Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

“PRINSIP – PRINSIP ETIKA”


TINGKAT 1.1

Disusun oleh :

1. Ni made Dwi Ciptarini (P07120018011)


2. Putu Ega Andari (P07120018017)
3. Made Dian Kartika (P07120018024)
4. Dewa Ayu Putu Mas Vira Meliana (P07120018032)
5. Putu Sinthia Putri (P07120018034)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Poltitekknik Kesehatan Denpasar
Program studi DIII Keperawatan
Tahun ajaran 2018/2019
Kata Pengantar

 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan anugerah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.  Tak lupa pula kami  mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Dosen Pembimbing kami yaitu I Ketut Labir yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada kami, terutama terkait penulisan
makalah ini. Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada Tim dan
teman-teman yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Adapun makalah ini kami rangkum dari sumber yang dapat dipercaya yang
penyajiannya penulis sajikan dalam lembar daftar pustaka.  Kami menyadari
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan
kritik sangat kami harapkan guna penyempurnaannya di masa mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
kemampuan kita dalam bidang Etika Keperawatan sebagaimana yang kita semua
harapkan.
 

 
 Denpasar, 9 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar belakang.....................................................................................1


1.2 Rumusan masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3

2.1 Pengertian etika keperawatan.............................................................3


2.2 Prinsip – prinsip etika keperawatan....................................................3
2.3 Norma dan Budaya.............................................................................5
2.3.1 Konsep dan prinsip norma dalam keperawatan.........................5
2.3.2 Konsep dan prinsip budaya dalam keperawatan........................6
2.4 Pemenuhan rasa aman.........................................................................6

BAB III PENUTUP .......................................................................................9

3.1 Simpulan.............................................................................................9
3.2 Saran...................................................................................................9

DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap


pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu
yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-
harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika.
Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.

Etika dan moral merupakan merupakan sumber dalam merumuskan standar


dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat
keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua
profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi
yang tercermin dalam standar praktek professional (Doheny et all, 1982).

Profesi keperawatan mempunyai kontrak social dengan masyarakat, yang


berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk
memberikan pelayanan yang di butuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya
setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu di pertanggung
jawabkan dan dipertanggung gugatkan dan setiap pengambilan keputusan
tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga
dengan memperhatikan etika.

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat di gunakan sebagai acuan
bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan tang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan seuatu kewajiban dan tanggungjawab moral.
(Mila Ismani, 2001)

Sehingga dalam bekerja, perawat harus mengetahui prinsip-prinsip etika


keperawatan, ethichal issue dalam praktik keperawatan, dan prinsip-prinsip legal
dalam praktik keperawatan.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa sajakah prinsip – prinsip etika keperawatan?
2. Apa sajakah konsep norma dan budaya dalam etika keperawatan?
3. Bagaimanakah cara menumbuhkan rasa aman dan nyaman pasien?
1.3 Tujuan
1. Untuk lebih mengerti, memahami, dan menerapkan prinsip-prinsip etika
keperawatan.
2. Untuk lebih mengerti dan memahami nilai, norma dan budaya
3. Untuk mengaplikasikan etika keperawatan dalam melakukan pemenuhan
kebutuhan rasa aman dan nyaman pasien.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Etika Keperawatan


     Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, ’ethos’ yang berarti kebiasaan/adat
istiadat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir.
     Kata ’etika’ dalam Kamus besar Bahasa Indonesia mempunyai arti : Ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak).
Etika Keperawatan yaitu norma yang dianut oleh perawat dalam bertingkah
laku dengan klien, keluarga, kolega atau tenaga kesehatan lainnya disuatu
pelayanan kesehatan lainnya disuatu pelayanan keperawatan yang bersifat
profesional.
2.2. prinsip – prinsip Etika
Prinsip bahwa etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak
akan pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan
maupun pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan.
Ketika mengambil keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan
pertimbangan mereka dengan menggunakan kedua konsekuensi dan prinsip dan
kewajiban moral yang universal. Hal yang paling fundamental dari prinsip ini
adalah penghargaan atas sesama. Empat prinsip dasar lainnya bermula dari prinsip
dasar ini yang menghargai otonomi kedermawanan maleficience dan keadilan.

Prinsip-prinsip etika yang harus dimiliki oleh seorang perawat, meliputi:

a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut

3
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip
ini dengan otonomi.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan
oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip
veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan
objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada,
dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk
kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk
pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best”
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan

4
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam
membangun hubungan saling percaya.
f. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
g. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak
ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan
oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dihindari.
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

2.3. Norma dan Budaya


Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai
tingkah laku, sikap, perbuatan yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan di
lingkungan kehidupannya.
2.3.1. Konsep Dan Prinsip Norma dalam Keperawatan
1) Kontak mata           
 Mengobservasi perilaku klien pada saat bersama keluarga dan orang lain
adalah cara yang baik untuk mempelajari pola kebiasaan, tentang kontak mata.
2) Sentuhan dan Jarak Personal

5
Orang dengan sifat religius yang tinggi cenderung menjaga jarak
personal antara diri mereka dan orang lain, dan menggunakan sedikit sentuhan.
Sentuhan terapeutik akan memberikan kenyamanan pada pasien dan
menambah kepercayaan ppasien terhadap perawat.

3) Penggunaan Bahasa Tubuh


Bahasa tubuh dapat mudah disalahartikan, jadi perhatikan dengan benar
asumsi yang anda buat dari perilaku klien. Perhatikanlah posisi pada saat
melakukan tindakan, jangan sampai perawat membelakangi klien, karena
akan mengurangi kenyamanan klien.
4) Menjaga privacy klien
Perawat harus menjaga kerahasiaan terhadap permasalahan yang
dimiliki klien. Jangan sampai diketahui oleh orang lain.
2.3.2. Konsep Dan Prinsip Budaya dalam Keperawatan
1) Mengahargai keyakinan klien menurut budayanya
Perawat harus bisa menghargai keyakinan klien tetapi tetap
melaksanakan tindakan untuk perawatan klien dengan mengganti dengan
alternative lain. Misalnya klien yang tidak mengkonsumsi obat-obatan
kimia, berpikir kritis dengan mengganti dengan obat herbal yang telah
terbukti pengobatannya.
2) Menghentikan kebiasaan buruk
Apabila klien mempunyai kebiasaan merokok pada saat setelah
makan, maka perawat harus dapat melarang kebiasaan tersebut. Karena
dapat membahayakan klien dan terapi penyembuhan dapat mengalami
kegagalan.
3) Mengganti kebiasaan pengobatan yang  buruk
Bagi masyarakat Jawa dukun adalah yang pandai atau ahli dalam
mengobati penyakit melalui “Japa Mantera“, yakni doa yang diberikan oleh
dukun kepada pasien. Misalnya dukun pijat/tulang (sangkal putung) khusus
menangani orang yang sakit terkilir , patah tulang , jatuh atau salah urat.

2.4.       Pemenuhan Rasa Aman

6
Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter &
Perry, 20010). Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang
terhindar dari ancaman bahaya/kecelakaan, yang merupakan kebutuhan dasar
manusia yang harus di penuhi, terdiri dari :

1.    Keamanan lingkungan
Lingkungan klien mencakup semua faklor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
Keamanan dalam lingkungan diperlukan untuk mengurangi insiden
terjadinya penyakit dan cedera, memperpendek lamanya tindakan dan
hospitalisasi, meningkatkan atau mempertahankan status gizi klien, meningkatkan
kesejahteraan klien dan juga memberikan rasa aman kepada staff sehingga kerja
mereka menjadi optimal.
a)    Suhu
Suhu lingkungan yang nyaman bagi individu sangat bervariasi, tetapi
individu biasanya nyaman pada suhu antara 18,3-23,9 C. Pemaparan terhadap
udara yang sangat dingin dalam waktu lama menyebabkan radang dingin (fosbite)
dan hipotermia. Pemaparan terhadap panas yang eksterm akan menyebabkan
headstroke (sengatan terik mtahari) atau heat exhaustion.
b)   Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang ada dalam komunitas dan tempat pelayanan kesehatan
mengakibatkan cedera pada pasien. Banyak bahaya fisik, khususnya yang
mengakibatkan jatuh, dapat diminimalkan melalui pencahayaan yang adekuat,
pengurangan penghalang fisik, pengontrolan bahaya yang mungkinkan, dan
tindakan pengamanan di kamar.
c)    Pengontrolan polusi
Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bebas dari polusi. Polutan
adalah zat kimia atau sampah material yang berbahaya yang dibuang kedalam
air,tanah atau udara. Pada umumnya manusia hanya berfikir  jenis polusi itu
hanyalah polusi udara, air ataupun tanah. Padahal ada juga polusi yang
menimbulkan resiko tarhadap kesehatan.
d)   Oksigen

7
Perawat harus menyadari berbagai faktor yang ada di lingkungan yang dapat
menurunkan jumlah oksigen yang tersedia. Bahaya umum yang ditemukan di
rumah sakit adalah sistem pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik.
Pembakaran yang tidak sempurna menyebabkan penumpukan karbon monoksida
di dalam ruangan.
2.      Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi secara adekuat dan aman  memerlukan
kontrol lingkungan dan pengetahuan misalnya jika di rumah, klien memerlukan
kulkas dan alat pembeku untuk menjaga makanan yang cepat membusuk agar
tetap segar.
3.      Pengurangan Transmisi Pathogen
Pathogen adalah setiap mikroorganisme yang mampu
menyebabkan penyakit. Salah satu metode yang paling efektif untuk membatasi
penyebaran pathogen adalah dengan cuci tangan sesuai dengan tehnik aseptic.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Sering kali perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan


keputusan untuk mengambil tindakan. Sebagai perawat yang professional kita
di tuntut untuk mengambil tindakan yang tidak merugikan perawat
maupun  pasien itu sendiri.
Dengan mengenal, mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip etika
dalam diri seorang perawat maka tujuan dari proses keperawatan dapat
terlaksana dengan baik sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku. Seorang
perawat juga akan mampu mengambil keputusan yang terbaik dalam
melaksanakan tindakan keperawatan yang ada

3.2 SARAN
Sebaiknya dalam melakukan tindak keperawatan,seorang perawat harus
bertindak sesuai dengan prinsip etika tersebut.
Dalam menghadapi situasi yang memerlukan keputusan untuk mengambil
tindakan, seorang perawat harus mampu memberikan tindakan sesuai dengan
norma hukum yang berlaku.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.perawat.co.id/8-prinsip-etik-dalam-keperawatan/
maulitapurwita.blogspot.com/2016/01/makalah-prinsip-prinsip-etika-perawat.html
http://gudmakalah.blogspot.com/2014/06/prinsip-etika-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai