak orang dapat bergabung dengan lebih dari
Kegiatan PO Serupa? satu komunitas praktik (dan terkadang menjadi
Etienne Wenger dan Jean Lave menciptakan anggota empat atau lima komunitas online). Ini
istilah “komunitas praktik” pada 1990-an untuk dapat mengurangi kemampuan mereka untuk
menggambarkan “sekelompok orang yang memberikan kontribusi yang berarti.
memiliki kekhawatiran, sehimpun permasalahan Hearn dan White menyatakan bahwa kuncinya
atau hasrat yang sama mengenai suatu topik, adalah untuk memupuk dan bukan mencoba
dan yang mendalami pengetahuan dan keahlian mengendalikan komunitas praktik. Karena
mereka dengan berinteraksi secara terus- fokusnya adalah pada pembelajaran, bukan
menerus”.57 Cara tersebut bermanfaat untuk memenuhi tugas yang telah ditentukan, komunitas
menyatukan organisasi-organisasi yang praktik akan berkembang ketika anggota
menjalankan kegiatan PO agar dapat belajar satu menganggapnya berharga dan termotivasi untuk
sama lain. berpartisipasi. Apabila bermanfaat, tujuan dan
Komunitas praktik dicirikan dengan sasaran dapat ditentukan oleh anggota dan harus
pembelajaran bersama, praktik bersama, dan tetap cair, dengan fokus pada pembelajaran
eksplorasi ide-ide bersama. Komunitas ini kelompok yang memiliki dampak nyata terhadap
berbeda dari kelompok lain, seperti tim proyek kegiatan komunitas dan bukan hanya sekedar
atau kelompok kerja, dengan keleluasaan mengerjakan tugas. Pengendalian sering kali
memilih anggotanya sendiri, yang sering kali menghambat komunitas praktik, padahal mereka
bergabung secara sukarela, dan memiliki sasaran butuh dukungan dan sumber daya. Pengelolaan
yang cair di seputar pembelajaran, bukan tujuan komunitas sebaiknya termasuk membantu
manajemen. Anggota yang terlibat akan anggota untuk menyisihkan waktu khusus dalam
mengadopsi ide-ide baru dan menyebarkan jadwal mereka, ruangan tempat mereka bertemu,
pengetahuan baru dengan fokus pada dukungan teknologi, dan ucapan “terima kasih”

56 Andrews, M., Pritchett, L. dan Woolcock, M. (2012). 58 Wenger, E. (1998).


57 Hearn, S. dan White, N. (2009). 59 Hearn, S. dan White, N. (2009).

18
atas kontribusi mereka. Penting untuk membantu inovasi yang berkelanjutan dapat berarti bahwa
mereka memindahkan ide-ide ke dalam praktik organisasi tersebut tidak bersedia menjalankan
yang lebih luas, dan memberikan umpan balik inovasi tambahan. Greenhalgh dkk. membuat
dan tantangan yang dapat menstimulasi. kajian meta-naratif yang komprehensif untuk
menganalisis setiap tahapan proses ini dalam
3.6 Bagaimana Menjamin Kegiatan PO sejumlah studi kasus. Mereka menemukan
Tersebar Efektif ke Seluruh Organisasi? bahwa ada berbagai basis konseptual dan teori
Ketika melaksanakan kegiatan PO, sulit untuk untuk penyebaran inovasi (Gambar 3 di bawah
mengetahui dampaknya setelah terdifusi, atau ini).
tersebar, ke organisasi. Ada spektrum kegiatan Pada intinya, pendekatan yang Anda gunakan

Gambar 3: Difusi Kegiatan PO

“Membiarkannya “Membantunya “Membuatnya


terjadi” terjadi” terjadi”

Fitur Khusus
Tidak terprediksi, tidak Ternegosiasi, Ilmiah, teratur,
terprogram, tidak pasti, terpengaruhi, terencana, teregulasi,
muncul tiba-tiba, adaptif, termungkinkan terprogram, sistem
dapat mengorganisasi diri “dikelola dengan baik”

Asumsi Mekanisme
Alami, muncul Sosial Teknis Manajerial
tiba-tiba

Metafora untuk Penyebaran


Kemunculan tiba- Konstruksi Difusi Negosiasi Alih Diseminasi, Rekayasa
tiba, adaptasi pengetahuan, pengetahuan tergerai ulang
masuk akal

Sumber: Greenhalgh, T., Glenn, R. dan Bate, P. (2004)

yang lebih baik digambarkan berada di antara tergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan
“membiarkannya terjadi” dan “membuatnya dan seberapa sederhana kegiatan tersebut,
terjadi”. Mengetahui di mana harus berada di dikombinasikan dengan bagaimana kegiatan itu
sepanjang spektrum ini cukup rumit. Greenhalgh cocok dengan nilai-nilai organisasi dan seberapa
dkk. (2004) menganalisis hal ini secara terperinci. fleksibel kegiatannya. Ini berangkat dari kegiatan
Ada empat pendekatan untuk memfasilitasi untuk menentukan kesiapan organisasi pada Bab
penyebaran pelaksanaan kegiatan PO di dalam 2. Setiap organisasi dan individu mengadopsi
suatu organisasi: pertama, penyebaran pasif; inovasi yang berbeda-beda dan menyebarkannya
kedua, diseminasi dalam bentuk upaya aktif dan dengan tingkat yang beragam. Dengan demikian,
terencana dalam membujuk kelompok sasaran perumusan model konseptual untuk penyebaran
untuk mengadopsi suatu inovasi; ketiga, inovasi dalam PO merupakan hal yang sulit dan
implementasi upaya aktif dan terencana yang kompleks. Namun, ada sejumlah fitur kunci yang
dibuat untuk mengutamakan inovasi di dalam berujung pada inovasi yang berhasil. Pertama,
suatu organisasi, dan terakhir, keberlanjutan, inovasi yang memiliki manfaat jelas dan tegas
proses membuat suatu inovasi menjadi rutin dalam efektivitas atau efisiensi lebih mudah
hingga mencapai keusangan. Pendekatan diadopsi dan dilaksanakan. Namun, harus diingat
terakhir harus dilakukan secara hati-hati karena bahwa manfaat relatif, meski memudahkan

Studi Pengembangan Organisasi 19


Gambar 4: Model Konseptual untuk Difusi, Diseminasi, dan Implementasi Inovasi

PENDAHULU SISTEM UNTUK INOVASI


INOVASI Struktur Kapasitas penyerapan pengetahuan baru Konteks yang reseptif terhadap KESIAPAN SISTEM UNTUK
Ukuran/maturitas Basis pengetahuan/keterampilan yang perubahan
Keuntungan relatif BERINOVASI
Formalisasi sudah ada Kepemimpinan dan visi
Kompatibilitas Diferensiasi Kemampuan untuk menemukan, Hubungan manajerial yang baik Ketegangan untuk
Kompleksitas rendah Desentralisasi menafsirkan, mengkode ulang, dan Iklim pengambilan risiko perubahan
Dapat diujicobakan Berkurangnya memadukan pengetahuan baru Tujuan dan prioritas yang jelas Kesesuaian inovasi dengan
Dapat diamati sumber daya Memungkinkan berbagi pengetahuan Penangkapan data yang sistem
Potensi untuk diciptakan melalui jaringan internal dan eksternal berkualitas Keseimbangan kekuasaan
kembali (pendukung vs. lawan)
Batasan yang buram Penilaian implikasi
Risiko Waktu/sumber daya khusus
Isu-isu tugas Sistem pengguna Monitoring dan umpan balik
Sifat pengetahuan yang
KETERKAITAN
dibutuhkan (implisit/ Sistem sumber daya Pendahulu sistem
eksplisit) PENGADOPSI
Dukungan teknis Kebutuhan
Inovasi Motivasi
Nilai dan sasaran
KOMUNIKASI DAN Keterampilan
PENGARUH Pemasok Gaya pembelajaran
Kesiapan sistem Jaringan sosial
DIFUSI (informal, tidak pengetahuan Difusi
direncanakan)

Jaringan sosial ASIMILASI


Homofilia Diseminasi Adopsi/asimilasi Proses kompleks,
Opini rekan sejawat nonlinear
Pemasaran Unsur “periferal lunak”
Opini ahli
Penggiat KETERKAITAN
Peluas batasan Agensi perubahan
Agen perubahan
Implementasi PROSES IMPLEMENTASI
Pengambilan keputusan
DISEMINASI (formal, diserahkan kepada tim di
garis depan
direncanakan) Pendekatan langsung oleh
Konteks luar Konsekuensi pimpinan dan manajer
Isu sumber daya manusia,
KONTEKS LUAR terutama pelatihan
Iklim sosial politik Sumber daya khusus
Insentif dan mandat KETERKAITAN Komunikasi internal
Tahap desain Tahap implementasi Kolaborasi eksternal
Penentuan norma dan Komunikasi dan informasi
jaringan antar organisasi Arti dan misi yang sama Penciptaan kembali/
Orientasi pada pengguna
Kestabilan lingkungan Alih pengetahuan yang efektif pengembangan
Tambahan produk, misalnya bantuan
Keterlibatan pengguna dalam menentukan Umpan balik akan dilakukan
teknis
spesifikasi
Dukungan manajemen proyek
Menangkap inovasi yang dipimpin oleh pengguna

Sumber: Greenhalgh, T., Glenn, R. dan Bate, P. (2004) tersedia di: www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC2690184/figure/fig03/

dalam memfasilitasi pelaksanaannya, tidak merumuskan model konseptual untuk


menjamin adanya pengadopsian yang luas. mempertimbangkan penentu difusi, diseminasi,
Kedua, inovasi lebih siap untuk diadopsi apabila dan implementasi inovasi (Gambar 4 di atas).
kompatibel dengan nilai, norma, dan kebutuhan
organisasi. Ketiga, inovasi yang diyakini 3.7 Bagaimana Memilih Organisasi Terbaik
memainkan peran penting karena dianggap untuk Diajak Bekerja Sama?
kompleks dan dapat dijadikan eksperimen oleh Ketika berhadapan dengan sehimpun
pengguna, dapat diadopsi dan diasimilasi lebih organisasi yang telah dimasukkan ke dalam
mudah. Karakteristik penting lain inovasi yang daftar teratas, ada sejumlah pertimbangan
berhasil adalah manfaatnya diakui, dapat praseleksi dalam kepustakaan yang mungkin
dimodifikasi oleh pengadopsi potensial, memiliki dapat dipertimbangkan. Pada 2009, McGann
tingkat ketidakpastian dan risiko yang rendah, memberikan ulasan ekstensif tentang prinsip-
pengetahuan yang dibutuhkan untuk prinsip praktik terbaik untuk penilaian pra-hibah
menerapkannya dapat dialihkan dari satu konteks guna memperkuat lembaga penelitian kebijakan.60
ke konteks lainnya, dan relevan terhadap kinerja Hal tersebut berdasarkan pada konsultasi dengan
kegiatan pengguna. 16 lembaga donor swasta dan publik dan 17
Dengan memadukan temuan teoritis dan
empiris mereka, Greenhalgh dkk. (2004) 60 McGann, J. G. (2009).

20
jejaring think tank. Dalam laporannya, McGann staf, menghubungkan organisasi satu sama lain
merekomendasikan bahwa donor memper- untuk meningkatkan pembelajaran lintas
timbangkan sejumlah kriteria pemilihan dalam kegiatan, difusi kegiatan, dan pemilihan
penilaian pra-hibah terhadap lembaga riset. organisasi.
Kriteria tersebut meliputi:
• Pemahaman lembaga terhadap syarat
dan tujuan hibah.
• Tingkat transparansi dalam struktur tata
kelolanya.
• Tingkat transparansi dalam pengoperasi-
an keuangan dan pencatatan.
• Bukti bahwa direktur lembaga memiliki
rekam jejak yang terbukti sebagai manajer,
akademisi penelitian kebijakan, dan
pembangun jejaring kebijakan.
• Kelayakan keuangan dan sejarah
manajemen hibah lembaga tersebut.
• Bukti adanya kapasitas untuk melak-
sanakan dan mengkomunikasikan riset
yang teliti dan relevan.
• Mendemonstrasikan “massa kritis” staf
penelitian dan administratif.
• Bukti kemampuan untuk mengidentifikasi
dan memilih proyek riset kebijakan yang
berdampak besar.
• Bukti kemampuan untuk menghasilkan
dukungan tambahan keuangan domestik.
• Relevansi program lembaga terhadap
kebutuhan kapasitas inti negara atau
daerah.
• Mendemonstrasikan rencana strategis
untuk pengembangan organisasi dan
program.
• Kemampuan berjejaring dengan organi-
sasi lain.
• Kemampuan untuk menyerahkan per-
kiraan anggaran realistis yang tidak
meminta tanggungan biaya administrasi
lebih dari 50% dari total anggaran
administrasi organisasi.
Bab ini telah memaparkan sejumlah pedoman
paling relevan dari kajian yang ada perihal
pertanyaan-pertanyaan kunci. Hal tersebut
seharusnya memberikan petunjuk untuk
menjawab pertanyaan tentang jenis-jenis
kegiatan PO – apakah menerapkan beberapa
kegiatan dalam pendekatan campuran,
pertimbangan untuk hibah dana inti, keterlibatan

Studi Pengembangan Organisasi 21


Bab 4
Mengelola
Proses Perubahan

A
da banyak kajian tentang mengelola kegiatan PO dan proses perubahan
yang dilalui suatu organisasi. Kajian tersebut menunjukkan banyak
kerangka berbeda yang berfokus pada berbagai faktor dalam transformasi
PO. Menyaring hasil kajian untuk mencari yang Anda butuhkan bisa jadi rumit,
dan kerangka-kerangkanya sering kali tumpang tindih. Dalam upaya memberi
pedoman tentang rekomendasi praktik terbaik, studi ini meninjau delapan
kerangka dan/atau model. Daftar model yang dipertimbangkan di bab ini adalah:
1) Proses Delapan Langkah Kotter; 2) Model Akselerasi Perubahan General
Electric; 3) Kerangka 7-S McKinsey; 4) Pendekatan amalgamasi yang diambil
Institute for Government untuk menggabungkan model-model yang disebut di
atas; dan 5) Pendekatan European Centre for Development Policy Management
(ECDPM).
Bab ini membahas cara mengelola proses perubahan pada kelima model
tersebut. Pada bagian ini dijelaskan tiga model dari sektor swasta, satu
pendekatan yang menyatukan ketiganya, sebuah model dari sektor
pengembangan, dan sejumlah pertimbangan manajemen yang disesuaikan
dengan manajemen PO pengetahuan-ke-kebijakan dari Matthews (2015), dan
dinamika donor-mitra.
Pertanyaan yang dijawab di bab ini:
• Model apa yang digunakan sektor swasta?
• Bagaimana Anda menciptakan pendekatan yang komprehensif?
• Model apa yang telah diciptakan dan digunakan dalam kegiatan
pengembangan internasional?
• Apa saja pertimbangan khusus terkait “pengetahuan-ke-kebijakan”?
• Apa dinamika donor-mitra yang Anda harus sadari?

4.1 Model Apa yang Digunakan Sektor Swasta?


Ada tiga model untuk melaksanakan proses manajemen perubahan yang
efektif dari sektor swasta yang sangat membantu. Ketiganya dinilai bagus dan
secara umum dianggap model praktik terbaik.

4.1.1 Proses Delapan Langkah Kotter


Ahli perubahan organisasi ternama, Dr. J. Kotter, memperkenalkan model
delapan langkahnya dalam publikasi pada 1995, “Leading Change”. Karya ini
didasarkan pada penelitian Kotter selama hampir 15 tahun, yang menemukan
bahwa lebih dari 70% upaya transformasi organisasi besar mengalami
kegagalan. Menurut Kotter, alasan kegagalan ini adalah organisasi tidak

22
Tabel 3: Proses Delapan Langkah Kotter

Penyebab Umum Langkah Menuju Sub-langkah Menuju Transfomasi yang Sukses


Kegagalan Transfomasi yang
Sukses
1 Terlalu berpuas diri Menetapkan rasa • Melihat pasar dan realitas kompetitif
urgensi • Mengidentifikasi dan mendiskusikan krisis, potensi
krisis, atau peluang besar
2 Gagal menciptakan Menciptakan koalisi • Membentuk kelompok dengan kekuatan cukup besar
koalisi penuntun penuntun yang kuat untuk memimpin upaya perubahan
yang kuat • Mendorong kelompok tersebut untuk bekerja sama
sebagai tim
3 Menganggap remeh Menciptakan visi • Menciptakan visi untuk membantu mengarahkan
kekuatan visi upaya perubahan
• Mengembangkan strategi untuk mencapai visi tersebut
4 Kurang Mengkomunikasikan • Menggunakan setiap wahana yang dapat digunakan
mengkomunikasikan visi untuk mengkomunikasikan visi dan strategi yang baru
visi • Mengajarkan perilaku baru menurut contoh koalisi
penuntun
5 Membiarkan Memberdayakan • Menghilangkan rintangan yang menghalangi
rintangan pihak lain perubahan
menghalangi visi untuk bertindak • Mengubah sistem atau struktur yang secara serius
yang baru berdasarkan visi menghambat visi
• Mendorong pengambilan risiko dan ide, kegiatan, dan
aksi yang nontradisional,
6 Gagal menciptakan Merencanakan • Merencanakan peningkatan kinerja yang dapat terlihat
kemenangan jangka dan menciptakan jelas
pendek kemenangan jangka • Menciptakan peningkatan tersebut
pendek • Mengakui dan memberikan penghargaan kepada
pegawai yang terlibat dalam peningkatan tersebut
7 Terlalu cepat Mengonsolidasikan • Menggunakan peningkatan kredibilitas untuk
menyatakan peningkatan dan mengubah sistem, struktur, dan kebijakan yang tidak
kemenangan menghasilkan lebih sesuai dengan visi
banyak perubahan • Merekrut, mempromosikan, dan mengembangkan
pegawai yang dapat melaksanakan visi
• Menyegarkan proses dengan proyek, tema, dan agen
perubahan yang baru
8 Abai menambatkan Melembagakan • Mengartikulasikan hubungan antara perilaku baru dan
perubahan dalam pendekatan baru keberhasilan perusahaan
budaya perusahaan • Mengembangkan cara untuk menjamin
pengembangan dan suksesi kepemimpinan

Sumber: Adaptasi Proses Delapan Langkah Kotter oleh Institute for Government

menggunakan pendekatan konsisten yang Proses Delapan Langkah Kotter diciptakan


holistik untuk mengubah diri mereka, dan tidak melalui pengkajian terhadap lebih dari 100
melibatkan tenaga kerja mereka secara efektif. organisasi dengan ukuran dan fungsi yang
Sebab itu, Kotter mengembangkan Proses beragam. Kotter mencoba untuk mengembangkan
Delapan Langkah dan kemudian mendirikan model yang akan mengatasi kekurangan upaya-
firma yang menghimpun para ahli, Kotter upaya PO sebelumnya. Model ini bukanlah
International, untuk melaksanakan pendekatan rincian kegiatan langkah demi langkah, tapi
ini di berbagai macam organisasi.61 merupakan kerangka keseluruhan yang berguna.
Kotter membagi proses PO ke dalam sejumlah
61 http://www.kotterinternational.com/the-8-step-process- tahapan progresif. Pesan kuncinya, PO
for-leading-change/

Studi Pengembangan Organisasi 23


merupakan proses yang dilakukan secara lambat perombakan dalam desain organisasi dan
dan hati-hati, dengan seperangkat kegiatan yang menciptakan sistem dan struktur yang paling
berurutan dan saling membangun. Kesalahan tepat untuk mendorong perubahan. Ini berbeda
atau kekurangan pada satu tahapan akan dengan pendekatan Kotter, yang dalam model ini
membuang momentum proses PO yang lebih setiap tahap dipandang sebagai unsur suatu
luas. checklist (jadi meskipun hanya menawarkan
Proses Delapan Langkah Kotter dapat sedikit wawasan baru, model ini berguna dalam
diringkas sebagai berikut: (a) menetapkan rasa menyediakan struktur yang konsisten dan mudah
urgensi (sense of urgency); (b) menciptakan diakses). Langkah-langkah ini diringkas sebagai
koalisi penuntun (guiding coalition); (c) berikut: (a) perilaku pemimpin, (b) menciptakan
visi bersama, (c) membentuk visi, (d) memobilisasi
mengembangkan visi dan strategi; (d)
komitmen, (e) membuat perubahan bertahan
mengkomunikasikan visi perubahan; (e)
lama, (f) memonitor kemajuan, dan (g) mengubah
memberdayakan pegawai untuk melakukan
sistem dan struktur.
tindakan luas; (f) menghasilkan kemenangan
Terdapat kesamaan yang jelas dalam tema
jangka pendek; (g) mengonsolidasikan manfaat
pada model-model tersebut. Perbedaannya
dan menghasilkan lebih banyak perubahan; dan
adalah setiap model memberikan pembobotan
(h) menambatkan pendekatan baru dalam
berbeda pada pentingnya tugas-tugas lain yang
budaya organisasi.
dibutuhkan. Model Kotter berfokus pada
komunikasi terhadap anggota staf untuk
4.1.2 Proses Akselerasi Perubahan General menjamin kepemilikan luas dan partisipasi dalam
Electric kegiatan PO. Model General Electric tidak terlalu
General Electric mengembangkan proses berfokus pada komunikasi, dan justru
akselerasi perubahan yang berfokus pada peran menekankan pada peran kepemimpinan yang
kritis pemimpin dalam menciptakan urgensi untuk kuat. Sebaliknya, Kotter menekankan perlunya
perubahan, mengkomunikasikan visi, memimpin membangun koalisi penuntun yang kuat untuk
perubahan, mengukur kemajuan dalam beberapa mendorong terciptanya kerja sama tim. Model
dimensi, dan melembagakan perubahan.62 General Electric memberikan perhatian lebih
Melembagakan perubahan mencakup besar pada sistem dan struktur yang berubah-
ubah – yang menurut pendapat Kotter
Gambar 5: Proses Akselerasi Perubahan General Electric perubahan tersebut adalah komponen dari
Proses Akselerasi Perubahan (CAP)TM berbagai upaya yang dilakukan untuk
mengonsolidasikan kemajuan dan
Memimpin Perubahan
memproduksi lebih banyak hasil. Masing-
Menciptakan Kebutuhan masing model memberikan pandangan
Bersama berharga dalam proses perubahan. Kotter
merangkum praktik terbaik yang diperoleh
Membentuk Visi
dari penelitian ekstensif di lebih dari 100
Memobilisasi Komitmen perusahaan. Adapun model General
Electric berfokus pada perlunya
Membuat Perubahan
Bertahan Lama konsistensi dan struktur seiring dikelolanya
perubahan, dan memberikan metodologi
Memonitor Kemajuan dengan langkah demi langkah yang
Keadaan Saat Ini Keadaan Transisi Keadaan Masa Depan terperinci.

Mengubah Sistem dan Struktur


4.1.3 Kerangka 7-S McKinsey
Sumber: Studi Kasus Perawatan Kesehatan General Electric di Euro- McKinsey & Company (McKinsey)
pean Lean IT Summit 2012. Tersedia di: www.slideshare.net/Institut- adalah sebuah perusahaan konsultasi
LeanFrance/ge-healthcare-case-study-at-the-european-lean-it-summit manajemen global yang terkenal di sektor
swasta, yang melayani dunia usaha,
62 Hamel, G. dan Zanini, M. (2014). pemerintah, organisasi nonpemerintah, dan

24
organisasi nirlaba. McKinsey membantu staf atau manajemen yang memimpin kegiatan
meningkatkan kinerja klien dan mewujudkan PO untuk mengidentifikasi kebutuhan apa yang
sasaran terpenting mereka, yang sebagian besar harus diselaraskan lagi untuk meningkatkan
kegiatannya dapat digambarkan sebagai PO. kinerja, atau untuk mempertahankan motivasi
McKinsey mengembangkan Kerangka 7-S selama perubahan organisasi.
pada 1980-an untuk menanggapi pertanyaan Apapun jenis kegiatan PO, apakah itu
klien (termasuk CEO dari Philips dan IBM) restrukturisasi, proses baru, sistem baru,
tentang bagaimana berevolusi dan berubah pergantian kepemimpinan, atau kegiatan lainnya,
menghadapi persaingan permintaan produk model ini dapat digunakan untuk memahami
teknologi yang berubah-ubah, globalisasi, dan bagaimana unsur-unsur organisasi saling
meningkatnya kebutuhan untuk merger dan berkaitan, dan menjamin bahwa dampak
akuisisi.63 Kerangka ini terdiri dari tiga unsur perubahan luas yang terjadi pada suatu bidang
keras (strategi, struktur, dan sistem) dan empat turut dipertimbangkan.
unsur lunak (nilai bersama, gaya, staf, dan Kerangka 7-S membantu untuk menganalisis
keterampilan). Hal tersebut sedikit banyak situasi terkini (Poin A), usulan situasi pada masa
tumpang tindih dengan unsur Kaplan yang dapat mendatang (Poin B), dan untuk mengidentifikasi
diamati dan tidak dapat diamati dalam analisis ketimpangan dan inkonsistensi di antara
konteks PO (Bab 2). Bagaimana unsur-unsur ini keduanya. Pertanyaannya tinggal menyesuaikan
beroperasi dan berinteraksi dapat dilihat pada unsur-unsur dari Kerangka 7-S untuk menjamin
Gambar 6 di bawah ini. organisasi bekerja efektif menuju titik akhir yang
Kerangka ini berdasarkan premis bahwa agar diinginkan.
suatu organisasi dapat berfungsi dengan baik, McKinsey juga memberikan beberapa
ketujuh unsur tadi harus selaras dan saling checklist untuk membantu menjajaki situasi
memperkuat satu sama lain. Model ini membantu terkait Kerangka 7-S. Ini juga hendaknya

Gambar 6: Kerangka 7-S McKinsey


Gambaran Umum Kerangka 7-S Strategi: Tindakan yang direncanakan perusahaan sebagai
McKinsey tanggapan atau antisipasi terhadap perubahan dalam lingkungan
eksternalnya.
Struktur: Cara organisasi terstruktur dan siapa yang melapor ke
Struktur
siapa. Basis untuk spesialisasi dan koordinasi, yang terutama dipen-
garuhi oleh strategi dan ukuran dan keragaman organisasi.
Sistem: Kegiatan dan prosedur sehari-hari yang melibatkan staf
Strategi Sistem untuk menyelesaikan pekerjaannya, termasuk TI dan sistem mana-
jemen lain.
Nilai Nilai Bersama: Konsep penuntun, ide fundamental yang memba-
Bersama ngun sebuah usaha – harus sederhana, biasanya dinyatakan dalam
tingkat abstrak, memiliki makna yang besar di dalam organisasi
meskipun pihak luar mungkin tidak melihat atau memahaminya.
Keteram- Gaya Gaya: Budaya organisasi, yang terdiri dari kultur organisasi (nilai
pilan dan keyakinan serta norma yang dominan, yang berkembang
seiring waktu dan menjadi fitur kehidupan organisasi yang relatif
bertahan lama), bersama dengan gaya manajemen (lebih kepada
Staf apa yang dilakukan manajer, bukan yang dikatakannya)
Staf: Manajemen individu/sumber daya manusia, termasuk proses
yang digunakan dalam mengembangkan para manajer, proses
sosialisasi, cara membentuk nilai-nilai dasar kader manajemen, cara
Legenda Unsur lunak memperkenalkan pegawai baru di perusahaan, cara membantu
Unsur keras mengelola karier pegawai.
Keterampilan: Keterampilan dan kompetensi aktual para staf
yang bekerja untuk perusahaan.

Sumber: Adaptasi Kerangka 7-S McKinsey oleh Institute for Government

63 Aghina, W., De Smet, A. dan Heywood, S. (2014).

Studi Pengembangan Organisasi 25


diterapkan pertama-tama dalam menentukan relevan lainnya; b) Alat bantu diagnostik –
situasi status quo (Poin A), lalu kemudian diulangi mengadopsi alat bantu diagnostik (dalam hal ini
untuk situasi akhir yang diinginkan (Poin B). Hal Kerangka 7-S McKinsey) dalam memahami
tersebut dapat ditemukan pada Lampiran D. faktor-faktor organisasi yang memengaruhi
kemampuan suatu organisasi untuk mencapai
4.2 Bagaimana Menciptakan Pendekatan delapan langkah Kotter; c) Mempertimbangkan
yang Komprehensif? perbedaan fundamental antara sektor publik dan
Dalam pendekatannya untuk mentransformasi swasta yang akan berfungsi sebagai filter saat
Whitehall Departments, Institute for Government mengkombinasikan langkah-langkah Kotter dan
mengkaji pendekatan Kotter dan McKinsey dan Kerangka 7-S; d) Konteks Departemen – tinjauan
memunculkan “suatu amalgam dari kajian publik- dan pertimbangan faktor-faktor organisasi dan
swasta” yang dapat digunakan untuk kegiatan politik yang spesifik terhadap konteks, untuk
PO bersama departemen-departemen pemerin- memberikan filter tambahan; e) Evaluasi
tah Inggris Raya.64 Departemen – mengidentifikasi bidang fokus
Karya Institute for Government sangat relevan kunci departemen/organisasi untuk evaluasi
karena menunjukkan bagaimana organisasi tertentu dengan berkonsultasi dengan anggota
dapat menciptakan metodologi transformasi departemen melalui wawancara, kelompok
dengan menggunakan kajian serta kerangka terfokus, dan survei.
yang ada dan mencocokkan dengan kebutuhan Tabel di bawah ini menunjukkan kerangka
mereka sendiri. Kegiatan Institute for Government Kotter dan McKinsey yang digunakan untuk
dengan sejumlah departemen tentang menilai pentingnya setiap faktor pada masing-
transformasi berujung pada pengembangan masing tahapan terhadap capaian keberhasilan
metodologi evaluasi waktu nyata (real-time). di tahapan tersebut, berbasis pada penerapan
Metodologi ini terdiri dari lima langkah nyata: a) secara generik. The Institute for Government
Kajian tentang Perubahan – tinjauan pustaka pada intinya membedah setiap langkah dari
tentang perubahan organisasi, yang proses Kotter dan menilai keterampilan, gaya,
mengidentifikasi Leading Change (1996) oleh staf, sistem, strategi, struktur, dan nilai bersama
Kotter sebagai karya yang berarti untuk seperti yang dibutuhkan untuk membantu
mengevaluasi perubahan, kemudian melakukan membuat perubahan. Hal ini dapat membantu
triangulasi kerangka Kotter terhadap kajian organisasi untuk mengidentifikasi aspek-aspek

Gambar 7: Tabel Ringkasan Penilaian Transformasi Generik Menggunakan Kerangka Kotter dan
McKinsey
Delapan Langkah Kotter Menuju Transformasi

1 2 3 4 5 6 7 8
Urgensi Koalisi Visi Komunikasi Memberdayakan Kemenangan Cepat Konsolidasi Melembagakan

Keterampilan 333 333 333 333 33 333 333 333


Kerangka 7-S McKinsey

Gaya 33 33 33 33 333 33 33

Staf 3 333 333 333 333

Sistem 3 33 3 33 33 33 333

Strategi 3 3 333 333 33 333 333

Struktur 333 33 33 33 33 33

Nilai Bersama 33 33 3 333 3 33 33

Legenda 333 Sangat penting 33 Penting 3 Bagus Jika Ada

Sumber: Metodologi Evaluasi Institute for Government (2011) untuk transformasi Whitehall. Tersedia di: www.institutefor-
government.org.uk/sites/default/files/publications/evaluation_methodology_for_whitehall_transformation_.pdf

64 Page, J. dkk. (2012).

26
yang paling penting dalam cara mereka model manapun dapat diterapkan dalam kegiatan
menjalankan tugas, dan di mana harus mereka.
mencurahkan upaya dan sumber daya mereka.
Hal tersebut telah diterapkan di sejumlah 4.3.1 Pendekatan ECDPM
departemen di Whitehall – kantor sejumlah Pada 2008, ECDPM menyelesaikan proyek
departemen pemerintah Inggris – oleh the penelitian internasional besar selama lima tahun
Institute for Government. mengenai kegiatan pengembangan kapasitas di
negara berkembang. Meskipun bernama program
4.3 Model Apa yang Telah Diciptakan pengembangan kapasitas, model 5C
dan Digunakan dalam Kegiatan memperlakukan kapasitas sebagai fungsi PO
Pengembangan Internasional? yang kuat, yakni mendefinisikan kapasitas
Ada satu model yang patut disebutkan, yang sebagai “seluruh kemampuan organisasi atau
telah diciptakan dan digunakan dalam sistem dalam menciptakan nilai untuk pihak
pengembangan – pendekatan ECDPM. lain”.65
Pendekatan diciptakan oleh praktisi yang memiliki
pengalaman ekstensif bekerja di negara 4.4 Pertimbangan ‘Pengetahuan-ke-
berkembang, dan mengalami tekanan yang Kebijakan’ Khusus Apa yang Terdapat
berkaitan dengan lingkungannya (termasuk dalam Kajian tentang Mengelola
lingkungan pendukung yang kurang kondusif Proses Perubahan?
dalam mendukung perubahan dibandingkan Peneliti kebijakan publik dan konsultan,
lingkungan tempat IBM dan Phillips beroperasi). Matthews, telah bekerja secara luas dengan
Ada sedikit irisan dengan model-model yang organisasi yang dapat digolongkan ke dalam
disebutkan di atas, yang seharusnya meyakinkan organisasi perantara dan organisasi suplai
staf bahwa unsur-unsur tersebut masuk akal dan dengan fokus pengetahuan-ke-kebijakan

Gambar 8: Model 5C ECDPM

Kapabilitas untuk menyeimbangkan keragaman dan


koherensi:
Apakah kita memiliki keragaman yang memadai untuk mem-
bangun ketahanan tanpa terlalu banyak fragmentasi/apa saja-
kah ketegangannya? Bagaimana kita menyeimbangkannya?

Kapabilitas untuk Kapabilitas untuk


beradaptasi dan Kapabilitas untuk melaksanakan tugas
memperbarui diri: berkomitmen dan terlibat: teknis, pelaksanaan
Tren faktor internal atau Apa kita memiliki energi dan pelayanan, dan logistik:
eksternal apa yang memicu momentum untuk membuat Cara fungsional apa yang
perubahan dan inovasi kemajuan? Apa kita termotivasi kita punya untuk mencapai
internal dan/atau jaringan? untuk bertindak? Apa kita seperangkat tujuan dan
Apakah kita menanggapi hal terperangkap oleh konflik memenuhi mandat? Apakah
ini? Bagaimana? Mengapa? atau kekuatan eksternal? kita mampu melakukannya?
Bagaimana? Mengapa? Bagaimana? Mengapa? Apa sajakah tujuan dan
Apakah kita melakukannya? mandat tersebut? Mengapa
Bagaimana? Mengapa? memilih melakukannya?

Kapabilitas untuk mengaitkan diri:


Apakah kita mampu untuk mengaitkan diri dan
bertahan di dalam konteks kita? Apakah kita memiliki
kredibilitas dan legitimasi? Mengapa? Bagaimana?

Source: Keijzer, N., Spierings, E., Phlix, G., Fowler, A. (2011)

65 ECDPM Maastricht, (2011).

Studi Pengembangan Organisasi 27


tertentu. Tulisannya tentang topik ini menjajaki dan efektivitas pelaksanaan pelayanan publik.
cara-cara untuk mengembangkan metode tata “Risiko” berlaku untuk kasus-kasus yang
kelola eksperimental sedemikian rupa sehingga dalam menentukan probabilitas terjadinya
mendukung kegiatan PO di organisasi yang sesuatu lebih mudah, sedangkan ketidakpastian
berfokus pada pengetahuan-ke-kebijakan, mengacu pada situasi dengan probabilitas sulit
terutama organisasi yang bermitra dengan unit untuk dianalisis atau diprediksi. Kemampuan
pemerintah dalam memberikan solusi yang layak untuk mengevaluasi probabilitas ini merupakan
demi kebutuhan kebijakan. Salah satu perbedaan hal yang vital untuk memungkinkan pelaksanaan
kunci antara pendekatan organisasi penelitian estimasi risiko dan perumusan konsekuensi risiko
(atau perantara) dan pendekatan pemerintah tersebut.
serta pembuat kebijakan adalah cara mereka Sebab itu, manajemen risiko merupakan
menghadapi risiko dan ketidakpastian.66 proses yang relatif mudah, sedangkan
Mengatasi perbedaan ini dapat dibangun dalam manajemen ketidakpastian lebih sulit untuk
program-program PO organisasi. Akademisi ditangani. Apabila kebijakan dan pelaksanaannya
selalu menghindari risiko dan merasa tidak dianggap sebagai proses belajar dengan tindakan
nyaman untuk berspekulasi di luar data mereka dalam keadaan yang ambigu dan tidak pasti,
tanpa perlu diperingatkan. Di lain pihak, pembuat maka kebijakan yang efektif sudah pasti
kebijakan secara rutin harus berurusan dengan memerlukan penyesuaian dan tanggapan yang
“pemrograman untuk masa depan”, sehingga efektif terhadap peristiwa yang tidak terduga.
tingkat ketidakpastian yang tinggi merupakan Matthews menamai pendekatan ini sebagai
kenyataan yang tidak dapat dihindari. Seberapa pembuatan kebijakan berbasis intelijen. Hal
baik pemerintah menangani ketidakpastian, tersebut adalah salah satu keinginan program
ambiguitas, dan risiko, merupakan hal yang PO agar dapat diterapkan oleh organisasi.
penting karena hal ini berdampak pada efisiensi

Gambar 9: Asimetris dalam Ketidakpastian antara Masa Lalu dan Masa Depan

Nilai bukti yang berasal dari Masa Kini


Ketidakpastian
pengalaman masa lalu berkurang
substantif
seiring semakin tuanya bukti
tersebut – dan kian berkurang lagi
seiring meningkatnya teknologi &
perubahan sosial Risiko di
masa depan
Ketidakpastian atas sebab, akibat, digandakan oleh
dan konsekuensi meningkat apabila ketidakpastian
seseorang semakin jauh pergi ke
masa lalu

Ambang batas
ketidakpastian
yang rumit

Masa lalu Masa Kini Masa Depan Waktu

Pembuatan kebijakan Pembuatan kebijakan


berbasis bukti berbasis intelijen
Sumber: Matthews, M. dan Kompas, T. (2015)

66 Matthews, M. (2015).

28
Salah satu pendekatan pembuatan kebijakan menghubungkan tingkat ketidakpastian atas hasil
berbasis intelijen adalah untuk menyasar isu-isu dan pengambilan keputusan. Penerapan siklus
ketidakpastian melalui penggunaan siklus pembelajaran kebijakan Bayesian mencerminkan
inferensi Bayesian sebagai alat untuk bagaimana pemerintah harus membuat
mengkarakterisasikan dan secara aktif keputusan sulit di bawah kondisi ketidakpastian
memfasilitasi pembelajaran kebijakan. Metode ini yang nyata. Pendekatan ini memberikan cara
dapat dimasukkan oleh organisasi suplai dan praktis untuk memonitor dan mengevaluasi
perantara dalam pemrograman PO sebagai kinerja pemerintah ketika mereka merancang,
jembatan untuk bekerja sama lebih baik dengan menguji, dan belajar dari pendekatan baru untuk
pembuat kebijakan. Pendekatan Bayesian kebijakan publik. Pendekatan ini juga dapat
terhadap kebijakan publik menciptakan potensi memfokuskan perhatian pembangunan kapasitas
untuk berpikir secara berbeda dan lebih pada pentingnya meningkatkan kreativitas dalam
konstruktif tentang bagaimana kita melaksanakan proses kebijakan (dicerminkan dalam hipotesis
manajemen publik secara umum. Pesan kunci di yang lebih baik yang akan diuji), serta praktik
balik argumen ini adalah semua intervensi yang terinformasi oleh bukti (evidence-informed
kebijakan merupakan hipotesis yang diuji melalui practice) serta meminimalisasi terbuangnya
eksperimen.67 Sangat sedikit kepastian yang ada peluang untuk belajar. Pada intinya, Matthews
pada pemrograman untuk masa depan. Kerangka berpendapat bahwa peneliti yang ingin lebih
ini memberikan cara yang berguna untuk banyak terlibat dengan pembuat kebijakan
menunjukkan pentingnya pengembangan sebaiknya tidak menganggap ketidakpastian
kapasitas dalam analisis kebijakan, dan alat substantif sebagai “ketidaknyamanan analitis”,
untuk mengukur peningkatan kapasitas analitis. tapi justru menganggap berkurangnya
Pendekatan Bayesian memberikan kerangka ketidakpastian sebagai tujuan utama ketika
analitis yang mapan dan koheren untuk berinvestasi dalam peningkatan pemahaman.

Gambar 10: Diagram Penjelasan dari Pembelajaran Bayesian

Ekspresi linear inferensi Bayesian

Peluang baru = Peluang lama + Analisis informasi baru

Siklus lingkaran/pembelajaran berdasarkan ekspresi


inferensi Bayesian
Kapabilitas Implementasi di
analitis dunia nyata
Perkiraan
peluang

Analisis Pengalaman
(penerjemahan
pembelajaran
menjadi peluang)
Informasi
baru (dari
belajar dengan
tindakan)

Sumber: Matthews, M. dan Kompas, T. (2015)

67 Matthews, M. (2015).

Studi Pengembangan Organisasi 29


Analis yang bekerja dengan pembuat kebijakan bukti sebagai data, dan sebaiknya menekankan
harus memahami bahwa tata kelola yang efektif pada bukti sebagai penggunaan data dalam
dan efisien tidak berupaya memperoleh “presisi menguji hipotesis yang didefinisikan dengan
yang salah” dalam “membuat suatu kebijakan jelas. Pendekatan ilmiah untuk penggunaan bukti
menjadi tepat” dari awal, lalu melaksanakannya. dalam proses kebijakan ini selaras dengan
Justru, hal tersebut melibatkan kemampuan yang penekanan saat ini pada kualitas diferensial
telah dikembangkan untuk belajar dan dalam bukti yang digunakan untuk
beradaptasi menghadapi risiko (dan peluang) menginformasikan pembuatan kebijakan.68
yang telah diantisipasi dan temuan yang tidak Kegiatan PO dapat membantu menggerakkan
terantisipasi. organisasi menuju pendekatan ini, sehingga
Aspek kunci dari karya Matthews dalam hal kegiatan operasional mereka lebih kondusif
ekspresi Bayesian dari siklus pembelajaran dalam membantu pembuat kebijakan dengan
kebijakan adalah pentingnya menghasilkan dan peran penting untuk memperbarui hipotesis guna
menguji hipotesis atas diagnosis permasalahan meningkatkan daya penjelas dan kebijakan
dan solusi potensial. Meskipun menghasilkan secara umum.
data itu penting, menghasilkan hipotesis yang
membingkai data yang dikumpulkan juga penting 4.4.1 Penyelesaian Konflik
sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Ketika mengerjakan intervensi OD apapun
Terutama, penting bahwa hipotesis yang (dan juga secara lintas budaya), penting untuk
digunakan untuk membentuk struktur proses memiliki pemahaman dan keterampilan yang
pembelajaran kebijakan berkembang selama berkaitan dengan mengelola perbedaan atau
proses pengujian. Dalam pendekatan Bayesian, konflik. The Intercultural Conflict Style (ICS)
seperti dalam ilmu pengetahuan secara umum, Inventory mengidentifikasi berbagai pendekatan
daya penjelas (explanatory power) meningkat yang diadopsi oleh budaya yang berbeda-beda
pesat melalui penyempurnaan hipotesis yang guna membantu menyelesaikan konflik.69 Kajian
diuji. tersebut mengakui bahwa dalam segala konflik,
Sebab itu, program PO harus menahan diri terdapat dua unsur yang berperan: fakta dan
untuk menempatkan penekanan yang kuat pada perasaan.

Gambar 11: Gaya Konflik Antarbudaya


Model Gaya Konflik Antarbudaya

Langsung
Gaya Diskusi Gaya
Keterlibatan

Gaya Akomodasi Gaya Dinamis

Tidak Menahan Mengutarakan


Langsung Emosi Emosi

Sumber: Hammer, M. R (2009)

68 Matthews, M. (2009).
69 Hammer, M. (2000).

30
Hammer (2003) mengidentifikasi empat gaya memperkuat PO telah menjadi terfokus dalam
konflik: gaya diskusi (yang mengandalkan fakta menghasilkan pendapatan atau merencanakan
untuk menyelesaikan konflik); gaya pelibatan pengembangan bisnis ketimbang menjadi inisiatif
(yang menggunakan ekspresi verbal langsung yang didorong oleh permintaan. Sebagian
maupun emosi yang kuat untuk menyelesaikan organisasi penerima hibah menerima intervensi
konflik); gaya akomodasi (yang dicirikan oleh donor sebagai cara untuk mengamankan
emosi yang ditahan dan gaya bicara tidak pendanaan tambahan, dengan mengamankan
langsung); dan gaya dinamis (yang pendapatan bagi partisipasi pegawai mereka.
menggabungkan gaya bicara tidak langsung Faktor kedua dalam dinamika ini adalah donor
dengan ekspresi emosional yang kuat). Dalam juga bersaing dengan penerima hibah untuk
karyanya, Hammer mengidentifikasi negara- mendapatkan sumber daya manusia. Donor
negara dengan gaya konflik yang lazim sering kali mencoba merekrut peneliti yang bagus
dipertunjukkan – mempertimbangkan hal ini dengan latar belakang akademis yang kuat
dalam kegiatan dan perundingan PO dan lintas (sering kali pemberi dana adalah pemberi kerja
budaya merupakan hal yang vital.70 ICS yang sangat didambakan karena struktur gaji
merupakan perangkat yang penting bagi pelaku yang lebih tinggi). Ketiga, donor jarang
PO. Perangkat tersebut dapat membantu mereka berinvestasi pada organisasi baru, tapi lebih
yang bekerja dalam bidang ini untuk lebih memilih mengandalkan hubungan yang telah
menguasainya sehingga dapat membantu teruji oleh waktu dalam suatu sektor. Organisasi
mengembangkan strategi untuk mengelola penerima sendiri dapat memetik keuntungan
konflik lintas budaya di dalam dan antara ketika mampu menjaga komunitasnya agar tetap
organisasi. kecil karena pemain baru dapat berdampak pada
pengaruh dan mengurangi pendapatan mereka.
4.4.2 Dinamika Donor-Penerima Dana Hibah Terakhir, penerima hibah jarang sanggup tetap
Dalam kontribusinya untuk laporan tahun bersikap independen dari donor. Hal ini dapat
2013, Mendizabal (2013) menyoroti empat menyebabkan donor tidak mampu bersikap
pelajaran terkait dinamika donor-penerima hibah. objektif terhadap kinerja penerima hibah.
Pelajaran pertama adalah intervensi untuk

70 Hammer, M. (2003).

Studi Pengembangan Organisasi 31


Bab 5
Mengukur dan Mengevaluasi
Pengembangan Organisasi

B
ab ini merangkum berbagai model praktik terbaik dari berbagai kajian
tentang bagaimana mengukur PO. Secara alami, sebagian dari model
tersebut beririsan dengan cara mengelola proses perubahan, karena
proses manajemen akan mengambil aspek-aspek dari perangkat yang
dikembangkan untuk monitoring dan evaluasi. Bab ini terutama mencakup
ikhtisar mengenai perangkat penting seperti pemetaan hasil, teknik
perubahan yang paling signifikan, dan pedoman dan checklist yang
dikembangkan oleh World Bank Institute (WBI).
Bab ini membahas:
• Bagaimana mengukur perubahan perilaku dalam tiga tahapan
mudah.
• Bagaimana mengumpulkan kisah yang signifikan untuk menunjukkan
yang telah Anda capai.
• Bagaimana memungkinkan organisasi agar belajar dari pengalaman
dan menyesuaikan diri sesuai kebutuhan.
• Pedoman dan checklist yang terkonsolidasi.

5.1 Bagaimana Mengukur Perubahan Perilaku dalam Tiga Tahapan


Mudah (Pemetaan Hasil)
Salah satu perangkat kunci dalam PO adalah pemetaan hasil. Uraian
singkat untuk tim berguna di sini – meskipun beberapa anggota tim telah
menerapkannya dalam kegiatan mereka sebelumnya. Pemetaan hasil
berfokus pada satu jenis keluaran yang spesifik: hasil sebagai perubahan
perilaku.71 Hasil didefinisikan sebagai perubahan dalam perilaku, hubungan,
kegiatan, atau tindakan dari orang, kelompok, dan organisasi yang bekerja
sama secara langsung dengan program. Hasil tersebut dapat terhubung
secara logis dengan kegiatan program, meskipun tidak serta-merta
disebabkan oleh program tersebut. Hasil dapat diukur dengan indikator
kemajuan dan dibagi menjadi kategori perubahan perilaku yang diistilahkan
dengan “berharap melihat”, “ingin melihat” dan “sangat ingin melihat”.
Perubahan bertujuan untuk memberikan kontribusi pada aspek tertentu
dari kesejahteraan manusia dan ekologi dengan memberikan alat, teknik,
dan sumber daya baru kepada mitra agar mereka dapat berpartisipasi
dalam proses pembangunan.
Mitra perbatasan (boundary partner) adalah individu, kelompok, dan
organisasi yang berinteraksi langsung dengan program dan yang

71 Earl, S., Carden, F. dan Smutylo, T. (2001).

32
diharapkan program berpeluang untuk perubahan yang paling signifikan dalam (bidang
memengaruhi. Pemetaan hasil mengasumsikan perubahan tertentu)?” Proses ini memungkinkan
bahwa mitra perbatasan mengendalikan pemangku kepentingan mengumpulkan sejumlah
perubahan – sebagai agen eksternal – dan besar informasi kompleks dari peserta dalam
program pengembangan hanya memfasilitasi cakupan penataan tertentu. MSC berguna karena
prosesnya dengan memberikan akses terhadap dengan jelas mengidentifikasi perubahan yang
sumber daya, ide, atau peluang baru selama tidak terduga dan mengidentifikasi nilai-nilai yang
kurun waktu tertentu. Hal ini terutama efektif berlaku dalam suatu organisasi, serta mendorong
ketika digunakan dari tahap perencanaan karena analisis. Ketika orang menjelaskan alasannya
membantu program berfokus untuk mendukung meyakini satu perubahan lebih penting dari
perubahan tertentu pada mitranya, setelah perubahan lain, hal ini dapat menjadi bagian
arahan strategis atau bidang program utama pokok dari pengembangan kapasitas staf.
telah ditentukan. MSC juga bermanfaat karena kesederhana-
Pemetaan hasil menentukan visi peningkatan annya. MSC telah mendefinisikan hasil, dan
aspek manusia, sosial, dan lingkungan yang fokus pada pembelajaran, bukan hanya sekedar
diharapkan dapat dikontribusikan oleh program. akuntabilitas. Teknik ini juga berguna dan layak
Pemetaan ini kemudian memfokuskan monitoring digunakan untuk memonitor dampak intervensi
dan evaluasi pada faktor dan pemain di dalam terhadap kehidupan masyarakat. Sebab itu, MSC
lingkungan pengaruh langsung program. Ini dapat digunakan untuk meraih perubahan yang
menjawab permasalahan bagaimana diharapkan, mengembangkan kabar berita, dan
menghubungkan dampak dengan meningkatkan melaksanakan evaluasi retrospektif terhadap
nilai dan perhatian pada hasil-hasil yang dicapai program yang telah selesai. Teknik ini juga
“ke hulu” dari dampak. Pemetaan hasil bergeser menyediakan evaluasi yang cepat dan mudah
dari anggapan bahwa monitoring dan evaluasi untuk tujuan akuntabilitas. Meskipun dapat
“dilakukan” terhadap program, dan sebaliknya berpengaruh terhadap kegiatan dan tingkat
justru secara aktif melibatkan tim dalam pentingnya program, MSC juga dapat menjadi
merancang kerangka monitoring dan rencana bagian dari perubahan nilai yang dianut oleh staf
evaluasi, dan mempromosikan penilaian diri. di dalam organisasi.

5.2 Bagaimana Mengumpulkan Kisah 5.3 Bagaimana Mendorong Organisasi


Signifikan untuk Menunjukkan yang untuk Belajar dari Pengalaman dan
Telah Anda Capai (Teknik Perubahan Menyesuaikan dengan Kebutuhan
Paling Signifikan) (Siklus Pembelajaran Aktif)
Teknik “Perubahan Paling Signifikan” (MSC) Upaya PO disebut berjalan dengan baik ketika
adalah sebuah bentuk monitoring dan evaluasi siklus pembelajaran aktif digunakan selama
partisipatif. Disebut partisipatif karena pemangku masa program.73 Proses ini selalu membuka
kepentingan proyek dilibatkan dalam pengambilan peluang bagi organisasi riset untuk belajar dari
keputusan tentang perubahan yang harus dicatat pengalaman mereka sendiri dan pengalaman
– dan ini merupakan bentuk monitoring karena organisasi lain. Hal ini membuat kegiatan
berlangsung di seluruh siklus program. Proses tradisional dan yang lebih bersifat eksperimental
MSC pertama-tama mengumpulkan kisah dapat dilakukan bergantian, dengan keyakinan
perubahan yang signifikan, yang muncul dari bahwa terdapat ruang untuk bereksperimen dan
lapangan, sebelum pemangku kepentingan yang keinginan untuk menerima kegagalan dalam
telah ditentukan memilih kisah mana yang paling sejumlah kegiatan. Budaya ulet dan adaptasi
signifikan.72 hendaknya dibentuk. Setelah kegiatan yang
MSC adalah teknik baru yang, pada tingkat ditetapkan berjalan dengan baik untuk suatu
dasarnya, berupaya menjawab pertanyaan organisasi (paling baik diidentifikasi melalui
“Melihat satu bulan yang lalu, menurut Anda apa pendekatan khusus untuk memenuhi kebutuhan

72 Dart, J. dan Davies, R. (2003). 73 Marquardt, M. (2004).

Studi Pengembangan Organisasi 33


masing-masing organisasi), organisasi tersebut Kerangka Pengembangan Kapasitas dan Hasil-
dapat menerima dukungan untuk secara bertahap hasilnya.78 Kerangka ini menyediakan pendekatan
meningkatkan kegiatan ini dan menyatakan sistematik dan seperangkat alat bagi praktisi
manfaatnya dalam pelaporan (melalui monitoring pengembangan untuk mendesain strategi
dan evaluasi yang dikembangkan secara pengembangan kapasitas, atau logika program,
endogen atau dari dalam organisasi).74 yang kokoh namun fleksibel untuk memonitor
Di dalam komunitas praktik yang kuat, yang dan secara adaptif mengelola intervensi serta
dimonitor oleh donor, siklus pembelajaran aktif ini mengevaluasi hasil-hasilnya.
membawa pada peluang pembelajaran horizontal WBI berfokus pada perubahan (dan definisi
dan vertikal (di seluruh kelompok dan di dalam pengembangan kapasitas sebagai proses tempat
lingkungan masing-masing organisasi). Metode perubahan terjadi), sehingga kerangkanya
ini mendorong orang untuk berbagi pengalaman membuat praktisi mampu menerapkan
mereka dan belajar secara kolektif mencari solusi pengetahuan khusus mereka ke dalam inisiatif
terhadap tantangan bersama, mengujicobakan pengembangan kapasitas di sepanjang spektrum
kegiatan, refleksi, dan lingkaran umpan balik tata kelola, politik dan ekonomi, akuntabilitas
(feedback loop).75 Hal ini juga dikenal sebagai sosial, dan pengembangan kelembagaan.
“Adaptasi Iteratif yang Didorong oleh Mereka menyatakan bahwa indikator yang tepat
Permasalahan”. Metode ini terhubung dengan
76
untuk hasil pengembangan kapasitas dapat
kegiatan ECDPM, yang menekankan pada berbentuk kuantitatif atau kualitatif, tergantung
pentingnya sistem adaptif yang kompleks dalam pada sifat perubahan kapasitas yang diinginkan.
upaya PO. Cara ini menganjurkan adanya Namun demikian, hasil tersebut haruslah:
perubahan lingkaran umpan balik, (mengakui spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan
bahwa perubahan dalam upaya PO dapat muncul terikat waktu (WBI, 2012).79 Database Indikator
tiba-tiba), peran kepemimpinan, dan kebutuhan Kapasitas Kelembagaan atau The Institutional
untuk mengubah akses terhadap pihak yang Capacity Indicators Database merupakan sumber
berkuasa, sumber daya, dan peluang.77 daya praktis yang dapat membantu memonitor,
mengevaluasi, dan melaporkan hasil-hasil nyata
5.4 Pedoman dan Checklist yang untuk program pengembangan kapasitas.
Terkonsolidasi WBI memberikan sejumlah catatan panduan
Selain berguna bagi tim yang melaksanakan yang sangat praktis tentang cara mengevaluasi
kegiatan, hasil kajian yang dibahas di sini kegiatan PO. Dalam Catatan Panduan 1, WBI
bermanfaat bagi tim Evaluasi dan Pembelajaran menyatakan bahwa rantai hasil kurang mampu
Organisasi. Ada pemahaman umum bahwa donor menangkap hasil-hasil PO. Karena itu, WBI telah
kurang memiliki konsensus tentang apa saja mengembangkan pendekatan yang lebih
yang termasuk kegiatan pengembangan komprehensif untuk menggambarkan perubahan
kapasitas, dan bahwa pendekatan monitoring transformatif (seperti peningkatan kemampuan
dan evaluasi standar untuk menilai hasil untuk memengaruhi perubahan), sebagaimana
pengembangan kapasitas belumlah memadai. diuraikan di bawah ini.
Menanggapi hal tersebut, WBI mengembangkan

74 Lopes dan Theisohn, (2003).


75 Andrews, M., Pritchett, L. dan Woolcock, M. (2012).
76 Andrews, M., Pritchett, L. dan Woolcock, M. (2012). 78 World Bank Institute (2012).
77 Amagoh, F. (2008). 79 World Bank Institute (2012).

34
Gambar 12: Proses Pengembangan Kapasitas

Sasaran Pengembangan

Perubahan dalam Bidang-bidang


Kapasitas Kelembagaan

• M
en
an in ing
ilik • M strum katka
p em an en en ne
uat
k e
ntin
g pen ingka kebij fisien
a si
p erk kepe gat t
ura kan ef kan
Sumber daya em gku no ekt
• M eman rga i
nis vitas
• Keuangan p asi
• Manusia • Peningkatan kesadaran
• Teknologi • Peningkatan
Agen Perubahan keterampilan
• Infrastruktur
• Peningkatan konsensus
Hasil Kapasitas Jangka Menengah
dan kerja sama tim
• Penguatan koalisi
• Penguatan jaringan
• Implementasi
pengetahuan baru
Intervensi Pengembangan Kapasitas

Sumber: Pedoman WBI untuk Mengevaluasi Hasil-hasil Pengembangan Kapasitas (2012,


hal.14) Tersedia di: http://wbi.worldbank.org/wbi/Data/wbi/wbicms/files/drupal-acquia/wbi/
Guide%20to%20Evaluating%20Capacity%20Development%20Results_0.pdf

WBI mengidentifikasi tiga bidang kapasitas keterampilan, peningkatan konsensus dan kerja
kelembagaan: (i) kekuatan kepemilikan pemang- sama tim, penguatan koalisi, penguatan jejaring,
ku kepentingan (atau jejaring dan hubungan); (ii) dan implementasi pengetahuan baru. Unsur-
efisiensi instrumen kebijakan (struktur dan unsur ini kemudian diterapkan dalam Catatan
peraturan yang memengaruhi organisasi); dan Panduan 4: Menunjukkan proses perubahan dari
(iii) efektivitas pengaturan organisasi. pengembangan kapasitas (Lihat Lampiran B).
Peningkatan kemampuan atau disposisi untuk Hal tersebut menghasilkan pola acu (template)
memengaruhi perubahan dikelompokkan ke yang bermanfaat untuk menunjukkan proses
dalam enam jenis standar hasil pengembangan perubahan dari pengembangan kapasitas, dan
kapasitas jangka menengah: peningkatan juga contoh penerapannya (lihat Gambar 13 dan
kesadaran, peningkatan pengetahuan atau 14 di bawah ini).

Studi Pengembangan Organisasi 35


Gambar 13: Pola Acu untuk Menunjukkan Proses Perubahan Pengembangan Kapasitas

Sasaran Pengembangan

Bidang Kapasitas Kelembagaan yang Disasar

Uraian Tujuan Perubahan Kapasitas Kelembagaan Khusus

Uraian Agen Perubahan dan Proses Perubahan (bagaimana


peningkatan kemampuan atau disposisi pemangku
kepentingan berujung pada perubahan kelembagaan
yang berkontribusi terhadap sasaran pengembangan)

Uraian Hasil Kapasitas Jangka Menengah

Daftar Intervensi Pengembangan Kapasitas

Sumber: Pedoman WBI untuk Mengevaluasi Hasil-hasil Pengembangan Kapasitas (2012,


hal.26) Tersedia di: http://wbi.worldbank.org/wbi/Data/wbi/wbicms/files/drupal-acquia/wbi/
Guide%20to%20Evaluating%20Capacity%20Development%20Results_0.pdf

Gambar 14: Contoh Penelusuran Satu Proses Perubahan Pengembangan Kapasitas

Meningkatkan pengembangan sosio-ekonomi Republik Dominika


dengan berkontribusi terhadap pengembangan ekspor

Kekuatan kepemilikan pemangku kepentingan

Komitmen pemimpin
Pejabat teras pemerintah perlu membayangkan transformasi ekonomi yang dapat
dihasilkan dari pengembangan ekspor untuk mendorong perubahan yang dibutuhkan

Proses perubahan dan agen perubahan


Pejabat pemerintah memahami potensi pertumbuhan ekonomi
yang didorong oleh pengembangan ekspor dan perubahan yang
dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ini

Hasil kapasitas jangka menengah


Peningkatan kesadaran: Pejabat teras kunci menyadari potensi manfaat pengembangan
ekspor yang dapat dicapai dengan mengurangi kerugian listrik, memupuk kolaborasi
publik-swasta, dan menciptakan jaringan perdagangan internasional

Proyek program berbagi pengetahuan yang berurutan


Pengembangan Ekspor untuk Republik Dominika
Meningkatkan Infrastruktur Ekspor dan Sistem Tenaga Listrik
Pendirian Bank Ekspor-Impor Dominika

Sumber: Pedoman WBI untuk Mengevaluasi Hasil-hasil Pengembangan Kapasitas (2012,


hal.27) Tersedia di: http://wbi.worldbank.org/wbi/Data/wbi/wbicms/files/drupal-acquia/wbi/
Guide%20to%20Evaluating%20Capacity%20Development%20Results_0.pdf

36
Contoh penelusuran lebih dari satu proses tujuan ini secara lebih rinci. Catatan Panduan 6
perubahan terdapat di Lampiran B. WBI memiliki memberikan checklist bagi praktisi untuk
Catatan Panduan yang khusus ditujukan untuk digunakan terkait dengan tujuan tersebut, dan
memahami tujuan perubahan kelembagaan dan Catatan Panduan 7 menjelaskan tentang
bagaimana mengidentifikasi hal tersebut. Catatan bagaimana menetapkan indikator dan sumber
Panduan 5 memberikan contoh penjabaran data untuk menilai pencapaian tujuan perubahan
kapasitas (Lampiran B).80
Tabel 4: Tujuan Perubahan Kapasitas Kelembagaan

Kekuatan Kepemilikan Pemangku Efisiensi Instrumen Kebijakan Efektivitas Pengaturan


Kepentingan Organisasi
• Komitmen sosial dan politik para • Kejelasan dalam mendefinisikan hak • Kejelasan misi
pemimpin dan tanggung jawab • Pencapaian hasil
• Kompatibilitas norma dan nilai sosial • Konsistensi • Efisiensi operasional
• Partisipasi pemangku kepentingan • Legitimasi • Kelayakan dan proses
dalam menentukan prioritas • Insentif untuk kepatuhan keuangan yang baik
• Permintaan pemangku kepentingan • Kemudahan administrasi • Komunikasi dan hubungan
akan akuntabilitas • Risiko faktor eksternal yang negatif dengan pemangku kepen-
• Transparansi informasi kepada • Fleksibilitas yang memadai tingan
pemangku kepentingan • Ketahanan terhadap korupsi • Adaptabilitas
Sumber: Pedoman WBI untuk Mengevaluasi Hasil Pengembangan Kapasitas (2012, hal. 30). Tersedia di:
http://wbi.worldbank.org/wbi/Data/wbi/wbicms/files/drupal-acquia/wbi/Guide%20to%20Evaluating%20Capaci-
ty%20Development%20Results_0.pdf

Tabel 5: Memahami Hasil, Definisi, dan Atribut Kapasitas Jangka Menengah

ICO Definisi dan Atribut Operasional


Peningkatan kesadaran Peningkatan disposisi untuk bertindak, misalnya melalui peningkatan: Pemahaman,
sikap, kepercayaan diri, atau motivasi
Peningkatan pengetahuan dan Peningkatan kemampuan untuk bertindak melalui: Akuisisi atau aplikasi pengetahuan
keterampilan dan keterampilan baru
Peningkatan konsensus dan Penguatan disposisi atau kemampuan untuk bertindak melalui peningkatan kolaborasi
kerja sama tim dalam suatu kelompok yang terikat oleh tugas bersama. Ini dapat meliputi, misalnya
di antara anggota tim, terdapat kesepakatan yang lebih kuat atau peningkatan:
Komunikasi, koordinasi, kohesi, atau kontribusi oleh anggota tim terhadap tugas
bersama
Penguatan koalisi Penguatan disposisi atau kemampuan untuk bertindak melalui peningkatan kolaborasi
antara individu atau kelompok dengan tujuan berbeda untuk memajukan agenda
bersama. Ini dapat mencakup, misalnya: Kesepakatan yang lebih kuat terhadap agenda
bersama untuk mengambil tindakan, peningkatan komitmen untuk bertindak,
peningkatan kepercayaan antara anggota, atau peningkatan kemampuan anggota
koalisi untuk memanfaatkan kekuatan mereka yang beragam
Penguatan jaringan Penguatan disposisi atau kemampuan untuk bertindak melalui peningkatan kolaborasi
antara individu atau kelompok dengan kepentingan yang sama tetapi tidak memiliki
agenda bersama yang resmi untuk mengambil tindakan. Ini dapat mencakup, misalnya:
Peningkatan proses untuk kolaborasi, insentif yang lebih baik atas partisipasi di dalam
jaringan, atau peningkatan lalu lintas atau komunikasi di antara anggota jaringan
Peningkatan implementasi Penguatan disposisi atau kemampuan untuk bertindak, yang timbul dari: Perumusan atau
pengetahuan pelaksanaan kebijakan, strategi, atau rencana. Ini dapat meliputi, misalnya penemuan
dan inovasi terkait dengan belajar dengan tindakan.

Sumber: Pedoman WBI untuk Mengevaluasi Hasil-hasil Pengembangan Kapasitas (2012, hal.39) Tersedia
di: http://wbi.worldbank.org/wbi/Data/wbi/wbicms/files/drupal-acquia/wbi/Guide%20to%20Evaluating%20
Capacity%20Development%20Results_0.pdf

80 Ibid, hal.32-36.

Studi Pengembangan Organisasi 37


The Institutional Capacity Indicators Database Salah satu metode perencanaan, monitoring,
adalah katalog yang dapat dicari, yang memuat dan evaluasi hasil intervensi PO yang lebih efektif
karakteristik kapasitas di dunia nyata dan dan kian populer dikenal sebagai “5C”. Metode
indikatornya. Dengan cara ini, suatu tim dapat ini bertujuan untuk memandu organisasi yang
membagi kapasitas PO menjadi unit-unit yang beroperasi individual atau kolaboratif
dapat diamati dan diukur dengan menengok ke menggunakan kerangka berdasarkan lima
belakang (retrospektif) untuk menilai hasil- kapabilitas (5C). Metode ini dapat diterapkan
hasilnya. Pedoman WBI dapat lebih membantu pada jenis organisasi apapun dan melengkapi
karena merincikan atribut yang akan diamati dan kegiatan monitoring dan evaluasi lain yang
diukur (lihat Tabel 5). Checklist yang siap sedang berjalan. 5C bekerja dengan mengakui
digunakan untuk indikator ini disediakan di fakta bahwa kapasitas adalah fenomena yang
Lampiran D. memiliki banyak aspek, dan organisasi harus
WBI memberikan pedoman tentang dianggap bekerja dalam sistem yang hidup dan
bagaimana mempersiapkan, menyimpan, dan dinamis. 5C adalah kerangka yang terdiri dari: (i)
mengelola data untuk analisis kegiatan PO. kapabilitas untuk bertindak dan berkomitmen; (ii)
Pedoman itu mencakup survei, panduan kapabilitas untuk melaksanakan tujuan
wawancara, topik inti, dan pola acu pendekatan pengembangan; (iii) kapabilitas untuk beradaptasi
wawancara kelompok yang akan dipakai oleh dan memperbarui diri; (iv) kapabilitas untuk
praktisi. Hal tersebut didukung oleh panduan berhubungan dengan pemangku kepentingan
tentang analisis data deduktif, yang pola acunya eksternal; dan (v) kapabilitas untuk mencapai
juga disediakan oleh WBI.81 koherensi.82

81 Ibid, hal.46-61. 82 ECDPM, (2011).

38
Bab 6
Kesimpulan

L
aporan ini memberikan ikhtisar tentang kajian terkini mengenai
PO. Berangkat dari contoh-contoh praktik yang apik, laporan ini
menyaring kerangka dan rekomendasi yang bermanfaat bagi
pelaku di sektor ini.
Studi ini menyoroti banyaknya informasi yang tersedia tentang PO.
Karena jumlah materinya, penting untuk merencanakan dari awal
pendekatan yang akan digunakan oleh program. Contohnya, apakah
asumsinya menggunakan pemikiran “seperti awan” atau “seperti jam”
(lihat Richter, Bab 2), atau lebih mirip dengan visi PO Kaplan (lihat Bab
2). Spektrum Greenhalgh, “membuat terjadi” versus “membiarkan
terjadi” akan berguna dalam membahas pendekatan PO dengan
berbagai organisasi berbeda.
Teori atau model yang direkomendasikan dibahas dalam laporan
ini, yang mencakup: (i) Model Kotter (Bab 4); (ii) Kerangka Institute for
Government (Bab 4); dan (iii) Catatan panduan WBI (Bab 5). Kerangka
Institute for Government terutama berguna untuk mengintegrasikan
berbagai jenis pendekatan untuk membentuk analisis yang
komprehensif. Ini meliputi kerangka Kotter dan alat diagnostik
McKinsey. Yang penting, kerangka ini disesuaikan dengan konteks,
menekankan pada pentingnya mengakui PO sebagai proses politik.
Laporan ini disusun untuk mendukung staf selama melaksanakan
kegiatan PO. Kajian dikemas dalam empat bab (sesuai dengan empat
tahapan untuk menetapkan program perubahan organisasi), dan
serangkaian pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh staf. Meskipun
antarbab saling berkaitan, pada berbagai tahapan kegiatan PO, staf
dapat mengacu pada bab yang relevan untuk menemukan gambaran
umum dari teori dan kerangka yang berlaku.
Memahami PO adalah kunci bagi fungsi-fungsi program
pengembangan di sektor ini. Laporan ini berupaya untuk memadukan
sejumlah besar kajian global mengenai PO dan memaparkannya
dengan cara yang mudah diakses bagi praktisi yang sibuk, yang perlu
memahami cakupan kajian tersebut, dan arti kajian itu bagi proyek
mereka di lapangan.

Studi Pengembangan Organisasi 39


Lampiran A
Daftar Pustaka

D
aftar pustaka ini ditujukan untuk membentuk perpustakaan
elektronik (e-library) awal bagi praktisi PO saat mereka mulai
melakukan kegiatan. Penilaian ini berdasarkan pada materi yang
sudah siap (seperti kegiatan ODI, UN, WB, dan IDRC bekerja sama
dengan think tank di negara-negara berkembang) dan berisi materi dasar
yang penting.
Agar materi ini mudah diakses, e-library ini mengkategorikan kajian
dalam kategori berikut ini: (A) materi PO umum, (B) empat komponen KSI
(produsen, permintaan, perantara, dan lingkungan pendukung), dan (C)
blog dan jejaring yang relevan.83

A. Materi Umum (Relevan dalam Spektrum Pengetahuan-ke-


Kebijakan)
Aghina, W., De Smet, A., dan Heywood, S. (2014). The past and future of
global organisaitons, McKinsey Quarterly, 2014. Tersedia di: www.
mckinsey.com/insights/organisation/the_past_and_future_of_global_
organisations
Amagoh, F. (2008). ‘Perspectives on Organisational Change: Systems and
Complexity Theories’, The Innovation Journal: The Public Sector
Innovation Journal, Volume 13(3), 2008, Artikel 3. Tersedia di: www.
innovation.cc/scholarly-style/amagoh3dec2008jag2rev1.pdf
Argyris, C. dan Schon, D. (1978). Organisational Learning: A Theory of Action
Perspective, Addison-Wesley. Tersedia secara berbayar di: www.amazon.
c o m / o r g a n i s a t i o n a l - L e a r n i n g - A d d i s o n - We s l e y - o r g a n i s a t i o n -
Development/dp/0201001748
Baser, H., Morgan, P., Bolger, J., Brinkerhoff, D., Land, A., Taschereau, S.,
Watson, D., dan Zinke, J. (2008). Capacity, Change and Performance –
Study Report, European Centre for Development Policy Management.
Tersedia di: http://siteresources.worldbank.org/INTCDRC/Resources/
CapacityChangePerformanceReport.pdf
Bossuyt, J., Shaxson, L., dan Datta, A. (2014). Assessing the uptake of
strategic evaluations in EU Development co-operation: A study on the
uptake of learning from EuropeAid’s strategic evaluations into
development policy and practice. Laporan Akhir: Mei 2014. Tersedia di:
www.ec.europa.eu/europeaid/sites/devco/files/uptake-study-main-
report-2013-317962_en_.pdf.
Cao, G. dan McHugh, M. (2005). ‘A Systematic View of Change Management
and its Conceptual underpinnings’, Systemic Practice and Action
Research, Oktober 2005,  Volume 18,  Jilid 5,  hal. 475-502. Tersedia di:
www.link.springer.com/journal/11213/18/5/page/1

83 Ketika suatu makalah relevan terhadap lebih dari satu kategori, mungkin akan ada
duplikasi, tapi hal ini hanya berlaku untuk dua atau tiga makalah.

40
Cawsey, T., Deszca, G. dan Ingols, C. (2012). Organisational Development: An Action Oriented Toolkit,
Sage Publications, Inc. Tersedia secara berbayar di: www.uk.sagepub.com/books/Book234243/toc
Cumming, T. dan Worley, C. (2009). Organization Development and Change, Cengage Learning. Tersedia
di: http://otgo.tehran.ir/Portals/0/pdf/organization%20development%20and%20change.pdf
Datta, A., Shaxson, L. dan Pellini, A. (2012). Capacity, complexity and consulting: lessons from managing
capacity development projects.London:Overseas Development Institute. Tersedia di: www.odi.org.uk/
publications/6348-capacity-complexity-development-projects-rapid
DeKler, M. (2007). ‘Healing emotional trauma in organizations: An O.D. Framework and case
study’,Organization Development Journal, Volume 25, Jilid 2. Tersedia di: http://law-journals-books.
vlex.com/vid/healing-emotional-trauma-framework-64041884
DFAT, (2012). Dokumen Desain KSI. Tersedia di: www.aid.dfat.gov.au/Publications/Pages/indo-knowledge-
sector-design-doc.aspx
Davies, R. dan Dart, J. (2005). MSC Technique: A Guide to Its Use, www.mande.co.uk/docs/MSCGuide.pdf
Dichter, F., Gagnon, C., dan Alexander, A. (1993). Leading organizational transformations. Tersedia di:
http://www.mckinsey.com/insights/organization/leading_organizational_transformations
Earl, S., Carden, F., dan Smutylo, T. (2001). Outcome Mapping: The Challenges of Assessing Developing
Impacts: Building Learning and Reflection into Development Programmes. Ottawa: IDRC. Tersedia di
http://www.outcomemapping.ca/download/OM_English_final.pdf
ECDPM Maastricht. (2011). Bringing the invisible into perspective: Reference document for using the 5Cs
framework to plan, monitor and evaluate capacity and results of capacity development processes.
Tersedia di: http://ecdpm.org/wp-content/uploads/2011-5Cs-Framework-Plan-Evaluate-Monitor-
Capacity-Development-Processes.pdf
Engel, P., Keijzer, N. dan Land, T. (2007). A balanced approach to monitoring and evaluating capacity and
performance: A proposal for a framework, ECDPM Discussion Paper 58E. Tersedia di: www.ecdpm.
o r g / W e b _ E C D P M / W e b / C o n t e n t / C o n t e n t . n s f / v w P r i n t /
A1649F5CBFFEB410C12573B5005C5030?Opendocument
Folke, C., Carpenter, S., Elmqvist, T., Gunderson, L., Holling, C.S., dan Walker, B. (2002). ‘Resilience and
Sustainable Development: Building Adaptive Capacity in a World of Transformations’, Ambio, 31(5).
Ford Foundation, (2003). Celebrating Indonesia: 50 Years with Ford Foundation 1953-2003, Equinox
Publishing. Tersedia di: www.fordfoundation.org/pdfs/library/celebrating_indonesia.pdf
Hamel, G. dan Zanini, M. (2014). Build a change platform, not a change programme. McKinsey & Company.
Tersedia di: http://www.mckinsey.com/insights/organization/build_a_change_platform_not_a_change_
program
Hearn, S. dan White, N. (2009). Communities of practice: linking knowledge, policy and practice, Makalah
Latar Belakang. London: Overseas Development Institute. Tersedia di: www.odi.org/sites/odi.org.uk/
files/odi-assets/publications-opinion-files/1732.pdf
Horton, D. (2002). ‘Planning, Implementing and Evaluating Capacity Development’, Makalah Arahan ISNAR
50. Tersedia di: http://.preval.org/documentos/2105.pdf
IDRC (2011). IDRC Think Tank Initiative Annual Report 2010-11. Tersedia di: www.idrc.ca/EN/Programs/
Social_and_Economic_Policy/Think_Tank_Initiative/Documents/Think-Tank-Initiative-Annual-
Report-2010-11.pdf
Kaplan, A. (1999). The development of capacity, Community development Resources Association – awalnya
diterbitkan sebagai dokumen pengembangan oleh United Nations Non-Governmental Liaison Service.
Tersedia di: www.institutofonte.org.br/sites/default/files/Kaplan%20A_The%20Developing%20Of%20
Capacity.pdf
Karetji, P. (2010). Overview of the Indonesian Knowledge Sector. Tersedia di http://dfat.gov.au/about-us/
publications/Documents/indo-ks8-overview.pdf
LenCD, (2012). How to assess change readiness, Learning Network on Capacity Development, didukung
oleh United Nations Development Programme, Capacity Development Group. Tersedia di: www.lencd.
org/learning/howto-readiness
Marquardt, M. (2004). Harnessing the Power of Action Learning. Tersedia di: www.wial.org/publications/
WIALauthored/HarnessingAL.pdf

Studi Pengembangan Organisasi 41


Mason, R. (2007). ‘The external environment’s effect on management and strategy. A complexity theory
approach.’ Management Decision, 45(1). Tersedia di: www.emeraldinsight.com/doi/
abs/10.1108/00251740710718935
Matthews, M. (2015). ‘Using Signal Processing Diagnostics to Improve Public Sector Evaluations’, Bab 2
dalam G. Carey, K. Landvogt, dan J. Barraket, (eds). Designing and implementing public policy: cross-
sectoral debates. Routledge.
Morgan, G. (2006). Images of Organisation, Sage Publications. Tersedia secara berbayar di: www.amazon.
co.uk/Images-organisation-Gareth-Morgan/dp/1412939798/ref=dp_ob_title_bk/280-8331263-7909033
Nielsen, G. (2010). Comparative Analysis of Middle Income Countries’ Knowledge Sector Investments,
DFAT. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/publications/pages/6907_4230_9750_6366_1236.aspx
Rhodes, D. dan Antoine, E. (2013). Practitioners’ Handbook for Capacity Development: A cross cultural
approach, Leadership Strategies Publication, Victoria Australia. Tersedia secara berbayar di: http://
leadershipstrategies.com.au/Practitioners_Handbook_for_Capacity_Development.php
Sumarto, S. (2011). The SMERU Research Institute: History and Lessons Learned, AusAID Knowledge
Sector Diagnostic.Tersedia di http://dfat.gov.au/about-us/publications/Documents/indo-ks12-smeru.pdf
Sullivan, R. (2010).  Practicing organisation Development: A Guide for Leading Change, Jossey Bass.
Tersedia secara berbayar di: www.amazon.com/Practicing-organisation-Development-Leading-
Change/dp/0470405449
Ubels, J., Acquaye-Baddoo, N.A., and Fowler, A. (2010). Capacity Development in Practice, Earthscan.
Tersedia di: www.snvworld.org/files/publications/capacity_development_in_practice_-_complete_
publication.pdf
Wenger, E. (1998). Communities of practice: learning, meaning, and identity, Cambridge: Cambridge
University Press.
World Bank Institute (2012) Guide to Evaluating Capacity Development Results, Washington: World Bank.
Available at: http://documents.worldbank.org/curated/en/2012/12/17496431/guide-evaluating-
capacity-development-results-collection-guidance-notes-help-development-practitioners-evaluators-
assess-capacity-development-efforts

B. Materi Relevan untuk Berbagai Komponen dalam Spektrum Pengetahuan-untuk-


Kebijakan
Suplai (dari Komponen Pengetahuan)
Bennett, S., Corluka, A., Doherty, J., dan Tangcharoensathien, V. (2012). ‘Approaches to Developing the
Capacity of Health Policy Analysis Institutes: A Comparative Study’, Health Research Policy and
Systems, Volume 10(7). Tersedia di http://health-policy-systems.biomedcentral.com/
articles/10.1186/1478-4505-10-7
Buldioski, G. (2012). Capacity Building for Think Tanks, November, Goran’s Musings, http://goranspolicy.
com/capacity-building-for-think-tank
Carden, F. (1997). Giving Evaluation Away, Challenges in a Learning Based Approach to Institutional
Assessment, IDRC. Tersedia di: http://www.universalia.com/sites/default/files/articles/fichiers/no28_
givingevalawaychallenges.pdf
Costa, A. dan Kallick, B. (1993). Through the Lens of a Critical Friend. Educational Leadership 51(2): 49-51.
Datta, A. (2013). Supporting think tanks series developing capacities in complex environments experiences
from Vietnam. London: Overseas Development Institute. Tersedia di: http://onthinktanks.org/2013/06/17/
supporting-think-tanks-series-developing-capacities-in-complex-environments-experiences-from-
vietnam/
Datta, A. & Rodriquez, D. (2013). A ‘Light-touch’ Review of Think Tank Capacity Building Programmes,
Bagian dari Think Tank Mid-term Evaluation. London:Overseas Development Institute, April 2013.
Tersedia di: www.odi.org/sites/odi.org.uk/files/odi-assets/publications-opinion-files/8576.pdf
Evans, L. (2009). Developing research capacity in the social sciences: A Professionality Based Model.
Tersedia di: www.repository.cam.ac.uk/bitstream/handle/1810/224925/3509.pdf?sequence=1

42
Hadiz, V. R. dan Dhakidae, D. (2005). Social Science and Power in Indonesia, Equinox. Tersedia secara
berbayar di https://bookshop.iseas.edu.sg/publication/295
Hammer, M.R. (2009). Solving Problems and Resolving Conflict Using the Intercultural Conflict Style Model
and Inventory. In M.A. Moodian (Ed.). Contemporary Leadership and Intercultural Competence (Bab.17,
hal. 219-232). ICS Inventory, Thousand Oaks, CA: Sage.
Hind, J. dkk. (2013). Independent Review of the Knowledge Sector Supply Side Pilot (TAF Pilot) http://aid.
dfat.gov.au/Publications/Documents/ind-rev-supply-side-orgs-gov-intermediaries-v2-ks-pilot-supply-
side.pdf
Hind, E. (2013). Independent Review of the Knowledge Sector Supply Side Organisations and Government
Intermediaries, Volume 3 – Literature Review. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/Publications/Pages/
ind-rev-supply-sideorgs-gov-intermediaries-v3-literature-review.aspx
Horton, D. dkk. (2004). Evaluating Capacity Development: Experiences from Research and Development
organisations around the World, IDRC. Tersedia di: http://www.idrc.ca/EN/Resources/Publications/
Pages/IDRCBookDetails.aspx?PublicationID=233
Keijzer, N., Spierings, E., Phlix, G., Fowler, A.(2011). Bringing the invisible into perspective. Reference
paper for using the 5Cs framework to plan, monitor and evaluate capacity and results of capacity
development processes. Maastricht: ECDPM.
Kember, D. dkk. (1997). ‘The diverse role of the critical friend in supporting educational action research
project’, Educational Action Research, 5 (3), 463-481.
Matthews, M. dan Kompas, T. (2015).  Coping with Nasty Surprises: Improving Risk Management in the
Public Sector Using Simplified Bayesian Methods, Asia and the Pacific Monitoring Studies 2(3):452-
466 McCarthy, J. dan Ibrahim, R. (2010) Review of Social Science Capacity Building Support to
Indonesia’s Knowledge Sector. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/Publications/Pages/indo-knowledge-
sector-review-social-science-capacity-building-support.aspx
Mendizabal, E. dkk., (2013). Independent Review of the Knowledge Sector Supply Side Organisations and
Government Intermediaries – Think Pieces. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/Publications/Documents/
ind-rev-supply-side-orgs-gov-intermediaries-v4-think-pieces.pdf
Nachiappan, K., Mendizabal, E. dan Datta, A. (2010). Think tanks in East and Southeast Asia: Bringing
politics back into the picture, London: Overseas Development Institute. www.odi.org/sites/odi.org.uk/
files/odi-assets/publications-opinion-files/6377.pdf
Nakabugo, M. dkk. (2010). ‘Best Practice in North-South Research Relationships in Higher Education: The
Irish African Partnership Model’, Policy & Practice: A Development Education Review, hal. 89-98.
Sciortino, R. Reminiscences on a grantee-grantor relationship, diunggah oleh SALT online 16 Januari 2013.
www.salt.org.sg/2314/reminiscences-on-grantee-grantor-relationships
Sumarto, S. (2011). The SMERU Research Institute: History and Lessons Learned, AusAID Knowledge
Sector Diagnostic. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/publications/pages/6907_4230_9750_6366_1236.
aspx
Srivastava, J. (2011). Think Tanks in South East Asia: The Knowledge-Power Interface, London: Overseas
Development Institute. Tersedia di: www.odi.org/sites/odi.org.uk/files/odi-assets/publications-opinion-
files/7530.pdf
Stone, D. (2005). Think Tanks and Policy Advice in Countries in Transition. Makalah yang disiapkan untuk
Simposium Asian Development Bank Institute: “How to Strengthen Policy-Oriented Research and
Training in Viet Nam”. 31 Agustus, 2005, Hanoi.
Struyk, R., Kohagen, K. dan Miller, C. (2007). ‘Were Bosnian Policy Research Organisations More Effective
in 2006 than in 2003? Did Technical Assistance Play a Role?’ Public Administration and Development.
Tersedia di: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/pad.463/abstract
The Asia Foundation, (2011). Enhancing Knowledge on the Knowledge Sector: Report to AusAID. Tersedia
di: http://aid.dfat.gov.au/publications/pages/6907_4230_9750_6366_1236.aspx
Unwin, J. (2005). The Grant Making Tango: Issues for Funders. London: Baring Foundation.
Velho, L., de Souza Paula, M.dan Vilar, R. (2004). ‘Building Research Capacity’, in Social Sciences for
Development in Bolivia: A Case for Institutional Innovation. United Nations University. Tersedia di: www.
researchgate.net/publication/4870605_Building_Research_Capacity_in_Social_Sciences_for_
Development_in_Bolivia_A_Case_of_Institutional_Innovation

Studi Pengembangan Organisasi 43


Velho, L. (2004). Research Capacity Building for Development: From Old to New Assumptions, Science,
Technology &Society 9:2. Tersedia di: http://sts.sagepub.com/content/9/2/171.short

Dalam Komponen Suplai: Menentukan Pengaturan Hibah Dana Inti yang Optimal
Jakob, L. (2014). We don’t have a panda in our logo: Preliminary Assessment of Fundraising Opportunities
for Policy Research Institutes in Indonesia (di dalam perpustakaan KSI).
McGann, J. G. (2009). The Global ‘Go-to Think Tanks’: the Leading Public Policy Research Organisations
in the World, University of Pennsylvania. Tersedia di: http://gotothinktank.com/dev1/wp-content/
uploads/2013/07/2012_Global_Go_To_Think_Tank_Report_-_FINAL-1.28.13.pdf
Morgan, P. (2002). ‘Technical Assistance: Correcting the Precedents’, Development Policy Journal: Special
Issue – Technical Cooperation, UNDP. Tersedia di: www.researchgate.net/publication/248648613_
Technical_Assistance_Correcting_the_Precedents
Spence, R. (2011). AusAID Core Funding Review: Survey Results and Analysis.Tersedia di: http://aid.dfat.
gov.au/countries/pacific/fiji/Documents/transitional-support-analytical-report.pdf
Young, J., Hauck, V., dan Engel, P. (2013). Final Report of the External Evaluation of the Think Tank Initiative.
Tersedia di: http://ecdpm.org/wp-content/uploads/TTI-Evaluation-2013.pdf

Komponen Permintaan (terhadap Pengetahuan)


Andrews, M., Pritchett, L., dan Woolcock, M. (2012). Escaping Capability Traps Through Problem Driven
Iterative Adaption (PDIA). Kertas Kerja No. 2012/64. World Institute for Development Research.
Tersedia di: www.cgdev.org/publication/escaping-capability-traps-through-problem-driven-iterative-
adaptation-pdia-working-paper
Child, J. (2005). Organisation Contemporary Principles and Practice, 292. Blackwell Publishing. Tersedia
secara berbayar di: http://www.amazon.com/Organization-Contemporary-Principles-John-Child/
dp/1405116587
Datta, A., Jones, H., Febriany, V., Harris, D., Dewi, R.K., Wild, L., dan Young, J., (2011). The political
economy of policy-making in Indonesia: opportunities for improving the demand and use of knowledge,
AusAID Knowledge Sector Diagnostic. Tersedia di: www.odi.org/publications/6217-political-economy-
analysis-policy-making-indonesia
Godfrey, M., Sophal, C., Toshiyasu, K., Piseth, L., Dorina, P., Saravy, T., dan Sovannarith, S. (2002).
‘Technical Assistance and Capacity Development in an Aid-dependent Economy: The Experience of
Cambodia’, World Development Journal, Vol 30, No 3. Tersedia di: www.cdc-crdb.gov.kh/cdc/twg/
Cambodia%20-%20TA%20and%20CD%20in%20aid-dependent.pdf
Greenhalgh, T., Glenn, R., dan Bate, P. (2004). How to Spread Good Ideas: A systematic review of the
literature on diffusion, dissemination and sustainability of innovations in health service delivery and
organisation. Laporan untuk Pusat Koordinasi Nasional untuk NHS Service Delivery and Organisation
R&D.
Hammer, M. (2003). Intercultural conflict styles inventory, Mitchell Hammer.
Hand, F. (2009). Leading organisational change in a complex environment. Pidato di Public Sector
Leadership Transitions 2009 Conference. Tersedia di: www.immi.gov.au/about/speeches-pres/_
pdf/2009-07-21-leading-org-change.pdf
Huerta Melchor, O. (2008). Managing Change in OECD Governments: An Introductory Framework. Kertas
Kerja OECD tentang Tata Kelola Pemerintahan Publik, No. 12, OECD publishing, © OECD. Doi:
10.1787/227141782188
Hummelbrunner, R. dan Jones, H. (2013). A Guide for managing projects and programmes in the face of
complexity. Tersedia di: www.odi.org.uk/publications/7849-managing-projects-and%20
programmes%20in%20the%20face%20of%20complexity
Little, M., Kaoukji, D., Truesdale, B., dan Backer, T. (2012). Achieving Lasting impact at scale, part two:
assessing system readiness for delivery of family health innovations at scale. Dokumen sintesis dan
ringkasan dari pertemuan yang diselenggarakan oleh Bill & Melinda Gates Foundation, La Jolla,
California, 29-30 Maret, 2012.
Mackay, K. (2008). ‘Helping Countries Build Government Monitoring and Evaluation Systems: World Bank
Contribution to Evidence-based Policy Making’, dalam Segone, M. (ed.) (2008) Bridging the Gap: The

44
Role of Monitoring and Evaluation in Evidence-based Policy Making, UNICEF. Tersedia di: http://www.
unicef.org/ceecis/evidence_based_policy_making.pdf
Matthews, M. (2009). Innovation in the Public Sector: Enabling better Performance, Driving New Directions.
Australian National Audit Office Better Practice Guide. Canberra. Tersedia di: https://marklmatthews.
files.wordpress.com/2014/02/innovation_in-the_public_sector.pdf
Matthews, M. (2013). Commonwealth-Australian National University Strategic Relationship: Strategic Plan
2013-2020, HC Coombs Policy Forum (tersedia jika diminta penulis).
Matthews, M. (2013). ‘Unlocking Policy Potential: Six Crucial Steps’, Essays Opinions and Ideas on public
policy, Crawford School of Public Policy, Australian National University, hal. 36-38. Tersedia di: https://
crawford.anu.edu.au/files/uploads/crawford01_cap_anu_edu_au/2014-07/advance-oct-2013.pdf
Matthews, M. (2015). ‘Using Signal Processing Diagnostics to Improve Public Sector Evaluations’. Bab 2
dalamG. Carey, K. Landvogtdan J. Barraket (eds). Designing and implementing public policy: cross-
sectoral debates. Routledge.
Page, J., Pearson, J., Jurgeit, B. dan Kidson, M. (2012). Transforming Whitehall:Leading Major Change in
Whitehall Departments.
Shaxson, L., Datta, A. dan Young, J. (2012). Science and international development. Tersedia di: www.
publications.parliament.uk/pa/cm201012/cmselect/cmsctech/writev/intdev/int31.htm
Sutmuller, P. dan Setiono, I. (2011). Diagnostic on Evidence-based Public Policy Formulation under
Decentralisation, AusAID Knowledge Sector Diagnostic. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/publications/
pages/6907_4230_9750_6366_1236.aspx
Upham, P., Kivimaa, P., Mickwitz, P.dan Åstrand, K. (2014).  Climate policy innovation: a socio-technical
transitions perspective, Environmental Politics, 23(5): 774-794.
Weiner, B.J. (2009). ‘A theory of organisational readiness for change’,Implementation Science 4:67, Doi:
10.1186/1748-5908-4-67. Tersedia di: http://www.implementationscience.com/content/41/67
World Bank Institute, Managing Knowledge Results: An Exploration of the Systems and Practices of
Development Agencies. Tersedia di: http://wbi.worldbank.org/wbi/document/managing-knowledge-
results-exploration-systems-and-practices-development-agencies

Komponen Perantara
Anderson, M. (2010). ‘Turning evidence into policy: challenges facing UK Aid’, Journal of Development
Effectiveness. 2 (4): 556-560.
Blagescu, M. dan Young, J. (2006). Capacity Development for Policy Advocacy: Current thinking and
approaches among agencies supporting Civil Society Organisations. Tersedia di: www.odi.org.uk/
publications/136-capacity-development-policy-advocacy-current-thinking-approaches-agencies-civil-
society-organisations
CHF (2008). Capacity Development: Key to North-South NGO Partnerships? Canada: CHF. Tersedia di:
www.humanitarianforum.org/data/files/resources/740/en/CapacityBuildingCaseStudyFinalFeb408.pdf
Cislowski, H. dan Purwadi, A. (2011). A Study of the role of Indonesian Government research units (Balitbang)
in bridging research and development policy. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/business/Documents/
indo-ks3-balitbang.pdf
Colebatch, H.K., Hoppe, R. dan Noordegraff, M. (eds) (2010). Working For Policy. Amsterdam: University
Press.
Greenhalgh, T. dkk. (2004). Diffusion of Innovations in service organisations: Systematic review and
recommendations, University College of London. London: Blackwell Publishing. Tersedia atas
permintaan dari penulis: p.greenhalgh@pcps.ucl.ac.uk
Mendizabal, E., Datta, A., danYoung, J. (2011). Background Note: Developing capacities for better research
uptake: the experience of ODI’s Research and Policy in Development programme. Tersedia di: www.
odi.org.uk/sites/odi.org.uk/files/odi-assets/publications-opinion-files/7524.pdf
Oey-Gardiner, M. (2011). The role of the Indonesian Institute of Science (LIPI) in bridging between research
and development policy. AusAID Knowledge Sector Diagnostic. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/
publications/pages/6907_4230_9750_6366_1236.aspx

Studi Pengembangan Organisasi 45


Velho, L., Carlota, M., de Souza P. dan, Vilar, R. (2004). Building Research Capacity in Social Sciences for
Development in Bolivia: A Case for Institutional Innovation. United Nations University. Tersedia di: www.
researchgate.net/publication/4870605_Building_Research_Capacity_in_Social_Sciences_for_
Development_in_Bolivia_A_Case_of_Institutional_Innovation
World Bank Institute, Managing Knowledge Results: An Exploration of the Systems and Practices of
Development Agencies. Tersedia di: http://wbi.worldbank.org/wbi/document/managing-knowledge-
results-exploration-systems-and-practices-development-agencies
World Bank Institute, Report on Knowledge Exchange presented in Busan. Tersedia di: www.capacity.org/
capacity/export/sites/capacity/documents/topic-readings/
UsingKnowledgeExchangeforCapacityDeveloment.pdf

Lingkungan Pendukung
Andrews, M., Pritchett, L. dan Woolcock, M. (2012). Escaping Capability Traps Through Problem Driven
Iterative Adaption (PDIA): Kertas Kerja No. 2012/64. World Institute for Development Research.
Tersedia di: www.cgdev.org/publication/escaping-capability-traps-through-problem-driven-iterative-
adaptation-pdia-working-paper
Datta, A. dan Huong, P.L. (2013). Not just a beautiful flower?Knowledge, information and economic
policymaking in Vietnam, London: Overseas Development Institute. Tersedia di: www.odi.org/sites/odi.
org.uk/files/odi-assets/publications-opinion-files/8429.pdf
Eveline, R. (2011). Gender Institutions in the Knowledge Sector. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/
Publications/Pages/indo-knowledge-sector-study-gender-research.aspx
Nugroho, H. (2005). The political economy of higher education: The university as an arena for the struggle
for power, in Hadiz danDhakidae. Tersedia secara berbayar di: https://bookshop.iseas.edu.sg/
publication/295
Puryear, J. M. (2005). ‘Building Education Research. Capacity in Developing Countries: Some Fundamental
Issues’, Peabody Journal of Education, 80(1). Tersedia di: www.tandfonline.com/doi/abs/10.1207/
S15327930pje8001_6#.U86MAfldVxg
Sherlock, S. dan Davis, B. (2010). Regulatory Constraints and Procurement Laws (Regulatory obstacles to
the growth of a knowledge market in Indonesia). Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/publications/
pages/6907_4230_9750_6366_1236.aspx
Suryadarma, D., Pomeroy J., dan Tanuwidjaja S. (2011). Economic Factors Underpinning Constraints in
Indonesia’s Knowledge Sector, AusAID Knowledge Sector Diagnostic. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.
au/business/Documents/indo-ks2-economic-incentives.pdf

C. Blog dan Jejaring


www.bbc.co.uk/mediaaction (Aktivitas media OD)
www.capacity.org/capacity/opencms/en/index.html
www.dw.de/dw-akademie/media-development/s-12120 (Aktivitas media OD)
www.knowledgebrokersforum.org
www.lencd.org/home
www.norrag.org
www.organisationdevelopment.org/the-od-cycle/the-diagnostic-phase/
www.odnetwork.org
www.onthinktanks.org/tag/overseas-development-institute
http://panos.org.uk/ (Aktivitas media OD)
www.reflectlearn.org
www.snvworld.org

46
Lampiran B
Catatan Panduan dari Pedoman
WBI untuk Mengevaluasi Hasil
Pengembangan Kapasitas

Sumber: Pedoman WBI (2012) untuk Mengevaluasi Hasil Pengembangan Kapasitas. Tersedia di:
https://wbi.worldbank.org/wbi/Data/wbi/wbicms/files/drupal-acquia/wbi/Guide%20to%20Evaluating%20
Capacity%20Development%20Results_0.pdf

Catatan Panduan 4:

Diagram 4: Pola Acu untuk Menunjukkan Proses Perubahan dari


Pengembangan Kapasitas

Sasaran Pengembangan

Bidang Kapasitas Kelembagaan yang Disasar

Uraian Tujuan Perubahan Kapasitas Kelembagaan Khusus

Uraian Agen Perubahan dan Proses Perubahan


(bagaimana peningkatan kemampuan atau
disposisi pemangku kepentingan berujung pada
perubahan kelembagaan yang berkontribusi
terhadap sasaran pengembangan)

Uraian Hasil Kapasitas Jangka Menengah

Daftar Intervensi Pengembangan Kapasitas

Studi Pengembangan Organisasi 47


Diagram 5: Contoh Penelusuran Satu Proses Perubahan dari Pengembangan
Kapasitas

Meningkatkan pengembangan sosial ekonomi Republik Dominika


dengan berkontribusi terhadap pengembangan ekspor

Kekuatan kepemilikan pemangku kepentingan

Komitmen pemimpin
Pejabat teras pemerintah perlu membayangkan transformasi
ekonomi yang dapat dihasilkan dari pengembangan ekspor
untuk mendorong perubahan yang dibutuhkan

Proses perubahan dan agen perubahan


Pejabat pemerintah memahami potensi
pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh
pengembangan ekspor dan perubahan yang
dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ini

Hasil kapasitas jangka menengah


Peningkatan kesadaran: Pejabat teras kunci menyadari potensi manfaat
pengembangan ekspor yang dapat dicapai dengan mengurangi kerugian
listrik, memupuk kolaborasi publik-swasta, dan menciptakan jaringan
perdagangan internasional

Proyek program berbagi pengetahuan yang berurutan


Pengembangan Ekspor untuk Republik Dominika
Meningkatkan Infrastruktur Ekspor dan Sistem Tenaga Listrik
Pendirian Bank Ekspor-Impor Dominika

48
Catatan Panduan 5:

Tabel 6: Tujuan Perubahan Kapasitas Kelembagaan

Kekuatan Kepemilikan Pemangku Efisiensi Instrumen Kebijakan Efektivitas Pengaturan


Kepentingan Organisasi
• Komitmen sosial dan politik para • Kejelasan dalam mendefinisikan • Kejelasan misi
pemimpin hak dan tanggung jawab • Pencapaian hasil
• Kompatibilitas norma dan nilai • Konsistensi • Efisiensi operasional
sosial • Legitimasi • Kelayakan dan proses keuangan
• Partisipasi pemangku kepentingan • Insentif untuk kepatuhan yang baik
dalam menentukan prioritas • Kemudahan administrasi • Komunikasi dan hubungan
• Permintaan pemangku • Risiko faktor eksternal yang dengan pemangku kepentingan
kepentingan akan akuntabilitas negatif • Adaptabilitas
• Transparansi informasi kepada • Fleksibilitas yang memadai
pemangku kepentingan • Ketahanan terhadap korupsi

Tabel 7: Menggunakan Deskripsi Tantangan Kapasitas untuk Mengidentifikasi Tujuan


Perubahan

Fokus Sektor Deskripsi Naratif Tantangan Kapasitas Tujuan Perubahan Tujuan


(diambil dari PAD) Kapasitas Generik Pengembangan
Kapasitas yang
Disasar
Perawatan dan “Kesadaran umum tentang penyakit Kekuatan Berkurangnya perilaku
Pencegahan HIV/ ini cukup tinggi, tapi kesalahpahaman Kepemilikan berisiko tinggi di antara
AIDS tentang bagaimana menghindarinya juga Pemangku remaja dan orang
tinggi. Akibatnya, perilaku berisiko tinggi Kepentingan – dewasa yang aktif
di antara remaja dan orang dewasa yang Kompatibilitas secara seksual
aktif secara seksual terus berlanjut…. norma dan nilai
Dampak langsungnya mencengangkan: sosial
70% dari seluruh perawatan di rumah
sakit berhubungan dengan AIDS, dan HIV/
AIDS kini menjadi penyebab kematian
utama pada sebagian besar kelompok usia
produktif (20-49 tahun).”
Kesehatan Dasar “Terdapat pula kekurangan transparansi Efisiensi Instrumen Meningkatnya
dan Masyarakat dan akuntabilitas dalam aliran dana untuk Kebijakan – ketahanan terhadap
perawatan primer, karena dana untuk Ketahanan terhadap korupsi dalam proses
Perawatan Kesehatan Primer [PHC] biasanya korupsi penganggaran
mengalir melalui rumah sakit, poliklinik, perawatan kesehatan
atau jarnoat (dewan desa setempat) dan primer
ada banyak cakupan diversi, terutama untuk
alokasi non-gaji… Pungutan liar sangat
banyak terjadi.”
Pembangunan “[Dewan Kota] menghadapi tantangan Efektivitas Peningkatan
Kota serius baik dalam menghasilkan pendapatan Pengaturan manajemen keuangan
maupun perencanaan dan pengendalian Organisasi – oleh dewan kota
anggaran.… Diperkirakan hanya 20 persen Kelayakan dan
dari rumah dengan jaringan air pipa dan proses keuangan
5 persen dari total properti di kota yang yang baik
terkena pajak. Kota kekurangan kadaster dan
alat lain untuk meningkatkan pendapatan
dari pajak properti serta pajak dan tarif lokal
lainnya. Di sisi pengeluaran… kelemahan
tetap ada dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian pengeluaran.”

Studi Pengembangan Organisasi 49


Catatan Panduan 6:

Tabel 8: Checklist Kekuatan Kepemilikan Pemangku Kepentingan

Beri tanda “V” jika jawabannya “tidak” terkait dengan tujuan


Karakteristik Kapasitas
pengembangan yang disasar
Komitmen para pimpinan politik dan q Apakah ada komitmen yang jelas dari pimpinan yang relevan (seperti
sosial di tingkat masyarakat, daerah, dan pusat) untuk mencapai tujuan
pengembangan yang disasar?

Kompatibilitas dengan norma dan nilai q Apakah tujuan pengembangan konsisten dengan norma dan nilai sosial
sosial terkini dari pemangku kepentingan lokal?

Partisipasi pemangku kepentingan q Apakah terdapat mekanisme bagi pemangku kepentingan untuk
dalam menentukan prioritas menyuarakan opini mereka terkait dengan tujuan pengembangan?
q Apakah mekanisme ini didukung oleh pimpinan relevan yang terlibat
dalam menentukan prioritas terkait dengan tujuan pengembangan?

Transparansi informasi ke pemangku q Apakah informasi terkait tujuan pengembangan dibagikan secara
kepentingan berkala ke pemangku kepentingan?
q Apakah informasi terperinci terkait tujuan pengembangan mudah
diakses oleh pemangku kepentingan (seperti tersedia dengan mudah di
internet)?

Permintaan pemangku kepentingan q Apakah permintaan pemangku kepentingan terhadap akuntabilitas


terhadap akuntabilitas pemerintah memengaruhi kualitas pelaksanaan pelayanan oleh
pemerintah?

Tabel 9: Checklist Efisiensi Instrumen Kebijakan

Beri tanda “V” bila jawabannya “tidak” terkait dengan tujuan


Karakteristik Kapasitas
pengembangan yang disasar
Kejelasan dalam mendefinisikan hak q Apakah ada mekanisme regulasi yang dapat digunakan untuk
dan tanggung jawab mendukung upaya dan secara formal memandu perubahan terkait
tujuan pengembangan?

Konsistensi q Apakah kebijakan atau mekanisme regulasi yang mendukung tujuan


pembangunan konsisten (tidak saling bertentangan) dengan kebijakan
atau mekanisme regulasi lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pengembangan proyek lain?

Legitimasi q Apakah proses terkini yang terkait tujuan pengembangan transparan?


q Apakah proses terkini dalam perumusan kebijakan terkait tujuan
pengembangan bersifat partisipatif?

Insentif untuk kepatuhan q Apakah terdapat cukup kepatuhan oleh pemangku kepentingan agar
kebijakan yang terkait tujuan pengembangan dapat berfungsi dengan
baik?

Kemudahan administrasi q Apakah kapasitas administratif terkini cukup memadai untuk


melaksanakan instrumen kebijakan?

Risiko faktor eksternal yang negatif q Apakah kebijakan turut mempertimbangkan efek yang tidak
diperkirakan (negatif ), yang dapat terjadi selama mengejar tujuan
pengembangan?

Fleksibilitas q Apakah instrumen kebijakan dapat mengakomodasi revisi sesuai


kebutuhan untuk beradaptasi terhadap perubahan di dalam lingkungan
sosial dan politik?

Ketahanan terhadap korupsi q Apakah kebijakan mencakup langkah-langkah untuk meminimalisasi


peluang untuk melakukan korupsi?

50
Tabel 10: Checklist Efektivitas Pengaturan Organisasi
Karakteristik Kapasitas Beri tanda v apabila jawabannya “tidak” dalam kaitannya dengan tujuan
pengembangan yang disasar
Kejelasan misi q Apakah organisasi memiliki publikasi (internal atau eksternal) yang menjelaskan
mandat (visi dan misi) dari organisasi?
q Apakah organisasi memiliki rencana bisnis tahunan dengan unit dan personil
penanggung jawab yang didefinisikan dengan jelas untuk berbagai tugas?
Pencapaian hasil q Apakah organisasi memiliki rencana bisnis tahunan dengan tujuan yang jelas untuk
kegiatannya?
q Apakah organisasi memiliki sistem (informal atau formal) untuk secara berkala
melaporkan kemajuan kegiatan terhadap tujuannya?
Efisiensi operasional q Apakah organisasi memiliki rencana bisnis tahunan dengan seperangkat kegiatan
yang didefinisikan, disertai dengan anggaran, jangka waktu, dan personil
penanggung jawab yang ditugaskan?
q Apakah organisasi memiliki sistem (informal atau formal) untuk menerima
konfirmasi dari pemangku kepentingan tentang kegiatan yang telah diselesaikan?
Kelayakan dan proses keuangan q Apakah organisasi memiliki dana untuk mempertahankan biaya operasionalnya?
yang baik q Apakah organisasi menerbitkan laporan pendapatan dan pengeluaran tahunan?
Komunikasi dan hubungan baik q Apakah organisasi mendapatkan kerja sama dan dukungan dari pemangku
dengan pemangku kepentingan kepentingan untuk mencapai tujuannya?
Adaptabilitas q Apakah organisasi proaktif dalam memperoleh informasi terbaru tentang bidang-
bidang yang berakitan dengan tujuan pengembangan?
q Apakah organisasi meneliti cara-cara inovatif untuk meningkatkan proses-
prosesnya?

Catatan Panduan 7:
Tabel 11: Contoh Indikator untuk Menilai Perubahan dalam Kekuatan Kepemilikan
Pemangku Kepentingan
Tujuan Tujuan Indikator Sumber Data
Pengembangan Pengembangan
Kapasitas

Mendorong Peningkatan Persentase warga yang disurvei yang Survei pengguna bus
transportasi Penggunaan Sistem menganggap berjalan kali dan bersepeda
perkotaan Transit Cepat Bus oleh telah menjadi lebih aman dan nyaman di
yang terus pengguna mobil wilayah proyek
ramah terhadap Proporsi pengguna Sistem Transit Cepat Bus
lingkungan yang mengakses sistem dengan bersepeda
atau berjalan kaki

Membentuk Peningkatan Persentase rumah tangga yang melaporkan Survei Pelayanan Publik
sistem transparansi informasi telah mendengar tentang upaya pemerintah Nasional Proyek Reformasi
pemerintahan terkait upaya dari sumber resmi: Kelembagaan dan
daerah yang desentralisasi Bagaimana Anda mendengar tentang apa Pengembangan Kapasitas
berfungsi dengan yang dilakukan pemerintah?
baik • Tidak ada sumber
• Saudara, teman, tetangga, rekan kerja
• Papan buletin komunitas
• Kepala Desa
• Kepala Divisi atau Seksi/Pejabat Kepala
• Surat Kabar
• Radio
• TV
• Lainnya

Meningkatkan Peningkatan partisipasi Tingkat partisipasi masyarakat yang termiskin Survei dan catatan
pelayanan pemangku kepentingan dan rentan kehadiran dalam Sistem
publik di bidang masyarakat dalam Tingkat partisipasi perempuan dalam rapat Informasi Manajemen
perkotaan yang pengambilan keputusan perencanaan dan pengambilan keputusan
disasar terkait pelayanan publik Persentase kelurahan dengan dewan
di tingkat lokal pengawas masyarakat yang sudah terbentuk

Studi Pengembangan Organisasi 51


Tabel 12: Contoh Indikator untuk Menilai Perubahan dalam Efisiensi Instrumen Kebijakan

Tujuan Tujuan Pengembangan Indikator Sumber Data


Pengembangan Kapasitas

Peningkatan Peningkatan kepatuhan Persentase guru sekolah negeri yang Data izin mengajar
kualitas dengan persyaratan memenuhi standar izin mengajar profesional dari Kementerian
pendidikan primer kepercayaan di antara Pendidikan
para guru

Peningkatan status Peningkatan kejelasan Penunjukkan jelas untuk kebijakan dan Catatan Unit
kesehatan suatu terkait tanggung jawab tanggung jawab terkait akreditasi profesional, Koordinasi Proyek
populasi pengawasan untuk sertifikasi, dan izin sekolah untuk setiap Pusat
berbagai jenis program profesi. Adakah badan yang didirikan untuk
pendidikan tenaga memberikan pengawasan dan standar
profesional di bidang akreditasi, konten, dan perilaku [ya, tidak]
kesehatan untuk:
• Pendidikan kedokteran
• Pendidikan dokter gigi
• Pendidikan keperawatan
• Pendidikan kebidanan
Memberikan Peningkatan penggunaan Persentase audit lapangan yang dipilih oleh Data komite pajak
warga negara prosedur pemilihan prosedur terotomasi
dengan pelayanan terotomasi untuk audit
publik dan lapangan
infrastruktur yang
lebih baik

Tabel 13: Contoh Indikator untuk Menilai Perubahan dalam Efektivitas Pengaturan
Organisasi

Tujuan Tujuan Pengembangan Indikator Sumber Data


Pengembangan Kapasitas

Meningkatkan Peningkatan kelayakan Rasio biaya operasional (persentase Laporan Keuangan


akses finansial dari Dinas Air dan pemulihan biaya) dari Dinas Air dan dari Dinas Air dan
berkelanjutan Pembuangan Limbah Pembuangan Limbah Pembuangan Limbah
terhadap yang telah diaudit
persediaan air
yang aman

Meningkatkan Peningkatan tingkat Persentase responden yang berusia 14 Survei Pengukuran


tingkat lapangan lapangan kerja tahun ke atas, yang mengindikasikan Standar Hidup
kerja bagi individu yang bahwa mereka menemukan pekerjaan
menggunakan pelayanan lewat dinas ketenagakerjaan
dinas ketenagakerjaan

Meningkatkan Berkurangnya biaya Biaya per unit dan waktu proses Sistem Informasi
keamanan proses registrasi lahan regularisasi Kepemilikan Sertifikat
kepemilikan lahan di departemen proyek
percontohan

52
Catatan Panduan 8:
Tabel 17: Pertanyaan untuk Mengklarifikasi Hasil Kapasitas Jangka Menengah yang
Dibutuhkan
ICO Beri tanda “V” bila jawabannya “tidak” terkait dengan tujuan pengembangan yang
disasar

Peningkatan kesadaran q Apakah agen perubahan memiliki pengetahuan yang memadai tentang <isu>?
q Apakah mereka memahami perannya dalam meningkatkan situasi terkini?
q Apakah mereka cukup termotivasi untuk mengambil tindakan yang dibutuhkan?
q Apakah mereka percaya diri mampu mengambil tindakan yang dibutuhkan?

Peningkatan q Apakah agen perubahan memiliki keterampilan dan/atau pengetahuan teknis yang
pengetahuan dan memadai terkait <isu> untuk membuat situasi terkini lebih baik?
keterampilan q Apakah mereka mengetahui bagaimana menerapkan pengetahuan atau keterampilan
yang dibutuhkan di dalam kegiatan?
q Apakah mereka memiliki dukungan manajerial untuk menerapkan pengetahuan atau
keterampilan yang dibutuhkan?
q Apakah lingkungan di tempat kerja agen perubahan kondusif untuk menerapkan
keterampilan tersebut?

Peningkatan konsensus q Apakah ada masalah di antara atau di dalam lingkungan agen perubahan terkait dengan
dan kerja sama tim kerja sama tim yang buruk [beri tanda “V” bila ya]
q Apakah agen perubahan dapat bekerja bersama secara efektif terkait <isu>?
q Apakah mereka dapat mencapai kesepakatan terkait <isu>?
q Apakah seluruh pemangku kepentingan kunci (selain agen perubahan) dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan terkait <isu>?
q Apakah terdapat komunikasi yang efektif dan memadai di antara anggota tim?
q Apakah anggota tim berkomitmen untuk meningkatkan situasi terkait <isu>?

Penguatan koalisi q Apakah agen perubahan berkolaborasi dalam bentuk apapun dengan mitra eksternal
terkait <isu>?
q Apakah peran dan tanggung jawab di dalam kemitraan yang telah dibentuk jelas terkait
<isu>?
q Apakah para anggota kemitraan atau koalisi yang telah dibentuk memiliki agenda aksi
yang sama terkait <isu>?
q Apakah terdapat kepercayaan yang memadai di antara anggota koalisi untuk bekerja
sama secara efektif?
q Apakah struktur kemitraan atau koalisi dibentuk secara tepat untuk dapat memanfaatkan
keragaman terkait <isu>?
q Apakah struktur kemitraan atau koalisi cukup formal untuk mendukung proses
pengambilan keputusan yang efektif terkait <isu>?

Penguatan jaringan q Apakah keterlibatan pemangku kepentingan yang relevan dalam proses pengambilan
keputusan terjamin?
q Apakah masing-masing anggota memiliki insentif yang memadai untuk berpartisipasi
dalam jaringan?
q Apakah para anggota berkomitmen terhadap tujuan jaringan?
q Apakah hubungan di dalam jaringan tepat untuk dapat menjawab <isu> secara efektif?
q Apakah semua orang terhubung dengan jaringan yang dibutuhkan untuk menjawab
<isu>?
q Apakah jaringan secara efektif menjembatani perbedaan?
q Apakah terdapat pertukaran informasi yang memadai di antara anggota jaringan untuk
menjawab <isu>?

Implementasi q Apakah agen perubahan memiliki pemahaman yang memadai tentang mengapa mereka
pengetahuan baru diperlukan untuk mengembangkan strategi/kebijakan/rencana?
q Apakah terdapat kebijakan atau strategi baru yang perlu dikembangkan untuk membuat
perubahan yang diinginkan dalam <isu>?
q Apakah terdapat kebijakan/strategi/rencana yang perlu dilaksanakan untuk membuat
perubahan yang diinginkan dalam <isu>?
q Apakah agen perubahan memiliki pengetahuan yang memadai untuk mengidentifikasi
dan melaksanakan langkah-langkah aksi yang dibutuhkan terkait <isu>?
q Apakah terdapat rencana M&E untuk mengukur hasil dari strategi/kebijakan/rencana?

Studi Pengembangan Organisasi 53


Lampiran C
WBI Diagram – Menelusuri
Berbagai Proses Perubahan

Diagram 6: Contoh Penelusuran Berbagai Proses Perubahan

Meningkatkan pengembangan sosial ekonomi Republik Dominika dengan berkontribusi terhadap pengembangan ekspor

Kekuatan kepemilikan pemangku Efisiensi instrumen Efektivitas pengaturan organisasi


kepentingan kebijakan

Efisiensi operasional
Komitmen Kejelasan dalam Insentif untuk Konsistensi
Perusahaan Listrik
pemimpin mendefinisikan kepatuhan instrumen
Negara Dominika
Pejabat teras peran dan tanggung Lingkungan kebijakan kebijakan
(CDEEE) dapat
pemerintah perlu jawab dapat memberikan Seperangkat
meningkatkan
membayangkan Perusahaan sektor insentif yang lebih kebijakan yang
efisiensi
transformasi ekonomi swasta dapat lebih baik dan hambatan konsisten
operasional dengan
yang dapat dihasilkan terlibat dalam kegiatan yang lebih sedikit dibutuhkan untuk
meningkatkan
dari pengembangan ekspor apabila untuk mendorong perencanaan
pengaturan
ekspor untuk men- tersedia instrumen keterlibatan sektor strategis dalam
organisasi untuk
dorong perubahan peminjaman dan swasta dalam rangka mencapai
mengurangi kerugian
yang dibutuhkan. asuransi yang tepat kegiatan ekspor sasaran negara
listrik.

Hasil kapasitas Hasil kapasitas Hasil kapasitas Hasil kapasitas


Hasil kapasitas
jangka menengah jangka menengah jangka menengah jangka
jangka menengah
Peningkatan Penerapan Peningkatan menengah
Peningkatan
kesadaran: pengetahuan dan kesadaran: Penerapan
pengetahuan:
Pejabat teras keterampilan: Pemangku pengetahuan dan
Manajemen CDEEE
kunci pemerintah Setelah kepentingan sektor keterampilan:
memahami tingkat
menyadari mempelajarai swasta memahami Pejabat teras di
kerugian listrik
potensi manfaat model pembiayaan manfaat kebijakan Kementerian
yang wajar dan
pengembangan ekspor Korea, para yang mendorong Perencanaan,
metode untuk
ekspor yang dapat pimpinan Dominika pengembangan Ekonomi, dan
mengurangi
dicapai dengan mengambil langkah ekspor. Pembangunan
kerugian.
mengurangi untuk mendirikan Penguatan koalisi belajar cara
Peningkatan
kerugian listrik, bank ekspor- sektor publik dan menerapkan
implementasi
mendorong impor – termasuk swasta: Pejabat proses
pengetahuan:
kolaborasi keputusan presiden pemerintah perencanaan
Pelaksanaan
publik-swasta, dan perumusan menetapkan strategis nasional
undang-
dan menciptakan undang-undang pengaturan formal yang menjamin
undang yang
jaringan untuk menjelaskan untuk memperoleh konsistensi di
mempidanakan
perdagangan peran dan tanggung masukan dari sektor antara kebijakan
pencurian energi.
internasional jawab swasta. pemerintah

Proyek KSP yang berurutan


Pengembangan Ekspor untuk Republik Dominika
Meningkatkan Infrastruktur Ekspor dan Sistem Tenaga Listrik
Pendirian Bank Ekspor-Impor Dominika

Sumber: Pedoman WBI (2012) untuk Mengevaluasi Hasil Pengembangan Kapasitas, hal.28.

54
Lampiran D
Checklist untuk Kerangka 7-S
McKinsey

Strategi:
• Apa strategi kita? Nilai Bersama (Shared Values):
• Bagaimana kita akan mencapai tujuan? • Apa saja nilai intinya?
• Bagaimana kita mengatasi tekanan • Apa kultur perusahaan/tim?
kompetitif? • Seberapa kuat nilai-nilai tersebut?
• Bagaimana kita menangani perubahan • Apa saja nilai fundamental yang menjadi
dalam permintaan pelanggan? dasar dibangunnya perusahaan/tim?
• Bagaimana strategi ini disesuaikan untuk
isu-isu lingkungan? Gaya (Style):
• Seberapa partisipatif gaya manajemen/
Struktur: kepemimpinan?
• Bagaimana pembagian perusahaan/tim? • Seberapa efektif gaya kepemimpinan
• Apa hierarkinya? tersebut?
• Bagaimana berbagai departemen • Apakah pegawai/anggota tim cenderung
mengoordinasikan kegiatan? kompetitif atau kooperatif?
• Bagaimana anggota tim mengatur dan • Apakah ada tim yang nyata berfungsi
menyelaraskan diri mereka? ataukah mereka hanya kelompok nominal
• Apakah pengambilan keputusan dilakukan semata?
secara terpusat atau desentralisasi?
• Bagaimana seharusnya pengambilan Staf:
keputusan dilakukan menurut rencana • Posisi atau spesialisasi apakah yang
kita? terwakili dalam tim?
• Di mana jalur komunikasinya? Eksplisit • Posisi apa yang harus diisi?
dan implisit? • Adakah ketimpangan dalam kompetensi
yang dibutuhkan?
Sistem:
• Apa saja sistem utama yang menjalankan Keterampilan (Skill):
organisasi? Pertimbangkan sistem • Apa saja keterampilan terkuat yang
keuangan dan SDM serta komunikasi dan terwakili dalam perusahaan/tim?
penyimpanan dokumen. • Adakah ketimpangan keterampilan?
• Di mana kendalinya dan bagaimana • Perusahaan/tim dikenal sangat baik
monitoring dan evaluasi sistem dilakukan? dalam melakukan apa?
• Apa aturan dan proses internal yang • Apakah pegawai/anggota tim saat ini
digunakan tim agar tetap berada di memiliki kemampuan untuk melakukan
jalurnya? pekerjaan mereka dengan baik?
• Bagaimana keterampilan dimonitor dan
dinilai?

Studi Pengembangan Organisasi 55


Lampiran E
Checklist untuk Kesiapan Organisasi
dari Learning Network on Capacity
Development
Sikap
10. Seberapa pentingkah inisiatif perubahan
1. Apa permintaan untuk pengembangan
bagi mereka?
kapasitas dan perubahan, dan apakah
11. Insentif apa yang mereka dapatkan jika
cukup untuk mengatasi tantangan dan
terlibat dalam perubahan?
resistensi serta berujung pada perubahan
12. Insentif menyimpang apa yang akan
yang berkelanjutan?
menghentikan keterlibatan mereka?
2. Apa visi perubahan dan apakah visi ini
13. Apakah manajemen senior telah membuat
disetujui oleh pemangku kepentingan
komitmen untuk bertindak sebagai
kunci?
sponsor perubahan?
3. Pemahaman apa yang dimiliki pemangku
14. Isu-isu budaya apa, seperti gender, yang
kepentingan tentang cara mendefinisikan
kemungkinan relevan terhadap inisiatif
perubahan yang dibutuhkan?
perubahan?
4. Apakah terdapat keselarasan yang jelas
15. Apakah perubahan ini konsisten dengan
antara visi bersama tentang perubahan
kultur organisasi terkini?
yang ingin dicapai dan sasaran
16. Apakah sistem nilai dan latar belakang
pengembangan?
perubahan dari kelompok-kelompok
5. Siapa yang memegang kekuasaan untuk
pemangku kepentingan?
mendukung atau menghalangi perubahan
17. Jenis resistensi apa yang akan terjadi dan
dalam konteks ini?
dari mana?
6. Siapa yang memegang kekuasaan yang
18. Bagaimana pimpinan berencana
terlihat/sah?
menangani resistensi terhadap
7. Di mana letak kekuasaan yang tidak
perubahan?
terlihat/terlarang, dan bagaimana hal ini
digunakan? Kondisi
8. Apakah ada kemauan politik untuk 1. Seberapa selaras sasaran pemangku
menginisiasi dan mengalokasikan sumber kepentingan dengan sasaran
daya untuk perubahan? pengembangan agar terjadi harmonisasi
9. Motivasi untuk berubah apakah yang di sekeliling perubahan?
dimiliki berbagai pemangku kepentingan 2. Apa cakupan perubahan untuk organisasi,
yang berbeda-beda? orang dan sistem yang terkena dampak?

56
3. Apakah hasil-hasil yang dibutuhkan telah perubahan?
dihitung dan disampaikan sebagai tujuan 4. Apakah sumber daya keuangan dan
dan indikator? sumber daya lain yang dibutuhkan
4. Apakah undang-undang, kebijakan, dan tersedia atau akan menjadi tersedia? Jika
strategi pendukung sudah ada, dan tidak, apa yang dibutuhkan dan dari mana
perlukah tambahan lain? ini bisa diperoleh?
5. Seberapa banyak perubahan yang tengah
terjadi dan seberapa baik perubahan ini Perangkat lain yang dapat digunakan dalam
dikelola? menentukan kesiapan organisasi
6. Apakah ada sejarah individu yang cukup PESTLE: Sebuah alat penilaian dari dunia
membantu membuat perubahan pribadi? usaha. Efektif dalam menganalisis konteks dan
7. Akankah kebijakan, praktik, dan proses kondisi dimana organisasi berada, terutama di
sumber daya manusia (misalnya struktur bidang politik dan ekonomi. Tersedia di: https://
gaji dan tunjangan) mendukung atau rapidbi.com/the-pestle-analysis-tool/
menghambat perubahan? Perangkat Alat Bantu EuropaAid Capacity
8. Apakah ada infrastruktur untuk mendorong Development: untuk membuat penilaian kualitatif
pegawai dengan memberikan alat dan tentang kekuatan dan kelemahan kapasitas yang
pelatihan yang tepat bagi mereka? tersedia, dan untuk memetakan dinamika tim
perubahan kepada pemangku kepentingan kunci.
Sumber Daya Tersedia di: https://ec.europa.eu/europeaid/sites/
1. Apa alat manajemen organisasi, proyek, devco/files/guidelines-toolkit-capacity-
atau program yang sudah ada, yang akan development-2010_en.pdf
membantu merencanakan, melaksana- Survei Kesiapan untuk Berubah (Change
kan, dan memonitor perubahan? Readiness Survey): Alat bantu penilaian diri
2. Apakah terdapat jumlah staf yang tentang bagaimana organisasi melaksanakan
memadai di tempat-tempat yang tepat? dan merespons perubahan. Dikembangkan oleh
3. Apakah staf dilengkapi keterampilan yang Worklife Design di tahun 2008, sebuah survei
tepat untuk mengelola dan melaksanakan sederhana. Tersedia di: http://webcache.
g o o g l e u s e r c o n t e n t . c o m /
search?q=cache:ZQdx5I1OW3kJ:worklifedesign.
com/word-downloads/change-readiness-survey.
doc+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=uk

Studi Pengembangan Organisasi 57


Lampiran F
Wawancara dengan Ahli

Mark Matthews Jan Ubels


http://marklmatthews.com/ SNV
Laurel McLaren Deborah Rhodes
Asia Foundation Spesialis Pengembangan Kapasitas
Sandra Hamid
Rosie Parkyn
Asia Foundation
BBC Media Impact
Scott Guggenheim
Julie Hind
Department of Foreign Affairs and Trade
Evolving Ways
(DFAT)
Mary Zurbuchen
Gatot Widayanto Mantan Kepala Ford Foundation di Indonesia
Ahli Strategi dan Manajemen Perubahan

58
Knowledge Sector Initiative (KSI) merupakan komitmen bersama pemerintah Indonesia dan Australia
yang bertujuan meningkatkan taraf kehidupan rakyat Indonesia melalui penerapan kebijakan publik
yang lebih berkualitas yang menggunakan penelitian, analisis, dan bukti secara lebih baik.
KSI adalah konsorsium yang dipimpin oleh RTI International dan bermitra dengan Australian National
University (ANU), Nossal Institute for Global Health, serta Overseas Development Institute (ODI).

Anda mungkin juga menyukai