1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: erickpew92@gmail.com
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: bkushari@uii.ac.id
ABSTRACT: This paper reports a comparative analysis of overlay thickness designs using Light
Weight Deflectometer (LWD) data collected from Arso-waris Jayapura from KM 25,000 to KM
28,000. The analysis compares the two methods used to calculate the thickness of the layer,
namely the Bina Marga method 2017 and the AASHTO 1993 method. The results of the design
produced by the 1993 AASHTO method tend to be greater than the Bina Marga 2017 method,
namely. 6 cm with a design traffic of 500,000 CESA, while the AASHTO 1993 method produced
an overlay thickness of 11.1 cm with design traffic of 500,000. Comparison of design concepts,
design parameters, and procedures is explained to explain the differences in the results produced
by the two methods.
Keywords: 1993 AASHTO, 2017 Bina Marga, Light Weight Deflectometer (LWD), overlay
D0 penyesuaian
STA Beban
ke BB
25+000 20.23 1103.51
25+200 20.23 1275.07
25+300 20.23 1724.74
25+400 20.23 1136.81
25+500 20.23 545.90
25+600 20.23 1563.29
Gambar 4. Desain Tebal Overlay
25+700 20.23 1586.71
Berdasarkan grafik yang ditunjukkan oleh
25+900 20.23 1577.07
gambar di atas, maka tebal overlay rata-rata
26+000 20.23 860.06 yang dibutuhkan untuk nilai CESA4 sebesar
26+300 20.23 785.19 500.000 adalah sebesar 60 mm atau 6 cm.
26+600 20.23 652.47 4.2 Metode AASHTO 1993
26+700 20.23 398.16 4.2.1 Analisis Lalu Lintas
26+800 20.23 644.17
Beberapa hal yang harus diperhatikan
26+900 20.23 593.97 dalam perancangan lalulintas dalam
27+100 20.23 392.70 menentukan lalulintas rancangan perlu
854.17 diestimasi volume dan komposisi lalulintas
27+200 20.23
tahun pertama, laju pertumbuhan lalulintas,
27+300 20.23 148.44 distribusi lajur rencana serta besar nilai
27+400 20.23 536.34 Equivalent Single Axle Load (ESAL) selama
27+500 20.23 500.76 umur rencana. Berdasarkan data dari P2JN
Jayapura Papua untuk beban rencana ruas
27+800 20.23 935.15
Jalan Arso – Waris Km 25+000 – 28+000
28+000 20.23 382.23 sebesar 500.000 ESA.
a. Lapis permukaan : D1 = 8 cm
D0 Rata-rata = 867 µm = 3,1496 inci
Standar Deviasi = 462 µm a1 = 0,4
Koefisien Variasi = 0,55 b. Lapis pondasi atas : D2 = 15 cm
Untuk 98% keterwakilan, f = 2 = 5,9055 inci
D0wakil = D0rata-rata + f × Standar Deviasi a2 = 0,14
= 867 + 2 × 462 c. Lapis pondasi bawah : D3 = 20 cm
= 1790 µm = 7,8740 inci
= 1,8 mm a3 = 0,11
Lengkung lendutan wakil = 252 µm ᵙ 0,25
mm
Selanjutnya, desain tebal overlay rata-rata
yang diperlukan diperoleh dengan
menggunakan grafik yang ditunjukkan pada
Gambar 4 berikut ini.
4.2.2. Analisis Tebal Overlay 4.2.2.2 Analisis Kapasitas Struktural dan
Perhitungan Kebutuhan Tebal
4.2.2.1 Analisis Perhitungan MR dan Ep
Overlay
Perhitungan nilai MR dilakukan pada setiap
SNf adalah kapasitas struktural perkerasan
titik pengukuran lendutan. Lendutan yang
berdasarkan lalu lintas dimasa mendatang.
mencerminkan nilai MR tanah dasar adalah
Nilai SNf dihitung dengan melakukan iterasi
lendutan yang diukur cukup jauh dari pusat
dengan besaran yang ditetapkan seperti
beban. Jarak Geophone terhadap pusat beban
Reliability (R) untuk jalan arteri antar kota
berturut-turut yaitu 0 cm; 20 cm; 90 cm. Pelat
sebesar 95% sehingga didapat standar deviasi
beban yang digunakan dalam pengukuran
(ZR) sebesar -1,645, Overall standart
defleksi mempunyai jari-jari sebesar 15 cm
deviation (So) adalah 0,45, MR hasil dari data
atau 5,906 inci. Menurut AASHTO 1993,
lendutan LWD, Nilai ∆PSI dimana initial
nilai modulus resilien tanah dasar untuk
serviceability (Po) sebesar 4,2, terminal
perencanaan diperoleh dengan mengoreksi
serviceability (Pt) sebesar 2 dan indeks
modulus resilien tanah dasar dengan faktor
permukaan jalan hancur (Pf) sebesar 1,5.
koreksi 0,33. Sedangkan perhitungan balik
Angka struktural efektif perkerasan (SNeff)
untuk mencari nilai Ep dilakukan dengan cara
merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas
coba-coba sampai diketahui nilai Ep yang
struktural perkerasan. AASHTO 1993
menghasilkan besar do yang sama dengan
menyatakan bahwa kapasitas struktural
defleksi terukur di lapangan. Pada lapisan
perkerasan merupakan fungsi dari tebal total
aspal panas diperlukan penyesuaian nilai
dan kekakuan keseluruhan dari perkerasan.
defleksi sesuai dengan temperatur standar
Untuk hasil perhitungan nilai SNf, nilai SNeff
20°C (68°F). Hasil perhitungan selengkapnya
dan tebal overlay dapat dilihat pada Tabel 6.
disajikan dalam Tabel 5.