Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN I

TEORI KOMUNIKASI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PENGAMPU MATA KULIAH:

YULASTRI ARIF.Dr.S.Kp.M.Kep

DISUSUN OLEH:

ANNISA LISTYANTI

(1911312016)

Program Studi Ilmu keperawatan

Fakultas Keperawatan

i
Universitas Andalas

Padang, 2020
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi dalam keperawatan I
yang diampu oleh Ibuk Yulastri Arif.Dr.S.Kp.M.Kep. Makalah ini memuat tentang “Teori
komunikasi dan faktor yang mempengaruhinya”. Makalah ini tidak akan selesai tepat pada
waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam proses
penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan salahnya,
sehingga penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran
yang membangun. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Padang, 16 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1

I. Latar belakang 1
II. Tujuan.............................................. 1
III. Manfaat.............................................. 1

BAB 2 KAJIAN TEORI 2

I. Definisi teori komunikasi 2

II. Pengertian teori komunikasi menurut para ahli 3


III. Macam-macam teori komunikasi 3

IV. Faktor yang mempengaruhi teori komunikasi 8

BAB 3 PENUTUP 13

A. Kesimpulan 13
B. Saran 13

Daftar Pustaka 14
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan
bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena terbentuknya suatu masyarakat atau
komunitas yang terintegrasi oleh informasi. Dimana masing masing individu dalam
masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (Information sharing) untuk tujuan bersam.
Ssecara sederhana, komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan
dan orang yang menerima pesan. Senada dengan ini bahwa komunikasi
atau communication berasal dari bahasa latin “communis” dalam bahasa inggrisnya
“commun” yang artinya sama.  teori pada dasarnya merupakan “konseptualisasi atau
penjelasan logis dan faktual tentang suatu fenomena”. Teori komunikasi adalah satu
pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara
yang hendak dilaksanakan Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan
empat tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Ke-empat
tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan.

II. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan tentang pengertian teori komunikasi

2. Menjelaskan pengertian teori komunikasi menurut para ahli

3. Menjelaskan macam-macam teori komunikasi

4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi teori komunikasi

III. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Memahami tentang pengertian teori komunikasi


1
2. Mengetahui pengertian teori komunikasi menurut para ahli

3. Mengetahui macam-macam teori komunikasi

4. Memahami faktor yang mempengaruhi teori komunikasi


BAB II
KERANGKA TEORI

II.1 Definis tentang teori komunikasi


Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal dari
Bahasa Latin “communicatus” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”.Dengan
demikian,  kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang
bertujuan untuk mencapai kebersamaan.Menurut  Webster New Collogiate Dictionary 
dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu
melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.” Definisi komunikasi secara
umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan
yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu.
Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu
proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Sementara
itu, Littlejohn dan Foss (2008) menyatakan bahwa teori pada dasarnya memliki 4 (empat)
pengertian. Keempat pengertian tersebut adalah: (1) teori adalah abstraksi, (2) teori
merupakan susunan atau himpunan, (3) teori adalah interpretasi tentang sesuatu hal, dan (4)
teori juga berisikan rekomendasi tentang suatu tindakan.

Jadi Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat
dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan Setiap pelaku komunikasi
dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima,
dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan.
Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak
kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian
disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk dan
mengirim pesan, seseorang akan2 menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Proses
penyampaian pesan berupa ide, gagasan, emosi, keterampilan ataupun pesan lainnya baik
secara verbal ataupun nonverbal dari pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan)
melalui channel / media untuk mendapatkan respons.
II.2 Pengertian teori komunikasi menurut para ahli

1. Borman

Teori komunikasi adalah satu perkataan / istilah yang merupakan paying untuk semua
perbincangan dan analisis yang dibuat secara berhati-hati, sistematik dan sadar, tentang
komunikasi.

2. Little John

Teori komunikasi adalah satu teori atau sekumpulan “pemikiran kolektif” yang
didapati dalam keseluruhan teori terutamanya yang berkaitan proses komunikasi.

3. Cragan dan Shields

Teori komunikasi merupakan hubungan di antara konsep teoretikal yang membantu


memberi, secara keseluruhan ataupun sebabagiannya, keterangan, penjelasan, penerangan,
penilaian ataupun ramalan tindakan manusia berdasarkan komunikator (orang)
berkomunikasi (bercakap, menulis, membaca, mendengar, menonton, dan sebagainya) untuk
jangka masa tertentu melalui media.

II.3 Macam-macam teori komunikasi

1. Teori Behaviorisme

Salah satu ilmuwan komunikasi yang mensupport toeri behaviorisme adalah Jhon B.


Watson (1878-1958), seorang ilmuwan di Amerika ini disebut sebagai Bpk. behaveorisme,
disebutkan bahwa dari teori ini semua perilaku, termasuk tindak balasan atau yang dikenal
dengan respon itu semua disebabkan dari adanya stimulus (rangsangan), pernyataan tersebut kita
bisa menyimpulkan bahwa kalau suatu rangsangan telah diamati dan diketahui maka respon dari
seseorang tersebut akan mudah dan bisa diprediksikan, dari setiap perilaku dapat kita pelajari
melalui hubungan rangsangan dan juga respon.Juga menurutnya Teori Behaviorisme ini
mencakup semua perilaku, termasuk tindakan balasan atau respon terhadap suatu rangsangan
atau stimulus. Artinya bahwa selalu ada kaitan antara stimulus dengan respon pada perilaku
manusia. Jika suatu stimulus atau
3 rangsangan yang diterima seseorang telah teramati, maka

dapat diprediksikan pula respon dari orang tersebut.

2. Teori Informasi
Teori informasi ini merupakan sebagian dari teori komunikasi yang klasik, teori ini
merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver.
1949), pada teori ini disebutkan bahwa komunikasi sebagai transmisi pesan & bagaimana
transmitter menggunakan saluran dan media dalam berkomunikasi, di dalam teori komunikasi
informasi ini menitik beratkan pada saluran atau media yang digunakan oleh transmitter jika
sinyal dalam media ini tidak baik maka proses komunikasi tersebut akan tidak lancar begitu
sebaliknya.Juga teori informasi merupakan salah satu teori klasik, dimana teori ini
menitikberatkan pada komunikasi sebagai suatu transmisi pesan dan bagaimana transmitter
menggunakan media dalam berkomunikasi. Dalam hal ini, jika sinyal media yang digunakan
baik, maka komunikasi akan berjalan efektif, begitu pula sebaliknya. Apabila sinyal media
tidak baik, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar.

3. Teori Agenda Setting

Teori Teori Agenda Setting hampir sama dengan teori informasi karena dalam teori ini
sama-sama bergantung pada media, teori ini dikenalkan oleh Mc Combs dan DL Shaw (1972).
Toeri ini mempunyai argumen bahwa media sangat memberi tekanan kepada suatu kejadian, dari
kejadian itu media mengangkat peristiwa tsb dan mempengaruhi masyarakat untuk menganggap
peristiwa tersebut penting. Dapat disimpulkan jika hal apa yang dianggap penting oleh media,
maka penting juga bagi masyaakat. Teori ini menetapkan titik temu antara asumsi media
tentang kebutuhan publik akan informasi dan harapan publik terhadap informasi yang
disajikan oleh media. Tetapi ini tidak selalu berhasil, dan yang kerap teradi adalah media
mensetting pikiran khalayak. Jadi apa yang dianggap penting oleh media, maka akan
dianggap penting pula oleh masyarakat.

4. Teori Uses and Gratifications (kegunaan dan kepuasan)

Teori ini dikemukakan oleh Herbert Blumerdan Elihu Katz (1974). Pada teori ini hal yang
di utamakan ialah pengguna media, pengguna media mempunyai peran yang aktif dalam teori ini,
untuk memilih dan menggunakan media tersebut . Teori kegunaan dan kepuasan memandang
pengguna media mempunyai kesempatan untuk menentukan pilihan-pilihan media sumber
beritanya. Dalam hal ini, pengguna media berperan aktif dalam kegiatan komunikasi untuk
memenuhi kepuasannya.Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media,
yaitu menggunakan media untuk
4 pemuas kebutuhannya. Penganut teori ini meyakini bahwa

individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangat selektif. Menurut para pendirinya, Elihu
Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1984), uses and
gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan
harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola
terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan
pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.

Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam tiga fase (dalam


Rosengren dkk., 1974), yaitu:
1. Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1974) memberikan deskripsi
tentang orientasi subgroup audiens untuk memilih dari ragam isi media. Dalam fase
ini masih terdapat kelemahan metodologis dan konseptual dalam meneliti orientasi
audiens.
2. Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi variabel-
variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap
perbedaan pola–pola konsumsi media. Fase ini juga menandai dimulainya perhatian
pada tipologi penelitian gratifikasi media.
3. Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk
menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif audiens
mungkin berhubungan.
Kristalisasi dari gagasan, anggapan, temuan penelitian tentang Uses and Gratification
Media mengatakan, bahwa kebutuhan social dan psikologis menggerakkan harapan
pada media massa atau sumber lain yang membimbing pada perbedaan pola-pola
terpaan media dalam menghasilkan pemuasan kebutuhan dan konsekuensi lain yang
sebagian besar mungkin tidak sengaja.
Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Baran dan Davis, 2000)
menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and
Gratification Media sebagai berikut:
1. Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan.
2. Inisiative yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan media
spesifik terletak di tangan audiens
3. Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan kebutuhan
audiens
4. Orang-orang mempunyai kesadaran-diri yang memadai berkenaan penggunaan
media, kepentingan
5
dan motivasinya yang menjadi bukti bagi peneliti tentang
gambaran keakuratan penggunaan itu.
5. Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau isi
harus dibentuk.
5.Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori dependensi efek komunikasi dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L.


DeFluer (1976), teori ini lebih menfokuskan kepada kondisi struktural pada suatu masyarakat,
dari struktural masyarakat ini kecendurangan akan terjadi suatu efek media massa. Teori ini bisa
diakusisi oleh para komunitas masyarakat modern dan bagaimana masyarakat modern
mempunyai anggapan bahwa media massa merupakan pusat informasi yang mempunyai andil
penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik dalam tataran masyarakat dan masalah
perorangan dalam suatu aktivasi sosial . Teori ini merupakan salah satu teori dari komunikasi
massa. Dependasi efek komunikasi massa beranggapan bahwa kepercayaan individu kepada
media akan berkembang apabila kebutuhan informasional yang tidak dapat ditemukan dalam
pengalaman langsung terpenuhi. Massa dinilai bergantung pada media untuk mencapai
tujuan. Ini merupakan pendekatan konsisten dengan gagasan dasar dari model
penggunaan.Little John, menilai ketergantungan seseorang dinilai dari jumlah dan sentralitas
tentang fungsi informasi yang disajikan, serta stabilitas sosial. Semakin penting media
terhadap individu, semakin tinggi pula nilai dari media tersebut.

6.Teori kritis dan interpretif.

Jenis teori ini berkembang dari tradisi sosiologi interpretift, yang dikembangkan oleh
Alfred Schulzt, Paul Ricour et al. sementara teori kritis berkembang dari pemikiran Max
Weber, Marxisme dan Frankfurt School. Interpretif berarti pemahaman (verstechen) berusaha
menjelaskan makna dari suatu tindakan. Karena suatu tindakan dapat memiliki banyak arti,
maka makna idak dapat dengan mudah diungkap begitu saja. Interpretasi secara harfiah
merupakan proses aktif dan inventif. Teori interpretif umumnya menyadari bahwa makna
dapat berarti lebih dari apa yang dijelaskan oleh pelaku. Jadi interpretasi adalah suatu
tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinan-kemungkinan makna. Implikasi social
kritis pada dasarnya memiliki implikasi ekonomi dan politik, tetapi banyak diantaranya yang
berkaitan dengan komunikasi dan tatanan komunikasi dalam masyarakat.

Meskipun demikian teoritisi kritis biasanya enggan memisahkan komunikasi dan elemen
lainnya dari keseluruhan system. Jadi, suatu teori kritis mengenai komunikasi perlu
6
melibatkan kritik mengenai masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan kelompok ini
terutama sekali popular di Negara-negara Eropa.Karakteristik umum yang mencirikan teori
ini adalah
1.Penekanan terhadap peran subjektifitas yang didasarkan pada pengalaman individual.

2.Makna merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai
meaning centered.

3.Bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia. Di


samping karakteristik di atas yang menunjukan kesamaan, terdapat juga perbedaan mendasar
antara teori-teori interpretif dan teori-teori kritis dalam pendekatannya. Pendekatan teori
interpretif cenderung menghndarkan sifat-sifat preskriptif dan keputusan-keputusan absolute
tentang fenomena yang diamati. Pengamatan menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang
bersifat tentative dan relative. Sementara teori-teori kritis lazimnya cenderung menggunakan
keputusan-keputusan absolut, preskriptif dan juga politis sifatnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa teori interpretif ditujukan untuk memahami pengalaman
hidup manusia, atau untuk menginterpretasikan makna-makna teks. Sedangkan teori kritis
berkaitan dengan cara-cara di mana kondisi manusia mengalami kendala dan berusaha
menciptakan berbagai metode untuk memperbaiki kehidupan manusia.

7.Teori-teori konvesional dan interaksional.

Teori ini beranggapan bahwa agar komunikasi dapat berlangsung, individu-individu yang
berinteraksi menggunakan aturan-aturan dalam menggunakan lambang-lambang. Bukan
hanya aturan mengenai lambang itu sendiri tetapi juga harus sepakat dalam giliran berbicara,
bagaimana bersikap sopan santun atau sebaliknya, bagaimana harus menyapa dan
sebagainya. Teori ini berkembang dari aliran interactionisme simbolik yang menunjukan arti
penting dari interaksi dan makna. Pokok pikiran teori ini adalah :

1. Kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara,


serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan
simbol. Komunikasi dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society).
2. Struktur sosial dilihat sebagai produk dari interaksi. Interaksi dapat terjadi melalui
bahasa, sehingga bahasa menjadi pembentuk struktur sosial. Pengetahuan dapat
ditemukan melalui metode interpretasi.
7 produk interaksi, karena bahasa dan simbol direproduksi,
3. Struktur sosial merupakan
dipelihara serta diubah dalam penggunaannya. Sehingga focus pengamatannya adalah
pada bagaimana bahasa membentuk struktur social, serta bagaimana bahasa
direproduksi, dipelihara, serta diubah penggunaannya.
4. Makna dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu dari konteks ke konteks. Sifat
objektif bahasa menjadi relatif dan temporer. Makna pada dasarnya merupakan
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karena itu makna dapat
berubah dari waktu ke waktu, konteks ke konteks, serta dari kelompok social ke
kelompok lainnya. Dengan demikian sifat objektivitas dari makna adalah relative dan
temporer.

II.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi teori komunikasi

Menurut Potter dan Perry

1. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang menjadi faktor utama dalam komunikasi. Seseorang dapat
menyampaikan pesan dengan mudah apabila ia memiliki pengetahuan yang luas. Seorang
komunikator yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, ia akan lebih mudah memilih kata-
kata (diksi) untuk menyampaikan informasi baik verbal maupun non verbal kepada
komunikan. Hal ini berlaku juga untuk seorang komunikan. Seorang komunikan dapat
merespon atau menginterpretasikan informasi yang diberikan komunikator dengan baik
apabila ia memiliki pengetahuan. Misalnya seorang akademisi tidak mungkin menggunakan
kata-kata yang intelektual apabila ia menghadapi seorang yang pendidikannya lebih rendah
darinya. Hal tersebut justru menjadi penghambat dalam proses komunikasi.

2. Perkembangan

Perkembangan memiliki dua aspek, yaitu:

 Pertumbuhan manusia

Pertumbuhan dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Bagaimana komunikan


menyikapi informasi yang diberikan komunikator dan bagaimana komunikator
menyampaikan informasi kepada komunikan. Setiap orang memiliki cara masing-masing
untuk menyampaikan informasi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya cara
menyampaikan informasi kepada8 anak balita dengan remaja tentu saja berbeda. Ada cara-cara
tersendiri yang dapat kita sesuaikan dengan pola pikir yang sesuai dengan pertumbuhannya.

 Keterampilan menguasai bahasa


Keterampilan dalam berbahasa ini merupakan salah satu faktor yang sangat terkait
dengan pertumbuhan. Misalnya jika kita menghadapi remaja maka kita lebih baik mengetahui
bahasa-bahasa yang digunakan dalam kesehariannya atau disebut dengan bahasa gaul. Dengan
demikian kita dapat menjalin komunikasi dengan baik. Begitu pula dengan bayi, bayi
memiliki keterampilan bahasa hanya dengan isyarat (non verbal) seperti menangis jika sakit,
haus, atau lapar.

3. Persepsi

Persepsi  adalah suatu cara seseorang dalam menggambarkan atau menafsirkan


informasi yang diolah menjadi sebuah pandangan. Pembentukan persepsi ini terjadi
berdasarkan pengalaman, harapan, dan perhatian. Proses pemahaman manusia terhadap suatu
rangsangan atau stimulus ini dapat memiliki padangan yang berbeda-beda. Selain dapat
menjadi pengaruh baik, persepsi juga dapat menjadi penghambat untuk komunikasi.Misalnya
ada dua orang yang sedang berbicara mengenai “behel”. Seorang berprofesi sebagai dokter
gigi dan seorang lagi berprofesi sebagai pekerja bangunan. Maka mereka memiliki persepsi
yang berbeda tentang “behel”. Si dokter gigi berpersepsi bahwa “behel” adalah alat yang
digunakan untuk merapikan struktur gigi, sedangkan si pekerja bangunan memiliki persepsi
bahwa “behel” adalah besi yang digunakan untuk membuat bangunan.

4. Peran dan hubungan

Peran dan hubungan memiliki pengaruh dari proses komunikasi tergantung dari materi
atau permasalahan yang ingin dibicarakan termasuk cara menyampaikan informasi atau teknik
komunikasi. Komunikator yang belum menjalin hubungan dekat dengan komunikan maka
akan terjadi komunikasi secara formal.Misalnya, dua orang yang bertemu di sekolah baru.
Maka mereka melakukan komunikasi secara formal baik dalam materi maupun teknik
bicaranya. Jika komunikator telah menjalin hubungan dekat dengan komunikan maka materi
dan teknik bicara dalam komunikasi dilakukan secara non formal. Misalnya ketika kita
berbicara kepada sahabat atau keluarga. Biasanya kita lebih terbuka dan tidak formal bahkan
lebih memiliki keragaman dalam berbicara.

5. Lingkungan 9

Lingkungan interaksi memiliki pengaruh dalam komunikasi. Lingkungan yang


nyaman dan kondusif biasanya dapat berpengaruh baik terhadap proses komunikasi. Adapun
faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah sebagai berikut.
 Nilai dan budaya/ adat

Nilai dan budaya/ adat menjadi kacamata yang dijadikan tolak ukur untuk komunikasi
(pantas atau tidak pantas) agar komunikasi terjalin dengan baik. Sebelum berbicara dengan
orang lain, lebih baik kita mengetahui bagaimana latar belakang budaya/ adat yang mereka
anut. Misalnya orang batak yang terbiasa dengan suara keras dan intonasi yang tinggi.
Sedangkan orang jawa terbiasa dengan bahasa yang halus dengan intonasi yang rendah.

 Stimulus Eksternal

Stimulus eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dari luar.


Misalnya kebisingan suara dapat mempengaruhi respon yang kurang baik karena adanya
penurunan indera pendengaran, sehingga dapat menjadi penghambat dalam proses
komunikasi.

 Jarak

Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikasi. Jika


komunikator dan komunikan berjarak cukup jauh maka komunikator akan sulit menciptakan
komunikasi yang baik kepada komunikan. Namun di zaman yang sudah modern ini memiliki
alternatif lain untuk menciptakan komunikasi yang baik, yaitu komunikator dan komunikan
dapat menggunakan komunikasi secara lisan, tulisan, atau media lainnya. Tetapi masih ada
beberapa gangguan atau hambatan yang terjadi ketika memiliki komunkasi jarak jauh.

6. Emosi

Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian tertentu. Emosi
terkadang tidak dapat dikendalikan oleh diri sendiri. Sehingga emosi juga mempengaruhi
proses komunikasi itu sendiri bahkan emosi dapat menjadi hambatan.

7. Kondisi fisik

Kondisi fisik mempunyai peranan yang penting untuk berkomunikasi. Semua indera
memiliki fungsi-fungsi yang digunakan
10 dalam kelangsungan komunikasi.

8. Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam berkomunikasi dapat dilihat dari
gaya berbicara dan interpretasi. Menurut Tannen, kaum perempuan menggunakan teknik
komunikasi untuk mencari konfirmasi, meminimalkan keintiman. Sementara kaum laki-laki
lebih menunjukkan independensi dan status dalam kelompoknya. 

Menurut Scoot M Cultip

1. Kredibilitas

Kredibilitas (credibility) berkaitan dengan hubungan saling percaya antara komunikator


dan komunikan. Komunikator perlu memiliki kredibilitas dimata komunikan, misalnya dalam
hal tingkat keahliannya dalam bidang yang bersangkutan dengan pesan/ informasi yang
disampaikan. 

2.Konteks

Konteks (context) berkaitan dengan situasi dan kondisi dimana komunikasi berlangsung.
Konteks disini terdiri dari aspek yang bersifat fisik (iklim, cuaca); aspek Psikologis aspek
sosial dan aspek waktu. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, komunikator harus
memperhatikan situasi dan kondisi dimana komunikan berada.

3.Konten

Konten (content) berkaitan dengan isi pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan. Isi pesan/ informasi disesuaikan dengan kebutuhan komunikan, misalnya pesan/
informasi mengenai kesehatan janin diberikan kepada ibu-ibu, bukan kepada anak
remaja. komunikasi yang efektif akan dapat dicapai jika konten yang disampaikan
komunikator mengandung informasi/ pesan yang berarti/ penting untuk diketahui oleh
komunikan.

4.Kejelasan

Kejelasan (clarity) dari pesan/ informasi yang disampaikan komunikator sangat penting.
Untuk menghindari kesalahpahaman komunikan dalam menangkap isi pesan/ informasi yang
11
disampaikan komunikator. Kejelasan disini mencapkup kejelasan isi pesan, kejelasam tujuan
yang akan dicapai, kejelasan kata-kata (verbal) yang digunakan, dan kejelasan bahasa tubuh
(non verbal) yang digunakan. 
5.Kesinambungan dan Konsistensi

Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency) pesan/ informasi yang


disampaikan diperlukan agar komunikasi berhasil dilakukan. Pesan perlu disampaikan secara
terus menerus dan konsisten. Pesan yang disampaikan sebelumnya dengan pesan selanjutnya
tidak saling bertentangan. Contohnya informasi mengenai program KB ‘dua anak saja cukup’
dari pemerintah, perlu disiarkan terus menerus melalui berbagai media, agar pesan tersebut
tertanam dan dapat mempengaruhi prilaku masyarakat. 

6.Kemampuan Komunikan

Kemampuan Komunikan (capability of audience) berkaitan dengan tingkat pengetahuan,


dan kemampuan penerima pesan dalam memahami pesan yang disampaikan. Komikator harus
memperhatikan audiensnya, menggunakan bahasa (baik verbal maupun non verbal) yang
sesuai dan dipahami oleh audiens

7.Saluran Distribusi

Saluran distribusi (channels of distribution) berkaitan dengan sarana/ media penyampaian


pesan. Sebaiknya komunikator menggunakan media yang sesuai dan tepat sasaran Misalnya
dengan menggunakan media yang telah umum digunakan komunikan. Dengan begitu,
komunikan tidak bingung dan komunikasi dapat berjalan dengan baik.

12
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Jadi kesimpulan pada makalah ini adalah pada dasarnya teori komunikasi itu sangat
penting bagi kehidupan manusia, komunikasi tanpa didasari dengan teori komunikasi yang
benar akan menambah bingung, Karena pesan yang diampaikan dari komunikator tidak
singkron dengan realita Karena tidak ada kaidah dan teori dalam penyampaian pesan, dan
akan membuat bingung ataupun salah pemahaman bagi komunikan. Dan pada dasarnya
dalam teori komunikasi ini mencangkup banyak hal yang terkandung didalamnya. Jadi tidak
mudah mempelajari dan memahami pelajaran inintanpa buku dan referensi yan akurat. Dari
konteks, tradisi dan prespektif komunikasi dan teori komunikasi, semuanya memiliki teori
teori tersendiri, sehingga kita tidak boleh asal mempelajarinya.

II. Saran

Setelah mempelajari mata kuliah ini, kita sebagai mahasiswa keperawatan harus mampu
memahami teori komunikasi dan faktor yang mempengaruhi teori komunikasi tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ut.ac.id/4413/3/SKOM4204-M1.pdf
Sendjaja,Sasa Djuarsa.2014.Pengantar Ilmu Komunikasi.Tanggerang Selatan:Universitas Terbuka
Daryanto,Drs.2014.Teori Komunikasi.Malang:Penerbit Gunung Samudera
Siyoto,Sandu,Abdul Muhith.2018.Aplikasi Komunikasi Terapeutik Nursing &
Health.Yogyakarta:CV. Andi Offset
http://eprints.ums.ac.id/22086/4/BAB_I.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai