Makalah Iklim Sumbar
Makalah Iklim Sumbar
Klimatologi Regional
Oleh :
Annisa Nolvi Warni
(19136006)
GEOGRAFI (NK)
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Hukum klimatologi regional Indonesia
dengan judul “Iklim di Daerah Sumatera Bagian Barat”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..….
DAFTRA ISI……………………………………………………...………………..……………….
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………...……
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………....…..
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………….…….......
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian…………………………………………...…………………………………...
B. Iklim……………………………………………………………………………………...
C. Pemekaran Provinsi………………………………...……………………………………
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………………..………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di bumi sangat
dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini
yang ditentukan oleh letak geografis. Di Indonesia secara umum kita dapat menyebutnya sebagai
iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Seluruh kepulauan Indonesia yang letaknya
sepanjang khatulistiwa antara 6° LU dan 11° LS dan antara 95° dan 141° BT termasuk daerah
beriklim tropis. Sifat utamanya ialah suhu yang selalu tinggi, tanpa penyimpangan-
penyimpangan yang besar.
Sehingga dalam hal ini dipelajarilah mengenai klimatologi regional Sumatera Barat salah
satunya yaitu mengenai iklim di Sumatera Barat serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
Adapun guna dari mempelajari lebih lanjut mengenai Iklim di Sumatera Barat beserta macam
serta faktor yang dapat memengaruhi iklim di Sumatera Barat yang mana akan berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu hal ini juga berpengaruh pada keadaan
tanah yang menjadi media tumbuh untuk tanaman yang dibudidayakan.
B. RUMUSAN MASALAH
2. BagaimanaWilayah Zom ( Zona Musim) Dan Non Zom di Provinsi Sumatera Barat ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengenal akan macam-macam Iklim di Sumatera Barat
2. Untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang memengaruhi Iklim di Sumatera Barat
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kerugian dan keuntungan adanya Iklim di Sumatera Barat
4. Untuk mengetahui pengaruh Iklim di Sumatera Barat seperti pada aspek Pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Iklim
Pengertian Iklim yaitu:
Keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah yang luas dan dalam kurun waktu
yang lama (25- 30 tahun).
Berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang
membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik ini
tidak terjadi secara sesaan tetapi dalam kurun waktu yang panjang (Kementrian
Lingkungan Hidup, 2001).
Iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara
statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan
keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
Iklim adalah konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer
disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).
Dengan rata-rata curah hujan BMKG membagi daerah Sumatera Barat menjadi zona musim
(ZOM) dan non zona musim (Non ZOM) ditandai dengan mengalami musim hujan sepanjang
tahun.
Daerah non zona Musim ( Non ZOM) yaitu Pasaman Barat, Pasaman, Agam Bagian Barat,
Padang Pariaman, Pariaman, Padang Panjang, Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai.
Sedangkan daerah ZOM meliputi Rao (Pasaman), 50 Kota, Payakumbuh, Bukit Tinggi, Agam
Bagian timur, Tanah Datar, Solok, Sijunjung, Sawahlunto, Dharmasraya, Solok Selatan.
Sumatera Barat sebagai lumbung padi nasional berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan,
hortikultura dan perkebunan pada tahun 2017 dengan produksi padi 2,773,478 ton/tahun dengan
luas panen sekitar 507,545 hektar.
Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim seperti terjadinya perubahan musim dan
kenaikan suhu udara yang akan berpengaruh pada pola tanam, waktu tanam, produksi dan
kualitas hasil.
Fenomena pemanasan global dengan terjadinya peningkatan kejadian cuaca ekstrim yang dapat
menurunkan produksi pertanian antara 5-20 persen menjadi tantangan dalam upaya peningkatan
produksi padi nasional.
Perubahan iklim menurut EPA (Enviromental Protection Agency) adalah perubahan besar yang
terjadi pada iklim bumi yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Pemanasan global
mengacu pada perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan suhu rata-rata atmosfer bagian
permukaan.
Pemanasan global dapat disebabkan dikaitkan akibat aktivitas manusia, khususnya pelepasan
jumlah berlebihan gas rumah kaca seperti gambar.
Temperatur global rata-rata naik sebesar 0.74 derjat celcius selama abad ke-20, daratan lebih
panas dirasakan daripada lautan. Perubahan iklim disebabkan dari aktivitas manusia
(antropogenic) dengan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (C02, NO2, CH4, CFCs) yang
memicu pemanasan global dan kejadian ini berlangsung sejak seratus tahun terakhir.
Laporan WMO Greenhouse Gas Bulletin vol 13 yang dipublish 30 Oktober 2017 tentang gas-gas
rumah kaca hampir seluruh konsentrasi gas-gas rumah kaca mengalami peningkatan. C02 terjadi
peningkatan 145% diasumsikan sebelum revolusi industi tahun 1750 : 278 ppm 2016 sudah
mencapai 403.3 ppm (part per milion).
Berdasarkan tabel diatas gas CH4 yang paling tinggi peningkatannya 257% tahun 1750: 722 ppb
(part per bilion) menjadi tahun 2016 : 1853.2 ppb dan untuk N20 122% tahun 1750 : 270 tahun
2016 menjadi 328.9 ppb.
Perubahan iklim dalam skala luas berarti pergeseran jangka panjang dalam pola cuaca/iklim
dibumi dengan terjadinya peningkatan suhu udara, perubahan pola curah hujan, pergeseran
musim dan kenaikan permukaan laut. Banyak hasil kajian tentang perubahan pola curah hujan di
suatu daerah terdapat daerah yang bertambah basah dan daerah yang semakin kering.
Informasi iklim sangat berguna disektor pertanian salah satunya informasi agroklimat Oldeman
berdasarkan pola tanam berdasarkan jumlah curah hujan, bulan basah dan bulan kering berturut-
turut. Bulan basah didefinisikan Oldeman 1982 jika curah hujan perbulan lebih besar 200
milimeter dan bulan kering kecil dari 100 milimeter. Klasifikasi Informasi agroklimat Oldeman
dapat dijadikan acuan dalam kegiatan produksi pertanian dalam penentuan perencanaan pola
tanam dan kalender waktu tanam ataupun periode tumbuh yang nantinya dapat dimanfaatkan.
Perubahan curah hujan memiliki dampak perubahan klasifikasi agroklimat Oldeman yang akan
berpengaruh terhadap pola tanam tanaman padi di Sumatera Barat.
Data curah hujan telah dikumpulkan di Indonesia lebih dari seratus tahun. Publikasi resmi
pertama data curah hujan dikeluarkan pada tahun 1949 dengan periode 1910-1941. Jaringan
pencatat/pos hujan hampir tersebar diseluruh kecamatan di Sumatera Barat.
Pencatatan curah hujan terus dilaksanakan sampai saat ini oleh instansi yang ditugaskan BMKG,
PU dan Dinas Pertanian. Dampak dari perubahan pola curah hujan di Sumatera barat adalah
terdapatnya banyak daerah-daerah yang semakin kering.
Dari survei lapangan yang dilaksanakan tahun 2017 terdapat daerah yang semakin kering di
Sumatera Barat yaitu : Luhak, Situjuh, Sijunjung, Sukarami, Lima kaum, Lubuk Basung, Padang
laban, Sungai Dareh dan Sungai langsat.
Daerah ini termasuk daerah sentra padi Sumatera Barat. Sawah-sawah tadah hujan sangat terasa
dampak perubahan iklim/curah hujan ini dengan merubah pola tanam padi menjadi menanam
palawija.
Daerah yang merasakan dampak ini adalah Panti, Lima Kaum, Luak dan Situjuh.
Dahulunya petani dapat menanam padi dua atau sekali dalam setahun saat ini banyak lahan-lahan
yang tidak dapat diolah menanam padi karena kurangnya ketersediaan air dan petani mengganti
komoditas tanaman dengan menanam palawija.
Pentingnya Dinas pertanian untuk menggunakan informasi agroklimat dan pengaturan pola
tanam dalam mitigasi danAdaptasi menghadapi dampak perubahan iklim.
Komoditas pangan, serealia ataupun umbi-umbian dan sayur-sayuran masih tetap menjadi
pengganti. Perlunya Adaptasi bagi petani dalam menghadapi iklim yang sudah berubah akan
menentukan keberhasilan nantinya.
Upaya adaptasi dan mitigasi terus dilakukan oleh pemerintah dalam memonitor iklim dalam
mencapai target swasembada padi yang ditetapkan. Kerjasama lintas intansi terus diperkuat dan
BMKG juga senantiasa mengembangkan inovasi dan teknologi untuk penyediaan informasi
iklim yang cepat tepat akurat luas dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Tantangan iklim yang terus berubah, dilain pihak informasi iklim yang belum sepenuhnya
dipahami masyarakat dengan banyaknya istilah teknis. Dilain pihak minimnya pengetahuan
iklim di masyarakat perlu terus didampingi dilapangan oleh para penyuluhnya yang sudah
dibekali pengetahuan iklim.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Sumatera Barat merupakan daerah tropis yang dilalui garis khatulistiwa dengan memiliki
pola curah hujan equatorial.
2. Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim seperti terjadinya perubahan
musim dan kenaikan suhu udara yang akan berpengaruh pada pola tanam, waktu tanam,
produksi dan kualitas hasil.
3. Pemanasan global dapat disebabkan dikaitkan akibat aktivitas manusia, khususnya
pelepasan jumlah berlebihan gas rumah kaca
4. Formasi iklim sangat berguna disektor pertanian salah satunya informasi agroklimat
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Pengertian Iklim. http://google.co.id/. Diakses pada tanggal 31 Juli 2013.
Diantoro, Fefia. Iklim Di Indonesia. http://blog.ub.ac.id/. Diakses pada tanggal 31 Juli 2013.
https://sumbar.antaranews.com/berita/222617/perubahan-iklim-dan-dampaknya-di-sumatera-
barat
https://sumbar.bps.go.id/subject/151/iklim.html