OLEH
NAMA : RUSMAWARTI
NIM : 16.11.017457
SEMESTER : 1 (SATU)
FAKULTAS : FISIP
PENDAHULUAN
A. Pengantar
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami
perkembangan yang cukup lama, setiap manusia mengenal kebudayaan dan
peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup yang telah
menarik perhatian. Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mendapat bentuk
sebagai suatu ilmu pengetahuan yang kemudian dinamakan sosiologi, pertama kali
terjadi di Eropa. Pada abad 19 Auguste Comte menulis beberapa buah buku yang
berisikan pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia
beranggapan saatnya telah tiba bahwa sumua penelitian terhadap permasalahan
kemasyarakatan dan gejala-gejala masyarakat memasuki tahap akhir, yaitu tahap
ilmiah.
Sosiologi (1839), berasal dari kata latin socius yang berarti “kawan” dan logos yang
berarti “kata” atau “berbicara”. Jadi sosiologi berarti “berbicara mengenai
masyarakat”. Bagi Comte sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan
umum yang merupakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan sosiologi harus
di bentuk berdasarkan pengamatan terhadap masyarakat bukan merupakan
spekulasi.
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Tersusun secara sistematis
3. Menggunakan pemikiran
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (objektif).
1. Ilmu matematika
2. Ilmu pengetahuan alam
3. Ilmu tentang perilaku
4. Ilmu pengetahuan kerohanian
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan karena memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Apakah Teori?
Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau
pengaturan fakta menurut cara- cara tertentu. Kegunaan teori Sosiologi :
1. Suatu teori atau beberapa teori merupakan ikhtisar hal-hal yang telah
diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang dipelajari
sosiologi.
2. Teori memberikan petunjuk- petunjuk terhadap kekurangan- kekurangan pada
seseorang yang memperdalam pengetahuannya di bidang sosiologi.
3. Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang
dipelajari oleh sosiologi.
4. Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan system klarifikasi
fakta, membina struktur konsep- konsep serta memperkembangkan definisi-
definisi yang penting untuk penelitian.
5. Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan- kemungkinan untuk
mengadakan proyeksi social .
2. Perhatian Terhadap Masyarakat Sebelum Comte
Seorang filsuf Barat yang pertama kali menelaah masyarakat secara sistemmatis
adalah Plato ( 429-347 SM ), bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi
dari manusia perorangan dan suatu masyarakat akan mengalami kegoncangan.
Artistoteles (348-322 SM) mengikuti system analisis secara organis dari Plato.
Dalam bukunya politic, Aristoteles mengadakan suatu analisis mendalam terhadap
lembaga-lembaga politik dalam masyarakat.
Pada akhir abab pertengahan muncul ahli filsafat Arab, Ibn Khaldun (1332-1406)
yang mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian
social dan peristiwa dalam sejarah. Prinsip-prinsip yang sama akan dijumpai bila
ingin mengadakan analisis terhadap timbul tenggelamnya Negara-negara. Pada
zaman Renaissance (1200-1600), tercatat nama-nama seperti Thomas More
dengan Utopia –nya dan Campanella yang menulis City of the Sun. Mereka masih
sangat terpengaruh oleh gagasan-gagasan terhadap adanya masyarakat yang
ideal. Berbeda dengan mereka adalah N. Machiavelli yang menganalisis
bagaimana mempertahankan kekuasaan.
Abad ke-17 ditandai dengan munculnya tulisan Hobbes (1588-1679) yang berjudul
The Leviathan. Dia beranggapan bahwa dalam keadaan alamiah, kehidupan
manusia didasarkan pada keinginan-keingginan yang mekanis sehingga manusia
sering berkelahi. Akan tetapi, mereka mempunyai pikiran hidup damai dan tentram
adalah jauh lebih baik jika mereka mengadakan suatu perjanjian atau kontrak. Abad
ke-18 muncul ajaran-ajaran seperti John Locke (1632-1704) dan J.J. Rousseau
(1712-1778) yang masih berpegang pada konsep kontrak social dari Hobbes.
Menurut Locke, manusia pada dasarnya memiliki hak-hak asasi yang berupa hak
untuk hidup, kebebasan dan hak atas harta. Rousseau berpendapat bahwa kontrak
antara pemerintah dengan yang diperintah menyebabkan tumbuhnya suatu
kolektivitas yang memiliki keinginan-keinginan sendiri, yaitu keinginan umum.Pada
abab ke -19 muncul ajaran seperti Saint Simon (1760-1825) menyatakan bahwa
manusia hendaknya di pelajari dalam kehidupan kelompok.
Auguste Comte adalah orang pertama – tama memakai istilah “Sosiologi” dan yang
membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-
ilmu pengetahuan lainnya. menurut Comte ada 3 tahap perkembangan intelektual :
Hal yang menonjol dari sistematika Comte adalah penilaiannya terhadap sosiologi,
yang merupaka ilmu pengetahuan yang paling kompleks, dan merupakan suatu
ilmu pengetahuan yang akan berkembang dengan pesat sekali. Comte kemudian
membedakan antara sosiologis statis dan dinamis. Sosiologi statis memusatkan
perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar dari adanya masyarakat.
Studi ini mempelajari aksi-aksi dan reaksi timbal balik dari system-sistem social.
Sosiologi dinamis merupakan teori tentang perkembangan dalam arti
pembangunan. Ilmu pengetahuan ini menggambarkan cara-cara pokok dalam
mana perkembangan manusia terjadi dari tingkat intelegensia yang rendah
ketingkat yang lebih tinggi. Comte yakin bahwa masyarakat berkembang menuju
suatu kesempurnaan.
Suatu gambararan menyeluruh dan lengkap tentang teori- teori sosiologi sesudah
masa comte akan dipilih beberapa teori saja, yang dikelompokan kedalam
beberapa mazhab untuk memudahkan penyusunan.
Mazhab Geografi dan Lingkungan telah lama berkembang. Dengan kata lain, jarang
sekali terjadi para ahli pemikir menguraikan masyarakat manusia terlepas dari
tanah atau lingkungan dimana masyarakat itu berada. Masyarakat hanya mungkin
timbul dan berkembang apabila ada tempat berpijak dan tempat hidup bagi
masyarakat tersebut. Teori yang termasuk mazhad ini adalah ajaran-ajaran dari
Edward Buckle yang berasal dari Inggris (1821-1862) dan Le Play dari Prancis
(1806-1888). Dalam karyanya History of Civilization in England, Buckle meneruskan
ajaran-ajaran yang sebelumnya tentang pengaruh keadaan alam terhadap
masyarakat.
Ahli piker yang menonjol pada mazhab ini, kebanyakan dari Jerman yang
terpengaruh oleh ajaran-ajaran Immanuel Kant. Georg Simmel (1858-1918)
menyatakan elemen-elemen masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk
yang mengatur hubungan antara elemen-elemen tersebut. Selanjutnya dia
berpendapat bahwa pelbagai lembaga di dalam masyarakat terwujud dalam bentuk
superioritas, subordinasi, dan konflik. Menurut Simmel, seseorang menjadi warga
masyarakat untuk mengalami proses individualisasi dan sosialisasi.
d. Mazhab Psikologi
Gabriel Tarde (1843-1904) dari perancis. Dia mulai denagnsuatu dugaan atau
pandangan awal bahwa gejala social mempunyai sifat psikologis yang terdiri dari
interaksi antara jiwa-jiwa individu dimana jiwa tersebut terdiri dari kepercayaan –
kepercayaan dan keinginan-keinginan. Keinginan utama Tarde adalah berusaha
untuk menjelaskan gejala-gejala social di dalam kerangka reaksi-reaksi psikis
seseorang. Salah satu sosiolog dari Amerika, Richard Horton Cooley (1864-1926)
menyatakan bahwa individu dan masyarakat saling melengkapi, dimana individu
hanya akan menemukan bentuknya di dalam masyarakat.
Di Inggris yang terkenal adalah L.T Hobhouse (1864-1929) yang sangat tertarik
pada konsep-konsep pembangunan dan perubahan social. Dia menolak penerapan
prisip-prinsip biologis terhadap studi masyarakat manusia; psikologi dan etika
merupakan criteria yang diperlukan untuk mengukur perubahan social.
e. Mazhab Ekonomi
Di mazhab ini akan dikemukakan ajaran-ajaran dari Karl Marx (1818-1883) dan Max
Webber (1864-1920). Marx telah mempergunakan metode-metode sejarah dan
filsafat untuk membangun suatu teori tentang perubahan yang menunjukan
perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan dimana ada keadilan social.
Menurut Marx, selama masyarakat masih terbagi atas kelas-kelas, maka pada
kelas yang berkuasalah akan terhimpun segala kekuatan dan kekayaan
Webber menyatakan bahwa bentuk organisasi social harus diteliti menurut prilaku
warganya, yang motivasinya serasi dengan harapan warga-warga lainnya.
f. Mazhab Hukum
Max Webber yang mempunyai latar belakang prndidikan hukum dapat dimasukan
dalam mazhab ini. Dia telah mempelajari pengaruh politik, agama dan ekonomi
terhadap perkembangan hukum. Disamping itu , dia juga menyoroti pengaruh para
cendikiawan hukum, praktikus hukum, dan para hororatioren terhadap
perkembangan hukum. Bagi Webber hukum rasional dan formal merupakan dasar
bagi suatu Negara modern. Konsep budaya hukum di perkenalkan di Amerikan
pada tahun60-an oleh Lawrence M. Friedmann lewat tulisannya yang berjudul
“Legal Culture and Social”. Menurut Lev, konsepsi budaya hukum menujuk pada
nilai-nilai yang berkaitan dengan hukum (substantif) dan proses hukum (hukum
ajektif). Budaya hukum pada hakikatnya mencakup 2 komponen pokok yang saling
berkaitan, yakni nilai-nilai hukum substantif dan nilai-nilai hukum ajektif. Nilai-nilai
hukum hukum substantif beisikan asumsi-asumsi fundamental mengenai distribusi
dan pengunaan sumber-sumber di dalam masyarakat, hal-hal yang secara social
dianggap salah atau benar. Nilai-nilai hukum ajektif mencakup sarana pengaturan
social maupun pengelolaan konflik yang terjadi dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif
dan metode kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat di
ukur dengan angka-angka atai denganukuran lain yang bersifat eksak, walaupun
bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata di dalam masyarakat. Di dalam
metode Kualitatif termasuk metode historis dan metode komparatif. Metode historis
menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan
prinsip-prinsip umum. Metode komparatif mementingkan perbandingan antara
bermacam-macam masyarakar berserta bidang-bidangnya untuk memperoleh
perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya.
Walau pada hakikatnya para pujangga dan pemimpin Indonesia belum pernah
mempelajari teori-teori formal sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, banyak diantara
mereka yang telah memasukkan unsur-unsur sosiologi ke dalam ajarannya. Ajaran
Wulang Reh yang diciptakan Sri paduka Mangkenegoro IV dari Surakarta antara
lain mengajarkan tata hubungan antara para anggota masyarakat jawa yang
berasal dari golongan –golongan yang berbeda ,banyak mengandung aspek
sosiologi , terutama dalam bidang hubungan antar golongan. Almarhum Ki Hadjar
Dewantoro, Pelopor Utama yang meletakkan dasar-dasar bagi pendidikan nasional
di Indonesia , memberikan sumbangan yang sangat banyak pada sosiologi dengan
konsep –konsepnya mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan Indonesia yang
dengan nyata dipraktikan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa.
Bab II
A. Pengantar
Proses Sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para
individu dan kelompok –kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau
dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbale balik
antara berbagai segi kehidupan bersama.
Suatu Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua
syarat, yaitu :
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji
pada suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan Terasing yang
sempurna ditandai dengan ketidakmampuan mengadakan interaksi sosial dengan
orang lain.
b. Akomodasi ( Accomodation)
2. Proses Disosiatif
a. Persaingan ( Competition)
Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau
kelompok yang bersaing mencari ke mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara
menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa
mempergunakan kekerasan atau ancaman.
Persaingan ada dua tipe, yaitu bersifat pribadi dan yang tidak bersifat pribadi.
1.Persaingan Ekonomi
2.Persaingan Kebudayaan
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses social yang berada
antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
Tipe- tipe Kontravensi, menurut Von Wiese dan Becker, terdapat tiga tipe umum
yaitu, kontravensi generasi masyarakat, kontravensi yang menyangkut seks, dan
kontravensi parlementer.
Tipe- tipe umum tersebut dimasukan dalam katagori kontravensi karena pada
umumnya tidak menggunakan ancaman atau kekerasan, tipe- tipe tersebut antara
lain :
Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan
dengan ancaman atau kekerasan.
1. Perbedaan Individu
2. Perbedaan Kebudayaan
3. Perbedaan Kepentingan
4. Perubahan Sosial
1. Pertentangan pribadi
2. Pertentangan rasial
3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial
4. Pertentangan politik
5. Pertentangan yang bersifat Internasional
A. Pengantar
Manusia pada dasarnya adalah makhluk social, memiliki naluri untuk hidup dengan
orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut
gregariousness sehingga manusia juga disebut sosial animal Karena sejak
dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia satu dengan yang lainnya.
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya
Kelompok sosial atau sosial group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang
hidup bersama, karena adanya hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut
antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga
suatu kesadaran untuk saling menolong.
Tipe tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau ukuran.
Seorang sosiolog jerman , George Simmel, mengambil ukuran besar kecilnya
jumlah anggota kelompok, sebagaimana individu mempengaruhi kelompoknya
serta interaksi sosial dalam kelompok tersebut.Ukuran lain yang diambil adalah atas
dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut.
Kelompok Primer atau face to face group merupakan kelompok sosial yang paling
sederhana, dimana anggotanya saling mengenal antara lain serta ada kerja sama
yang erat. Contohnya,Keluarga, kelompok sepermainan dan lain lain.Kelompok
sekunder adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang, yang sifat hubungannya
tidak berdasrkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langgeng. Contohnya
Hubungan kontrak jual beli.
5. Paguyuban dan patembayanPaguyuban( gemeinschaft )
Formal Group adalah kelompok yang mempunyai aturan tegas dan sengaja
diciptakan oleh anggota-anggotannya untuk membangun hubungan antara sesame.
Contohnya organisasiInformal Group Tidak mempunyai struktur dan organisasi
tertentu yang pasti. Kelompok kelompok tersebut biasanya terbentuk karena
pertemuan yang berulangkali yang didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang
sama. Contohnya Klik ( Clique)
1. Kerumunan ( Crowl )
2. Publik
Publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan .Interaksi terjadi
secara tidak langsung melalui alat komunikasi misalnya pembicaraan pribadi yang
berantai, desas desus, surat kabar, radio,televise, film, dan lain sebagainya.
E. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
1. Jumlah penduduk
2. luas,kekayaan, dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
3. Fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setemapat terhadap seluruh
masyarakat.
4. organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
Masyarkat Pedesaan:
Masyarakat perkotaan:
Small Group suatu kelompok yang secara teoritis terdiri paling sedikit dari dua
orang, dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan
tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya.
B. Unsur-unsur Kebudayaan
Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan.Gerak manusia terjadi sebab dia mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya karena terjadinya hubungan
antar kelompok manusia di dalam masyarakat.
BAB V.
A. Pengantar
Lembaga Kemsyarakatan merupakan terjemahan langsung dari istilah asing Sosial
Institution . Akan tetapi hingga kini belum ada kata sepakat mengenai istilah
Indonesia yang dengan tepat dapat menggambarkan isi Sosial Institution tersebut.
Ada yang mempergunakan istilah pranata sosial, tetapi Sosial-Institution menunjuk
pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat.
Ada empat pengertian norma (dimana dasar itu sama yaitu memberikan pedoman
bagi seseorang untuk bertingkah laku dalam masyarakat):
cresif institutions
enacted institutions
basic institutions
subsidiary institutions
general institutions
regulatif institutions
restrictedinstitutions
1. analisis histories
2. analisis komparatif
3. analisis hubungan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan yang terdapat
dalam suatu masyarakat tertentu.
BAB VI .
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk
mengejar suatu tujuan bersama. Pembedaan atas lapisan masyarakat merupakan
gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat.Untuk
meneliti terjadinya proses lapisan dalam masyarakat, pokok-pokoknya adalah :
Sifat sistem lapisan masyarakat dapat tertutup (Closed Social Statification) dan
dapat pula terbuka (Open Social Stratification). Yang bersifat tertutup tidak
memungkingkan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik
gerak pindahnya itu ke atas atau ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-
satunya jalan untuk masuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah
kelahiran.
Kelas sosial (Social Clases) adalah semua orang dan keluarga yang sadar akan
kedudukannya didalam suatu lapisan, sedang kedudukan mereka itu diketahui serta
diakui oleh masyarakat umum.
Kurt. B. Mayer berpendapat bahwa istilah kelas hanya dipergunakan untuk lapisan
yang berdasarkan atas unsur-unsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan
atas kehormatan kemasyarakatan dinamakan kelompok kedudukan (Status Group)
selanjutnya dikatakan bahwa harus diadakan pembedaan yang tegas antara kelas
dan kelompok kedudukan tersebut.
Apabila pengertian kelas ditinjau dengan lebih mendalam maka akan dijumpai
beberapa kriteria tradisional, yaitu :
1. Kedudukan (Status)
Secara abstrak, kedudukan berati tempat seseorang daam suatu pola tertentu.
Dengan demikian seseorang dikatakan mempunyai banyak kedudukan, oleh karena
seseorang biasanya ikut serta dalam pelbagai pola-pola kehidupan. Pengertian
tersebut menunjukkan tempatnya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara
menyeluruh.
2. Peranan (Role)
Chaster I. Barnard secara khusus membahas sistem lapisan yang sengaja disusun
dalam organisasi-organisasi formal untuk mengejar suatu tujuan tertentu. Menurut
Barnard, sistem kedudukan dalam organisasi-organisasi formal timbul karena
perbedaan-perbedaan kebutuhan kepentingan dan kemampuan individu. Sistem
pembagian kekuasaan dan wewenang dalam organisasi-organisasi tersebut,
dibedakan kedalam :
Gerak sosial atau social mobility adalah gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup
sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok itu dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya.
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial yang
horizontal dan vertikal. Dengan gerak sosial yang horizontal dimaksudkan suatu
perihal individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial lainnya
yang sederajat.
Dengan gerak sosial yang vertikal dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau
objek sosial dari suatu kedudukan sosial lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai
dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal yaitu yang naik
(social climbing) dan yang turun (social sinking).
1. Hampir tak ada masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup secara
mutlak.
2. Betapapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat, tak mungkin
gerak sosial vertikal dilakukan dengan bebas, sedikit banyaknya akan ada
hambatan-hambatan.
3. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada.
Setiap masyarakat mempunyai ciri-ciri khas bagi gerak sosialnya yang vertikal.
4. Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik
serta pekerjaan adalah berbeda.
5. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertikal yang
disebabkan faktor-faktor ekonomi, politik dan pekerjaan, tak ada
kecenderungan yang kontinu perihal bertambah atau berkurangnya laju gerak
sosial.
Mau tidak mau ada sistem lapisan masyarakat, oleh karena gejala tersebut sekaligus
memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat, yaitu penempatan individu
dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar
melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta peranannya.
BAB VII
KEKUASAAN, WEWENANG DAN KEPEMIMPINAN
A. Pengantar
Apabila kekuasaan dijelmamakan pada diri seseorang, maka biasanya orang itu
dinamakan pemimpin, dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut-
pengikutnya. Bedanya antara kekuasaan dan wewenang (authority atau legalized
power) adalah bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dapat
dinamakan kekuasaan, sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang pada
seseorang atau sekelompok orang, yang mendapat pengakuan masyarakat.
Kekuasaan:
1. Sosiologi tidak memandang kekuasaan sebagai suatu yang baik atau buruk,
namun sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang penting dalam
kehidupan suatu masyarakat.
3. Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang berkuasa dan yang
dikuasai, atau dengan perkataan lain, antara pihak yang memiliki kemampuan
untuk melancarkan pengaruh dan pihak lain yang menerima pengaruh itu,
dengan rela atau karena terpaksa.
Wewenang:
Adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang
mendapat pengakuan masyarakat.
B. Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya
1. SIMETRIS
a. Hubungan persahabatan
2. ASIMETRIS
a. Popolaritas
b. Peniruan
c. Mengikuti perintah
Sumber Kekuatan :
1. SUMBER
b. Ekonomi
c. Politik
d. Hukum
e. Tradisi
f. Ideologi
g. Diversionary power
2. KEGUNAAN
a. Pengendalian kekerasan
c. Pengambilan Keputusan
d. Mempertahankan, mengubah, melancarkan interaksi
g. Kepentingan rekreatif
1. Rasa Takut
2. Rasa Cinta
3. Kepercayaan
Kepercayaan dapat timbul sebagai hasil hubungan langsung antara dua orang atau
lebih yang bersifat asosiatf.
4. Pemujaan
Sistem kepercayaan mungkin masih dapat disangkal oleh orang-orang lain. Akan
tetapi di dalam sistem pemujaan, seseorang atau sekelompok orang-orang yang
memegang kekuaaan, mempunyai dasar pemujaan dari orang-orang lain.
Akibatnya adalah segala tindakan penguasa dibenarkan atau setidak-tidaknya di
anggap benar.
1. Saluran militer
2. Saluran ekonomi
3. Saluran politik
4. Saluran tradisional
5. Saluran ideology
6. Saluran-saluran lainnya
Menurut Robert M. Maclver, dalam masyarakat terdapat tiga tipe umum piramida
kekuasaan yang merupakan pola umum, yaitu :
1. Tipe kasta.
2. Tipe oligarkis.
3. Tipe demokratis.
F. Wewenang
Menurut Max Weber, wewenang adalah suatu hak yang telah di tetapkan dalam
suatu tata-tertib sosial untuk menatapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan,
menentukan keputusan-keputusan mengenai persoalan-persoalan yang penting,
dan untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangan. Wewenang ada empat
macam, yaitu :
Wewenang kharismatik tidak diatur oleh kaidah – kaidah, baik yang tradisional
maupun rasional. Sifatnya cenderung irasional. Adakalanya kharima dapat hilang
karena masyarakat sendiri yang berubah dan mempunyai paham yang berbeda.
Perubahan – perubahan tersebut sering kali tak dapat diikuti oleh orang yang
mempunyai wewenang kharismatis tadi sehingga dia tertinggal oleh kemajuan dan
perkembangan masyarakat.
Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang di sandarkan pada sistem
hukum yang berlaku pada masyarakat.
Pembedaan antara wewenang pribadi dengan teritorial sebenarnya timbul dari sifat
dan dasar kelompok-kelompoksosial tertentu.
Wewenang terbatas adalah wewenang yang tidak mencakup semua sektor atau
bidang kehidupan. Wewenang menyeluruh berarti suatu wewenang yang tidak
dibatasi oleh bidang-bidang kehidupan tertentu.
G. Kepemimpinan (Leadership)
1. Umum
Menurut mitologi Indonesia, kepemimpinan yang baik tersimpul dalam Asta Brata
yang pada pokoknya menggambarkan sifat-sifat dan kepribadian para dewa, yakni :
Otoriter
Demokratis
Bebas
BAB VIII
A. Pengantar
Perubahan :
c. Organisasi
d. Lembaga kemasyarakatan
Perubahan social
B. Pembatasan Pengertian
1. Definisi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan kondisi dan faktor faktor tersebut perlu di
teliti secara objektif dan juga memperhatikan waktu serta tempat perubahan itu
berlangsung sehingga memberikan hukum hukum umum perubahan sosial dan
kebudayaan.
Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, acap kali tidak mudah untuk letak garis
pemisah antara perubahan sosial dan kebudayaan. Hal itu di sebabkan tidak ada
masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada kebudayaan
yang tidak terjelma kedalam suatu masyarakat. Hal itu mengakibatkan garis
pemisah didalam kenyataan hidup antara perubahan sosial dan kebudayaan lebih
sukar lagi untuk di tegaskan. Biasanya antara kedua gejala itu dapat ditemukan
hubungan timbal balik sabagai sebab dan akibat
Proses proses pada perubaha perubahan sosial saat ini mempunyai ciri ciri :
Perubahan memerlukan waktu yang lama dengan proses rentetan perubahan kecil
yang saling mengikuti dengan lambat yang di namakan evolusi, dan terjadi tanpa
ada rencana atau kehendak tertentu. Dan pada umumnya teori tentang evolusi
dapat di golongkan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :
Dapat dikatakan bahwa perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-
unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi
masyarakat.
Sebagai contoh, reformasi pada tahun 1998 yang telah melahirkan perubahan dan
pengaruh yang besar bagi masyarakat Indonesia dan di berbagai bidang
kemasyarakatan. Menimbulkan berbagai macam oraganisasi massa yang
memanfaatkan peluang ini untuk menampilkan ideologi.
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, belangsung di luar
jangkauan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang
tidak diharapkan masyarakat.
E. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan
Kebudayaan
2. Penemuan-penemuan Baru.
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam waktu yang
tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suat penemuan baru,
jalannya unsur-unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian
masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari, dan
akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penenemuan baru sebagai
akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pngertian dari
discovery dan invention.
Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alasan atau
gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Discovery baru berubah menjadi
invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan
penemuan baru itu.
Apabila ditelaah lebih lanjut lagi tentang penemuan baru, terlihat ada beberapa
faktor pendorong yang dipunyai masyarakat, antara lain adalah:
Didalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya
kekeurangan dalam kebudayaan masyarakatnya. Sebagian orang menerima
kekurangan-kekurangan tersebut sebagai hal yang diterima begitu saja. Sebagian
orang yang tidak puas dengan keadaan akan tetapi tidak mampu memperbaiki
keadaan tersebut. Mereka inilah yang kemudian menjaci pencipta-pencipta baru
tersebut.
3. Pertentangan Masyarakat
Revolusi yang terjadi di Rusia pada 1917 telah menyulut terjadinya perubahan-
perubahan besar bagi negra rusia yang dulu adalah kerajaan berubah menjadi
dictator proletariat yang dilandaskan pada doktrin marxis. Segenap lembaga
kemasyarakatan , mulai dari bentuk egara sampai keulrga mengalami perubahan
yang mendasar.
Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab
yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri (faktor ekstern) antara lain:
a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar
manusia.
Terjadinya gempa bumi, banjir, tanah longsor dan lain-lain mungkin menyebabkan
masyarakamasyarakat terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Misal,
pada waktu dulu masyarakat dulu berburu kini berpindah ke pertanian.
b. Peperangan
Peperang dengan negara lain dapat menimbulkan perubahan, karena negara yang
menang akan memaksakan kebudayaannya kepada negara yang kalah.hingga
negara tersebut mengalami perubahan-perubahan besar dalam masyarakat.
Penyebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan terbagi menjadi dua yaitu
faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya sebuah perubahan.
Dan semua akan diterangkan dalam bentuk poin-poin sebagai berikut :
Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah difusi (diffussion). Menurut
kamus sosiologi dan kependudukan karya Dra. Hartini dan G. Kartasapoetra, difusi
adalah penyebaran sifat kebudayaan atau kompleks dari suatu masyarakat yang
lain. Yaitu cara bagaimana masyarakat mendapat sebagian benar sifat-sifat
barunya. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru telah diterima oleh
masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas hingga dapat
menikmati kegunaannya bersama.
Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, hal ini akan mendorong
semangat bagi usaha-usaha penemuan baru. Contohnya Hadiah Nobel, Kalpataru,
atau Adipura.
d. Toleransi
Berarti memberi kesempatan kepada individu untuk maju atas dasar kemampuan
sendiri.
Pada masyarakat yang memiliki latar belakang kebudayaan ras ideologi berbeda
akan mudah terjadi pertentangan. Keadaan demikian akan menjadi pendorong
perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Bahwa manusia harus berikhtiar untuk sentiasa memperbaiki diri dan taraf
hidupnya.
Dalam organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan, pasti ada sekelompok
orang yang menikmati kedudukan. Mereka takut kedudukannya akan direbut jika
terjadi perubahan-perubahan. Hal ini terjadi pada masyarakat feodal.
g. Hambatan Ideologis
i. Nilai Pasrah
Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.
a. Pengertian
Reorganisasi adalah proses pembuatan norma-norma dan nilai-nilai yang baru agar
sesuai dengan lembaga- lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan.
Reorganisasi dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah
melembaga (institutionalized) dalam diri warga.
Suatu contoh adalah norma-norma dalam lalu lintas. Sopan santun berlalu lintas
yang secara minimal menyangkut ketaatan seseorang pengemudi atau orang yang
jalan kaki. Pada umumnya terlihat adanya suatu kecenderungan untuk melanggar
peraturan-peraturan tersebut, padahal peraturan bertujuan untuk menjaga
keselamatan masyarakat, termasuk pengemudi dan orang-orang yang berjalan
kaki. Hal ini pailng tidak dapat dijadikan suatu indeks terhadap keadaan sampai di
mana disorganisasi masih berlangsung padahal telah ada reorganisasi.
Ada unsur-unsur yang cepat berubah, tetapi ada pula unsur-unsur yang sukar untuk
berubah. Biasanya unsur-unsur kebudayaan kebendaan lebih mudah berubah
daripada unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Misalnya, suatu perubahan dalam cara
bertani, tidak berpengaruh pada tarian-tarian tradisonal.
Suatu teori tentang ketertinggalan budaya (cultural lag) dari William F. Ogburn,
menyatakan kenyataan bahwa pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama
cepatnya dalam keseluruhannya seperti diurai sebelumnya, sedangkan ada bagian
lain yang tumbuhnya lambat. Perbedaan antara taraf kemajuan dari berbagai
bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat dinamakan ketertinggalan
kebudayaan (cultural lag) dan unsur masyarakat atau kebudayaan yang
mempunyai korelasi, tidak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh
unsur lainnya.
Ketertinggalan kebudayaan juga berarti sebagai jangka waktu antara terjadi dan
diterimanya penemuan baru. Atau dipakai untuk menunjukkan pada tertinggalnya
suatu unsur lainnya yang berkaitan erat hubungannya.
Sebagai contoh, perkembangan industri musik saat ini mengalami kemajuan yang
luar biasa. Banyak jenis-jenis aliran musik yang kita kenal, mulai dari pop, rock,
jazz, dangdut, heavy metal, ska, hip-hop, punk, dan lain-lain. Tapi saat ini ada jenis
musik baru yang sedang trend di kalangan anak muda Indonesia yaitu The
Changcuter. Lagu mereka berjenis rock n’ roll yang pernah dipopulerkan Rolling
Stone dan mengikuti aksi panggung Mick Jagger dan Jim Morrisson. Akan tetapi
lagu mereka rata-rata bertema komedi. Hal tersebut tentu berbeda dengan dengan
generasi sebelum mereka yang biasanya bertema sosial dan cinta.
I. Modernisasi
1. Pengantar
2. Pengertian
4. Syarat-syarat Modernisasi
Modernisasi pada awalnya mengakibatkan disorganisasi pada masyarakat. Tetapi
masyarakat akan bisa reorganisasi jika modernisasi bersifat preventif (mencegah)
dan konstruktif (membangun).
BAB IX
A. Pengantar
1. Tidak ada kesesuaian antara ukuran atau nilai-nilai sosial dengan kenyataan
sosial.
2. Sumber-sumber sosial dari masalah sosial, yaitu merupakan akibat dari suatu
gejala sosial atau bukan, yang menyebabkan masalah sosial. Contohnya
gagal panen.
3. Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala
sosial atau tidak, tergantung dari kerakteristik masyarakatnya.
4. Manifest Social Problems dan Latent Social Problems.
5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial.
6. Sistem nilai dan dapatnya suatu masalah sosial diperbaiki.
G. Perencanaan Sosial
Menurut Ogburn dan Nimkoff prasyarat suatu perencanaan sosial yang efektif
adalah:
4. Max Webber(1864-1920)
7. Ferdinand Tonnies
Ward merupakan salah satu pelopor sosiologi di Amerika. Tujuan utamanya adalah
membentuk suatu system sosiologi yang akan menyempurnakan kesejahteraan
umum manusia. Menurutnya sosiologi bertujuan menetili kemejuan-kemajuan
manusia. Ia membedakan antara pure sociology (sosiologi murni) yang meneliti
asal dan perkembangan gejala-gejala social dan applied sociology (sosiologi
terapan) yang khusus mempelajari perubahan-perubahan dinamis dalam
masyaraka karena usaha-usaha manusia. Hasil karyanya adalah :
Menurut Georg Simmel, sosiologi merupakan ilmu pengtahuan khusus, yaitu satu-
satunya ilmu pengetahuan analitis yang abstrak diantara semua ilmu pengetahuan
kemasyarakatan. Masyarakat merupakan suatu proses yang berjalan dan
berkembang terus. Masyarakat ada dimana individu mengadakan interaksi dengan
indiviu-individu lainnya. hasil katya-karyanya adalah :
1. Pengantar
4. Tahap-tahap pembangunan
5. Penelitian sosiologis
Penelitian yang terpusatkan pada masalah, yang bertujuan untuk memecahkan
masalah yang timbul penelitian murni, yang berujuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan secara teoretis dalam perkembangan teori
7. Penutup
BAB X
PENUTUP
A. PENGANTAR
Setelah mendalami isi buku ini menjadikan kita lebih memperdalam sosiologi
sebagai suatu ilmu, namun masih memiliki kesan bahwa ilmu sosiologi bersifat
abstrak. Sebagai ilmu msyarakat sosiologi mengalami peristiwa-peristiwa tertentu
maupun berbagai masa kritis.pada masa selesai Perang Dunia ke II, banyak
masalah muncul konflik konflik realis ,kejahatan dll. Masalah tersebut selalu di
kaitkan atau di dasarkan pada yang terjadi saat ini sehingga di nilai cepat tanggap
terhadap masalah sosial penting sehingga dapat membantu memecahkan masalah-
masalah tersebut.
1. Pengantar
Publik speaking atau berbicara kepada umum merupakan suatu kegiatan yang
berintikan pada interaksi sosial.Proses interaksi demikian merupakan salah satu
lingkup sosiologi sebagai ilmu dan juga sosiologi komunikasi sebagai salah satu
pengkhususannya. Sosiolgi merupakan suatu ilmu yang menelah dan menganalisis
kehidupan bersama manusia serta akibat-akibatnya yang mungkin dilanjutkan
dengan suatu proyeksi.sosiologi berintikan pada komunikasi sehingga sudah
sewajarnya apabila tumbuh pengkhususan dalam wujud sosiologi komunikasi.
Dasar uraian ini adalah semata – mata pengalaman sebagai pendidikan dan
pengajar yang dalam pekerjaan sehari-hari banyak berhubungan dengan umum
khususnya sivitas akademika dan pihak-pihak lainnya dalam rangka pengabdian
masyarakat.
Seorang publik speaking akan menghadapi khalayak tertentu, yang terdiri lebih dari
satu orang dengan jumlah maksimal yang kadang-kadang tidak dapat ditentukan
batas-batasnya.
6. Penutup
Hal yang penting adalah bahwa seorang pembicara mengetahui atau memahami
aspek-aspek sosiologi kehidupan masyarakat. Apalagi kalau pengetahuan tersebut
ditambah dengan pengetahuan dibidang ilmu – ilmu sosial lainnya seperti
antropologi, psikologi sosial, ekonomi dan seterusnya, pengetahuannya semakin
lengkap (demikian pula halnya dengan kemampuan yang bersangkutan).Hal yang
penting adalahrajin melatih diri berbicara di depan umum dengan memberikan
penyajian yang akurat mengenai masalah yang diketengahkan.Seorang public
speaker harus senantiasa berterus terang, namun dilandaskan pada perhitungan
yang mantap. Hal yang juga penting adalah pantangan untuk mempopulerkan diri
dengan jalan mendiskreditkan pihak – pihak lain yang dijadikan kambing hitam, baik
secara langsung maupun tidak langsung.Demikianlah beberapa catatan mengenai
publik speaking, yang semata-mata didasarkan pada mudahan-mudahan rekaman
pengalaman sendiri. Mudahan-mudahan rekaman pengalamanini dapat
dimanfaatkan demi kebaikan.
1. Pengantar
1. Subsistem politik
2. Subsistem ekonomi
3. Subsistem sosial
4. Subsistem budaya
5. Subsistem pertahanan-keamanan
6. Subsistem hukum
3. Indikator Perubahan
Masalah perubahan sosial telah menjadi sorotan penting para sosiolog, semenjak
timbulnya sosiologi modern. Sosiologi modrn dilahirkan dalam masyarakat yang
sedang mengalami perubahan pada unsur-unsur tradisional, sehingga para ssiolog
waktu itu menaruh perhatian besar pada proses-proses perubahan tersebut. Pada
masa itu, masalah pokoknya adalah :
4. Dampak Pembangunan
5. Penanggulangan Dampak
1) Awareness
2) Interest
3) Evaluation
4) Trial
5) Adoption
D. TINJAUAN SOSIOLOGIS MENGENAI LINGKUNGAN ANAK
DAN REMAJA YANG MENUNJANG TUMBUHNYA
MOTIVASI DAN KEBERHASILAN STUDI ANAK
1. Pengantar
Suatu tinjauan sosiologis berarti sorotan yang didasarkan pada hubungan antar
manusia, hubungan antar kelompok serta hubungan antara manusia dengan
keompok, di dalam proses kehidupan bermasyarakat.
3. Kelompok Sepermainan
Kelompok pendidik sebenarnya tidak mencakup sekolah saja, oleh karena sekolah
hanya menyelenggarakan pendidikan formal. Pada sekolah-sekolah yang
menyelenggarakan pendidikan awal seperti TK, SD atau SMP guru berperan
sangat besar bahkan dominan, guru mempunyai peranan yang cenderung mutlak di
dalam membentuk dan mengubah pola perilaku anak didik.
5. Penutup
Orang tua sebenarnya merupakan kunci motivasi dan keberhasilan studi anak dan
remaja. Orang tua merupakan tempat anak erlindung dan mendapatkan kedamaian
melalui keserasia antara ketrtiban dengan ketenteraman, dengan
mempertimbangkan pengaruh-pengaruh yang datang dari luar rumah
Daftar Pustaka