PENDAHULUAN
Stratigrafi adalah cabang ilmu Geoogi yang mempelajari tentang strata suatu lapisan batuan
dengan meninjau aspek kerangka ruang dan waktu. Mata kuliah Stratigrafi ini adalah salah satu
mata kuliah wajib yang harus di tempuh pada proses perkuliahan di jurusan Teknik Geologi,
UniversitasHalu Oleo. Dan kegiatan fieltrip ke Daerah Desa Anduna Kec. Laeya Kab. Konawe
Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara ini adalah salah satu kegiatan untuk menambah wawasan
Ilmu Geologi.
Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan kejadian
(genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu sedangkan dalam arti sempit
bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan
batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok bersistem tersebut diatas dikenal sebagai Satuan
Stratigrafi.
Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang terendapkan secara
Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar kontribusinya terhadap penentuan dan
pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang berumur tua dalam skala waktu geologi.
1.2 Maksud dan Tujuan
perkuliahan (teori) dengan kondisi sebenarnya dilapangan serta menambah wawasan tentang
3. untukmengetahuiumurpadasetiapsingkapanbatuandaerahpenelitian.
Alat dan bahan yang digunakan pada fieldtrip Stratigrafi ini adalah sebagai berikut
arah penggambaran
5. GPS Untuk menentukan titik koordinat
6. Pita meter Untuk mengukur lapisan batuan
telah diambil
1.4 Metode
Metode yang digunakan pada Fieldtrip stratigrafi ini adalah sebagai berikut.
1.5 Letak, waktu dan kesampaian daerah
Waktu keberangkatan fieldtrip Stratigrafi yaitu Jumat sore pukul 16.00 WITA dimulai
dari kendari tepatnya di jurusan teknik geologi menuju Balai Desa Anduna kec.Laeya,kab.
Konawe Selatan dengan jarak tempuh ± 40 KM dengan lama perjalanan sekitar ±1 jam sampai
sungai di Desa Anduna, menempuh waktu sekitar 10 menit dari Camp menuju ke lokasi
Penelitian. Dilokasi penelitian memakan jarak sekitar 2 KM dan lama waktu pengamatan selama
1.6 Manfaat
Manfaat dari diadakannya fieldtrip stratigrafi ini yaitu praktikan mampu mengetahui
kondisi stratigrafi daerah penelitian dan mengetahui prinsip – prinsip stratigrafi daerah
penelitian.
1.7 PenelitianTerdahulu
Adapun nama nama peneliti terdahulu yang telah meneliti didaerah tersebut, adalah
sebagai berikut
1. Endharto, M.dan suruno, 1991. Prelinari study of meluhu complex Related to teranne
formation in sulawesi
2. Hamilton , W. 1979. Tectonic of the Indonesian region .
3. Rusmana,E, Sukido , Sukarna , D.,Hariono, E., Simanjuntak, T.O.1993.keterangan peta
geologi lembar lasususa-kendari, Sulawesi Tenggara Skala 1:250.000
4. Sukamto R., 1975.structural of Sulawesi in the light of plate tectonic .
5. Surono dan Bachri S.,2001. Stratigraphy, Sedimentasi and paleogeographic significane of
the Triassic meluhu formasi,southeast arm of Sulawesi , eastern Indonesia.
6. Suruno , 2013. Geologi lengan tenggara sulawesi
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
Van bemmelen ( 1945 ) membagi lengan tenggara sulawesi menjadi tiga bagian ujung
utara , bagian tengah, dan ujung selatan. Ada lima satuan morfologi pada bagian tengah dan
ujung selatan lengan tenggara sulawesi, yaitu morfologi pegunungan, morfologi perbukitan
a. Morfologi perbukitan
Satuan morfologi pegunungan menempati bagian terluas dikawasan ini, terdiri atas
rumbia yang terpisah di ujung selatan lengan tenggara. Puncak tertinggi pada rangkaian
pegunungan mekongga adalah gunung mekongga yang mempunyai ketinggian 2790 mdpl.
Pegunungan tangkelemboke mempunyai puncak gunung dengan ketinggian 1500 mdpl. Satuan
morfologi ini mempunyai topografi yang kasar dengan kemiringan lereng tinggi. Rangkaian
pegunungan dalam satuan ini mempunyai pola yang hampir sejajar berarah satuan ini
mempunyai pola yang hampir sejajar berarah barat laut tenggara. Arah ini sejajar dengan pola
Satuan pegunungan terutama dibentuk oleh batuan malihan dan setempat oleh batuan
ofiolit. Ada perbedaan khas di antara kedua penyusun batuan ini. Pegunungan yang disusun oleh
batuan ofiolit mempunyai punggung gunung dan lurus dengan lereng relatif lebih rata, serta
kemiringan yang tajam. Sementara itu, pegunungan yang dibentuk oleh batuan malihan,
punggung gunung yang terputus pendek-pendek dengan lereng yang tidak rata walaupun
bersudut tajam.
b. Morfologi perbukitan tinggi
diselatan kendari, satuan ini terdiri atas bukit-bukit yang mencapai ketinggian 500 mdpl dengan
morfologi kasar. Batuan penyusun morfologi ini berupa batuan sedimen klastika mesozoikum
dan tersier.
Morfologi perbukitan rendah melampar luas di utara kendari dan ujung selatan lengan
tenggara sulawesi. Satuan ini terdiri atas bukit kecil dan rendah dengan morfologi yang
begelombang. Batuan penyusun satuan ini terutama batuan sedimen klastika mesozoikum dan
tersier.
d. Morfologi pedataran
Morfologi pedataran rendah dijumpai dibagian tengah ujung selatan lengan tenggara
sulawesi. Tepi selatan dataran wawotobi dan daratan sampara berbatasan langsung dengan
morfologi pegunungan. Penyebaran morfologi ini tampak sangat dipengaruhi oleh sesar geser
mengiri. Kedua sistem ini diduga masih aktif, yang ditujukan adanya torehan pada endapan
aluvial dalam kedua dataran tersebut. Sehingga sangat mungkin kedua daratan itu terus
mengalami penurunan. Akibat dari penurunan ini tertu berdampak buruk pada datarantersebut, di
antaranya pemukiman dan pertanian dikedua daratan itu akan mengalami banjir yang makin
merupakan dataran rendah. Batuan penyusunnya terdiri atas batupasir kuarsa dan konglomerat
kuarsa formasi langkowala. Dalam dataran ini mengalir sungai-sungai yang pada musim hujan
berair melimpah sedang musim kemarau kering. Hal ini disebabkan oleh batupasir dan
konglomerat sebagai dasar sungai masih lepas, sehingga air mudah merembes masuk ke dalam
tanah. Sungai tersebut di antarannya sungai langkowala dan sungai tinanggea. Batas selatan
antara dataran langkowala dan pegunungan rumbiah merupakan tebing terjal yang dibentuk oleh
e. Morfologi Karst
Morfologi karst melempar dibeberapa tempat secara terpisah. Satuan ini dicirikan
perbukitan kecil dengan sungai dibawah permukaan tanah. Sebagian besar batuan penyusun
satuan morfologi ini didominasi oleh batugamping berumur paleogen dan selebihnya
batugamping mesezoikum. Batugamping ini merupkan bagian dari formasi laonti, formai buara
dan bagian atas formasi meluhu. Sebagian dari batugamping penyusun satuan morfologi ini
sudah berubah menjadi marmer perubahan ini erat hubungannya dengan pensesar-naikkan ke
Formasi batuan penyusun peta geologi lembar lainea diuraikan dari termuda sebagai
berikut :
a. Aluvium ( Qa ) terdiri atas lumpur, lempung, pasir kerikil, dan kerakal. Satuan ini
merupakan endapan sungai, rawa dan endapan pantai. Umur satuan ini adalah holosen.
b. Formasi alangga ( Qpa ) terdiri atas konglomerat dan batupasir. Umur dari formasi ini
adalah plistosen dan lingkungan pengendapannya pada daerah darat-payau. Formasi ini
menindih tak selaras formasi yang lebih tua yang masukkedalam kelompok molasa
sulawesi.
c. Formasi buara ( Qi ) terdiri atas terumbu koral, konglomerat dan batupasir. Umur dari
deformasi ini adalah plistosen-holosen dan terendapkan pada lingkungan laut dangkal.
d. Kompleks ultramafik ( Ku ) terdiri atas harzburgit, dunit, wherlit, serpentinit, gabro, basalt,
e. Formasi meluhu ( TRJm ) terdiri atas batupasir kuarsa, serpih merah, batulanau, dan
batulumpur. Dibagian bawah dan persilangan serpih hitam, batupasir, dan batugamping
dibagian atas. Formasi ini mengalami tektonik kuat yang ditandai oleh kemiringan
perlapisan batuan hingga 80 derajat dan adanya puncak antiklin yang memanjang utara
f. Formasi laonti ( TRJt ) terdiri atas batugamping malih, pualam dan kuarsit. Kuarsit, putih
sampai coklat muda, pejal dan keras, berbutir ( granular ), terdiri atas mineral granoblas,
senoblas, dengan butiran dan halus sampai sedang. Batuan sebagaian besar terdiri dari
kuarsa, jumlahnya sekitar 97 %. Oksida besi bercela di antara kuarsa, jumlahnya sekitar 3
g. Kompleks mekongga ( Pzm ) terdir atas sekis, gneiss dan kuarsit. Gneiss berwarna kelabu
sampai kelabu kehijauan, bertekstur heteroblas, xenomorf sama butiran, terdiri dari mineral
granoblas berbutir halus sampai sedang. Jenis batuan ini terdiri atas gneiss kuarsa biotit
Batuaniniberlapisdengankemiringanperlapisa<150 yang
dijumpaimembentukantiklindengansumbuantiklinberarahbaratdayatimurlaut.
Umurformasidiperkirakanpliosendanterendapkanpadalingkunganlautdangkal.
Pada lengan tenggara sulawesi, struktur utama yang terbentuk setelah tumbukan adalah
sesar geser mengiri, termasuk sesar matarombeo, sistem sesar lawanopo, sistem sesar konaweha,
sesar kolaka, dan banyak sesar lainnya serta laniasi. Sesar dan laniasi menunjukkan sepasang
arah utama tenggara- barat laut ( 332 derajat ) dan timur laut barat daya ( 42 derajat ). Arah
tenggara barat laut merupakan arah umum dari sesar geser mengiri dilengan tenggra sulawesi.
Sistem sesar lawanopo termasuk sesar-sesar berarah utama barat laut-tenggara yang
memanjang sekitar 260 Km dari utara malili sampai tanjung toronipa. Ujung barat laut sesar ini
menyambung dengan sesar matano, sementara ujung tenggarannya bersambung dengan sesar
hamilton yang memotong sesar naik tolo. Sistem sesar ini diberi nama sesar lawanopo oleh
hamilton ( 1979 ) berdasarkan lawanopo yang ditorehnya. Analisis stereogarfis orientasi bodin,
Sebagai akibat subduksi dan tumbukan lempeng pada oligosen akhir-miosen awal,
kompleks ofiolit tersesar- naikkan ke atas mintakat benua. Molasa sulawesi yang terdiri atas
batuan sedimen klastik dan karbonat terendapkan selama akhir dan sesudah tumbukan, sehingga
molasa ini menindih tak selaras mintakat benua sulawesi tenggara dan kompleks ofiolit tersebut.
Pada akhir kenozoikum lengan ini di koyak oleh sesar lawanopo dan beberapa pasangannya
Geomorfologi local daerah penelitian terdiri dari satuan pedataran rendah landai
denudasional terhampar secara terpisah di arah utara dan barat daya yang terdiri dari
Satuan pedataran miring bergelombang rendah denudasional melampar luas dari timur
laut sampai bagian barat yang terdiri dari batu pasir dan lempung.
tenggara terhampar sampai barat, terdiri dari litologi batuan ultramafik, konglomerat dan
lempung karbonatan.
Satuan perbukitan tersayat miring denudasional di daerah barat laut dengan
Litologi batupasir . Dan juga terdapat satuan bentang alam Karts.
Stratigrafi lokal daerah penelitian terdiri dari formasi Meluhu yang terdiri dari batupasir
Formasi boepinang terdiri atas lempung pasiran, lempung karbonatan serta batu pasir
Umur formasi diperkirakan pliosen dan terendapkan pada lingkungan laut dangkal.
Formasi alangga terdiri atas konglomerat dan batupasir. Umur dari formasi ini adalah
plistosen dan lingkungan pengendapannya pada daerah darat-payau. Formasi ini menindih tak
selaras formasi yang lebih tua yang masuk kedalam kelompok molasa sulawesi.
serpentinit, gabro, basalt, dolerit Satuan ini diperkirakan berumur kapuryang masukkedalam
oceanic terrain.
2.3 Struktur geoologi local
Struktur geologi lokal daerah penelitian terdiri dari sesar utama lawanopo yang ditandai
dengan kekar berpasangan pada stasiun 1 dan 2 dengan arah tegasan utama N 650E dan N 450E
STUDI KHUSUS
Stasiun 7 pada studi stratigrafi dan geologi desa Anduna, Kecamatan Laeya, Kabupaten
Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara di jumpai litologi berupa serpih dengan arah
penyebaran (strike) S 44° E/87° dan kemiringan lapisan 87°. Menurut hukum stratigrafi yang di
kemukakan oleh Steno bahwa “dalam suatu perlapisan batuan sedimen di endapkan sebelum
terdeformasi di endapkan secara horizontal. Namun, pada stasiun 7 kemiringan lapisannya sudah
mendekati 90°. Hal ini di sebabkan oleh pengaruh struktur yang terjadi pada perlapisan
tersebut.struktur yang bekerja secara berulang dan di control oleh sesar mayor antara lainsesar
mengiri Lawanopo dan sesar geser Palukoro. Dan sesar minor antara lain sesar Kolaka, dan sesar
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan studi stratigrafi dan geologi daerah anduna adalah sebagai
berikut:
1. Perbedaan fisik tiap lapisan ditandai dengan perubahan tekstur dari tiap batuan terkhusus
ukuran butir seperti yang terdapat pada stasiun 7 yang terjadi perselingan antara batu pasir
dan lempung. Perbedaan ini juga dapat dibedakan berdasarkan sifat fisik lainnya.
2. Hubungan ketidakselarasan ini dijumpai pada lapisan konglomerat yang menindih tidak
3. Umur batupasir, batugamping yang ditemukan merupakan batupasir formasi meluhu yang
berumurtrias. Untuk batu lempung karbonatan merupakan formasi Boepinang yang berumur
5.2 Saran
Saran untuk praktikum studi stratigrafi daerah Anduna selepas dari pengumpulan laporan
ini agar asisten tidak lepas mengajarkan kami ilmu geologi yang kami tidak ketahui, dan semoga
asisten bias memberikan masukan jika kami keliru dalam proses perkuliahan baik dalam materi
Sukamto, R. 1975. Structural of Sulawesi In The Light of Plate Tectonic. Dept.of Mineral &
Surono,2013, Geologi Lengan Tenggara Sulawesi, Badan Geologi, Kementrian Energi dan
Surono, dkk.1992.BukuStrikturGeologi.UniversitasMenado
LAMPIRAN