Anda di halaman 1dari 8

Makalah Budaya Melayu Riau

“Kesultanan di Tanah Melayu”

Disusun Oleh:
Dimas Andira
Kiki Aprilianda Putri
Muhammad Farid Rizqi
Muhammad Rehan Hanafi
Putri Srikandi Erdi
Syauqiy Zidane
Wildan Hamdi
SMAN PLUS Prov. RIAU
Kelas X.MS.1
T.P. 2019/2020

[Date]
2
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan terhadap kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yng telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini,khususnya kepada guru Budaya Melayu Riau, Ibu Helvi Asri Yeni,
B.Ci., kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru, 18 Januari 2019

Penulis

[Date]
2
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………………………
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….......
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………………….
BAB 2: ISI
A. Pengertian Melamar…………………………………………………………………..
B. Proses Melamar………………………………………………………………………
BAB 3: PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………………..

[Date]
2
BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Kebudayaan Melayu merupakan ciri khas dari provinsi Riau.Hal ini dapat dilihat dari
kebiasaan masyarakat Riau,namun seiring perkembangan zaman kebudayaan ini mulai
luntur,sehingga banyak para kaum muda yang melupakan bahkan menghilangkan tradisi
kebudayaan tersebut.Salah satunya adalah tradisi meminang.Hal ini terjadi dikarenakan
panjangnya proses untuk melewati tradisi tersebut.Dan kaum muda zaman sekarang
menginginkan semuanya serba instan.

B.RUMUSAN MASALAH
Dengan adanya latar belakang diatas,dapat kami simpulkan bahwa adanya beberapa rumusan
masalah yakni sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan melamar?
2. Bagaimana proses dalam melamar?

C.TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Budaya Melayu Riau dan untuk menambah
dan memperluas wawasan mengenai kebudayaan dan tradisi melayu Riau dalam hal meminang.

D.MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari melamar sesuai kebudayaan Melayu Riau
2. Mengetahui proses atau tahapan melamar sesuai kebuadayaan Melayu Riau

[Date]
2
BAB 2
ISI

A. PENGERTIAN MELAMAR
Melamar merpakan salah satu proses sakral yang dilakukan oleh sepasang
manusia, yaitu antara laki-laki dan perempuan yang saling suka dan mencintai untuk
membuat suatu relasi khusus menuju pernikahan.
Prosesi lamaran dalam adat Melayu Riau diawali dengan proses menjarum-jarum
atau disebut dengan ‘merisik’ . Merisik merupakan langkah pertama yang dilakukan
dalam proses perkawinan yang bertujuan untuk menyelidiki tentang keberadaan seorang
calon pengantin. Merisik adalah suatu acara yang dilaksanakan secara diam-diam oleh
pihak lelaki pada seorang gadis atau anak dara yang merupakan idamannya / calon.
Merisik dilakukan atas permintaan calon pengantin, atau permintaan dari pihak
keluarga pengantin. Hasil musyawarah keluarga ditunjuk seseorang untuk melaksanakan
tugas ini. Orang yang ditunjuk adalah seorang yang mendapatkan kepercayaan penuh dari
pihak orang tua dan keluarga pihak laki-laki, yang bertugas untuk mencari tahu tentang
diri dan keadaan keluarga pihak perempuan, serta tingkah laku dan sopan santun anak
gadis dan semua informasi dari anak gadis yang akan menjadi calon menantu mereka..
Merisik juga bisa dilaksanakan oleh pihak calon mempelai.

B. PROSES DALAM MELAMAR

1. Merisik
Prosesi lamaran dalam adat Melayu Riau diawali dengan proses menjarum-jarum
atau disebut dengan ‘merisik’ . Merisik merupakan langkah pertama yang dilakukan
dalam proses perkawinan yang bertujuan untuk menyelidiki tentang keberadaan seorang
calon pengantin. Merisik adalah suatu acara yang dilaksanakan secara diam-diam oleh
pihak lelaki pada seorang gadis atau anak dara yang merupakan idamannya / calon.
Merisik dilakukan atas permintaan calon pengantin, atau permintaan dari pihak
keluarga pengantin. Hasil musyawarah keluarga ditunjuk seseorang untuk melaksanakan
tugas ini. Orang yang ditunjuk adalah seorang yang mendapatkan kepercayaan penuh dari
pihak orang tua dan keluarga pihak laki-laki, yang bertugas untuk mencari tahu tentang
diri dan keadaan keluarga pihak perempuan, serta tingkah laku dan sopan santun anak

[Date]
2
gadis dan semua informasi dari anak gadis yang akan menjadi calon menantu mereka..
Merisik juga bisa dilaksanakan oleh pihak calon mempelai.

2. Proses Meminang
Prosesi pernikahan dalam masyarakat Melayu tidak terlepas dari tahapan-tahapan
ritual khusus. Meminang merupakan kelanjutan dari tahapan merisik. Meminang
mengandung arti meminta seseorang perempuan untuk dijadikan istri, atau biasanya
disebut Melamar seseorang. Upacara meminang setelah mendapat kepastian informasi
dari anak gadis maupun pihak keluarganya bahwa anak gadis anak gadis belum
mempunyai ikatan dengan laki-laki lain. Dalam acara meminang ini keluarga pihak laki-
laki mengadakan mufakat bahwa pada hari baik bulan baik akan melaksanakan
peminangan kerumah sebelah pihak perempuan yang telah dirisik beberapa lama
sebelumnya.
Pihak keluarga perempuan mengadakan persiapan menanti kedatangan bersama
keluarga setelah adanya pemberitahuan dari pihak laki-laki / calon pengantin untuk
datang melakukan peminangan, dan pihak perempuan mempersiapkan perangkat adat
yakni tepak sirih lengakap dengan isinya seperti sirih, gambir, kapur, tembakau, pinang
dikupas dengan ukirannya serta kacip kepala naga. Acara mememinang tidak dilakukan
oleh orang tua perempuan ataupun orang tua lelaki, tetapi disampaikan oleh wakil atau
utusan dari kedua belah pihak, umumnya dipimpin oleh orang yang dituakan.

3. Sorongkan Tepak
Tata acara meminang, setelah utusan pihak lelaki datang dari pihak keluarga
perempuan menyorongkan tepak tanda penerimaan tamu dengan tulus hati, sebelum
tepak disorongkan tutup tepak dibuka dengan sangat hati-hati dan diletakkan disamping
kanan tepak. Kemudian tuan rumah memepersilahkan tamunya untuk mengambil sirih
setelah tutup cembul dibuka dan diletakkan diatas tutup tepak. Setelah itu hal yang sama
juga dilakukan pihak laki-laki, yakni memeprsilahkan tuan rumah mengambil sirih yang
mereka bawa. Kemudian dilanjutkan dengan kata bersambut yang diawali dengan pantun
Melayu.
Upacara perkawinanan tidak harus ceapat dilaksanakan. Tidak ada keharusan
waktu upacara perkawinan akan dilaksanakan setelah pinangan dilakukan. Upacara
perkawinan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan kedua belah, bisa satu bulan setelah
pinangan, enam bulan atau satu tahun setelah pinangan.

[Date]
2
Upacara perkawinan budaya Melayu diisi dengan sejumlah tahapan, mulai dari
malam berinai, berandam, berzanji atau khatam Qul’an, akad nikah, tepuk tapung tawar,
bersanding dan mandi damai.
Malam berinai merupakan ritual yang bertujuan untuk menolak bala dan
melindungi pasangan pengantin dari marabahaya, menaikkan aura dan cahaya mempelai
wanita dan memunculkan wibawa pengantin pria. Berinai, yaitu memasang atau
memoleskan daun inai atau daun pacar yang sudah digiling halus pada kuku jari tangan
dan telapak tangan, jari kaki dan telapaknya sampai ke tumit. Malam hari dipercaya
membuat warna inai menjadi lebih merah. Prosesi berinai dimulai dengan tari inai. Lalu
dilakukan berinai duduk, yakni membubuhkan inai sambil duduk di pelaminan. Pada saat
prosesi berlangsung, “mak Andam” menuturkan beberapa pantun. Pemberian inai
dilakukan orang-orang terdekat, seperti nenek, ibu, dan kerabat. Pertama-tama, inai
dibubuhkan pada sembilan jari tangan, dari kelingking, dengan jari kaki, sehingga
jumlahnya menjadi 11. Setelah itu, , mempelai dibaringkan di depan pelaminan untuk
menjalani berinai baring.
Tahapan berandam dilakukan sehari menjelang akad nikah. Ritual berandam
adalah mencukur atau merapikan bulu-bulu halus pada dahi, pelipis, alis, tengkuk, tangan
dan bagian kaki yang dilakukan oleh mak Andam atau juru rias. Ritual berandam lazim
dilakukan setelah malam berinai. Tujuannya untuk membersihkan sang calon pengantin
dari ‘kotoran’ dunia sehingga hatinya menjadi putih dan suci.

Tahapan selanjutnya adalah pembacaan Barzanji di rumah mempelai perempuan.


Barzanji adalah bacaan tentang sejarah hidup Rasulullah. Acara ini dilanjutkan dengan
khataman Al-Qur’an oleh calon pengantin wanita.

[Date]
2
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya melayu merupakan budaya yang kaya akan tradisi, termasuk yaitu tradisi
dalam melamar. Melamar merupakan kegiatan sakral antara calon suami dan istri dalam
membangun relasi yang lebih serius ke jenjang pernikahan. Dalam budaya melayu,
terdapat tradisi dalam melamar yang prosesnya sebagai berikut:
1. Merisik
2. Meminang
3. Sorongkan Tepak

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, tim penulis menyadari masih banyak terdapat
kesalahan. Tim penulis memohon kritik dan saran bagi pmbaca agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi dan diperbarui. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dalam megetahui tradisi malamar dalam budaya melayu.

[Date]
2

Anda mungkin juga menyukai