Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Myanmar merupakan sebuah Negara yang berbentuk Republik, dengan kepala
Negara seorang Presiden dan kepala pemerintahan Perdana Menteri. Sementara Ibukotanya 
adalah Naypyidaw (dulu Rangoon). Dulunya negara ini terkenal dengan nama Burma atau
Birma.
Perubahan nama dari Burma menjadi Myanmar dilakukan oleh pemerintahan junta militer
pada tanggal 18 Juni 1989. Junta militer mengubah nama Burma menjadi Myanmar agar etnis
non-Burma merasa menjadi bagian dari negara. Walaupun begitu, perubahan nama ini tidak
sepenuhnya diadopsi oleh dunia internasional, terutama di negara-negara persemakmuran
Inggris. Hal  lain yang menarik dari Myanmar adalah pagoda yang arsitekturnya mirip
dengan Candi Borobudur.
Republik Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Birma, disebut "Burma" di dunia
Barat) adalah sebuah Negara di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu km² ini telah
diperintah oleh pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988. Negara ini adalah negara
berkembang dan memiliki populasi lebih dari 50 juta jiwa. Ibu kota negara ini sebelumnya
terletak di Yangon sebelum dipindahkan oleh pemerintahan Junta militer ke Naypyidaw pada
tanggal 7 November 2005.Myanmar adalah negara yang kaya dengan giok, batu permata,
minyak bumi, gas alam, dan mineral lain. Ketimpangan pendapatan di Myanmar adalah salah
satu yang terlebar di dunia, karena sebagian besar ekonomi dikuasai oleh sebagian orang
yang disokong militer.Hingga 2016, Myanmar menempati posisi 145 dari 188 negara di dunia
menurut Indeks Pembangunan Manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana profil dari Negara Myanmar?
2. Bagaimana pertumbuhan penduduk di Myanmar?
3. Bagaimana angka kelahiran di Myanmar?
4. Bagaimana angka kematian di Myanmar?
5. Bagaimana komposisi penduduk dan masalah kependudukan di Myanmar?
6. Bagaimana fenomena migrasi yang terjadi di Myanmar?
7. Apakah Vietnam sudah mengalami bonus demografi? Dan berhasil atau tidak bonus
demografi tersebut?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Kependudukan dan SDM dari AAN JULIA, SE., M.SI. , dan untuk mengetahui keadaan
kependudukan di Negara Myanmar dan bonus demografi yang akan di hadapi oleh
Negara Myanmar.

BAB II
PEMBAHASAN

1
2.1 Profil Negara Myanmar ( Burma )
Myanmar adalah sebuah negara yang
terletak di Asia Tenggara. Negara yang secara
astronomis berada di antara  11°LU – 28°LU
dan 92°BT – 100°BT ini berbatasan dengan
Bangladesh, India dan laut Benggala disebelah
baratnya, sedangkan disebelah timurnya
Myanmar berbatasan dengan Thailand, Laos dan
China. Di sebelah Utara Myanmar adalah China
dan disebelah Selatan adalah Laut Andaman.
Wilayah Myanmar masih didominasi
oleh areal hutan. Hampir 52% wilayahnya masih
berupa hutan yang banyak menghasilkan kayu. Di kawasan dataran rendah banyak digunakan
sebagai lahan pertanian. Pada masa lalu, Myanmar merupakan negara penghasil beras utama
di wilayah Asia Tenggara, namun saat ini seiring dengan kemajuan pertanian di berbagai
negara, Myanmar menempati urutan keenam sebagai negara penghasil beras di Asia
Tenggara.Penduduk Myanmar merupakan keturunan dari ras Mongol, selebihnya adalah
keturunan dari India dan Pakistan. Hampir 75% dari mereka bekerja di sektor pertanian dan
banyak yang tinggal di desa. Penduduk Myanmar yang tinggal di kota pada umumnya
mendiami tiga kota utama, yaitu Yangoon, Pagan, dan Mandalay.
Sistem pemerintahaan Myanmar adalah Republik Presidensil. Di Republik Presidensil
Myanmar ini, kepala negara dan kepala pemerintahannya adalah seorang Presiden yang
dibantu oleh  dua orang wakil Presiden. Namun pada April 2016, Presiden membentuk
jabatan baru yaitu Kanselir Negara (state counsellor) yang setara dengan jabatan Perdana
Menteri. Saat ini, Kanselir Negara dijabat oleh Aung San Suu Kyi.
Luas wilayah Myanmar adalah sebesar 676.578 km2 dengan jumlah penduduk
sebanyak  55.123.814 jiwa. Mayoritas penduduk Myanmar adalah etnis Burma atau Bamar
yaitu sebanyak 68%. Pemerintah Myanmar mengakui sebanyak 135 kelompok etnis asli di
Myanmar. Kebanyakan penduduk Myanmar menganut agama Buddha yaitu sebanyak 87,9%
sedangkan agama lainnya adalah agama Kristen sebanyak 6,2%, agama Islam sebanyak 4,3%
serta agama-agama lainnya. Bahasa resmi Myanmar adalah bahasa Myanmar.
Di bidang perekonomian, Myanmar adalah negara berkembang yang memiliki
pendapatan domestik bruto sebesar US$307,3 miliar dengan pendapatan perkapitanya sebesar
US$6.000,- (2016). Tulang punggung perekonomian Myanmar adalah sektor pertanian
seperti beras, kacang, tebu, produk perkayuan dan produk-produk perikanan. Selain sektor
pertanian, industri lain yang penting bagi perekonomian Myanmar adalah garment, semen,
bahan konstruksi, farmasi, pupuk serta sektor pertambangan seperti tembaga, besi, timah,
minyak bumi, gas alam dan batu-batu mulia (permata dan giok).
Di hubungan luar negeri, Myanmar bergabung dengan ASEAN pada tahun 23 Juli
1997. Myanmar juga merupakan anggota PBB dan lembaga-lembaga dibawah PBB, anggota
Asian Development Bank (ADB).
2.2 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Myanmar
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu

2
unit" untuk pengukuran. Sebutan pertambahan penduduk merujuk pada semua spesies,
tetapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk
sebutan demografi nilai pertambahan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada
pertumbuhan penduduk dunia.

Populasi Penduduk Myanmar (Historical)

Dilihat dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk di


Negara Myanmar cenderung naik dari tahun ke tahun.

Populasi Penduduk Myanmar Tahunan (Prediksi)

Jika kita lihat dari tabel di atas, Myanmar mengharapkan pertumbuhan populasi
penduduknya yang terus naik.

2.3 Angka Kelahiran dan Kematian Penduduk Vietnam

Angka Kelahiran dan Kematian Penduduk ( Kasar )

3
Periode CBR 1 CDR 1 NC 1 TFR 1 IMR 1

1990–1995 25.0 10.3 14.7 3.10 76.1

1995-2000 22.3 9.3 13.0 2,65 65.4

2000-2005 19.3 8.9 10.4 2.25 59,8

2005-2010 17.9 8.9 9.1 2.08 55.0

1
CBR = tingkat kelahiran kasar (per 1000);CDR = tingkat kematian kasar (per 1000);NC =
perubahan alami
(per 1000);TFR = tingkat kesuburan total (jumlah anak per perempuan);IMR = tingkat kematian
bayi per 1000 kelahiran

 Dilihat dari tabel di atas bahwa angka kelahiran di negara Myanmar menurun dari
tahun ke tahun.
 Dilihat dari tabel di atas bahwa angka kematian di negara Myanmarmenurun dari
tahun ke tahun.

2.4 Komposisi Penduduk


Komposisi penduduk adalah penyusunan atau pengelompokan penduduk berdasarkan
kriteria tertantu. Adapun kriteria yang digunakan antara lain kriteria usia dan jenis kelamin,
angkatan kerja, dan rasio ketergantungan.

A. Berdasarkan Struktur Umur

4
(sumber: population pyramid)

Struktur Umur:
0 – 14 tahun: 26,4% (laki-laki 6.934.964 / perempuan 5.200.111)
15 – 24 tahun: 18% (laki-laki 4.933.527 / perempuan 4.934.642)
25 – 54 tahun: 41,5% (laki-laki 11.153.836/ perempuan 11.687.299)
55 – 64 tahun: 8,2% (laki-laki 2.055.908/ perempuan 2.420.570)
65 tahun ke atas: 5,7% (laki-laki 1.358.352/ perempuan 1.791.584)

B. Dependency Ratio
Dependency ratio yang digolongkan sebagai usia yang produktif adalah penduduk
yang berusia antara 15 tahun sampai 64 tahun, sedangkan usia yang tergolong sebagai
penduduk non produktif bekisar antara 15 tahun- 65 tahun ke atas.
Dependency Ratio Myanmar 2010 – 2017:

2010 53.56
2011 52.71
2012 51.94
2013 51.22
2014 50.47
2015 49.69

5
2016 49.00

Cara perhitungan dependency ratio:


jumla h penduduk usianon produktif
x 100
jumla h penduduk usia produktif
Perhitungan dependency ratio 2017:
= 12.673.011 × 100 = 34,0802595>> (dibulatkan) >> 34,1%
37.185.782
Nilai dependency ratio 2017 sebesar 34,1% itu relatif rendah. Hal ini mengartikan setiap
100 orang yang berusia kerja (usia produktif) mempunyai tanggungan sebesar 65,9% yang
belum produktif dan yang sudah tidak dianggap produktif. Rasio sebesar 65,9% ini
disumbang oleh rasio ketergantungan penduduk usia muda sebesar 32,63% dan rasio
ketergantungan penduduk lansia sebesar 8,47%.

C. Median Age
Median age adalah umur yang membagi penduduk penjadi dua bagian dengan jumlah
yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang kedua lebih tua daripada ‘umur
median’. Umur Median digunakan untuk menunjukkan klasifikasi struktur penduduk apakah
termasuk “muda” atau “tua”.
Median age di Myanmar tahun 2017 sebesar 27,9 tahun. . Dimana laki-laki 27,3 tahun
dan perempuan 28,5 tahun.

D. Sex Ratio
Sex Ratio: saat lahir: 1,06 pria (wanita) / wanita
0-14 tahun: 1,04 pria (wanita) / wanita
15-24 tahun: 1,03 pria / wanita
25-54 tahun: 0,99 laki-laki ( perempuan ) / perempuan
55-64 tahun: 0,89laki-laki / perempuan
65 ahun ke atas : 0,77 laki-laki / perempuan
jumlah penduduk: 0,99 laki-laki (perempuan) / perempuan (2016 est.)
Entri ini mencakup jumlah laki-laki untuk setiap perempuan dalam lima kelompok usia
- saat lahir , di bawah 15 tahun , 15-64 tahun , 65 tahun ke atas , dan untuk total
populasi . Rasio kelamin saat lahir baru-baru ini muncul sebagai indikator diskriminasi jenis
kelamin tertentu di beberapa negara. Misalnya, rasio seks yang tinggi saat lahir di beberapa
negara Asia sekarang dikaitkan dengan aborsi dan pembunuhan bayi selektif karena pilihan
yang kuat untuk anak laki-laki. Ini akan mempengaruhi pola pernikahan masa depan dan pola

6
kesuburan. Akhirnya, itu bisa menyebabkan keresahan di antara laki-laki dewasa muda yang
tidak dapat menemukan pasangan.

E. Harapan Hidup
Harapan hidup saat lahir merupakan salah satu indikator demografis yang paling
penting. Ini menunjukkan jumlah bayi yang baru lahir dan akan hidup dengan asumsi bahwa
tingkat kelahiran dan kematian akan tetap pada tingkat yang sama selama seumur hidup.
Total harapan hidup (kedua jenis kelamin) saat kelahiran untuk Myanmar ( Burma )
adalah 66,6 tahun. Menurut data WHO terbaru yang diterbitkan pada tahun 2015 harapan
hidup Negara Myanmar ( Burma ) adalah : Pria 64,6 tahun, wanita 68,5 dan harapan hidup
Negara Myanmar tersebut memberikan peringkat Harapan Hidup sebesar 129.

2.5 Masalah Kependudukan di Negara Myanmar

Sejak awal 1950-an, sebagian kaum Muslim di bagian Arakan atau Rakhine mengklaim
diri mereka sebagai sebuah kelompok etnis yang berbeda dan terpisah. Mereka
mengidentifikasikan diri sebagai Rohingya.
Mereka mengklaim, Rohingya sudah ada di Rakhine atau Bruma sejak generasi terdahulu.
Namun, klaim tersebut tidak berhasil. Mereka tidak mendapatkan pengakuan dari Myanmar
dan keberadaannya diperdebatkan oleh kaum Buddha yang merupakan mayoritas di negara
tersebut. Begitulah penjelasan singkat soal Rohingya menurut Jacques P Leider dalam
tulisannya bertajuk Rohingnya: The Name, The Movement, and The Quest for Identity. 
Presiden Arakan Rohingya National Organisation (ARNO), Nurul Islam, mengatakan
Rohingya telah tinggal sejak dahulu kala. Mereka merupakan orang-orang dengan budaya
dan peradaban yang berbeda-beda. Jika ditelusuri, nenek moyang merka berasal dari orang
Arab, Moor, Pathan, Moghul, Bengali, dan beberapa orang Indo-Mongoloid. Permukiman
Muslim di Arakan telah ada sejak abad ke-7 Masehi.
Rohingya tidak dianggap ke dalam 135 etnis resmi negara tersebut. Mereka juga telah
ditolak kewarganegaraannya di Myanmar sejak 1982, yang secara efektif membuat mereka
tanpa kewarganegaraan di tempat tinggalnya.  Sejak1948, tahun kemerdekaan Myanmar,
sudah ada sekitar 1,5 juta orang Rohingnya yang meninggalkan tempat tinggalnya. Para

7
pengungsi Rohingya kebanyakan ditemukan di Bangladesh, Pakistan, Arab Saudi, Thailand,
dan Malaysia.
Pada tahun itu, ketegangan antara pemerintah Bruma, yang saat ini dikenal sebagai
Myanmar, dan Rohingya meningkat. Banyak di antara mereka yang menginginkan Arakan
untuk bergabung dengan Pakistan yang mayoritas Muslim. Pemerintah kemudian membalas
dengan mengucilkan Rohingya, termasuk menyingkirkan mereka dari posisi pegawai
negeri. Pada 1950, beberapa orang Rohignya menolak pemerintah. Pada 1962, Jenderal Ne
Win dengan Partai Program Sosialis Burma-nya merebut kekuasaan dan mengambil
langkah perlawanan keras terhadap Rohingnya.
Sekitar 15 tahun berselang, pemerintah memulai Operasi Nagamin. Operasi itu ditujukan
untuk menyaring penduduk dari orang asing. Lebih dari 200 ribu orang Rohingya melarikan
diri ke Bangladesh, di tengah tuduhan pelanggaran yang dilakukan oleh para tentara. Meski
mereka membantah melakukan kesalahan. Setahun berikutnya, Bangladesh melakukan
kesepakatan dengan Burma di mana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai
perantaranya. Mereka bersepakat melakukan repatriasi pengungsi dan kala itu sebagian
besar orang Rohingnya kembali ke Burma.
Namun pada 1982 Undang-Undang Imigrasi baru yang diberlakukan di sana
mendefinisikan orang-orang yang bermigrasi selama pemerintahan Inggris sebagai imigran
ilegal. Pemerintah Burma pun menggolongkan orang-orang Rohingya ke dalam golongan
tersebut. Lebih dari 250 ribu pengungsi Rohingya melarikan diri dari apa yang mereka sebut
sebagai kerja paksa, pemerkosaan, dan penganiayaan agama oleh tentara Myanmar. Para
tentara itu menyebutkan, pihaknya sedang berusaha untuk membawa pesanan ke Rakhine.
Kejadian ini terjadi 2 tahun setelah Burma diubah menjadi Myanmar.
Dari 1992 hingga 1997, melalui perjanjian repatriasi lainnya, sekitar 230 ribu orang
Rohingya kembali ke Rakhine. Pada 2012, terjadi kerusuhan antara Rohingya dengan kaum
Budha di Rakhine yang menewaskan lebih dari 100 orang. Dari jumlah itu, lebih banyak
orang Rohingya yang menjadi korbannya. Puluhan ribu orang dibawa ke Bangladesh dan
hampir 150 ribu orang dipaksa masuk ke kamp-kamp di Rakhine.

2.6 Fenomena Migrasi


Migrasi di Myanmar dan melintasi perbatasannya yang panjang, yang meliputi
Thailand, Laos, Cina, India dan Bangladesh, tunduk pada berbagai driver yang rumit dan
sangat penting dalam mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang memutuskan untuk
pindah.
Dari 53,9 juta orang yang tinggal di Myanmar, 70 persen tinggal di daerah
pedesaan. Setelah pemilihan umum yang diadakan pada 8 November 2015 telah terjadi
perubahan ekonomi dan budaya yang dramatis yang telah membawa peningkatan investasi
asing dan juga menjadi penggerak urbanisasi dan migrasi desa ke perkotaan.Banyak orang
bermigrasi secara internal karena mereka ingin meningkatkan mata pencaharian mereka,
untuk mengikuti anggota keluarga mereka, untuk menikah, untuk pendidikan atau untuk
menghindari kondisi sosial ekonomi yang buruk. Pada tahun 2014, 9,39 juta orang adalah
migran internal (yang sekitar 20% dari populasi).

8
Secara regional, Myanmar telah tumbuh menjadi negara sumber migrasi terbesar di
Greater Mekong Sub-region (GMS).Pemerintah Myanmar memperkirakan bahwa ada 4,25
juta warga Myanmar yang tinggal di luar negeri. Secara regional, pemicu migrasi dapat
mencakup upah yang lebih tinggi di negara-negara tetangga, konflik dan migrasi lingkungan
karena bencana alam di antara faktor-faktor lainnya.
Juga dilaporkan bahwa hingga 70% migran yang tinggal di luar negeri berbasis di
Thailand, diikuti oleh Malaysia (15%), Cina (4,6%), Singapura (3,9%) dan Amerika Serikat
(1,9%).IOM memperkirakan mungkin ada sebanyak 3 juta migran Myanmar yang tinggal di
Thailand pada 2016. Jumlah tertinggi pendatang, menurut sensus terbaru, berasal dari Mon
State (427.000), Negara Bagian Kayin (323.000) dan Negara Bagian Shan (236.000) .
Perlindungan para migran di Myanmar dan di negara-negara tujuan mereka merupakan
prioritas nasional bagi Pemerintah. Para migran sering rentan terhadap akses dan perawatan
kesehatan yang lebih buruk dan IOM bekerja dengan Pemerintah Myanmar dan berbagai
mitra internasional dan lokal untuk meningkatkan hasil kesehatan migran.Migran, apakah
bepergian secara teratur atau tidak teratur dapat menjadi korban perdagangan dan migran
yang diselundupkan yang rentan terhadap pelanggaran seperti pemerasan, jeratan hutang
dan eksploitasi fisik.
Namun, mayoritas migran tidak mengalami masalah ini. Migrasi membawa manfaat
besar, mendorong pertumbuhan dan inovasi baik di negara tuan rumah maupun
sumbernya. Para migran Myanmar di wilayah itu mengirimkan sejumlah besar pengiriman
uang yang membantu meningkatkan perekonomian, sebagian besar melalui saluran tidak
resmi. Sementara perkiraan resmi adalah bahwa Myanmar hanya menerima $ 118 juta USD
dalam pengiriman uang pada tahun 2015, Kementerian Tenaga Kerja, Pekerjaan dan
Jaminan Sosial saat itu memperkirakan bahwa pengiriman uang bisa mencapai $ 8 miliar
USD.
Mempromosikan pengarusutamaan masalah migran ke dalam kebijakan dan program
Pemerintah, membangun kapasitas mitra kami dan memastikan advokasi dan perlindungan
yang efektif bagi migran Myanmar adalah prioritas nasional untuk migrasi manajemen di
Myanmar.
2.7 Bonus Demografi Myanmar
Di Myanmar, kereta transisi politik dan ekonomi yang semakin cepat memiliki mesin
yang sangat muda. Lebih dari separuh penduduk negara itu - 51,4 persen - berusia di bawah
28 tahun, dengan kelompok usia lima hingga usia 14 tahun merupakan kelompok populasi
terbesar. Tingkat kesuburan telah menurun dan keluarga memiliki lebih sedikit anak.
Negara ini tampaknya siap untuk menuai bonus demografi - pertumbuhan ekonomi yang
dapat terjadi ketika sebuah populasi bergeser dari satu dengan banyak tanggungan dan
relatif sedikit orang usia kerja ke salah satu dari banyak orang usia kerja dengan lebih
sedikit tanggungan.
Kami berharap bahwa generasi muda saat ini akan memberikan kontribusi terhadap
tidak hanya pertumbuhan ekonomi tetapi juga membangun demokrasi yang dinamis dan
kuat di Myanmar, yang semakin menjamin kehidupan damai, sejahtera dan memuaskan bagi
semua orang di negara ini.
Tetapi apakah Myanmar mencapai tujuan ini akan tergantung pada seberapa baik negara
berinvestasi dalam menyediakan pemuda dengan pendidikan, ekonomi dan peluang kerja.

9
Ini akan dibutuhkan untuk menabur benih kewarganegaraan penuh asli untuk semua orang
muda, namun khususnya anak perempuan remaja, yang kemampuannya untuk mencapai
potensi penuh mereka dapat mengubah jalan masa depan negara ini.
Kenapa wanita remaja? seorang gadis remaja memiliki sedikit atau tidak ada akses ke
pendidikan seksualitas komprehensif, atau kesehatan dan hak seksual dan reproduksi. Dia
dipaksa meninggalkan sekolah karena kehamilan yang tidak diinginkan atau untuk
membantu keluarganya mencari nafkah. Dia tidak bebas memutuskan kapan akan menikah,
berapa banyak anak yang harus dimiliki atau kapan memilikinya. Dia mungkin menderita
penyakit, cedera dan kematian karena persalinan. Dia tidak memiliki peluang kerja yang
layak, dan tidak dapat secara memadai menyediakan bagi anak-anaknya. Akhirnya,
bertahun-tahun di jalan, dia dihadapkan dengan usia tua yang tidak aman. Tidak hanya dia
tidak dapat berkontribusi pada potensi negaranya untuk memanfaatkan dividen demografis,
dia tidak dapat mencapai potensi dan nilainya yang sebenarnya sebagai warganegara dan
sebagai manusia - sebuah tragedi yang jauh lebih besar.
Dalam skenario lainnya, gadis remaja ini mengakses informasi dan layanan vital di
lingkungan yang memungkinkannya membuat pilihan optimal. Dia lulus dari sekolah. Dia
menikah dengan siapa yang dia inginkan, kapan dia mau. Dia memilih berapa banyak anak
untuk memiliki dan tetap sehat melalui melahirkan anak. Dia dilindungi dari kekerasan dan
pemindahan berbasis gender. Dia memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang
memuaskan dan memuaskan. Dia mencapai potensi dan nilainya yang sesungguhnya -
sebagai seorang gadis, seorang wanita, seorang warga negara, seorang manusia.
Hal itu, pada gilirannya, memastikan bahwa gadis remaja masa kini ini membantu
Myanmar mencapai "dividen ganda".

Kebijakan untuk mencapai "dividen ganda" ini dapat dilakukan dengan tiga E yaitu :
pendidikan, pekerjaan dan pemberdayaan.
1. Pendidikan berarti akses yang setara untuk anak perempuan dan pendidikan terakhir,
yang membantu mereka memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk menjadi
warga negara yang bertanggung jawab dan produktif. Pendidikan harus mencakup
pendidikan seksualitas yang komprehensif, mengajar anak perempuan dan anak laki-
laki bagaimana menghargai tubuh dan martabat mereka sendiri dan pasangannya, dan
memberikan akses terhadap informasi yang memungkinkan mereka melindungi
kesehatan mereka dan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
2. Pekerjaan berarti pekerjaan yang layak, termasuk bagi kaum muda yang memasuki
dunia kerja, dengan bayaran yang sama untuk pekerjaan yang setara, dan menjamin
hak semua pekerja, tanpa memandang jenis kelamin. Ketenagakerjaan berarti
melibatkan kaum muda ketika mengembangkan kebijakan dan strategi tenaga kerja
nasional, sehingga kaum muda adalah bagian dari proses membentuk masa depan
mereka.
3. Pemberdayaan. Pemberdayaan berasal dari kebijakan berbasis hak yang memajukan
kesetaraan gender dan kondisi untuk kehidupan yang layak bagi semua orang,
berusaha untuk menghilangkan semua bentuk diskriminasi dan kekerasan berbasis
gender. Kesehatan dan hak seksual dan reproduksi merupakan unsur utama
pemberdayaan - menjamin anak perempuan dan perempuan penuh, akses yang tidak

10
terbatas terhadap perlengkapan dan layanan keluarga berencana untuk membantu
menentukan waktu, jumlah dan jarak anak-anak mereka secara bebas dan aman.

Pemberdayaan berasal dari memperlakukan semua orang dengan martabat dan rasa
hormat yang pantas mereka dapatkan - tanpa memandang jenis kelamin, agama, etnis atau
label lain yang tidak hanya mengklasifikasikan dan mengidentifikasi tetapi terlalu sering
digunakan untuk merendahkan, mendiskriminasi dan membagi.

Maka karena itu, jendela untuk bonus demografi semakin luas di Myanmar, dan
pemerintah baru akan memanfaatkan momen bersejarah ini untuk memastikan kehidupan
yang bermartabat bagi semua orang, tanpa meninggalkan siapapun. Dan masa depan
Myanmar - dan jutaan kaum muda - bergantung pada kebijakan ini.

Di Myanmar, bonus demografi ini kemungkinan paling banyak 20 atau 30 tahun


terakhir. Ini menyajikan peluang untuk berinvestasi dalam kesehatan, pendidikan dan
persiapan untuk struktur populasi yang berbeda tetapi perencanaan sosial dan ekonomi harus
mempertimbangkan peluang ini sekarang daripada dalam lima atau 10 tahun.

Perubahan demografis sebesar ini memiliki dampak sosial dan ekonomi yang jelas yang
harus dipertimbangkan dalam desain rencana ekonomi, sistem perlindungan sosial, kebijakan
pertanian, dan pendekatan untuk kesehatan dan pekerjaan di antara bidang lain. Perencanaan
di tingkat pribadi, keluarga, masyarakat dan negara akan menguntungkan dengan
mempertimbangkan pendekatan kursus kehidupan, yang memperhitungkan kebutuhan dan
juga kontribusi orang-orang di segala usia selama masa hidup mereka yang semakin lama.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Myanmar ( Burma ) adalah sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara. Yang
merupakan sebuah Negara yang berbentuk Republik, dengan kepala Negara seorang Presiden
dan kepala pemerintahan Perdana Menteri. Mayoritas penduduk Myanmar adalah etnis
Burma atau Bamar yaitu sebanyak 68%. Pemerintah Myanmar mengakui sebanyak 135
kelompok etnis asli di Myanmar. Kebanyakan penduduk Myanmar menganut agama Buddha
yaitu sebanyak 87,9%. Dan bahasa yang digunakan di Myanmar yaitu bahasa Burma.
Sejak awal 1950-an, sebagian kaum Muslim di bagian Arakan atau Rakhine mengklaim
diri mereka sebagai sebuah kelompok etnis yang berbeda dan terpisah. Mereka
mengidentifikasikan diri sebagai Rohingya.
Secara regional, Myanmar telah tumbuh menjadi negara sumber migrasi terbesar di
Greater Mekong Sub-region (GMS).Pemerintah Myanmar memperkirakan bahwa ada 4,25
juta warga Myanmar yang tinggal di luar negeri. Secara regional, pemicu migrasi dapat
mencakup upah yang lebih tinggi di negara-negara tetangga, konflik dan migrasi lingkungan
karena bencana alam di antara faktor-faktor lainnya.

3.2 Saran
Makalah ini menjadi referensi untuk pembaca dalam penjelasan mengenai kependudukan
di negara Myanmar ( Burma ). Dalam hal ini negara Myanmar benar-benar memanfaatkan
para imigran mempunyai upah yang lebih tinggi di negara tetangga.

12
13

Anda mungkin juga menyukai