Anda di halaman 1dari 12

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN TEKNIS REKLAMASI PASCA TAMBANG PADA


TAMBANG TERBUKA

Disusun Oleh :
Rizqi Yudistira Wahyu Perdana
11170980000036

Dosen Pengampu :
La Ode Surmalin, M. Si.

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam, salah satunya hasil
tambang (batubara, minyak bumi, gas alam, timah). Di era globalisasi ini, setiap negara
membangun perekonomiannya melalui kegiatan industri dengan mengolah sumber daya alam
yang ada di negaranya. Hal ini dilakukan agar dapat bersaing dengan negara lain dan
memajukan perekonomiannya. Oleh karena itu, banyak perusahaan dari sektor privat maupun
sektor swasta yang mengolah hasil tambang untuk diproduksi.

Kegiatan pertambangan memiliki dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya


antara lain menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, hasil produksi tambang dapat
digunakan untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun pasar internasional, sehingga
hasil ekspor tambang tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi
negara. Industri pertambangan juga dapat menarik investasi asing untuk menanamkan
modalnya di Indonesia sehingga pertambangan adalah industri yang diandalkan pemerintah
Indonesia untuk mendatangkan devisa

Sedangkan dampak negatifnya antara lain, seringkali menyebabkan kerusakan


lingkungan, sehingga menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan
ekosistem yang selanjutnya akan mengancam dan membahayakan lingkungan biotik maupun
abiotik didaerah tersebut.

Dampak positif yang sangat menguntungkan dan menggiurkan membuat perusahaan


tambang terkadang kurang memperhatikan dampak negatif dari kegiatan pertambangan
tersebut. Pengawasan yang ketat dari para atribut negara serta masyarakat sangat penting
demi mengurangi dampak negatif dan menjaga sumber daya alam dari penyimpangan
kegiatan pertambangan. Pembangunan berwawasan lingkungan menjadi suatu kebutuhan
penting bagi setiap bangsa dan negara yang menginginkan kelestarian sumberdaya alam.
Oleh sebab itu, sumberdaya alam perlu dijaga dan dipertahankan untuk kelangsungan hidup
manusia kini, maupun untuk generasi yang akan datang serta (I. Arif, 2007)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Pengertian


Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan
umum,eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

Kemudian perusahaan diwajibkan untuk melakukan reklamasi. Menurut peraturan


ESDM No. 26 Tahun 2018 tentang PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG
BAIK DAN PENGAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATU BARA
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan Usaha Pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

Peraturan yang menentukan kewajiban perusahaan pertambangan yang tertuang dalam


UU no. 4 tahun 2009 pasal 96 ayat tentang Pertambangan Mineral dan Batubara adalah
melakukan reklamasi lahan dan hutan pasca pertambangan. Kewajiban ini kemudian diikat
dengan Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang
pasal 2 ayat 1 yang menyebutkan bahwa pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi
wajib melaksanakan reklamasi, dan pasal 2 ayat 2 yang menyebutkan bahwa IUP Operasi
Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan reklamasi dan pasca tambang.

Dengan demikian apabila perusahaan menaati peraturan akan meminimalisir


kesalahan hukum serta dampak negatif dari kegiatan pertambangan. Kewajiban reklamasi
merupakan solusi atas dampak negatif dari operasi pertambangan baik dalam aspek
lingkungan maupun sosial yang terjadi di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa reklamasi harus dilakukan?


2. Apa dampak yang dihasilkan bila tidak terlaksana reklamasi?
3. Apa metode yang tepat untuk reklamasi tambang terbuka?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sistem dan teknis pelaksanaan reklamasi lahan pasca tambang terbuka
2. Mengetahui metode yang tepat untuk reklamasi tambang terbuka
3. Mengetahui dampak dari tidak terlaksananya reklamasi
4. Menerapkan metode Good Mining Pratice
1.4 Manfaat Penelitian

1. Mengembalikan lahan pasca tambang agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar lahan
pasca tambang.
2. Hasil penelitian diharapkan mampu menjadi rekomendasi cara reklamasi lahan
pascatambang terbuka sehingga dapat berproduktif kembali.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reklamasi


Reklamasi adalah usaha memperbaiki (memulihkan kembali) lahan yang rusak agar
bisa menjadi daerah bermanfaat dan berdaya guna sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan kemampuan yang
mengacu pada penataan lingkungan hidup yang berkelanjutan agar menjadi seperti
keadaan semula.
Reklamasi menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18
Tahun 2008, pasal 1 butir 2 adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat
berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukkannya.
Reklamasi berdasarkan Undang-Undang Minerba No. 4 Tahun 2009 pasal 1 ayat 26,
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
2.2 Landasan Hukum
a. UU No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
peraturan turunannya
b. UU No 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
c. PP No 55/2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan
d. PP No 78/2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang
e. Permen ESDM No 26/2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
f. Kepmen ESDM No 1827/K/30/MEM/2018 tahun 2018, Lampiran VI tentang
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik
Pada UNDANG-UNDANG No. 4 Tahun 2009 “Pertambangan Mineral dan
Batubara”
Pasal 95 berisi yaitu PEMEGANG IUP dan IUPK WAJIB :
1. Menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik;
2. Mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia;
3. Meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara;
4. Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
5. Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan.

PASAL 99 PEMEGANG IUP dan IUPK WAJIB :

1. Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana reklamasi dan
rencana pascatambang pada saat mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi;
2. Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang dilakukan sesuai dengan
peruntukan lahan pascatambang

PASAL 100 PEMEGANG IUP dan IUPK WAJIB :

1. Pemegang IUP dan IUPK wajib menyediakan dana jaminan reklamasi dan
jaminan pascatambang;

2. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dapat


menetapkan pihak ketiga untuk melakukan reklamasi dan pascatambang dengan
dana jaminan tersebut;

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberlakukan apabila pemegang


IUP atau IUPK tidak melaksanakan reklamasi dan pascatambang sesuai dengan
rencana yang telah disetujui.

2.3 Tahapan Reklamasi


Ruang lingkup reklamasi (keputusan menteri kehutanan dan perkebunan No. 149,
tahun 1999) meliputi tahapan kegiatan:
1. Investasi lokasi reklamasi
2. Penetapan lokasi reklamasi
3. Perencanaan reklamasi
a. Penyusunan reklamasi
b. Penyusunan rancangan reklamasi
4. Pelaksanaan reklamasi
a. Penyiapan lahan
b. Pengaturan bentuk lahan (land scaping)
c. Pengadalian erosi dan sedimentasi
d. Pengolahan lapisian olah (top soil)
e. Revegetasi
f. Pemeliharaan
A. Perencanaan Reklamasi
Untuk melaksanakan reklamasi diperlukan perencanaan yang baik, agar dalam
pelaksanaannya dapat tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki, dalam hal ini reklamasi
harus disesuaikan dengan tata ruang perencanaan reklamasi harus sudah disiapkan
sebelum melakukan operasi penambangan dan merupakan program yang terpadu dalam
kegiatan operasi penambangan.
1. Pemerian Lahan/Tinjauan Dari Kondisi Lahan
Pemerian lahan pertambangan merupakan hal yang terpenting untuk
merencanakan jenis perlakuan dalam kegiatan reklamasi, jenis perlakuan
reklamasi dipengaruhi oleh berbagai faktor utama:
a. Kondisi iklim
b. Geologi
c. Jenis tanah
d. Bentuk alam
e. Air permukaan dan air tanah
f. Flora dan fauna
g. Penggunaan lahan
h. Tata ruang dan lain-lain

Untuk lahan data yang dimaksud diperlukan suatu studi lapangan, dari
berbagai faktor tersebut diatas, kondisi iklim terutama curah hujan dan jenis
tanah merupakan faktor yang penting.

2. Pemetaan
Rencana operasi penambangan yang sudah memperhatikan upaya reklamasi
atau sebaliknya dengan sendirinya akan saling mendukung dalam pelaksanaan
kedua kegiatan tersebut, rencana (tahapan pelaksanaan) reklamasi ditetapkan
sesuai dengan kondisi setempat dan rencana kemajuan penambangan, rencana
tahap reklamasi tersebut dilengkapi dengan peta skala 1:1000 atau skala lainnya
yang disetujui, disertai gambar-gambar teknis bangunan reklamasi, selanjutnya
peta tersebut dilengkapi dengan peta indeks dengan skala memadai.
Di dalam peta tersebut digambarkan situasi penambangan dan lingkungan,
misalnya kemajuan penambangan, timbunan tanah penutup, timbunan terak (slag),
penyimpanan sementara tanah pucuk, kolam pengendap, kolam persediaan air,
pemukiman, sungai jembatan, jalan, revegetasi, dan sebagainya serta
mencantumkan tanggal situasi/ pembuatannya.
3. Rencana Desain Reklamasi
Adapun rencana desain yang coba diterapkan adalah reklamasi sistem pot,
pada metode ini dipakai campuran top soil dan pupuk kandang untuk membantu
tanaman tumbuh guna memulihkan tanah disekitarnya. Lahan yang akan
dimanfaatkan dibersihkan, lalu digali sesuai ukuran dan jenis pohon yang akan
ditanam. Kemudian ukuran lubang juga mesti disesuaikan dengan jenis tanaman
yang akan ditanam serta jarak tanam yang di inginkan.
B. Pelaksanaan Reklamasi
Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus segera dimulai sesuai dengan rencana
tahunan pengelolaan lingkungan yang telah disetuju dan harus sudah selesai pada
waktu yang telah ditetapkan, dalam melaksanakan kegiatan reklamasi perusahaan
pertambangan bertanggung jawab sampai kondisi/zona akhir yang telah disepakati
tercapai.
Setiap lokasi penambangan mempunyai kondisi tertentu yang mempengaruhi
pelaksanaan reklamasi, pelaksanaan reklamasi umumnya merupakan gabungan dari
pekerjaan teknik sipil dan teknik vegetasi, pekerjaan teknik sipil meliputi: pembuatan
teras, saluran pembuangan akhir (SPA), bangunan pengendali lereng, check dam, dan
lain-lain yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Pekerjaan teknik vegetasi
meliputi: pola tanam, sistem penanaman (monokultur, multiple croping), jenis
tanaman yang disesuaikan kondisi setempat, tanaman penutup dan lain-lain.
Pelaksanaan reklamasi lahan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan
bentuk tambang (landscaping), pengaturan/penempatan bahan tambang kadar
rendah yang belum dimanfaatkan.
2. Pengendalian erosi dan sedimentasi.
3. Pengelolaan tanah pucuk (top soil)
4. Revegatasi (penanaman kembali) dan pemanfaatan lahan bekas tambang untuk
tujuan lainnya.
C. Persiapan Lahan
1. Pengamatan Lahan Bekas Penambangan
2. Pengaturan Bentuk Lahan
D. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
Defenisi erosi merupakan peristiwa pengikisan tanah, sedimen, dan partikel
lain akibat angin, air, atau es, sedangkan sedimentasi proses pengendapan material
cair atau padat pada suatu lokasi baik itu lahan tambang ataupun daerah luar tambang
dari kondisi lahan yang terganggu yang biasanya terlarut dalam suatu daerah sungai
atau laut.
E. Pengertian Revegetasi
Revegetasi menurut keputusan menteri kehutanan dan perkebunan No. 146
tahun 1999 adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali pada lahan bekas
tambang.
Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan teknis
tanaman, persediaan lapangan, pengadaan bibit/persemaian, pelaksanaan penanaman
dan pemeliharaan tanaman.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode pelaksanaan yang digunakan adalah dengan cara metode pengamatan


langsung dan tidak langsung yang ditunjang oleh beberapa literatur baik buku maupun jurnal
yang berkaitan, serta informasi tambahan berupa pengalaman dari ahli praktisi di lapangan.

A. Persiapan
Tahapan persiapan merupakan tahapan yang berisi kegiatan pendahuluan
sebelum dilakukan kerja praktek. Tahapan ini terbagi ke dalam beberapa tahapan yang
lebih rinci, antara lain:
1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dimaksudkan untuk mengetahui masalah apa yang
akan digunakan, dalam hal ini perumusan masalah akan membantu dalam
kegiatan pengambilan data agar lebih terkontrol.
2. Administrasi
Pengurusan masalah administrasi merupakan pengurusan segala bentuk
perizinan kegiatan kerja praktek kepada pihak-pihak terkait.
3. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengkaji buku-buku teks, jurnal, dan
laporan sebelumnya mengenai pemboran yang mendukung dalam
penulisan laporan hasil ini, termasuk informasi yang didapatkan dari media
internet.
B. Kegiatan Lapangan dan Pengumpulan Data
1. Data primer Data primer adalah data hasil pengamatan yang dilakukan di
lapangan, meliputi pengambilan data yang sifatnya secara langsung di lapangan.
2. Data sekunder Data sekunder adalah data pendukung yang digunakan sebagai
pelengkap, yang meliputi geologi regional daerah penelitian serta topografi dari
lingkungan pertambangan.
C. Tahapan Penyusunan Laporan
Tahapan ini menjadi tahapan akhir dari rangkaian kegiatan kerja praktek, yang mana
keseluruhan data yang telah diperoleh dan diolah, diakumulasikan dan kemudian
dituangkan dalam bentuk laporan hasil sesuai dengan format dan kaidah penulisan
yang telah ditetapkan Program Studi Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

3.2 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu pelaksanaan penelitian ini dapat diatur berdasarkan jadwal perusahaan. Namun jika
diperkenankan, kami mengajukan penelitian ini dilaksanakan pada:

Waktu :

Tempat : PT Berau Coal, Berau, Kalimantan Timur.

Tabel rencana jadwal penelitian :

Kegiatan Tahun 2019


Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Penyusunan
Laporan
Penelitian
Daftar Pustaka

Arif, I. (2007). Perencanaan Tambang Total Sebagai Upaya Penyelesaian Persoalan Lingkungan Dunia
Pertambangan.

http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=609&It. Diakses pada


tanggal 21 Juni 2019 Pukul 18.45

https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/590/jbptunikompp-gdl-muhammadha-29499-8-unikom_m-
i.pdf. Diakses pada 21 Juni 2019 Pukul 20.00

https://jdih.esdm.go.id/peraturan/Peraturan%20Menteri%20ESDM%20Nomor%2026%20Tahun
%202018.pdf. Diakses pada 21 Juni 2019 Pukul 17.00

https://www.academia.edu/19528879/REKLAMASI_TAMBANG-MAKALAH_1. Diakses pada 20 Juni


2019 Pukul 22.00

https://www.academia.edu/30924477/STUDI_TEKNIS_REKLAMASI_LAHAN_PASCA_TAMBANG.
Diakses pada 20 Juli 2019 Pukul 19.15

https://www.kompasiana.com/marinaikasari/5528d386f17e61780e8b457a/dampak-positif-dan-
negatif-industri-pertambangan-di-indonesia. Diakses pada 21 Juni 2019 Pukul 22.00

https://www.kompasiana.com/nikasiusmeki/5529614ff17e61b3678b45a4/reklamasi-paska-
tambang-adalahkewajiban-perusahaan-pemegang-iup. Diakses pada 21 Juni 2019 Pukul
22.05

SASRIBUDASEPTI, D. A. (2013). KARAKTERISASI TANAH PASCA TAMBANG TIMAH SEBAGAI UPAYA


REKLAMASI LAHAN DI BELITUNG.

Anda mungkin juga menyukai