Abstrak
Beton merupakan bahan utama yang paling populer dan paling banyak digunakan sebagai bahan konstruksi
struktur bangunan di seluruh dunia. Pasir Siantar merupakan pasir yang tersedia di Kota Pematang Siantar.
Pasir ini berjenis pasir kuarsa yang memiliki karakterisitik yang berbeda dengan pasir biasa yang digunakan
pada campuran beton. Abu ampas tebu yang berasal dari Pabrik Gula Kwala Madu Langkat merupakan
limbah yang memiliki kandungan silika yang tinggi yaitu sebesar 75,82%. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan abu ampas tebu sebagai bahan tambah semen dengan variasi penambahan abu ampas tebu
sebesar 0%, 5%, 7,5%, 10%, dan 12,5% dari total berat semen. Mutu beton yang direncanakan adalah 20
Mpa dengan jumlah benda uji 75 buah, dengan menggunakan benda uji silinder dengan ukuran diameter
150 mm dan tinggi 300 mm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh abu ampas tebu terhadap
absorbsi, kuat tekan, kuat tarik belah, dan elastisitas beton yang menggunakan Pasir Siantar, yang dilakukan
pengujian pada umur beton 28 hari. Hasil pengujian yang didapat adalah variasi penambahan 5% abu ampas
tebu mengalami peningkatan pada pengujian absorbsi, kuat tekan, kuat tarik belah, dan elastisitas beton.
Nilai absorbsi beton menurun seiring bertambahnya kadar abu ampas tebu pada campuran beton.
Abstract
Concrete is the most popular and most widely used main material as a construction material in the building
structures around the world. Siantar sand is the available sand in Pematang Siantar. The type of the sand is
quartz sand which has different characteristics with regular sand. Bagasse ash from the sugar factory Kwala
Madu Langkat is waste that has a high silica content that is equal to 75.82%. This research was conducted
by using bagasse ash as a cement additive with the variation of bagasse ash addition is 0%, 5%, 7.5%, 10%,
and 12.5% of the total weight of the cement. The planned strength of concrete is 20 MPa with a number of
specimen 75 pieces, using a test specimen cylinder with a diameter of 150 mm and a height of 300 mm.
This study aims to determine the effect of the bagasse ash on concrete absorption, compressive strength,
split tensile strength, and elasticity of concrete using Siantar sand, which conducted at 28 days. The test
results obtained that the 5% additional variation of bagasse ash increased the absorption, compressive
strength testing, split tensile strength, and elasticity of the concrete. The value of concrete absorption
decreases as bagasse ash content increases in the concrete mix.
Keywords: concrete, cement, Siantar Sand, bagasse ash
1. Pendahuluan
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang terus melakukan pembangunan di segala
bidang (Rohman dan Cahyono, 2013). Beton merupakan bahan yang paling banyak digunakan
sebagai bahan konstruksi bangunan. Beton didefinisikan sebagai campuran antara semen Portland
atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan
tambahan membentuk massa padat (Tambunan, 2016). Bahan air dan semen disatukan akan
membentuk pasta semen yang berfungsi sebagai bahan pengikat, sedangkan agregat halus dan
agregat kasar sebagai bahan pengisi (Paul Nugraha dan Antoni, 2007). Menurut Tri Mulyono
(2003), beton memiliki kelebihan yaitu, harganya relatif murah, mampu memikul beban yang
berat, mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi, dan biaya perawatan nya yang kecil.
Untuk mengetahui dan mempelajari perilaku elemen gabungan kita memerlukan pengetahuan
mengenai karakteristik masing-masing komponen. Penggunaan dari limbah pabrik sebagai bahan
tambah semen pada campuran beton dapat mengurangi biaya pembuatan beton, dapat
meningkatkan mutu beton, dan dapat mengurangi polusi (Abbasi dan Zargar, 2013).
PT Pabrik Gula Kwala Madu merupakan pabrik gula menghasilkan limbah berupa sisa
pembakaran boiler, yaitu abu ampas tebu. Abu ampas tebu merupakan hasil perubahan secara
kimiawi dari pembakaran ampas tebu murni (Siregar, 2010). Abu ampas tebu ini memiliki
kandungan silika yang cukup tinggi, sehingga memiliki sifat pozzolan (Rompas et al. 2013).
Menurut standar ASTM C 125-07 (2007), pozzolan ialah bahan yang mempunyai silika atau silika
alumina yang memiliki sedikit atau tidak ada sifat semen tetapi apabila dalam bentuk butiran yang
halus dan dengan kehadiran kelembaban, bahan ini dapat bereaksi secara kimia dengan kalsium
hidroksida pada suhu biasa untuk membentuk senyawa bersifat semen. Dengan ukuran butiran
yang halus dan kandungan silika yang tinggi, maka abu ampas tebu dapat dimanfaatkan sebagai
bahan tambah semen dalam campuran beton.
Pasir Siantar merupakan pasir yang tersedia di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Pasir ini merupakan pasir kuarsa yang memiliki karakteristik butiran seperti kristal yang berbeda
karakteristiknya dengan pasir sungai yang umum digunakan dalam pembuatan beton. Pasir kuarsa
juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung
mineral utama seperti kuarsa dan feldsfar. (Kasiati et al. 2012). Pasir kuarsa mempunyai komposisi
gabungan dari SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening
atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu ampas tebu terhadap
volume semen terhadap sifat – sifat mekanik beton yang menggunakan Pasir Siantar. Dengan
adanya pemanfaatan abu ampas tebu sebagai bahan tambah semen yang menggunakan Pasir
Siantar diharapkan dapat meningkatkan sifat – sifat mekanik beton, yaitu kuat tekan, kuat tarik
belah, absorbsi, dan elastisitas beton.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di
Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
Sebelum dilakukan pembuatan benda uji, terlebih dahulu dilakukan persiapan bahan dan persiapan
fisik material. Bahan tambah semen yang digunakan adalah abu ampas tebu yang didapat dari
Pabrik Gula Kwala Madu, Langkat. Abu ampas tebu yang didapat diproses kembali melalui
tahapan berikut:
- Abu ampas tebu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu sekitar 700oC
- Abu ampas tebu kemudian diayak menggunakan saringan No. 200
- Abu ampas tebu yang digunakan sebagai bahan tambah semen adalah abu ampas tebu yang
lolos saringan No. 200
- Abu ampas tebu disimpan di tempat yang kering
Pemeriksaan material agregat juga dilakukan untuk menentukan kebutuhan semen, agregat
halus, agregat kasar, dan abu ampas tebu yang akan digunakan dalam campuran beton. Bahan -
bahan yang digunakan dalam pembuatan beton adalah semen tipe-1 yang diproduksi oleh PT.
Semen Padang, agregat halus diperoleh dari Pematang Siantar, batu pecah (Split), air bersih dari
PDAM, dan abu ampas tebu yang diperoleh dari Pabrik Gula Kwala Madu, Langkat, Sumatera
Utara. Bahan-bahan tersebut dianalisa sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia yaitu
sesuai ASTM dan SNI. Mutu beton yang direncanakan f’c 20 MPa, dengan menggunakan benda
uji berbentuk silinder dengan diameter 15cm dan tinggi 30cm. Variasi penambahan abu ampas
tebu adalah 0%, 5%, 7,5%, 10%, dan 12,5% dari berat volume semen yang digunakan. Dari hasil
perencanaan Mix Design diperoleh komposisi campuran beton yang menggunakan abu ampas tebu
sebagai bahan tambah semen dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder sebanyak 15 buah
pervariasi, yaitu:
Adapun langkah – langkah yang dilakukan untuk pembuatan beton sampai dengan
pengujian benda uji adalah:
Mulai
Persiapan Bahan
Pemeriksaan Bahan
Perencanaan Campuran
Beton
Pembuatan Beton
Segar
Slump
Pencetakan Beton
Perawatan Beton
Pengujian
Data Pengujian
Analisa
Selesai
Gambar 2.1 Diagram alir pembuatan beton dengan bahan tambah abu ampas tebu.
3. Hasil dan Pembahasan
27
25,64
26
25,13
25 24,46
23,96
24
23
22
21
20
Normal 5 % AAT 7,5 % AAT 10 % AAT 12,5 % AAT
Variasi Bahan Tambah Abu Ampas Tebu (AAT)
Grafik 3.1 Grafik nilai kuat tekan dengan bahan tambah abu ampas tebu
Grafik 3.1 menunjukkan beton dengan variasi penambahan abu ampas tebu 5% merupakan
variasi dengan nilai kuat tekan tertinggi, yaitu sebesar 26,76 Mpa, atau 4,37% lebih besar dari nilai
kuat tekan beton normal yang memiliki nilai kuat tekan 25,64 Mpa. Dari grafik diatas dapat dilihat
persentase penambahan abu ampas tebu paling optimal untuk nilai kuat tekan beton adalah sebesar
5% abu ampas tebu.
2,45
2,5 2,35 2,34
2,23
2,11
2
1,5
0,5
0
Normal 5 % AAT 7,5 % AAT 10 % AAT 12,5 % AAT
Variasi Bahan Tambah Abu Ampas Tebu (AAT)
Grafik 3.2 Grafik nilai kuat tarik belah dengan bahan tambah abu ampas tebu
Grafik 3.2 menunjukkan beton dengan bahan tambah abu ampas tebu sebesar 5%
merupakan kuat tarik belah tertinggi, yaitu 2,45 Mpa, atau 4,25% lebih besar dari beton normal
yang memiliki nilai kuat tarik belah 2,35 Mpa. Dari grafik diatas dapat dilihat persentase
penambahan abu ampas tebu paling optimal untuk nilai kuat tarik beton adalah sebesar 5% abu
ampas tebu.
3.3 Absorbsi
Pengujian absorbsi dilakukan pada umur beton 28 hari. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui perbandingan persentase absorbsi beton normal dengan persentase absorbsi beton
yang menggunakan abu ampas tebu sebagai bahan tambah dengan perbandingan terhadap volume
semen per variasinya. Hasil pengujian absorbsi dapat dilihat pada tabel 3.3.
Persentase absorbsi rata – rata
Keterangan
(%)
Normal 0,750
5 % bahan tambah abu ampas tebu 0,664
7,5 % bahan tambah abu ampas tebu 0,657
10 % bahan tambah abu ampas tebu 0,644
12,5 % bahan tambah abu ampas tebu 0,635
Tabel 3.3 Hasil pengujian nilai absorbsi beton
Nilai Absorbsi Beton
1,000
0,400
0,200
0,000
Normal 5 % AAT 7,5 % AAT 10 % AAT 12,5 % AAT
Variasi Bahan Tambah Abu Ampas Tebu (AAT)
Grafik 3.3 Grafik hasil uji absorbsi dengan bahan tambah abu ampas tebu
Grafik 3.3 menunjukkan penambahan abu ampas tebu sebesar 12,5% memiliki nilai
absorbsi terendah, yaitu sebesar 0,635% sementara beton normal memiliki nilai absorbsi 0,750%.
Grafik diatas juga menunjukkan nilai absorbsi yang menurun seiring bertambahnya persentase
penambahan abu ampas tebu terhadap volume semen.
3.4 Elastisitas
Pengujian elastitistas dilakukan setelah beton mencapai umur 28 hari. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui perbandingan elastis beton normal dengan elastis beton yang
menggunakan abu ampas tebu sebagai bahan tambah dengan perbandingan terhadap volume
semen per variasinya. Hasil pengujian elastisitas dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah
25000
20000
Normal 5 % AAT 7,5 % AAT 10 % AAT 12,5 % AAT
Variasi Bahan Tambah Abu Ampas Tebu (AAT)
Grafik 3.4 Grafik hasil uji elastisitas dengan bahan tambah abu ampas tebu
Grafik 3.4 menunjukkan beton dengan bahan tambah abu ampas tebu sebesar 5% memiliki
nilai elastisitas tertinggi, yaitu 36415 Mpa atau 20,39% lebih besar dari pada beton normal yang
memiliki nilai elastisitas 30248 Mpa.
Abbasi, A and Zargar, A. 2013. Using Baggase Ash in Concrete as Pozzolan. Middle-East
Journal of Scientific Research 13 (6): 716-719, Iran.
Kasiati, Endang, Wibowo, Boedi, dan Sukaptini, Endang Sri. 2012. Perubahan Kuat Tekan
Optimum Beton pada Komposisi Campuran Pasir Silika dengan Pasir Limbah.
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya.
Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Nugraha, Paul dan Antoni. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Rohman, Rosyid Kholihur dan Cahyono, Setiyo Daru. 2013. Penggunaan Abu Ampas Tebu
untuk Meningkatkan Kuat Tekan Beton dari Agregat Beton Bekas. Jurnal Teknik
Sipil Universitas Merdeka Madiun Agri-tek Volume 14 Nomor 1, Madiun.
Rompas, Gerry Phillip, Pangouw, J. D., Pandaleke, R., & Mangare, J. B. 2013. Pengaruh
Pemanfaatan Abu Ampas Tebu sebagai Substitusi Parsial Semen dalam Campuran
Beton Ditinjau tehadap Kuat Tarik Lentur dan Modulus Elastisitas. Jurnal Sipil Statik
Universitas Sam Ratulangi Vol. 1 No. 2 (82 – 89), Manado.
Siregar, Nuraisyah. 2010. Pemanfaatan Abu Pembakaran Ampas Tebu dan Tanah Liat Pada
Pembuatan Batu Bata. Skripsi Program Studi Fisika Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Tambunan, Michael. 2016. Pengaruh Pasir Merah Tanjung Morawa Sebagai Substitusi
Agregat Halus Terhadap Sifat – Sifat Mekanik Beton. Tugas Akhir Program Studi
Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Medan.