Anda di halaman 1dari 7

COVER

LIBERALISME DAN SOSIALISME SEBAGAI PERJUANGAN MORAL

A. Tinjauan Historis
1. John Locke dan Milik Pribadi
Menurut Locke, manusia memiliki tiga hak kodrat yaitu : " life, freedom, and
property". Yang paling penting adalah hak atas milik karena kehidupan dan
kebebasan kita miliki juga. Pekerjaan adalah legitimasi setiap milik. Manusia
menginvvestasikan tenaga kerjanya dalam suatu hal dan dengan demikian hal itu
dilepaskan dari keadaan tidak bertuan dan menjadi pemilik si pekerja itu.

2. Adam Smith dan Pasar Bebas


Adam Smith memerangi " merkantilisme " yang menandai inggris pada waktu
itu: peraturan dan regulasi berlebihan tentang perdagangan yang banyak
dikeluarkan oleh pemerintah inggris. Dengan menerima pasar bebas, Smith juga
menerima kompetisi sebagai cara yang efisien untuk mewujudkan kebebasan
dibidang ekonomi.

3. Marxisme dan Kritiknya


Marxisme merupakan ajaran sosial-ekonomi-politik yang sangat kompleks
dan tidak mudah untuk disingkatkan tanpa mengorbankan cukup banyak unsur
yang sebenarnya hakiki juga. Marxisme sebagai kritik atas teori liberalistis
tentang milik yang juga merupakan usaha untuk menyajikan suatu alternatif.
Usaha itu meliputi dua aspek :
 Aspek Ilmiah : Ilmu pengetahuan selalu berbicara tentang hukum-hukum
tetap dan atas dasar hukum-hukum itu dapat dilakukan prediksi, artinya kita
dapat meramalkan apa yang akan terjadi, jika beberapa syarat terpenuhi.
 Aspek Etis : kapitalisme tidak saja adalah suatu sistem yang terbukti akan
sirna, tetapi juga merupakan sistem yang harus ditolak karena tidak
manusiawi, karena mengeksploitasi dan memperbudak manusia.

Marxisme menolak kepemilikan pribadi atas kapital, sebab yang memiliki


kapital dengan sendirinya memiliki juga sarana-sarana produksi.

B. Pertentangan dan Perdamaian Liberalisme dan Sosialisme


a. Liberalisme
Inti pemikiran: tekanannya pada kebebasan individual. Negara harus menjaga
agar para warganya beserta miliknya tetap dalam keadaan aman sehingga tidak
akan terjadi tindakan yang meresahkan masyarakat. Selain itu negara memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada warganya untuk menjalankan kebebasannyan
sendiri.
Pasar bebas adalah pengertian pokok bagi pemikiran liberalistis dibidang
ekonomi. Relasi-relasi ekonomis harus berjalan menurut hukum penawaran-
permintaan. Keadaan ekonomi paling baik akan tercapai bila mekanisme pasar
bisa menentukan segala-galanya.

b. Sosialisme
Jika liberalisme menempatkan individu diatas masyarakat, maka sosialisme
menempatkan masyarakat diatas individu. Sosialisme memandang manusia
sebagai makhluk sosial atau sebagai sesama yang hidup bersama orang lain.
Liberalisme lebih cenderung melihat manusia sebagai individu yang mempunyai
kebebasan masing-masing.
Masyarakat yang diatur secara liberalistis ditandai egoisme, sedangkan
masyarakat yang diatur secara sosialistis ditandai solidaritas atau kesetiakawanan.
Kalau liberalisme menekankan hak atas milik pribadi, maka sosialisme ingin
mengatur lembaga milik sedemikian rupa sehingga dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat.
 Sosialisme Komunitis
Sosialisme Komunitis menolak milik pribadi. Yang tidak boleh menjadi milik
pribadi adalah sarana-sarana produksi, seperti tanah dan pabrik. Sarana-sarana
produksi ini harus menjadi milik koletif untuk seluruh masyarakat. Dengan
amat tepat sistem ekonomi komunis sering disebut sebagai planned economy (
ekonomi berencana ). Di negara-negara komunis, ekonomi direncanakan
dengan ketat dari atas. Harga jual, besarnya gaji atau upah, volume produksi,
dan semua faktor ekonomi lain dikomando oleh pemerintah. Ekonomi
Komunitis adalah kebalikan dari sistem ekonomi pasar bebas.

 Sosialisme Demokratis
Sosialisme Demokratis juga menempatkan masyarakat diatas individu.
Berbeda dengan komunisme, mereka tidak bersedia mengorbankan sistem
pemerintahan demokratis yang mereka anggap sebagai sebuah perolehan
modern yang sangat berharga. Salah satu program bagi pemerintah sosialistis
adalah nasionalisasi industri yang penting artinya indusrti yang dibutuhkan
oleh industri lain, dan dilain pihak industri yang menguasai hajat orang
banyak.

Usaha sosialisme demokratis yang lain adalah memperbaiki kesejahteraan


kaum pekerja melaui perundang-undangan sosial. Kesejahteraan dan keselamatan
kerja ditingkatkan. Ditentukan syarat-syarat untuk memberhentikan para pekerja.
Ditentukan upah minimum. Dibangun sistem jaminan sosial untuk mereka yang
sudah tidak bisa bekerja lagi karena sakit atau sudah tua. Welfare state yang
modern sebagian besar dihasilkan oleh perjuangan sosialisme demokratis.

c. Kekuatan dan Kelemahan


1. Kekuatan Liberalisme adalah bahwa milik pribadi diakui sebagai cara penting
untuk mewujudkan kebebasan pribadi.
2. Kelemahan Liberalisme utama adalah bahwa mereka kurang memperhatikan
nasib kaum miskin dan orang kurang beruntung dalam perjuangan hidup,
seperti kaum buruh dalam masyarakat berindustri.
3. Kekuatan Sosialisme adalah mereka menemukan dimensi transindividual dari
milik. Milik selalu mempunyai suatu fungsi sosial dan tidak pernah boleh
dibatasi pada kepentingan pribadi saja.
4. Kelemahan Sosialisme adalah kenyataannya bahwa ekonomi yang
direncanakan dari atas ternyata tidak bisa berhasil. Jika barang yang dimiliki
bersama, tanggungjawab kurang dirasakan.

d. Menuju Perdamaian
Sosialisme gagal karena harus mengakui keunggulan sistem ekonomi pasar
bebas. "Ekonomi perencanaan pusat - sosialisme total - disertai absensi segala
kontrol demokratis, menghasilkan inefisiensi, salah urus, sikap acuh tak acuh,
kemalasan, kekosongan motivasi, hambatan-hambatan birokratis, dan korupsi
yang semakin melumpuhkan semua sektor perekonomian".
Cina sepenuhnya menjalankan sistem ekonomi pasar bebas dan sesudah
perjuangan panjang selama 15 tahun pada November 2001 secara resmi diterima
sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tetapi, Cina tidak
meninggalkan komunisme dan penguasaan oleh partai komunis. Disitu reformasi
ekonomis tidak disertai reformasi politik dengan menerima sistem pemerintahan
demokratis. Secara ideologi politik Cina sekarang mengandung kontrakdiksi
besar: komunisme yang mempraktekkan kapitalisme, sebab ekonomi dijalankan
secara kapitalis, tetapi komunisme dipertahankan sebagai kerangka birookratif-
administratif dibidang pemerintahan. Keadaan aneh ini mereka sebut sebagai
pragmatisme.
Sosialisme demokratis belum mati, tetapi banyak mengalami kesulitan dan
sebenarnya kehilangan arah. Nasionalisasi industri penting sudah dicoret dari tema
pokok program pemerintahan sosialis-demokratis karena perusahaan yang
dinasionalisasi terbukti tidak efisien.
Serentak juga sosialisme berhasil karena negara-negara industri modern sudah
menjadi welfare state atau negara kesejahteraan. Negara kesejahteraan
mewujudkan sebuah gagasan etis yang selalu sudah menggerakan sosialisme,
yaitu perhatian untuk kaum buruh dan mereka yang kecil serta sial dalam
perjuangan hidup. Semua orang yang tidak mempunyai pendapatan sendiri -
karena sakit, menganggur, berumur tua - berhak untuk mendapatkan tunjangan
sosial.
Sistem negara kesejahteraan bisa dilihat sebagai koreksian sosial atas akibat-
akibat negatif ekonomi pasar bebas. Jaminan sosial yang terwujud dalam negara-
negara kesejahteraan itu tentu merupakan sistem yang sangat bagus. Negara
kesejahteraan pun diliputi banyak kesulitan dan sistemnya tetap rapuh karena
sangat kompleks.
Diantara kesulitan uyang merongrong negara kesejahteraan modern secara
khusus dapat disebut yang berikut ini :

 Dalam negara kesejahteraan tanggungjawab pribadi para warga negara


banyak berkurang. Semuanya ditanggung oleh negara, mengapa orang harus
memikirkan lagi masa depannya.
 Negara kesejahteraan sebetulnya dibangun atas solidaritas antara angkatan
kerja dan mereka yang tidak bekerja lagi, tetapi dengan adanya negara
kesejahteraan, solidaritas tradisional hilang dalam negara itu.
 Kesulitan terbesar yang mengancam kelangsungan negara kesejahteraan
adalah pembiayaannya. Susunan masyarakat di negara industri sering
menyerupai piramida terbalik sehingga kesulitan pembiayaan di tahun-tahun
mendatang bertambah terus.
 Sistem negara kesejahteraan mudah disalahgunakan. Banyak karyawan pura-
pura sakit dan gaji mereka dibayar terus. Kalau menganggur, banyak orang
memilih terus menerima tunjangan penganggur daripada mencari pekerjaan
baru.
 Kesulitan tambahan adalah bahwa negara-negara kesejahteraan semakin
digerogoti oleh pencari suaka politik dari luar negari. Kalau diterima, mereka
itu langsung berhak mendapat tunjangan penganggur dan fasilitas jaminan
sosial lainnya sehingga meningkatkan terus meningkatkan terus beban negara
tersebut.

Liberalisme juga mengalami hal serupa, gagal tapi serentak juga berhasil.
Liberalisme kalah karena harus meninggalkan prinsip dasarnya, yaitu laissez faire
atau non-intervensi dari negara. Dengan adanya welfare state campur tangan
negara dalam bidang sosial-politik justru menjadi sangat besar.

Liberalisme boleh mencatat juga kemenangan gemilang, yaitu diakuinya


keunggulan sistem ekonomi pasar bebas. Ekonomi pasar bebas menjalankan
fungsi koordinasi yang melebihi kepandaian pemerintah apa pun.

C. Kapitalisme dan Demokratisasi


Beberapa kali sudah disinggung tentang "Kapitalisme". Kapitalisme disini kita
mengerti sebagai prakktek ekonomi dan sekaligus sebagai sistem sosial yang ditandai
oleh adanya kelas, yaitu kelas kapitalis dan kelas proletar. Ideologi dibelakang
kapitalisme adalah liberalisme, yang dapat menjelaskan tiga unsur hahikinya:
 Lembaga milik pribadi
 Pencarian untung
 Kompetisi dalam sistem ekonomi pasar bebas
Modal penggerak bagi sistem kapitalisme adalah akumulasi kapital. Melalui cara
berproduksi industri, modal dimanfaatkan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya,
yang kemudian diinvestasikan lagi dalam usaha produksi sehingga dapat
menghasilkan kekayaan yang lebih besar lagi, dan seterusnya.

Demokratisasi dalam ekonomi yang dijalankan secara kapitalistis di negara-


negara industri Barat merupakan fenomena yang sangat menarik. Pertama, sistem
pemerintahan demokratis berhasil mengoreksi beberapa akses kapitalisme. Kedua,
antagonisme antara kelas-kelas seperti dimengerti oleh marxisme, dalam sistem
pemerintahan demokratis cukup teratasi. Ketiga, pemilikan sarana produksi yang
semakin merata.

D. Etika Pasar Bebas


David Gauthier pernah mengemukakan pendapat bahwa pasar yang sempurna
tidak membutuhkan moralitas. Dalam situasi itu tidak dibutuhkan ditegakannya
rambu-rambu moral karena kepentingan-kepentingan pribadi masing-masing orang
secara sempurna sesuai dengan kepentingan sosial seluruh masyarakat. Moralitas
baru diperlukan bila pasar gagal atau mempunyai kekurangan-kekurangan.
Pentingnya etika terutama terdampak pada pada dua segi: Pertama,dari segi keadilan
sosial, supaya kepada semua peserta dalam kompetesi di pasar, diberikan kesempatan
yang sama. Kedua, dalam konteks pasar bebas etika sangat dibutuhkan jaminan agar
kompetesi berjalan baik dari sudut moral. Semua peserta dalam pasar bebas harus
berlaku dengan fair. Hal itu berarti bahawa di sini kejujuran merupakan tuntutan etis
yang sangat penting. Dalam bisnis, mutual benefit sering menjadi suatu nilai etis yang
kusus: kedua bela pihak memperoleh manfaat dengan kegitan bisnis.
Dirumuskan secara negatif, dapat dikatakan bahwa kompetesi dalam bisnis tidak
boleh merugikan orang lain. Dengan mengakibatkan kerugian yang dimaksudkan
melakukan sesuatu terhadap seseorang atau mengambil sesuatu dari seseorang,
melawan kehendaknya.

Anda mungkin juga menyukai