SDGs mengenai kesehatan tidak akan tercapai di setiap Negara jika hanya melakukan perbaikan dari masa lalu. Perlu adanya inovasi, baik itu teknologi mapun implementasi melalui suatu kegiatan. Badan Observatory on Health research and development (litbang) dari WHO yamg disebut badan observatory, mereka bertugas untuk memetakan dan menganalisis data yang berkaitan dengan kesehatan, penelitian, dan pengembangan, termasuk aliran dana untuk inovasi dalam teknologi kesehatan, dengan tujuan meningkatkan akses ke teknologi ini melalui koordinasi yang lebih baik pada bagian penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan masyarakat.
Health r&d – inovasi dan akses terhadap obat
Badan penelitian dan pengembangan kesehatan menjadi sangat penting, bukan hanya dalam memastikan tersedianya teknologi kesehatan tetapi juga memastikan akses bagi masyarakat yang sedang sakit. Memastikan akses terhadap teknologi kesehatan merupakan hal yang vitas untuk perlindungan dan promosi kesehatan. Walaupun ada perbaikan dalam decade akhir akhir ini, inovasi untuk produk baru tetap terfokus pada kebutuhan kesehatan di Negara-negara yang miskin. Contohnya: sedikitnya 1% dari semua dana untuk litbang kesehatan dialokasikan untuk penyakit yang sering terjadi di Negara berkembang, seperti malaria, tuberculosis, NTD, meskipun penyakit ini hanya terhitung lebih dari 12,5% dari beban penyakit global. Hasilnya adalah penyakit yang dianggap “terabaikan”, dengan insentif yang tidak mencukupi untuk merangsang investasi di pasaran. Masalah ini tidak hanya ada di tingkat internasional, tetapi juga pada suatu Negara pun ada suatu ketidakadilan dalam ketersediaan (availability), keterjangkauan (affordability), dan penerimaan (acceptability). Tiga dimensi akses teknologi dan layanan kesehatan. Teknologi baru dibidang kesehatan, seperti obat, vaksin, dan diagnosis, juga menjadi semakin mahal. WHO berkolaborasi dengan mitra utamanya, termasuk organisasi pasar dunia (world trade organization), organisasi kekayaan intelektual dunia (wolrd intellectual property organization), dan organisasi antar pemerintah yang saling terkait dengan kesehatan masyarakat, kekayaan intelektual, masalah perdagangan, khususnya pada peran utama dari hal kekayaan intelektual dalam mempromosikan inovasi dan dampaknya terhadap akses obat. Hal ini termasuk upaya untuk meningkatkan transparansi dalam mematenkan obat esensial dan untuk mempromosikan akses terhadap obat-obatan melalui cara yang berbeda, termasuk melalu penggunaan sacara fleksibel TRIPS (Trade related asect of intekkectual property/ aspek perdagangan terkait hak kekayaan intelektual) dan meniadakan biaya pengembangan teknologi dari harga pasar mereka.