Studi Pengembangan Organisasi BAPPENAS-KSI PDF
Studi Pengembangan Organisasi BAPPENAS-KSI PDF
Studi
Pengembangan
Organisasi
WORKING PAPER 6
Studi
Pengembangan
Organisasi
Oleh:
Jessica Mackenzie dan Rebecca Gordon
Februari 2016
Studi Pengembangan Organisasi
ii
Abstrak
“Pengembangan organisasi” sering kali tak dipahami artinya. Padahal,
mereka yang bekerja dalam pengembangan internasional
kemungkinan besar telah terlibat di dalamnya. Pada dasarnya,
pengembangan organisasi adalah upaya terencana di tingkat
organisasi untuk mencapai sasaran strategis secara lebih efektif dan
efisien. Laporan ini mengacu pada kajian terkini, contoh praktik apik,
wawancara, dan studi kasus tentang pengembangan organisasi untuk
menyaring kerangka dan rekomendasi yang bermanfaat untuk
kegiatan pada masa mendatang. Makalah disusun untuk mengatasi
berbagai tahapan dan komponen proses perubahan organisasi.
iv
Daftar Isi
Abstrak..................................................................................................................................................
Pesan Kunci..........................................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................................
Singkatan dan Akronim.......................................................................................................................6
Bab 1: Pendahuluan..........................................................................................................................7
1.1 Apa Itu Pengembangan Organisasi?...................................................................................7
1.2 Pendekatan Pengembangan Organisasi Terkini di Indonesia ............................................8
1.3 Makalah Ini .........................................................................................................................9
Bab 6: Kesimpulan..........................................................................................................................51
vi
Singkatan dan Akronim
5Cs Lima Kapabilitas
PO Pengembangan Organisasi
1.2 Pendekatan Pengembangan Organisasi tersebut bukanlah ranah kajian baru di Indonesia.
Terkini di Indonesia Biasanya, dukungan diberikan dalam tiga bentuk:
Memahami PO merupakan kunci dari fungsi (i) dukungan donor untuk proyek-proyek
Knowledge Sector Initiative (KSI) di Indonesia. penelitian (termasuk kolaborasi internasional,
KSI adalah program yang khusus ditujukan untuk pendanaan untuk proyek penelitian bersama
mencapai berbagai bentuk PO guna membantu antara peneliti Indonesia dan asing); (ii)
mengembangkan kualitas kebijakan publik. KSI perbantuan personel ke lembaga penelitian
bekerja dalam bidang-bidang PO yang lebih Indonesia; dan (iii) dukungan donor untuk
tradisional (dalam mendukung organisasi infrastruktur penelitian lokal.4
penelitian dan lembaga advokasi) dan dalam Gambaran ringkas tentang isu-isu kunci yang
bidang-bidang yang lebih bertema dan belum telah diidentifikasi merupakan fondasi penting
dijajaki (dalam mendukung dinas-dinas untuk berbagai studi dalam bidang ini. Sejumlah
pemerintah dan lembaga perantara). lembaga penelitian telah menjalankan hal ini. The
Hingga saat ini sejumlah pendekatan untuk Social Monitoring and Early Response Unit
meningkatkan PO lembaga penelitian di (SMERU) salah satu contohnya. Didirikan pada
Indonesia telah diterapkan. Sehingga, hal
4 McCarthy dan Ibrahim, (2005), hal. 20.
2
1998, saat ini Institut SMERU adalah salah satu organisasi penelitian dan universitas di Indonesia
pusat penelitian dan analisis kebijakan menyebabkan masukan-masukan tadi belum
independen paling ternama di Indonesia. Kajian berujung pada hasil sektor pengetahuan yang
direktur pertama SMERU mengidentifikasi faktor- lebih baik.6 Donor dan pelaku PO semakin
faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan mengenali hambatan-hambatan tersebut, dan
lembaga tersebut, termasuk komitmen terhadap akan memperoleh manfaat dengan adanya
pernyataan visi yang jelas, yang dapat dijalankan dukungan tambahan dalam: (i) mendiagnosis
dan diukur, dan perhatian khusus untuk menjamin organisasi mana yang dapat diajak bekerja sama;
kebijakan yang konsisten dalam perekrutan, (ii) membuat organisasi mampu mendiagnosis
pemberian kompensasi, dan pelatihan.5 Namun, diri sendiri secara lebih baik; dan (iii) menjalankan
tanpa berlanjutnya hibah dana inti yang telah intervensi mana yang memiliki kemungkinan
diterima selama satu dekade terakhir, SMERU terbesar untuk mencapai hasil yang lebih baik.
harus berjuang untuk mempertahankan Upaya-upaya PO sebelumnya dilakukan
independensinya sebagai lembaga penelitian terpencar, berbasis proyek, dan tidak
yang berkelanjutan. Bahkan dengan bantuan berkelanjutan. Memang ada beberapa yang
dana, SMERU tidak akan mampu membayar gaji terbukti sukses,7 tapi tetap belum mampu
stafnya apabila terlalu banyak dari mereka yang menjawab konteks lingkungan pendukung yang
bergelar PhD. Selain itu, hubungan antara hibah lebih luas atau permintaan penelitian dari
dana inti dan upaya PO lain di internal tidak jelas. pembuat kebijakan.8 Pada akhirnya, memberikan
Meskipun hingga saat ini pendanaan sudah pasti pelatihan dan keterampilan berbasis proyek tidak
membantu stabilitas keuangan, belum tentu sama dengan “pengembangan prosedur dan
diperoleh tingkat independensi intelektual yang sistem organisasi yang menyalurkan kemampuan
diharapkan. manusia” yang merupakan bagian dari PO.9
Sejumlah donor memberikan dukungan untuk
membina kegiatan PO. Sebagian besar 1.3 Makalah Ini
“dukungan penelitian” diberikan dalam bentuk Makalah ini memadukan kajian global tentang
tugas proyek penelitian atau twinning arrangement PO, mengambil contoh praktik terbaik dari praktisi
dengan universitas lain. Dalam menugaskan PO terpilih, dan menerapkannya ke dalam
proyek-proyek jangka pendek ini, donor pasti kegiatan KSI. Makalah ini menyaring sejumlah
memiliki prioritas sendiri, yang mungkin tidak besar pustaka (yang sering kali sangat bersifat
sejalan dengan rencana jangka panjang PO, atau konseptual) yang paling bermanfaat bagi mitra
dengan rencana para pembuat kebijakan yang KSI di sektor pengetahuan, dan mengemasnya
lebih luas dan sasaran pembangunan nasional. dengan cara yang mudah diakses.
Hasilnya, para peneliti utama sering kali terlalu Laporan ini disusun untuk membahas berbagai
berkomitmen pada proyek dan tidak mempunyai tahap dan komponen dari proses perubahan
waktu atau bersedia untuk membimbing staf lain organisasi.
atau terlibat dalam reformasi organisasi yang Bab dua mengkaji kajian terkini dan contoh
bermakna untuk lembaga mereka. Hingga saat praktik tentang pemetaan konteks organisasi
ini, upaya-upaya PO berhadapan dengan tempat pengembangan kapasitas terjadi.
kenyataan tersebut, dan pendekatan yang Mempertimbangkan bahwa perubahan kapasitas
terfragmentasi dan berbasis proyek mereka di tingkat organisasi sering kali tidak dapat
belum berhasil membangun lembaga sektor diprediksi dan jarang berlangsung secara linear,
pengetahuan yang kuat. bab ini juga mencakup pengkajian teori tentang
Dukungan donor yang signifikan dan fleksibel munculnya perubahan organisasi.
(termasuk hibah dana inti) ditambah pemberian
bantuan teknis dipandang secara luas sebagai 6 McCarthy dan Ibrahim, (2010).
fundamen upaya PO. Namun hambatan ekonomi, 7 Seperti SMERU dan Centre for Strategic and
International Studies (CSIS).
hukum, politik, dan kelembagaan yang dihadapi
8 McCarthy dan Ibrahim, (2005), hal. 21.
5 Sumarto, S. (2011). 9 Horton dkk. (2004), hal. 44.
4
Bab 2
Memetakan
Konteks Organisasi
S
ebelum mengerjakan kegiatan PO, langkah dasar pertama adalah
memetakan konteks organisasi tempat perubahan yang Anda
inginkan akan terjadi. Ini berarti memahami faktor-faktor yang akan
memengaruhi pekerjaan Anda, pendekatan yang mungkin secara bawah
sadar Anda bawa ke dalam kegiatan, dan sanggup menentukan “kesiapan”
organisasi untuk bekerja sama dengan Anda dan mengembangkan
sendiri inovasi-inovasi yang dibutuhkan. Hal ini sangat penting terutama
bila Anda berharap dapat bekerja sama dengan dinas pemerintah. Lebih
jauh lagi, dengan memetakan konteks organisasi, Anda terbantu
membedakan organisasi penelitian yang hanya menyetujui program yang
memperoleh pendanaan dengan mereka yang benar-benar tertarik untuk
melaksanakan program reformasi. Hal ini dapat menolong untuk
mendiagnosis siapa dan berapa banyak orang yang setuju atau
memutuskan sifat perubahan yang akan muncul dari dalam suatu
organisasi. Sehingga, Anda dapat mengidentifikasi siapa yang ingin
diajak bekerja sama di organisasi tersebut untuk memimpin proses
perubahan.
Memahami konteks organisasi juga berarti memahami bahwa
perubahan yang Anda cari belum tentu terjadi secara berurutan atau
linear, dan sering kali tidak dapat diprediksi dan tiba-tiba muncul. Bab ini
mengkaji sejumlah studi dan contoh praktik apik tentang bagaimana
memetakan konteks organisasi tempat pengembangan kapasitas dan
perubahan terjadi. Ini mencakup teori tentang kesiapan organisasi,
kerangka oleh penulis Kaplan, Richter, dan Woods, serta kompleksitas
dan teori sistem.
Bab ini membahas tentang:
• Mengetahui mazhab PO yang Anda ikuti.
• Jangan melupakan faktor yang tak kasatmata.
• Mengetahui siapa yang harus ditempatkan di pusat strategi.
• Memahami perbedaan budaya yang ada di lingkungan Anda.
• Sesuaikanlah diri saat terjadi perubahan dari lingkungan yang
kompleks.
• Bersiaplah untuk gagal.
• Menentukan organisasi yang akan Anda ajak kerja sama sudah
siap.
• Bersiaplah saat hal-hal terjadi tiba-tiba.
• Mengetahui “para pemain” Anda dan konteks politik.
6
hubungan dan kemitraan, dan persepsi tentang seluruh dimensi pada spektrum (secara visual
bentuk keberhasilan. Rhodes dan Antoine “memetakan” mereka) untuk membantu
mengidentifikasi delapan dimensi kunci yang menjelaskan berbagai ekspektasi PO.
harus dipetakan sebelum melaksanakan kegiatan
PO: 2.5 Bersiaplah untuk Menyesuaikan
1. Jarak kekuasaan Diri Saat Terjadi Perubahan dari
2. Penghindaran ketidakpastian Lingkungan yang Kompleks
3. Orientasi pada kemanusiaan Teori sistem dan teori kompleksitas adalah
4. Kolektivisme individualisme dua perspektif berharga yang dapat membekali
5. Ketegasan pemimpin organisasi dengan pengetahuan yang
6. Egalitarianisme gender dibutuhkan dan pemahaman tentang bagaimana
7. Orientasi ke masa mendatang merespons dan beradaptasi dengan
8. Orientasi pada kinerja ketidakpastian serta tuntutan adanya perubahan
dalam sektor pengetahuan di Indonesia. Hal ini
Daftar tersebut memberikan titik awal untuk dibangun di atas gagasan bahwa kemampuan
berdiskusi antara orang-orang dari berbagai organisasi untuk mengelola dan bertahan dari
konteks budaya bekerja pada kegiatan PO, untuk perubahan menjadi semakin penting di dalam
membantu menentukan apa yang penting dalam lingkungan dengan persaingan dan globalisasi
kegiatan tersebut dan seberapa berbeda pasar semakin intensif.13
pendekatan mereka. Rhodes dan Antoine Teori sistem adalah konsep yang berasal dari
merekomendasikan pemetaan perbedaan di biologi, ekonomi, dan ilmu teknik. Teori ini
Individualisme Kolektivisme
Penghindaran Penghindaran
ketidakpastian ketidakpastian
yang rendah yang tinggi
Egalitarianisme Egalitarianisme
gender yang gender yang
tinggi rendah
8
Pandangan tentang Perilaku individu atau sistem dapat Perilaku individu dan sistem tidak dapat
perencanaan diketahui, dapat diprediksi, dan dapat diketahui, tidak dapat diprediksi, dan tidak dapat
dikendalikan dikendalikan
Sikap terhadap Dorongan untuk mencapai Pengetahuan yang beragam dan sudut pandang
keberagaman dan pemahaman dan konsensus bersama yang khusus
konflik
Kepemimpinan Formulator strategi dan pimpinan Fasilitatif dan katalisator
heroik
Sifat arahan Kendali dan arahan dari atas Pengorganisasian diri yang muncul dari bawah
Pengendalian Dirancang terlebih dahulu, kemudian Diperoleh melalui adaptasi dan
diterapkan dari pusat pengorganisasian diri
Sejarah Dapat direkayasa di masa sekarang Tergantung pada jalan yang dipilih
Intervensi eksternal Langsung Tidak langsung dan membantu menciptakan
kondisi untuk munculnya intervensi eksternal
Visi dan Desain dan prediksi terperinci. Harus Sejumlah aturan eksplisit dan beberapa
perencanaan eksplisit, jelas, dan dapat diukur spesifikasi minimum, namun berujung pada
strategi yang kompleks tapi implisit
Titik intervensi Dirancang untuk intervensi besar dan Peluang untuk perubahan muncul sendiri
terpadu
Reaksi terhadap Mencoba mengendalikan Bekerja dengan ketidakpastian
ketidakpastian
Efektivitas Mendefinisikan keberhasilan sebagai Mendefinisikan keberhasilan sebagai kecocokan
menutup celah dengan masa depan dengan lingkungan
yang lebih disukai
10
mereka diuraikan di bawah ini (Gambar 2). memperkuat penyerapan: Jika upaya PO
Greenhalgh dkk. melihat kondisi yang berdampak relevan terhadap kinerja sasaran pengguna
pada kesiapan organisasi untuk bekerja sama dan jika upaya ini meningkatkan kinerja dalam
dengan mencantumkan beberapa temuan. bertugas, hal tersebut akan lebih gampang
Faktor-faktor tersebut dapat diadopsi suatu diadopsi. Inovasi untuk meningkatkan rele-
program, hampir seperti checklist di seluruh vansi tugas meningkatkan peluang peng-
organisasi yang rencananya akan diajak bekerja adopsian yang sukses.
sama, dan untuk menilai kemungkinan serapan • Pengetahuan yang dibutuhkan untuk
intervensi yang direncanakan melalui menggunakan inovasi itu penting: Jika
pendanaannya. Temuan Greenhalgh dkk. tentang pengetahuan yang dibutuhkan untuk
upaya terbaik PO (atau “inovasi” di dinas-dinas melakukan upaya PO dapat dikodifikasi dan
pemerintah), meliputi: dialihkan dari satu konteks ke konteks lain, hal
• Tingkat inovasi bervariasi: Setiap orang tersebut akan lebih mudah untuk diadopsi.
mengadopsi berbagai inovasi dan kemudian • Augmentasi/dukungan membantu penye-
menyebarkannya pada tingkat berbeda ke rapan: Jika teknologi diberikan sebagai
individu lainnya. “produk tambahan”, inovasi ini kemungkinan
• Mendemonstrasikan keuntungan dapat besar akan diserap.
menjadi hal yang menguntungkan: Upaya Kepustakaan juga menyebutkan delapan
PO yang memiliki keuntungan jelas dan pasti atribut agen perubahan (orang yang Anda dapat
dalam efektivitas atau efisiensi lebih mudah identifikasi di dalam organisasi atau dinas
diadopsi dan dilaksanakan. pemerintahan) untuk melakukan upaya PO dan
• Pastikan terdapat kesesuaian nilai: Inovasi proses adopsi. “Agen perubahan” didefinisikan
PO yang sesuai dengan nilai, norma, dan oleh Woods dkk. (2010) sebagai orang atau
kebutuhan sasaran pengadopsi lebih siap kelompok yang akan bertanggung jawab atas
untuk dipungut. perubahan perilaku dan pola yang sudah ada
• Kompleksitas memiliki dampak negatif: dengan cara yang suportif. Atribut ini dapat
Inovasi yang dianggap sederhana untuk bermanfaat dalam mengidentifikasi pemain di
digunakan oleh pemain kunci lebih mudah dalam organisasi yang mengerjakan kegiatan.
diserap. Atribut yang direkomendasikan adalah:
• Membantu pengujian inovasi dengan • Memahami makna jangka panjang: makna
penyerapan: Inovasi yang sasaran peng- kegiatan PO untuk pengadopsi yang disasar
gunanya dapat bereksperimen secara ter- mempunyai pengaruh kuat terhadap
batas, diadopsi dan diasimilasi lebih mudah. keputusan untuk mengadopsi.
• Membantu pengamatan dengan • Kekhawatiran selama Penggunaan di Awal:
penyerapan: Jika manfaat inovasi terlihat pengadopsian memiliki kemungkinan berhasil
oleh pengadopsi, inovasi ini akan diambil lebih lebih besar apabila pengadopsi yang disasar
mudah. terus dapat mengakses informasi dan dapat
• Penemuan ulang berujung pada tingkat mengungkapkan kekhawatiran mereka secara
pengadopsian yang lebih tinggi: Jika berkala.
pengadopsi potensial dapat beradaptasi, • Kekuatiran Pengguna Mapan: pengadopsian
menyempurnakan atau memodifikasi inovasi sangat mungkin berhasil apabila umpan balik
agar sesuai dengan kebutuhan mereka, hal ini yang memadai diberikan kepada pengadopsi
dapat diadopsi lebih gampang. yang disasar mengenai konsekuensi peng-
• Risiko berujung pada berkurangnya adopsian.
penyerapan: Jika inovasi membawa tingkat • Homofili: Pengadopsian kegiatan PO oleh
ketidakpastian hasil yang tinggi, yang diang- individu-individu memiliki kemungkinan
gap secara pribadi berisiko, kemungkinan berhasil lebih besar jika mereka memiliki latar
diadopsinya inovasi ini berkurang. belakang sosial ekonomi, pendidikan,
• Relevansi tugas dapat digunakan untuk profesional, dan budaya yang serupa.
26 Datta, (2013).
27 Shaxson, (2012).
12
Konsep utama peran perantara disebut yang berubah-ubah di setiap tahapan. Berbagai
sebagai “broker pengetahuan”, “pialang”, dan komponen dalam proses tersebut akan
“pekerja batas”.28 Hal ini memengaruhi jenis berinteraksi dengan cara yang berbeda-beda.
perilaku yang akan disasar kegiatan PO. Pada Produktivitas dan ketahanan akan berbeda
intinya, seperangkat keterampilan yang sehingga pembangunan kapasitas harus
dibutuhkan untuk menjadi pialang yang efektif berkembang seiring waktu untuk menyesuaikan
meliputi: atribut pribadi, keterampilan dengan kenyataan yang dihadapinya.31 Subjek ini
mengumpulkan bukti, keterampilan menilai akan dibahas lebih lanjut pada Bab 4 dan 5.
secara kritis, keterampilan komunikasi, dan
keterampilan mediasi. Baik melekat maupun 2.9 Mengakui Bahwa PO Bersifat Politis
lintas sektor, hal tersebut membantu para pialang dan Pentingnya Memahami Konteks
untuk proaktif, bukan hanya menanggapi PO digambarkan oleh sejumlah penulis
perubahan.29 sebagai sesuatu yang politis.32 Dengan
melibatkan orang dalam kegiatan untuk
2.8 Bersiaplah Ketika Perubahan PO meningkatkan kapasitas teknis, kemampuan
Terjadi Tiba-tiba. Jika Rencana Anda beroperasi secara efektif, dan mempromosikan
Linear, Mungkin Tidak Akan Cocok pekerjaan mereka, Anda memengaruhi lanskap
dengan Kenyataan politik tempat mereka beroperasi. Banyak kajian
Sifatnya yang tak menentu dan tiba-tiba PO mengacu pada pentingnya upaya
muncul menunjukkan bahwa perkembangan pengembangan kapasitas yang kuat, yang
kapasitas jarang bersifat linear atau dapat melebihi pemberian keterampilan teknis, dan
dipastikan, dan sebab itu sulit untuk membuat berfokus pada kebutuhan untuk membangun
rencana secara komprehensif dari awal.30 hubungan antarpemain yang lebih efektif dan
Pergeseran kapasitas dapat terjadi langsung dinamis. Pelaku PO perlu menyadari jenis
setelah periode pelatihan, atau membutuhkan kekuasaan yang sedang bermain, di mana
beberapa waktu setelah dikonsolidasikan dan kekuasaan itu berada, dan bagaimana kekuasaan
diterapkan di tempat kerja. Hal ini tidak akan tersebut diterapkan.33
terjadi pada sekelompok staf di sebuah organisasi Intervensi PO sering kali tidak berhasil hanya
pada saat yang sama. Mengharuskan kapasitas karena konteksnya tidak dipahami dengan baik.34
dinilai terhadap hasil yang telah ditentukan Untuk mengatasi hal ini, penting untuk
sebelumnya merupakan penyimpangan terhadap meluangkan waktu guna menyelesaikan lebih
sifat kapasitas yang berubah-ubah, yang banyak perencanaan yang bernuansa intervensi
seharusnya terus dievaluasi kembali sehingga PO, lalu fokus pada pengembangan sistem yang
fokus pada dimensi kasatmata, perilaku, dan dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang
sikapnya. Waktu yang dihabiskan dan berubah-ubah dan kompleks.
pengalaman yang diperoleh dari kegiatan PO
mendorong praktisi untuk memahami bahwa
pendekatan yang pasti terhadap kapasitas, yang
tidak menyimpang, merupakan hal yang tidak
realistis. Sebab itu, penting untuk menyertakan
pengamatan aktif dan daya tanggap ke dalam
prosesnya, sehingga intervensi PO dapat
ditelusuri dengan mempertimbangkan konteks
29 Campbell, (2011); Brinkerhoff dan Goldsmith, (1992); 32 Datta A., Shaxson L., dan Pellini A., (2012).
Johnson dan Wilson, (1999). 33 Fowler dan Ubels, (2010).
30 Datta, A., Shaxson, L. dan Pellini, A. (2012). 34 Woodhill, (2010).
B
ab ini melihat jenis intervensi PO yang dapat dilaksanakan serta
sejumlah pengaruh dan keunggulannya. Diakui secara luas bahwa
kapasitas adalah fenomena multiaspek. Hal ini berdasarkan pada
berbagai kapabilitas yang berinteraksi dalam membentuk kemampuan
organisasi secara keseluruhan untuk beroperasi lebih efektif. Kapabilitas
sangat beragam di dalam dan di antara jenis-jenis organisasi.35
Generalisasi harus dilakukan sangat hati-hati dengan memberikan lebih
banyak kepercayaan kepada mereka yang berpengalaman bekerja
dengan lembaga. Dari salah satu simpulan, penulis menyatakan bahwa
untuk berinvestasi dalam PO yang efektif, pelaku harus mempromosikan
kepemilikan dan tanggung jawab atas strategi PO. Melakukan hal ini
membutuhkan pemberian dukungan berjangka panjang dan fleksibel;
mempertimbangkan berbagai modalitas pendanaan; menilai kesiapan
para penerima intervensi untuk belajar atau berubah; dan mendorong
ketahanan yang tinggi.36
Bab ini membahas teori dan contoh praktik apik tentang intervensi PO.
Hal ini mencakup pendekatan hibah dana inti, bantuan teknis, komunitas
praktik, jejaring, dan bagaimana dukungan diberikan. Teori dan kajian
yang dipertimbangkan meliputi Ubels, Datta, McCray, Watson dan Jakob,
dan inovasi tertentu yang memfasilitasi penyebaran gagasan mereka. Hal
tersebut juga mengambil pertimbangan prapemilihan yang mungkin ingin
dimasukkan dalam kegiatan PO.
Pertanyaan yang akan dijawab di bab ini meliputi:
• Apa saja jenis kegiatan PO?
• Apakah sebaiknya Anda menerapkan satu jenis atau beberapa
jenis kegiatan PO?
• Bagaimana hibah dana inti seharusnya dikucurkan?
• Berapa banyak staf yang sebaiknya dilibatkan dalam kegiatan PO?
• Bagaimana mengintegrasikan sekelompok organisasi yang
menjalankan kegiatan PO serupa?
• Bagaimana memastikan bahwa kegiatan PO berfokus pada
pengetahuan nyata-ke-kebijakan?
• Bagaimana memastikan bahwa kegiatan PO tersebar secara
efektif di seluruh organisasi?
• Bagaimana memilih organisasi terbaik untuk diajak bekerja sama?
14
3.1 Apa Saja Jenis Kegiatan PO? kegiatan intervensi. Lazimnya hal ini meliputi:38
Datta dkk. (2012) menyebutkan kegiatan- • Hibah dana inti yang dikelola oleh
kegiatan yang dapat dijadikan contoh untuk penerima dana untuk mendukung seluruh
segala pendekatan PO. Hal ini meliputi: hibah kegiatan organisasi.
dana inti, bantuan teknis (tentang topik seperti • Bantuan teknis.
metode penelitian, pelatihan advokasi, keteram- • Hibah untuk proyek tertentu.
pilan menulis, kegiatan manajemen, dan pendi- • Pendanaan program untuk sehimpunan
dikan TI), pendampingan, twinning arrangements proyek tertentu selama jangka menengah
dengan lembaga lain, kesarjanaan, program hingga jangka panjang.
beasiswa, dan partisipasi dalam forum pertukaran • Pendampingan untuk individu dan fasilitasi
pengetahuan.37 Namun, jenis kegiatan PO tak tim.
berbatas karena besarnya cakupan organisasi • Forum pertukaran pengetahuan.
dan kebutuhan individu. • Kegiatan kolaboratif antara entitas
The Asia Foundation menghasilkan sistem nasional dan internasional.
kategori yang sangat membantu kegiatan PO. • Program kesarjanaan dan beasiswa untuk
Sistem kategori ini membagi kegiatan dalam: (i) perorangan.
kapasitas teknis (untuk membantu organisasi
dengan fungsi inti mereka – bagi think tank berarti 3.3 Bagaimana Sebaiknya Hibah Dana Inti
produksi riset); (ii) kapasitas advokasi Dikucurkan?
(kemampuan mereka untuk mengkomunikasikan Ringkasan pustaka menunjukkan bahwa
dan menerjemahkan penelitian kepada pemangku hibah dana inti haruslah berjangka panjang,
kepentingan kunci); dan (iii) kapasitas organisasi sistematik namun fleksibel, dan berakar pada
(sistem administrasi dan korporasi yang membuat kepemilikan lokal. Ini bukanlah tugas mudah dan
organisasi berfungsi lebih efektif, seperti sumber unsur-unsur tersebut harus dipilah menjadi
daya manusia). rincian yang bermanfaat. Mayoritas hibah dana
inti dibagi menjadi tiga lapis dukungan: (i)
3.2 Apakah Sebaiknya Menerapkan Satu pendanaan berkelanjutan; (ii) pendanaan
Jenis atau Beberapa Jenis Kegiatan pengembangan; (iii) pendanaan awal –
PO? mengembangkan dan mendukung ide-ide baru.
Ubels menganjurkan penggunanaan Lapis pertama mengacu pada dana yang
pendekatan metode campuran dalam upaya PO. sebagian digunakan untuk menanggung aspek
Ia mengidentifikasi adanya perpindahan dari penggajian, administratif, teknis, dan penge-
perencanaan dan monitoring yang berorientasi luaran inti lain dari penerima hibah. Pada intinya
pada pengendalian yang kaku, ke rencana yang adalah dukungan anggaran umum yang mem-
bertema. Pada 2010, Ubels menyarankan bantu kegiatan operasional organisasi penelitian.39
memilih pendekatan yang membuat perbedaan Pendanaan pengembangan mengacu pada dana
dalam konteks yang serupa; untuk mengadopsi yang digunakan untuk mengembangkan
bentuk dukungan yang tidak menerapkan metode kapasitas pegawai dan meningkatkan infrastruk-
tunggal secara kaku, tapi menggabungkan tur atau metode penelitian untuk organisasi di sisi
berbagai pendekatan yang sesuai kebutuhan suplai. Buldioski menyatakan bahwa di luar
untuk mencapai perubahan lokal yang efektif; kompetensi terkait isu, “lembaga donor yang
dan untuk mempromosikan keterlibatan yang tekun juga akan mencantumkan dukungan untuk
lebih lama atau berkala guna mendukung mengembangkan atau meningkatkan kapasitas
perubahan dan penerapan konkret dengan cara komunikasi, praktik manajemen, dan tata kelola
yang responsif. lembaga wadah pemikir think tank”.40
Datta dan Rodriquez menemukan bahwa Lapis ketiga mengacu pada dana yang secara
donor biasanya mencoba melakukan berbagai
38 Datta, A. & Rodriquez, D. (2013).
39 Buldioski, G. (2013), hal.11, dalam Hind, J. (2013).
37 Datta dkk. (2012). 40 Buldioski, G. (2013), hal.11.
16
hasil upaya PO melalui hibah dana inti adalah itu penting, sering kali ini bukanlah satu-satunya
keseimbangan yang rapuh (delicate balance) faktor penentu. Dalam beberapa kasus, ini adalah
antara donor yang mengetahui kapan harus “hambatan yang dibangun oleh lemahnya
mengarahkan kegiatan dan kapan harus kapasitas kelembagaan dan kurangnya massa
membolehkan organisasi untuk menentukan kritis sebagian besar lembaga”.52 Di sinilah
nasib sendiri.48 Sebagian besar setuju bahwa kegiatan diagnostik dan tindak lanjut terhadap
kegiatan akan menjadi lebih efektif dan lingkungan pendukung untuk membebaskan
menunjukkan hasil yang lebih baik apabila donor pendanaan dan hambatan regulasi menjadi
mundur satu langkah dan membolehkan sangat penting bagi komponen suplai.
organisasi untuk memimpin kegiatan yang telah
dipilih, dengan prioritas pembangunan yang 3.3.6 Pendanaan Berkelanjutan untuk Jangka
wajar. Pengetahuan mereka tentang konteks, Panjang
apa yang telah berhasil pada masa lalu (atau Sebagian besar penulis menyetujui bahwa
yang tidak berhasil), dan imajinasi kolektif (tempat pendanaan jangka pendek berbasis proyek yang
komunitas praktik dapat dibentuk) menuai hasil diberikan oleh banyak lembaga bantuan
yang lebih baik.49 sebenarnya berdampak negatif terhadap upaya-
upaya PO sebagian besar organisasi penelitian.53
3.3.5 Keragaman Pengucur Dana Segala pendanaan sebaiknya diberikan untuk
Banyak organisasi penelitian yang sangat jangka yang lebih panjang (pendapat penulis
mengandalkan satu atau dua donor utama untuk beragam, tapi kebanyakan merekomendasikan
pendanaan mereka. Jika dapat menganeka- lebih dari dua tahun), dengan perencanaan
ragamkan sumber pendanaan, sejumlah penulis strategis yang mencerminkan jangka waktu
menyatakan hal tersebut dapat bermanfaat bagi tersebut agar dapat terbentuk upaya PO yang
organisasi penelitian. Bennett dkk. (2012), tahan lama dan kohesif dalam sebuah
McGann (2009), dan Struyk (2002) mendorong organisasi.54 Sifat upaya PO, yang melihat dari
pengejaran sektor swasta dan filantrofi. dekat bagaimana organisasi beroperasi,
Diversifikasi pendanaan membuat organisasi melakukan penelitian, berjejaring dengan
penerima dapat beradaptasi terhadap tren donor organisasi eksternal, dan membangun
yang berubah-ubah seiring waktu, sehingga reputasinya, seluruhnya merupakan kegiatan
membantu mengelola risiko secara lebih baik dan jangka menengah hingga jangka panjang. Kajian
mengembangkan keterampilan penggalangan PO juga merekomendasikan bahwa keterlibatan
dana baru.50 Hal ini juga membuat mereka lebih berulang antarkomunitas praktik untuk
mandiri dalam kegiatan dan agenda penelitian mendiagnosis diri dan menentukan upaya PO
seiring mereka menyeimbangkan portofolio dapat berujung pada program PO yang lebih
pemberi dana, daripada hanya tanggap terhadap berhasil.55 Hal ini membutuhkan dukungan yang
satu donor.51 Namun, sebelumnya telah lebih berjangka panjang agar organisasi
disebutkan bahwa meski ketersediaan pendanaan penelitian memiliki waktu untuk meningkatkan
kemampuannya dalam melakukan hal tersebut,
48 McCray, J. (2011).
dan membentuk komunitas praktik nyata yang
49 Watson, D. (2006).
dibangun atas dasar kepercayaan dan pelibatan
50 Jakob, L. (2014).
terbuka (yang tidak mungkin terjadi dalam jangka
51 Rekomendasi ini perlu dipertimbangkan di dalam
konteks Indonesia dan tingkat dana filantrofi untuk waktu proyek yang singkat, misalnya satu tahun).
penelitian yang relatif rendah. Pendekatan bertahap Kebutuhan untuk bereksperimen seiring waktu,
untuk mengejar opsi ini mungkin menjadi hal yang bijak,
memonitor kemajuan sendiri, melaporkan dan
setelah KSI memiliki peluang untuk mengembangkan
hal ini melalui kegiatan lingkungan pendukung dan
tidak terlalu memanjangkan kegiatan organisasi 52 Block, M.A.G. dan Mills, A. (2003), hal.19.
penelitian (menyimpang dari kemampuan mereka
53 Nakabugo, M. dkk. (2010), hal.89-98.
untuk melaksanakan penelitian berkualitas tinggi dan
melakukan kegiatan PO lain di bawah program ini). 54 Mendizabal dkk. (2011); Lim dkk. (2001); Shaxson dkk.
Mungkin hal ini paling baik dilakukan di tahap kedua atau (2012).
ketiga program KSI. 55 Lim, W., Nishio, A. dan Otoo, S. (2001).
18
atas kontribusi mereka. Penting untuk membantu inovasi yang berkelanjutan dapat berarti bahwa
mereka memindahkan ide-ide ke dalam praktik organisasi tersebut tidak bersedia menjalankan
yang lebih luas, dan memberikan umpan balik inovasi tambahan. Greenhalgh dkk. membuat
dan tantangan yang dapat menstimulasi. kajian meta-naratif yang komprehensif untuk
menganalisis setiap tahapan proses ini dalam
3.6 Bagaimana Menjamin Kegiatan PO sejumlah studi kasus. Mereka menemukan
Tersebar Efektif ke Seluruh Organisasi? bahwa ada berbagai basis konseptual dan teori
Ketika melaksanakan kegiatan PO, sulit untuk untuk penyebaran inovasi (Gambar 3 di bawah
mengetahui dampaknya setelah terdifusi, atau ini).
tersebar, ke organisasi. Ada spektrum kegiatan Pada intinya, pendekatan yang Anda gunakan
Fitur Khusus
Tidak terprediksi, tidak Ternegosiasi, Ilmiah, teratur,
terprogram, tidak pasti, terpengaruhi, terencana, teregulasi,
muncul tiba-tiba, adaptif, termungkinkan terprogram, sistem
dapat mengorganisasi diri “dikelola dengan baik”
Asumsi Mekanisme
Alami, muncul Sosial Teknis Manajerial
tiba-tiba
yang lebih baik digambarkan berada di antara tergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan
“membiarkannya terjadi” dan “membuatnya dan seberapa sederhana kegiatan tersebut,
terjadi”. Mengetahui di mana harus berada di dikombinasikan dengan bagaimana kegiatan itu
sepanjang spektrum ini cukup rumit. Greenhalgh cocok dengan nilai-nilai organisasi dan seberapa
dkk. (2004) menganalisis hal ini secara terperinci. fleksibel kegiatannya. Ini berangkat dari kegiatan
Ada empat pendekatan untuk memfasilitasi untuk menentukan kesiapan organisasi pada Bab
penyebaran pelaksanaan kegiatan PO di dalam 2. Setiap organisasi dan individu mengadopsi
suatu organisasi: pertama, penyebaran pasif; inovasi yang berbeda-beda dan menyebarkannya
kedua, diseminasi dalam bentuk upaya aktif dan dengan tingkat yang beragam. Dengan demikian,
terencana dalam membujuk kelompok sasaran perumusan model konseptual untuk penyebaran
untuk mengadopsi suatu inovasi; ketiga, inovasi dalam PO merupakan hal yang sulit dan
implementasi upaya aktif dan terencana yang kompleks. Namun, ada sejumlah fitur kunci yang
dibuat untuk mengutamakan inovasi di dalam berujung pada inovasi yang berhasil. Pertama,
suatu organisasi, dan terakhir, keberlanjutan, inovasi yang memiliki manfaat jelas dan tegas
proses membuat suatu inovasi menjadi rutin dalam efektivitas atau efisiensi lebih mudah
hingga mencapai keusangan. Pendekatan diadopsi dan dilaksanakan. Namun, harus diingat
terakhir harus dilakukan secara hati-hati karena bahwa manfaat relatif, meski memudahkan
Sumber: Greenhalgh, T., Glenn, R. dan Bate, P. (2004) tersedia di: www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC2690184/figure/fig03/
20
jejaring think tank. Dalam laporannya, McGann staf, menghubungkan organisasi satu sama lain
merekomendasikan bahwa donor memper- untuk meningkatkan pembelajaran lintas
timbangkan sejumlah kriteria pemilihan dalam kegiatan, difusi kegiatan, dan pemilihan
penilaian pra-hibah terhadap lembaga riset. organisasi.
Kriteria tersebut meliputi:
• Pemahaman lembaga terhadap syarat
dan tujuan hibah.
• Tingkat transparansi dalam struktur tata
kelolanya.
• Tingkat transparansi dalam pengoperasi-
an keuangan dan pencatatan.
• Bukti bahwa direktur lembaga memiliki
rekam jejak yang terbukti sebagai manajer,
akademisi penelitian kebijakan, dan
pembangun jejaring kebijakan.
• Kelayakan keuangan dan sejarah
manajemen hibah lembaga tersebut.
• Bukti adanya kapasitas untuk melak-
sanakan dan mengkomunikasikan riset
yang teliti dan relevan.
• Mendemonstrasikan “massa kritis” staf
penelitian dan administratif.
• Bukti kemampuan untuk mengidentifikasi
dan memilih proyek riset kebijakan yang
berdampak besar.
• Bukti kemampuan untuk menghasilkan
dukungan tambahan keuangan domestik.
• Relevansi program lembaga terhadap
kebutuhan kapasitas inti negara atau
daerah.
• Mendemonstrasikan rencana strategis
untuk pengembangan organisasi dan
program.
• Kemampuan berjejaring dengan organi-
sasi lain.
• Kemampuan untuk menyerahkan per-
kiraan anggaran realistis yang tidak
meminta tanggungan biaya administrasi
lebih dari 50% dari total anggaran
administrasi organisasi.
Bab ini telah memaparkan sejumlah pedoman
paling relevan dari kajian yang ada perihal
pertanyaan-pertanyaan kunci. Hal tersebut
seharusnya memberikan petunjuk untuk
menjawab pertanyaan tentang jenis-jenis
kegiatan PO – apakah menerapkan beberapa
kegiatan dalam pendekatan campuran,
pertimbangan untuk hibah dana inti, keterlibatan
A
da banyak kajian tentang mengelola kegiatan PO dan proses perubahan
yang dilalui suatu organisasi. Kajian tersebut menunjukkan banyak
kerangka berbeda yang berfokus pada berbagai faktor dalam transformasi
PO. Menyaring hasil kajian untuk mencari yang Anda butuhkan bisa jadi rumit,
dan kerangka-kerangkanya sering kali tumpang tindih. Dalam upaya memberi
pedoman tentang rekomendasi praktik terbaik, studi ini meninjau delapan
kerangka dan/atau model. Daftar model yang dipertimbangkan di bab ini adalah:
1) Proses Delapan Langkah Kotter; 2) Model Akselerasi Perubahan General
Electric; 3) Kerangka 7-S McKinsey; 4) Pendekatan amalgamasi yang diambil
Institute for Government untuk menggabungkan model-model yang disebut di
atas; dan 5) Pendekatan European Centre for Development Policy Management
(ECDPM).
Bab ini membahas cara mengelola proses perubahan pada kelima model
tersebut. Pada bagian ini dijelaskan tiga model dari sektor swasta, satu
pendekatan yang menyatukan ketiganya, sebuah model dari sektor
pengembangan, dan sejumlah pertimbangan manajemen yang disesuaikan
dengan manajemen PO pengetahuan-ke-kebijakan dari Matthews (2015), dan
dinamika donor-mitra.
Pertanyaan yang dijawab di bab ini:
• Model apa yang digunakan sektor swasta?
• Bagaimana Anda menciptakan pendekatan yang komprehensif?
• Model apa yang telah diciptakan dan digunakan dalam kegiatan
pengembangan internasional?
• Apa saja pertimbangan khusus terkait “pengetahuan-ke-kebijakan”?
• Apa dinamika donor-mitra yang Anda harus sadari?
22
Tabel 3: Proses Delapan Langkah Kotter
Sumber: Adaptasi Proses Delapan Langkah Kotter oleh Institute for Government
24
organisasi nirlaba. McKinsey membantu staf atau manajemen yang memimpin kegiatan
meningkatkan kinerja klien dan mewujudkan PO untuk mengidentifikasi kebutuhan apa yang
sasaran terpenting mereka, yang sebagian besar harus diselaraskan lagi untuk meningkatkan
kegiatannya dapat digambarkan sebagai PO. kinerja, atau untuk mempertahankan motivasi
McKinsey mengembangkan Kerangka 7-S selama perubahan organisasi.
pada 1980-an untuk menanggapi pertanyaan Apapun jenis kegiatan PO, apakah itu
klien (termasuk CEO dari Philips dan IBM) restrukturisasi, proses baru, sistem baru,
tentang bagaimana berevolusi dan berubah pergantian kepemimpinan, atau kegiatan lainnya,
menghadapi persaingan permintaan produk model ini dapat digunakan untuk memahami
teknologi yang berubah-ubah, globalisasi, dan bagaimana unsur-unsur organisasi saling
meningkatnya kebutuhan untuk merger dan berkaitan, dan menjamin bahwa dampak
akuisisi.63 Kerangka ini terdiri dari tiga unsur perubahan luas yang terjadi pada suatu bidang
keras (strategi, struktur, dan sistem) dan empat turut dipertimbangkan.
unsur lunak (nilai bersama, gaya, staf, dan Kerangka 7-S membantu untuk menganalisis
keterampilan). Hal tersebut sedikit banyak situasi terkini (Poin A), usulan situasi pada masa
tumpang tindih dengan unsur Kaplan yang dapat mendatang (Poin B), dan untuk mengidentifikasi
diamati dan tidak dapat diamati dalam analisis ketimpangan dan inkonsistensi di antara
konteks PO (Bab 2). Bagaimana unsur-unsur ini keduanya. Pertanyaannya tinggal menyesuaikan
beroperasi dan berinteraksi dapat dilihat pada unsur-unsur dari Kerangka 7-S untuk menjamin
Gambar 6 di bawah ini. organisasi bekerja efektif menuju titik akhir yang
Kerangka ini berdasarkan premis bahwa agar diinginkan.
suatu organisasi dapat berfungsi dengan baik, McKinsey juga memberikan beberapa
ketujuh unsur tadi harus selaras dan saling checklist untuk membantu menjajaki situasi
memperkuat satu sama lain. Model ini membantu terkait Kerangka 7-S. Ini juga hendaknya
Gambar 7: Tabel Ringkasan Penilaian Transformasi Generik Menggunakan Kerangka Kotter dan
McKinsey
Delapan Langkah Kotter Menuju Transformasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Urgensi Koalisi Visi Komunikasi Memberdayakan Kemenangan Cepat Konsolidasi Melembagakan
Gaya 33 33 33 33 333 33 33
Sistem 3 33 3 33 33 33 333
Struktur 333 33 33 33 33 33
Sumber: Metodologi Evaluasi Institute for Government (2011) untuk transformasi Whitehall. Tersedia di: www.institutefor-
government.org.uk/sites/default/files/publications/evaluation_methodology_for_whitehall_transformation_.pdf
26
yang paling penting dalam cara mereka model manapun dapat diterapkan dalam kegiatan
menjalankan tugas, dan di mana harus mereka.
mencurahkan upaya dan sumber daya mereka.
Hal tersebut telah diterapkan di sejumlah 4.3.1 Pendekatan ECDPM
departemen di Whitehall – kantor sejumlah Pada 2008, ECDPM menyelesaikan proyek
departemen pemerintah Inggris – oleh the penelitian internasional besar selama lima tahun
Institute for Government. mengenai kegiatan pengembangan kapasitas di
negara berkembang. Meskipun bernama program
4.3 Model Apa yang Telah Diciptakan pengembangan kapasitas, model 5C
dan Digunakan dalam Kegiatan memperlakukan kapasitas sebagai fungsi PO
Pengembangan Internasional? yang kuat, yakni mendefinisikan kapasitas
Ada satu model yang patut disebutkan, yang sebagai “seluruh kemampuan organisasi atau
telah diciptakan dan digunakan dalam sistem dalam menciptakan nilai untuk pihak
pengembangan – pendekatan ECDPM. lain”.65
Pendekatan diciptakan oleh praktisi yang memiliki
pengalaman ekstensif bekerja di negara 4.4 Pertimbangan ‘Pengetahuan-ke-
berkembang, dan mengalami tekanan yang Kebijakan’ Khusus Apa yang Terdapat
berkaitan dengan lingkungannya (termasuk dalam Kajian tentang Mengelola
lingkungan pendukung yang kurang kondusif Proses Perubahan?
dalam mendukung perubahan dibandingkan Peneliti kebijakan publik dan konsultan,
lingkungan tempat IBM dan Phillips beroperasi). Matthews, telah bekerja secara luas dengan
Ada sedikit irisan dengan model-model yang organisasi yang dapat digolongkan ke dalam
disebutkan di atas, yang seharusnya meyakinkan organisasi perantara dan organisasi suplai
staf bahwa unsur-unsur tersebut masuk akal dan dengan fokus pengetahuan-ke-kebijakan
Gambar 9: Asimetris dalam Ketidakpastian antara Masa Lalu dan Masa Depan
Ambang batas
ketidakpastian
yang rumit
66 Matthews, M. (2015).
28
Salah satu pendekatan pembuatan kebijakan menghubungkan tingkat ketidakpastian atas hasil
berbasis intelijen adalah untuk menyasar isu-isu dan pengambilan keputusan. Penerapan siklus
ketidakpastian melalui penggunaan siklus pembelajaran kebijakan Bayesian mencerminkan
inferensi Bayesian sebagai alat untuk bagaimana pemerintah harus membuat
mengkarakterisasikan dan secara aktif keputusan sulit di bawah kondisi ketidakpastian
memfasilitasi pembelajaran kebijakan. Metode ini yang nyata. Pendekatan ini memberikan cara
dapat dimasukkan oleh organisasi suplai dan praktis untuk memonitor dan mengevaluasi
perantara dalam pemrograman PO sebagai kinerja pemerintah ketika mereka merancang,
jembatan untuk bekerja sama lebih baik dengan menguji, dan belajar dari pendekatan baru untuk
pembuat kebijakan. Pendekatan Bayesian kebijakan publik. Pendekatan ini juga dapat
terhadap kebijakan publik menciptakan potensi memfokuskan perhatian pembangunan kapasitas
untuk berpikir secara berbeda dan lebih pada pentingnya meningkatkan kreativitas dalam
konstruktif tentang bagaimana kita melaksanakan proses kebijakan (dicerminkan dalam hipotesis
manajemen publik secara umum. Pesan kunci di yang lebih baik yang akan diuji), serta praktik
balik argumen ini adalah semua intervensi yang terinformasi oleh bukti (evidence-informed
kebijakan merupakan hipotesis yang diuji melalui practice) serta meminimalisasi terbuangnya
eksperimen.67 Sangat sedikit kepastian yang ada peluang untuk belajar. Pada intinya, Matthews
pada pemrograman untuk masa depan. Kerangka berpendapat bahwa peneliti yang ingin lebih
ini memberikan cara yang berguna untuk banyak terlibat dengan pembuat kebijakan
menunjukkan pentingnya pengembangan sebaiknya tidak menganggap ketidakpastian
kapasitas dalam analisis kebijakan, dan alat substantif sebagai “ketidaknyamanan analitis”,
untuk mengukur peningkatan kapasitas analitis. tapi justru menganggap berkurangnya
Pendekatan Bayesian memberikan kerangka ketidakpastian sebagai tujuan utama ketika
analitis yang mapan dan koheren untuk berinvestasi dalam peningkatan pemahaman.
Analisis Pengalaman
(penerjemahan
pembelajaran
menjadi peluang)
Informasi
baru (dari
belajar dengan
tindakan)
67 Matthews, M. (2015).
Langsung
Gaya Diskusi Gaya
Keterlibatan
68 Matthews, M. (2009).
69 Hammer, M. (2000).
30
Hammer (2003) mengidentifikasi empat gaya memperkuat PO telah menjadi terfokus dalam
konflik: gaya diskusi (yang mengandalkan fakta menghasilkan pendapatan atau merencanakan
untuk menyelesaikan konflik); gaya pelibatan pengembangan bisnis ketimbang menjadi inisiatif
(yang menggunakan ekspresi verbal langsung yang didorong oleh permintaan. Sebagian
maupun emosi yang kuat untuk menyelesaikan organisasi penerima hibah menerima intervensi
konflik); gaya akomodasi (yang dicirikan oleh donor sebagai cara untuk mengamankan
emosi yang ditahan dan gaya bicara tidak pendanaan tambahan, dengan mengamankan
langsung); dan gaya dinamis (yang pendapatan bagi partisipasi pegawai mereka.
menggabungkan gaya bicara tidak langsung Faktor kedua dalam dinamika ini adalah donor
dengan ekspresi emosional yang kuat). Dalam juga bersaing dengan penerima hibah untuk
karyanya, Hammer mengidentifikasi negara- mendapatkan sumber daya manusia. Donor
negara dengan gaya konflik yang lazim sering kali mencoba merekrut peneliti yang bagus
dipertunjukkan – mempertimbangkan hal ini dengan latar belakang akademis yang kuat
dalam kegiatan dan perundingan PO dan lintas (sering kali pemberi dana adalah pemberi kerja
budaya merupakan hal yang vital.70 ICS yang sangat didambakan karena struktur gaji
merupakan perangkat yang penting bagi pelaku yang lebih tinggi). Ketiga, donor jarang
PO. Perangkat tersebut dapat membantu mereka berinvestasi pada organisasi baru, tapi lebih
yang bekerja dalam bidang ini untuk lebih memilih mengandalkan hubungan yang telah
menguasainya sehingga dapat membantu teruji oleh waktu dalam suatu sektor. Organisasi
mengembangkan strategi untuk mengelola penerima sendiri dapat memetik keuntungan
konflik lintas budaya di dalam dan antara ketika mampu menjaga komunitasnya agar tetap
organisasi. kecil karena pemain baru dapat berdampak pada
pengaruh dan mengurangi pendapatan mereka.
4.4.2 Dinamika Donor-Penerima Dana Hibah Terakhir, penerima hibah jarang sanggup tetap
Dalam kontribusinya untuk laporan tahun bersikap independen dari donor. Hal ini dapat
2013, Mendizabal (2013) menyoroti empat menyebabkan donor tidak mampu bersikap
pelajaran terkait dinamika donor-penerima hibah. objektif terhadap kinerja penerima hibah.
Pelajaran pertama adalah intervensi untuk
70 Hammer, M. (2003).
B
ab ini merangkum berbagai model praktik terbaik dari berbagai kajian
tentang bagaimana mengukur PO. Secara alami, sebagian dari model
tersebut beririsan dengan cara mengelola proses perubahan, karena
proses manajemen akan mengambil aspek-aspek dari perangkat yang
dikembangkan untuk monitoring dan evaluasi. Bab ini terutama mencakup
ikhtisar mengenai perangkat penting seperti pemetaan hasil, teknik
perubahan yang paling signifikan, dan pedoman dan checklist yang
dikembangkan oleh World Bank Institute (WBI).
Bab ini membahas:
• Bagaimana mengukur perubahan perilaku dalam tiga tahapan
mudah.
• Bagaimana mengumpulkan kisah yang signifikan untuk menunjukkan
yang telah Anda capai.
• Bagaimana memungkinkan organisasi agar belajar dari pengalaman
dan menyesuaikan diri sesuai kebutuhan.
• Pedoman dan checklist yang terkonsolidasi.
32
diharapkan program berpeluang untuk perubahan yang paling signifikan dalam (bidang
memengaruhi. Pemetaan hasil mengasumsikan perubahan tertentu)?” Proses ini memungkinkan
bahwa mitra perbatasan mengendalikan pemangku kepentingan mengumpulkan sejumlah
perubahan – sebagai agen eksternal – dan besar informasi kompleks dari peserta dalam
program pengembangan hanya memfasilitasi cakupan penataan tertentu. MSC berguna karena
prosesnya dengan memberikan akses terhadap dengan jelas mengidentifikasi perubahan yang
sumber daya, ide, atau peluang baru selama tidak terduga dan mengidentifikasi nilai-nilai yang
kurun waktu tertentu. Hal ini terutama efektif berlaku dalam suatu organisasi, serta mendorong
ketika digunakan dari tahap perencanaan karena analisis. Ketika orang menjelaskan alasannya
membantu program berfokus untuk mendukung meyakini satu perubahan lebih penting dari
perubahan tertentu pada mitranya, setelah perubahan lain, hal ini dapat menjadi bagian
arahan strategis atau bidang program utama pokok dari pengembangan kapasitas staf.
telah ditentukan. MSC juga bermanfaat karena kesederhana-
Pemetaan hasil menentukan visi peningkatan annya. MSC telah mendefinisikan hasil, dan
aspek manusia, sosial, dan lingkungan yang fokus pada pembelajaran, bukan hanya sekedar
diharapkan dapat dikontribusikan oleh program. akuntabilitas. Teknik ini juga berguna dan layak
Pemetaan ini kemudian memfokuskan monitoring digunakan untuk memonitor dampak intervensi
dan evaluasi pada faktor dan pemain di dalam terhadap kehidupan masyarakat. Sebab itu, MSC
lingkungan pengaruh langsung program. Ini dapat digunakan untuk meraih perubahan yang
menjawab permasalahan bagaimana diharapkan, mengembangkan kabar berita, dan
menghubungkan dampak dengan meningkatkan melaksanakan evaluasi retrospektif terhadap
nilai dan perhatian pada hasil-hasil yang dicapai program yang telah selesai. Teknik ini juga
“ke hulu” dari dampak. Pemetaan hasil bergeser menyediakan evaluasi yang cepat dan mudah
dari anggapan bahwa monitoring dan evaluasi untuk tujuan akuntabilitas. Meskipun dapat
“dilakukan” terhadap program, dan sebaliknya berpengaruh terhadap kegiatan dan tingkat
justru secara aktif melibatkan tim dalam pentingnya program, MSC juga dapat menjadi
merancang kerangka monitoring dan rencana bagian dari perubahan nilai yang dianut oleh staf
evaluasi, dan mempromosikan penilaian diri. di dalam organisasi.
34
Gambar 12: Proses Pengembangan Kapasitas
Sasaran Pengembangan
• M
en
an in ing
ilik • M strum katka
p em an en en ne
uat
k e
ntin
g pen ingka kebij fisien
a si
p erk kepe gat t
ura kan ef kan
Sumber daya em gku no ekt
• M eman rga i
nis vitas
• Keuangan p asi
• Manusia • Peningkatan kesadaran
• Teknologi • Peningkatan
Agen Perubahan keterampilan
• Infrastruktur
• Peningkatan konsensus
Hasil Kapasitas Jangka Menengah
dan kerja sama tim
• Penguatan koalisi
• Penguatan jaringan
• Implementasi
pengetahuan baru
Intervensi Pengembangan Kapasitas
WBI mengidentifikasi tiga bidang kapasitas keterampilan, peningkatan konsensus dan kerja
kelembagaan: (i) kekuatan kepemilikan pemang- sama tim, penguatan koalisi, penguatan jejaring,
ku kepentingan (atau jejaring dan hubungan); (ii) dan implementasi pengetahuan baru. Unsur-
efisiensi instrumen kebijakan (struktur dan unsur ini kemudian diterapkan dalam Catatan
peraturan yang memengaruhi organisasi); dan Panduan 4: Menunjukkan proses perubahan dari
(iii) efektivitas pengaturan organisasi. pengembangan kapasitas (Lihat Lampiran B).
Peningkatan kemampuan atau disposisi untuk Hal tersebut menghasilkan pola acu (template)
memengaruhi perubahan dikelompokkan ke yang bermanfaat untuk menunjukkan proses
dalam enam jenis standar hasil pengembangan perubahan dari pengembangan kapasitas, dan
kapasitas jangka menengah: peningkatan juga contoh penerapannya (lihat Gambar 13 dan
kesadaran, peningkatan pengetahuan atau 14 di bawah ini).
Sasaran Pengembangan
Komitmen pemimpin
Pejabat teras pemerintah perlu membayangkan transformasi ekonomi yang dapat
dihasilkan dari pengembangan ekspor untuk mendorong perubahan yang dibutuhkan
36
Contoh penelusuran lebih dari satu proses tujuan ini secara lebih rinci. Catatan Panduan 6
perubahan terdapat di Lampiran B. WBI memiliki memberikan checklist bagi praktisi untuk
Catatan Panduan yang khusus ditujukan untuk digunakan terkait dengan tujuan tersebut, dan
memahami tujuan perubahan kelembagaan dan Catatan Panduan 7 menjelaskan tentang
bagaimana mengidentifikasi hal tersebut. Catatan bagaimana menetapkan indikator dan sumber
Panduan 5 memberikan contoh penjabaran data untuk menilai pencapaian tujuan perubahan
kapasitas (Lampiran B).80
Tabel 4: Tujuan Perubahan Kapasitas Kelembagaan
Sumber: Pedoman WBI untuk Mengevaluasi Hasil-hasil Pengembangan Kapasitas (2012, hal.39) Tersedia
di: http://wbi.worldbank.org/wbi/Data/wbi/wbicms/files/drupal-acquia/wbi/Guide%20to%20Evaluating%20
Capacity%20Development%20Results_0.pdf
80 Ibid, hal.32-36.
38
Bab 6
Kesimpulan
L
aporan ini memberikan ikhtisar tentang kajian terkini mengenai
PO. Berangkat dari contoh-contoh praktik yang apik, laporan ini
menyaring kerangka dan rekomendasi yang bermanfaat bagi
pelaku di sektor ini.
Studi ini menyoroti banyaknya informasi yang tersedia tentang PO.
Karena jumlah materinya, penting untuk merencanakan dari awal
pendekatan yang akan digunakan oleh program. Contohnya, apakah
asumsinya menggunakan pemikiran “seperti awan” atau “seperti jam”
(lihat Richter, Bab 2), atau lebih mirip dengan visi PO Kaplan (lihat Bab
2). Spektrum Greenhalgh, “membuat terjadi” versus “membiarkan
terjadi” akan berguna dalam membahas pendekatan PO dengan
berbagai organisasi berbeda.
Teori atau model yang direkomendasikan dibahas dalam laporan
ini, yang mencakup: (i) Model Kotter (Bab 4); (ii) Kerangka Institute for
Government (Bab 4); dan (iii) Catatan panduan WBI (Bab 5). Kerangka
Institute for Government terutama berguna untuk mengintegrasikan
berbagai jenis pendekatan untuk membentuk analisis yang
komprehensif. Ini meliputi kerangka Kotter dan alat diagnostik
McKinsey. Yang penting, kerangka ini disesuaikan dengan konteks,
menekankan pada pentingnya mengakui PO sebagai proses politik.
Laporan ini disusun untuk mendukung staf selama melaksanakan
kegiatan PO. Kajian dikemas dalam empat bab (sesuai dengan empat
tahapan untuk menetapkan program perubahan organisasi), dan
serangkaian pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh staf. Meskipun
antarbab saling berkaitan, pada berbagai tahapan kegiatan PO, staf
dapat mengacu pada bab yang relevan untuk menemukan gambaran
umum dari teori dan kerangka yang berlaku.
Memahami PO adalah kunci bagi fungsi-fungsi program
pengembangan di sektor ini. Laporan ini berupaya untuk memadukan
sejumlah besar kajian global mengenai PO dan memaparkannya
dengan cara yang mudah diakses bagi praktisi yang sibuk, yang perlu
memahami cakupan kajian tersebut, dan arti kajian itu bagi proyek
mereka di lapangan.
D
aftar pustaka ini ditujukan untuk membentuk perpustakaan
elektronik (e-library) awal bagi praktisi PO saat mereka mulai
melakukan kegiatan. Penilaian ini berdasarkan pada materi yang
sudah siap (seperti kegiatan ODI, UN, WB, dan IDRC bekerja sama
dengan think tank di negara-negara berkembang) dan berisi materi dasar
yang penting.
Agar materi ini mudah diakses, e-library ini mengkategorikan kajian
dalam kategori berikut ini: (A) materi PO umum, (B) empat komponen KSI
(produsen, permintaan, perantara, dan lingkungan pendukung), dan (C)
blog dan jejaring yang relevan.83
83 Ketika suatu makalah relevan terhadap lebih dari satu kategori, mungkin akan ada
duplikasi, tapi hal ini hanya berlaku untuk dua atau tiga makalah.
40
Cawsey, T., Deszca, G. dan Ingols, C. (2012). Organisational Development: An Action Oriented Toolkit,
Sage Publications, Inc. Tersedia secara berbayar di: www.uk.sagepub.com/books/Book234243/toc
Cumming, T. dan Worley, C. (2009). Organization Development and Change, Cengage Learning. Tersedia
di: http://otgo.tehran.ir/Portals/0/pdf/organization%20development%20and%20change.pdf
Datta, A., Shaxson, L. dan Pellini, A. (2012). Capacity, complexity and consulting: lessons from managing
capacity development projects.London:Overseas Development Institute. Tersedia di: www.odi.org.uk/
publications/6348-capacity-complexity-development-projects-rapid
DeKler, M. (2007). ‘Healing emotional trauma in organizations: An O.D. Framework and case
study’,Organization Development Journal, Volume 25, Jilid 2. Tersedia di: http://law-journals-books.
vlex.com/vid/healing-emotional-trauma-framework-64041884
DFAT, (2012). Dokumen Desain KSI. Tersedia di: www.aid.dfat.gov.au/Publications/Pages/indo-knowledge-
sector-design-doc.aspx
Davies, R. dan Dart, J. (2005). MSC Technique: A Guide to Its Use, www.mande.co.uk/docs/MSCGuide.pdf
Dichter, F., Gagnon, C., dan Alexander, A. (1993). Leading organizational transformations. Tersedia di:
http://www.mckinsey.com/insights/organization/leading_organizational_transformations
Earl, S., Carden, F., dan Smutylo, T. (2001). Outcome Mapping: The Challenges of Assessing Developing
Impacts: Building Learning and Reflection into Development Programmes. Ottawa: IDRC. Tersedia di
http://www.outcomemapping.ca/download/OM_English_final.pdf
ECDPM Maastricht. (2011). Bringing the invisible into perspective: Reference document for using the 5Cs
framework to plan, monitor and evaluate capacity and results of capacity development processes.
Tersedia di: http://ecdpm.org/wp-content/uploads/2011-5Cs-Framework-Plan-Evaluate-Monitor-
Capacity-Development-Processes.pdf
Engel, P., Keijzer, N. dan Land, T. (2007). A balanced approach to monitoring and evaluating capacity and
performance: A proposal for a framework, ECDPM Discussion Paper 58E. Tersedia di: www.ecdpm.
o r g / W e b _ E C D P M / W e b / C o n t e n t / C o n t e n t . n s f / v w P r i n t /
A1649F5CBFFEB410C12573B5005C5030?Opendocument
Folke, C., Carpenter, S., Elmqvist, T., Gunderson, L., Holling, C.S., dan Walker, B. (2002). ‘Resilience and
Sustainable Development: Building Adaptive Capacity in a World of Transformations’, Ambio, 31(5).
Ford Foundation, (2003). Celebrating Indonesia: 50 Years with Ford Foundation 1953-2003, Equinox
Publishing. Tersedia di: www.fordfoundation.org/pdfs/library/celebrating_indonesia.pdf
Hamel, G. dan Zanini, M. (2014). Build a change platform, not a change programme. McKinsey & Company.
Tersedia di: http://www.mckinsey.com/insights/organization/build_a_change_platform_not_a_change_
program
Hearn, S. dan White, N. (2009). Communities of practice: linking knowledge, policy and practice, Makalah
Latar Belakang. London: Overseas Development Institute. Tersedia di: www.odi.org/sites/odi.org.uk/
files/odi-assets/publications-opinion-files/1732.pdf
Horton, D. (2002). ‘Planning, Implementing and Evaluating Capacity Development’, Makalah Arahan ISNAR
50. Tersedia di: http://.preval.org/documentos/2105.pdf
IDRC (2011). IDRC Think Tank Initiative Annual Report 2010-11. Tersedia di: www.idrc.ca/EN/Programs/
Social_and_Economic_Policy/Think_Tank_Initiative/Documents/Think-Tank-Initiative-Annual-
Report-2010-11.pdf
Kaplan, A. (1999). The development of capacity, Community development Resources Association – awalnya
diterbitkan sebagai dokumen pengembangan oleh United Nations Non-Governmental Liaison Service.
Tersedia di: www.institutofonte.org.br/sites/default/files/Kaplan%20A_The%20Developing%20Of%20
Capacity.pdf
Karetji, P. (2010). Overview of the Indonesian Knowledge Sector. Tersedia di http://dfat.gov.au/about-us/
publications/Documents/indo-ks8-overview.pdf
LenCD, (2012). How to assess change readiness, Learning Network on Capacity Development, didukung
oleh United Nations Development Programme, Capacity Development Group. Tersedia di: www.lencd.
org/learning/howto-readiness
Marquardt, M. (2004). Harnessing the Power of Action Learning. Tersedia di: www.wial.org/publications/
WIALauthored/HarnessingAL.pdf
42
Hadiz, V. R. dan Dhakidae, D. (2005). Social Science and Power in Indonesia, Equinox. Tersedia secara
berbayar di https://bookshop.iseas.edu.sg/publication/295
Hammer, M.R. (2009). Solving Problems and Resolving Conflict Using the Intercultural Conflict Style Model
and Inventory. In M.A. Moodian (Ed.). Contemporary Leadership and Intercultural Competence (Bab.17,
hal. 219-232). ICS Inventory, Thousand Oaks, CA: Sage.
Hind, J. dkk. (2013). Independent Review of the Knowledge Sector Supply Side Pilot (TAF Pilot) http://aid.
dfat.gov.au/Publications/Documents/ind-rev-supply-side-orgs-gov-intermediaries-v2-ks-pilot-supply-
side.pdf
Hind, E. (2013). Independent Review of the Knowledge Sector Supply Side Organisations and Government
Intermediaries, Volume 3 – Literature Review. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/Publications/Pages/
ind-rev-supply-sideorgs-gov-intermediaries-v3-literature-review.aspx
Horton, D. dkk. (2004). Evaluating Capacity Development: Experiences from Research and Development
organisations around the World, IDRC. Tersedia di: http://www.idrc.ca/EN/Resources/Publications/
Pages/IDRCBookDetails.aspx?PublicationID=233
Keijzer, N., Spierings, E., Phlix, G., Fowler, A.(2011). Bringing the invisible into perspective. Reference
paper for using the 5Cs framework to plan, monitor and evaluate capacity and results of capacity
development processes. Maastricht: ECDPM.
Kember, D. dkk. (1997). ‘The diverse role of the critical friend in supporting educational action research
project’, Educational Action Research, 5 (3), 463-481.
Matthews, M. dan Kompas, T. (2015). Coping with Nasty Surprises: Improving Risk Management in the
Public Sector Using Simplified Bayesian Methods, Asia and the Pacific Monitoring Studies 2(3):452-
466 McCarthy, J. dan Ibrahim, R. (2010) Review of Social Science Capacity Building Support to
Indonesia’s Knowledge Sector. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/Publications/Pages/indo-knowledge-
sector-review-social-science-capacity-building-support.aspx
Mendizabal, E. dkk., (2013). Independent Review of the Knowledge Sector Supply Side Organisations and
Government Intermediaries – Think Pieces. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/Publications/Documents/
ind-rev-supply-side-orgs-gov-intermediaries-v4-think-pieces.pdf
Nachiappan, K., Mendizabal, E. dan Datta, A. (2010). Think tanks in East and Southeast Asia: Bringing
politics back into the picture, London: Overseas Development Institute. www.odi.org/sites/odi.org.uk/
files/odi-assets/publications-opinion-files/6377.pdf
Nakabugo, M. dkk. (2010). ‘Best Practice in North-South Research Relationships in Higher Education: The
Irish African Partnership Model’, Policy & Practice: A Development Education Review, hal. 89-98.
Sciortino, R. Reminiscences on a grantee-grantor relationship, diunggah oleh SALT online 16 Januari 2013.
www.salt.org.sg/2314/reminiscences-on-grantee-grantor-relationships
Sumarto, S. (2011). The SMERU Research Institute: History and Lessons Learned, AusAID Knowledge
Sector Diagnostic. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/publications/pages/6907_4230_9750_6366_1236.
aspx
Srivastava, J. (2011). Think Tanks in South East Asia: The Knowledge-Power Interface, London: Overseas
Development Institute. Tersedia di: www.odi.org/sites/odi.org.uk/files/odi-assets/publications-opinion-
files/7530.pdf
Stone, D. (2005). Think Tanks and Policy Advice in Countries in Transition. Makalah yang disiapkan untuk
Simposium Asian Development Bank Institute: “How to Strengthen Policy-Oriented Research and
Training in Viet Nam”. 31 Agustus, 2005, Hanoi.
Struyk, R., Kohagen, K. dan Miller, C. (2007). ‘Were Bosnian Policy Research Organisations More Effective
in 2006 than in 2003? Did Technical Assistance Play a Role?’ Public Administration and Development.
Tersedia di: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/pad.463/abstract
The Asia Foundation, (2011). Enhancing Knowledge on the Knowledge Sector: Report to AusAID. Tersedia
di: http://aid.dfat.gov.au/publications/pages/6907_4230_9750_6366_1236.aspx
Unwin, J. (2005). The Grant Making Tango: Issues for Funders. London: Baring Foundation.
Velho, L., de Souza Paula, M.dan Vilar, R. (2004). ‘Building Research Capacity’, in Social Sciences for
Development in Bolivia: A Case for Institutional Innovation. United Nations University. Tersedia di: www.
researchgate.net/publication/4870605_Building_Research_Capacity_in_Social_Sciences_for_
Development_in_Bolivia_A_Case_of_Institutional_Innovation
Dalam Komponen Suplai: Menentukan Pengaturan Hibah Dana Inti yang Optimal
Jakob, L. (2014). We don’t have a panda in our logo: Preliminary Assessment of Fundraising Opportunities
for Policy Research Institutes in Indonesia (di dalam perpustakaan KSI).
McGann, J. G. (2009). The Global ‘Go-to Think Tanks’: the Leading Public Policy Research Organisations
in the World, University of Pennsylvania. Tersedia di: http://gotothinktank.com/dev1/wp-content/
uploads/2013/07/2012_Global_Go_To_Think_Tank_Report_-_FINAL-1.28.13.pdf
Morgan, P. (2002). ‘Technical Assistance: Correcting the Precedents’, Development Policy Journal: Special
Issue – Technical Cooperation, UNDP. Tersedia di: www.researchgate.net/publication/248648613_
Technical_Assistance_Correcting_the_Precedents
Spence, R. (2011). AusAID Core Funding Review: Survey Results and Analysis.Tersedia di: http://aid.dfat.
gov.au/countries/pacific/fiji/Documents/transitional-support-analytical-report.pdf
Young, J., Hauck, V., dan Engel, P. (2013). Final Report of the External Evaluation of the Think Tank Initiative.
Tersedia di: http://ecdpm.org/wp-content/uploads/TTI-Evaluation-2013.pdf
44
Role of Monitoring and Evaluation in Evidence-based Policy Making, UNICEF. Tersedia di: http://www.
unicef.org/ceecis/evidence_based_policy_making.pdf
Matthews, M. (2009). Innovation in the Public Sector: Enabling better Performance, Driving New Directions.
Australian National Audit Office Better Practice Guide. Canberra. Tersedia di: https://marklmatthews.
files.wordpress.com/2014/02/innovation_in-the_public_sector.pdf
Matthews, M. (2013). Commonwealth-Australian National University Strategic Relationship: Strategic Plan
2013-2020, HC Coombs Policy Forum (tersedia jika diminta penulis).
Matthews, M. (2013). ‘Unlocking Policy Potential: Six Crucial Steps’, Essays Opinions and Ideas on public
policy, Crawford School of Public Policy, Australian National University, hal. 36-38. Tersedia di: https://
crawford.anu.edu.au/files/uploads/crawford01_cap_anu_edu_au/2014-07/advance-oct-2013.pdf
Matthews, M. (2015). ‘Using Signal Processing Diagnostics to Improve Public Sector Evaluations’. Bab 2
dalamG. Carey, K. Landvogtdan J. Barraket (eds). Designing and implementing public policy: cross-
sectoral debates. Routledge.
Page, J., Pearson, J., Jurgeit, B. dan Kidson, M. (2012). Transforming Whitehall:Leading Major Change in
Whitehall Departments.
Shaxson, L., Datta, A. dan Young, J. (2012). Science and international development. Tersedia di: www.
publications.parliament.uk/pa/cm201012/cmselect/cmsctech/writev/intdev/int31.htm
Sutmuller, P. dan Setiono, I. (2011). Diagnostic on Evidence-based Public Policy Formulation under
Decentralisation, AusAID Knowledge Sector Diagnostic. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/publications/
pages/6907_4230_9750_6366_1236.aspx
Upham, P., Kivimaa, P., Mickwitz, P.dan Åstrand, K. (2014). Climate policy innovation: a socio-technical
transitions perspective, Environmental Politics, 23(5): 774-794.
Weiner, B.J. (2009). ‘A theory of organisational readiness for change’,Implementation Science 4:67, Doi:
10.1186/1748-5908-4-67. Tersedia di: http://www.implementationscience.com/content/41/67
World Bank Institute, Managing Knowledge Results: An Exploration of the Systems and Practices of
Development Agencies. Tersedia di: http://wbi.worldbank.org/wbi/document/managing-knowledge-
results-exploration-systems-and-practices-development-agencies
Komponen Perantara
Anderson, M. (2010). ‘Turning evidence into policy: challenges facing UK Aid’, Journal of Development
Effectiveness. 2 (4): 556-560.
Blagescu, M. dan Young, J. (2006). Capacity Development for Policy Advocacy: Current thinking and
approaches among agencies supporting Civil Society Organisations. Tersedia di: www.odi.org.uk/
publications/136-capacity-development-policy-advocacy-current-thinking-approaches-agencies-civil-
society-organisations
CHF (2008). Capacity Development: Key to North-South NGO Partnerships? Canada: CHF. Tersedia di:
www.humanitarianforum.org/data/files/resources/740/en/CapacityBuildingCaseStudyFinalFeb408.pdf
Cislowski, H. dan Purwadi, A. (2011). A Study of the role of Indonesian Government research units (Balitbang)
in bridging research and development policy. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/business/Documents/
indo-ks3-balitbang.pdf
Colebatch, H.K., Hoppe, R. dan Noordegraff, M. (eds) (2010). Working For Policy. Amsterdam: University
Press.
Greenhalgh, T. dkk. (2004). Diffusion of Innovations in service organisations: Systematic review and
recommendations, University College of London. London: Blackwell Publishing. Tersedia atas
permintaan dari penulis: p.greenhalgh@pcps.ucl.ac.uk
Mendizabal, E., Datta, A., danYoung, J. (2011). Background Note: Developing capacities for better research
uptake: the experience of ODI’s Research and Policy in Development programme. Tersedia di: www.
odi.org.uk/sites/odi.org.uk/files/odi-assets/publications-opinion-files/7524.pdf
Oey-Gardiner, M. (2011). The role of the Indonesian Institute of Science (LIPI) in bridging between research
and development policy. AusAID Knowledge Sector Diagnostic. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/
publications/pages/6907_4230_9750_6366_1236.aspx
Lingkungan Pendukung
Andrews, M., Pritchett, L. dan Woolcock, M. (2012). Escaping Capability Traps Through Problem Driven
Iterative Adaption (PDIA): Kertas Kerja No. 2012/64. World Institute for Development Research.
Tersedia di: www.cgdev.org/publication/escaping-capability-traps-through-problem-driven-iterative-
adaptation-pdia-working-paper
Datta, A. dan Huong, P.L. (2013). Not just a beautiful flower?Knowledge, information and economic
policymaking in Vietnam, London: Overseas Development Institute. Tersedia di: www.odi.org/sites/odi.
org.uk/files/odi-assets/publications-opinion-files/8429.pdf
Eveline, R. (2011). Gender Institutions in the Knowledge Sector. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/
Publications/Pages/indo-knowledge-sector-study-gender-research.aspx
Nugroho, H. (2005). The political economy of higher education: The university as an arena for the struggle
for power, in Hadiz danDhakidae. Tersedia secara berbayar di: https://bookshop.iseas.edu.sg/
publication/295
Puryear, J. M. (2005). ‘Building Education Research. Capacity in Developing Countries: Some Fundamental
Issues’, Peabody Journal of Education, 80(1). Tersedia di: www.tandfonline.com/doi/abs/10.1207/
S15327930pje8001_6#.U86MAfldVxg
Sherlock, S. dan Davis, B. (2010). Regulatory Constraints and Procurement Laws (Regulatory obstacles to
the growth of a knowledge market in Indonesia). Tersedia di: http://aid.dfat.gov.au/publications/
pages/6907_4230_9750_6366_1236.aspx
Suryadarma, D., Pomeroy J., dan Tanuwidjaja S. (2011). Economic Factors Underpinning Constraints in
Indonesia’s Knowledge Sector, AusAID Knowledge Sector Diagnostic. Tersedia di: http://aid.dfat.gov.
au/business/Documents/indo-ks2-economic-incentives.pdf
46
Lampiran B
Catatan Panduan dari Pedoman
WBI untuk Mengevaluasi Hasil
Pengembangan Kapasitas
Sumber: Pedoman WBI (2012) untuk Mengevaluasi Hasil Pengembangan Kapasitas. Tersedia di:
https://wbi.worldbank.org/wbi/Data/wbi/wbicms/files/drupal-acquia/wbi/Guide%20to%20Evaluating%20
Capacity%20Development%20Results_0.pdf
Catatan Panduan 4:
Sasaran Pengembangan
Komitmen pemimpin
Pejabat teras pemerintah perlu membayangkan transformasi
ekonomi yang dapat dihasilkan dari pengembangan ekspor
untuk mendorong perubahan yang dibutuhkan
48
Catatan Panduan 5:
Kompatibilitas dengan norma dan nilai q Apakah tujuan pengembangan konsisten dengan norma dan nilai sosial
sosial terkini dari pemangku kepentingan lokal?
Partisipasi pemangku kepentingan q Apakah terdapat mekanisme bagi pemangku kepentingan untuk
dalam menentukan prioritas menyuarakan opini mereka terkait dengan tujuan pengembangan?
q Apakah mekanisme ini didukung oleh pimpinan relevan yang terlibat
dalam menentukan prioritas terkait dengan tujuan pengembangan?
Transparansi informasi ke pemangku q Apakah informasi terkait tujuan pengembangan dibagikan secara
kepentingan berkala ke pemangku kepentingan?
q Apakah informasi terperinci terkait tujuan pengembangan mudah
diakses oleh pemangku kepentingan (seperti tersedia dengan mudah di
internet)?
Insentif untuk kepatuhan q Apakah terdapat cukup kepatuhan oleh pemangku kepentingan agar
kebijakan yang terkait tujuan pengembangan dapat berfungsi dengan
baik?
Risiko faktor eksternal yang negatif q Apakah kebijakan turut mempertimbangkan efek yang tidak
diperkirakan (negatif ), yang dapat terjadi selama mengejar tujuan
pengembangan?
50
Tabel 10: Checklist Efektivitas Pengaturan Organisasi
Karakteristik Kapasitas Beri tanda v apabila jawabannya “tidak” dalam kaitannya dengan tujuan
pengembangan yang disasar
Kejelasan misi q Apakah organisasi memiliki publikasi (internal atau eksternal) yang menjelaskan
mandat (visi dan misi) dari organisasi?
q Apakah organisasi memiliki rencana bisnis tahunan dengan unit dan personil
penanggung jawab yang didefinisikan dengan jelas untuk berbagai tugas?
Pencapaian hasil q Apakah organisasi memiliki rencana bisnis tahunan dengan tujuan yang jelas untuk
kegiatannya?
q Apakah organisasi memiliki sistem (informal atau formal) untuk secara berkala
melaporkan kemajuan kegiatan terhadap tujuannya?
Efisiensi operasional q Apakah organisasi memiliki rencana bisnis tahunan dengan seperangkat kegiatan
yang didefinisikan, disertai dengan anggaran, jangka waktu, dan personil
penanggung jawab yang ditugaskan?
q Apakah organisasi memiliki sistem (informal atau formal) untuk menerima
konfirmasi dari pemangku kepentingan tentang kegiatan yang telah diselesaikan?
Kelayakan dan proses keuangan q Apakah organisasi memiliki dana untuk mempertahankan biaya operasionalnya?
yang baik q Apakah organisasi menerbitkan laporan pendapatan dan pengeluaran tahunan?
Komunikasi dan hubungan baik q Apakah organisasi mendapatkan kerja sama dan dukungan dari pemangku
dengan pemangku kepentingan kepentingan untuk mencapai tujuannya?
Adaptabilitas q Apakah organisasi proaktif dalam memperoleh informasi terbaru tentang bidang-
bidang yang berakitan dengan tujuan pengembangan?
q Apakah organisasi meneliti cara-cara inovatif untuk meningkatkan proses-
prosesnya?
Catatan Panduan 7:
Tabel 11: Contoh Indikator untuk Menilai Perubahan dalam Kekuatan Kepemilikan
Pemangku Kepentingan
Tujuan Tujuan Indikator Sumber Data
Pengembangan Pengembangan
Kapasitas
Mendorong Peningkatan Persentase warga yang disurvei yang Survei pengguna bus
transportasi Penggunaan Sistem menganggap berjalan kali dan bersepeda
perkotaan Transit Cepat Bus oleh telah menjadi lebih aman dan nyaman di
yang terus pengguna mobil wilayah proyek
ramah terhadap Proporsi pengguna Sistem Transit Cepat Bus
lingkungan yang mengakses sistem dengan bersepeda
atau berjalan kaki
Membentuk Peningkatan Persentase rumah tangga yang melaporkan Survei Pelayanan Publik
sistem transparansi informasi telah mendengar tentang upaya pemerintah Nasional Proyek Reformasi
pemerintahan terkait upaya dari sumber resmi: Kelembagaan dan
daerah yang desentralisasi Bagaimana Anda mendengar tentang apa Pengembangan Kapasitas
berfungsi dengan yang dilakukan pemerintah?
baik • Tidak ada sumber
• Saudara, teman, tetangga, rekan kerja
• Papan buletin komunitas
• Kepala Desa
• Kepala Divisi atau Seksi/Pejabat Kepala
• Surat Kabar
• Radio
• TV
• Lainnya
Meningkatkan Peningkatan partisipasi Tingkat partisipasi masyarakat yang termiskin Survei dan catatan
pelayanan pemangku kepentingan dan rentan kehadiran dalam Sistem
publik di bidang masyarakat dalam Tingkat partisipasi perempuan dalam rapat Informasi Manajemen
perkotaan yang pengambilan keputusan perencanaan dan pengambilan keputusan
disasar terkait pelayanan publik Persentase kelurahan dengan dewan
di tingkat lokal pengawas masyarakat yang sudah terbentuk
Peningkatan Peningkatan kepatuhan Persentase guru sekolah negeri yang Data izin mengajar
kualitas dengan persyaratan memenuhi standar izin mengajar profesional dari Kementerian
pendidikan primer kepercayaan di antara Pendidikan
para guru
Peningkatan status Peningkatan kejelasan Penunjukkan jelas untuk kebijakan dan Catatan Unit
kesehatan suatu terkait tanggung jawab tanggung jawab terkait akreditasi profesional, Koordinasi Proyek
populasi pengawasan untuk sertifikasi, dan izin sekolah untuk setiap Pusat
berbagai jenis program profesi. Adakah badan yang didirikan untuk
pendidikan tenaga memberikan pengawasan dan standar
profesional di bidang akreditasi, konten, dan perilaku [ya, tidak]
kesehatan untuk:
• Pendidikan kedokteran
• Pendidikan dokter gigi
• Pendidikan keperawatan
• Pendidikan kebidanan
Memberikan Peningkatan penggunaan Persentase audit lapangan yang dipilih oleh Data komite pajak
warga negara prosedur pemilihan prosedur terotomasi
dengan pelayanan terotomasi untuk audit
publik dan lapangan
infrastruktur yang
lebih baik
Tabel 13: Contoh Indikator untuk Menilai Perubahan dalam Efektivitas Pengaturan
Organisasi
Meningkatkan Berkurangnya biaya Biaya per unit dan waktu proses Sistem Informasi
keamanan proses registrasi lahan regularisasi Kepemilikan Sertifikat
kepemilikan lahan di departemen proyek
percontohan
52
Catatan Panduan 8:
Tabel 17: Pertanyaan untuk Mengklarifikasi Hasil Kapasitas Jangka Menengah yang
Dibutuhkan
ICO Beri tanda “V” bila jawabannya “tidak” terkait dengan tujuan pengembangan yang
disasar
Peningkatan kesadaran q Apakah agen perubahan memiliki pengetahuan yang memadai tentang <isu>?
q Apakah mereka memahami perannya dalam meningkatkan situasi terkini?
q Apakah mereka cukup termotivasi untuk mengambil tindakan yang dibutuhkan?
q Apakah mereka percaya diri mampu mengambil tindakan yang dibutuhkan?
Peningkatan q Apakah agen perubahan memiliki keterampilan dan/atau pengetahuan teknis yang
pengetahuan dan memadai terkait <isu> untuk membuat situasi terkini lebih baik?
keterampilan q Apakah mereka mengetahui bagaimana menerapkan pengetahuan atau keterampilan
yang dibutuhkan di dalam kegiatan?
q Apakah mereka memiliki dukungan manajerial untuk menerapkan pengetahuan atau
keterampilan yang dibutuhkan?
q Apakah lingkungan di tempat kerja agen perubahan kondusif untuk menerapkan
keterampilan tersebut?
Peningkatan konsensus q Apakah ada masalah di antara atau di dalam lingkungan agen perubahan terkait dengan
dan kerja sama tim kerja sama tim yang buruk [beri tanda “V” bila ya]
q Apakah agen perubahan dapat bekerja bersama secara efektif terkait <isu>?
q Apakah mereka dapat mencapai kesepakatan terkait <isu>?
q Apakah seluruh pemangku kepentingan kunci (selain agen perubahan) dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan terkait <isu>?
q Apakah terdapat komunikasi yang efektif dan memadai di antara anggota tim?
q Apakah anggota tim berkomitmen untuk meningkatkan situasi terkait <isu>?
Penguatan koalisi q Apakah agen perubahan berkolaborasi dalam bentuk apapun dengan mitra eksternal
terkait <isu>?
q Apakah peran dan tanggung jawab di dalam kemitraan yang telah dibentuk jelas terkait
<isu>?
q Apakah para anggota kemitraan atau koalisi yang telah dibentuk memiliki agenda aksi
yang sama terkait <isu>?
q Apakah terdapat kepercayaan yang memadai di antara anggota koalisi untuk bekerja
sama secara efektif?
q Apakah struktur kemitraan atau koalisi dibentuk secara tepat untuk dapat memanfaatkan
keragaman terkait <isu>?
q Apakah struktur kemitraan atau koalisi cukup formal untuk mendukung proses
pengambilan keputusan yang efektif terkait <isu>?
Penguatan jaringan q Apakah keterlibatan pemangku kepentingan yang relevan dalam proses pengambilan
keputusan terjamin?
q Apakah masing-masing anggota memiliki insentif yang memadai untuk berpartisipasi
dalam jaringan?
q Apakah para anggota berkomitmen terhadap tujuan jaringan?
q Apakah hubungan di dalam jaringan tepat untuk dapat menjawab <isu> secara efektif?
q Apakah semua orang terhubung dengan jaringan yang dibutuhkan untuk menjawab
<isu>?
q Apakah jaringan secara efektif menjembatani perbedaan?
q Apakah terdapat pertukaran informasi yang memadai di antara anggota jaringan untuk
menjawab <isu>?
Implementasi q Apakah agen perubahan memiliki pemahaman yang memadai tentang mengapa mereka
pengetahuan baru diperlukan untuk mengembangkan strategi/kebijakan/rencana?
q Apakah terdapat kebijakan atau strategi baru yang perlu dikembangkan untuk membuat
perubahan yang diinginkan dalam <isu>?
q Apakah terdapat kebijakan/strategi/rencana yang perlu dilaksanakan untuk membuat
perubahan yang diinginkan dalam <isu>?
q Apakah agen perubahan memiliki pengetahuan yang memadai untuk mengidentifikasi
dan melaksanakan langkah-langkah aksi yang dibutuhkan terkait <isu>?
q Apakah terdapat rencana M&E untuk mengukur hasil dari strategi/kebijakan/rencana?
Meningkatkan pengembangan sosial ekonomi Republik Dominika dengan berkontribusi terhadap pengembangan ekspor
Efisiensi operasional
Komitmen Kejelasan dalam Insentif untuk Konsistensi
Perusahaan Listrik
pemimpin mendefinisikan kepatuhan instrumen
Negara Dominika
Pejabat teras peran dan tanggung Lingkungan kebijakan kebijakan
(CDEEE) dapat
pemerintah perlu jawab dapat memberikan Seperangkat
meningkatkan
membayangkan Perusahaan sektor insentif yang lebih kebijakan yang
efisiensi
transformasi ekonomi swasta dapat lebih baik dan hambatan konsisten
operasional dengan
yang dapat dihasilkan terlibat dalam kegiatan yang lebih sedikit dibutuhkan untuk
meningkatkan
dari pengembangan ekspor apabila untuk mendorong perencanaan
pengaturan
ekspor untuk men- tersedia instrumen keterlibatan sektor strategis dalam
organisasi untuk
dorong perubahan peminjaman dan swasta dalam rangka mencapai
mengurangi kerugian
yang dibutuhkan. asuransi yang tepat kegiatan ekspor sasaran negara
listrik.
Sumber: Pedoman WBI (2012) untuk Mengevaluasi Hasil Pengembangan Kapasitas, hal.28.
54
Lampiran D
Checklist untuk Kerangka 7-S
McKinsey
Strategi:
• Apa strategi kita? Nilai Bersama (Shared Values):
• Bagaimana kita akan mencapai tujuan? • Apa saja nilai intinya?
• Bagaimana kita mengatasi tekanan • Apa kultur perusahaan/tim?
kompetitif? • Seberapa kuat nilai-nilai tersebut?
• Bagaimana kita menangani perubahan • Apa saja nilai fundamental yang menjadi
dalam permintaan pelanggan? dasar dibangunnya perusahaan/tim?
• Bagaimana strategi ini disesuaikan untuk
isu-isu lingkungan? Gaya (Style):
• Seberapa partisipatif gaya manajemen/
Struktur: kepemimpinan?
• Bagaimana pembagian perusahaan/tim? • Seberapa efektif gaya kepemimpinan
• Apa hierarkinya? tersebut?
• Bagaimana berbagai departemen • Apakah pegawai/anggota tim cenderung
mengoordinasikan kegiatan? kompetitif atau kooperatif?
• Bagaimana anggota tim mengatur dan • Apakah ada tim yang nyata berfungsi
menyelaraskan diri mereka? ataukah mereka hanya kelompok nominal
• Apakah pengambilan keputusan dilakukan semata?
secara terpusat atau desentralisasi?
• Bagaimana seharusnya pengambilan Staf:
keputusan dilakukan menurut rencana • Posisi atau spesialisasi apakah yang
kita? terwakili dalam tim?
• Di mana jalur komunikasinya? Eksplisit • Posisi apa yang harus diisi?
dan implisit? • Adakah ketimpangan dalam kompetensi
yang dibutuhkan?
Sistem:
• Apa saja sistem utama yang menjalankan Keterampilan (Skill):
organisasi? Pertimbangkan sistem • Apa saja keterampilan terkuat yang
keuangan dan SDM serta komunikasi dan terwakili dalam perusahaan/tim?
penyimpanan dokumen. • Adakah ketimpangan keterampilan?
• Di mana kendalinya dan bagaimana • Perusahaan/tim dikenal sangat baik
monitoring dan evaluasi sistem dilakukan? dalam melakukan apa?
• Apa aturan dan proses internal yang • Apakah pegawai/anggota tim saat ini
digunakan tim agar tetap berada di memiliki kemampuan untuk melakukan
jalurnya? pekerjaan mereka dengan baik?
• Bagaimana keterampilan dimonitor dan
dinilai?
56
3. Apakah hasil-hasil yang dibutuhkan telah perubahan?
dihitung dan disampaikan sebagai tujuan 4. Apakah sumber daya keuangan dan
dan indikator? sumber daya lain yang dibutuhkan
4. Apakah undang-undang, kebijakan, dan tersedia atau akan menjadi tersedia? Jika
strategi pendukung sudah ada, dan tidak, apa yang dibutuhkan dan dari mana
perlukah tambahan lain? ini bisa diperoleh?
5. Seberapa banyak perubahan yang tengah
terjadi dan seberapa baik perubahan ini Perangkat lain yang dapat digunakan dalam
dikelola? menentukan kesiapan organisasi
6. Apakah ada sejarah individu yang cukup PESTLE: Sebuah alat penilaian dari dunia
membantu membuat perubahan pribadi? usaha. Efektif dalam menganalisis konteks dan
7. Akankah kebijakan, praktik, dan proses kondisi dimana organisasi berada, terutama di
sumber daya manusia (misalnya struktur bidang politik dan ekonomi. Tersedia di: https://
gaji dan tunjangan) mendukung atau rapidbi.com/the-pestle-analysis-tool/
menghambat perubahan? Perangkat Alat Bantu EuropaAid Capacity
8. Apakah ada infrastruktur untuk mendorong Development: untuk membuat penilaian kualitatif
pegawai dengan memberikan alat dan tentang kekuatan dan kelemahan kapasitas yang
pelatihan yang tepat bagi mereka? tersedia, dan untuk memetakan dinamika tim
perubahan kepada pemangku kepentingan kunci.
Sumber Daya Tersedia di: https://ec.europa.eu/europeaid/sites/
1. Apa alat manajemen organisasi, proyek, devco/files/guidelines-toolkit-capacity-
atau program yang sudah ada, yang akan development-2010_en.pdf
membantu merencanakan, melaksana- Survei Kesiapan untuk Berubah (Change
kan, dan memonitor perubahan? Readiness Survey): Alat bantu penilaian diri
2. Apakah terdapat jumlah staf yang tentang bagaimana organisasi melaksanakan
memadai di tempat-tempat yang tepat? dan merespons perubahan. Dikembangkan oleh
3. Apakah staf dilengkapi keterampilan yang Worklife Design di tahun 2008, sebuah survei
tepat untuk mengelola dan melaksanakan sederhana. Tersedia di: http://webcache.
g o o g l e u s e r c o n t e n t . c o m /
search?q=cache:ZQdx5I1OW3kJ:worklifedesign.
com/word-downloads/change-readiness-survey.
doc+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=uk
58
Knowledge Sector Initiative (KSI) merupakan komitmen bersama pemerintah Indonesia dan Australia
yang bertujuan meningkatkan taraf kehidupan rakyat Indonesia melalui penerapan kebijakan publik
yang lebih berkualitas yang menggunakan penelitian, analisis, dan bukti secara lebih baik.
KSI adalah konsorsium yang dipimpin oleh RTI International dan bermitra dengan Australian National
University (ANU), Nossal Institute for Global Health, serta Overseas Development Institute (ODI).