A. Tinjauan Historis
1. John Locke dan Milik Pribadi
Menurut Locke, manusia memiliki tiga hak kodrat yaitu : " life, freedom, and
property". Yang paling penting adalah hak atas milik karena kehidupan dan
kebebasan kita miliki juga. Pekerjaan adalah legitimasi setiap milik. Manusia
menginvvestasikan tenaga kerjanya dalam suatu hal dan dengan demikian hal itu
dilepaskan dari keadaan tidak bertuan dan menjadi pemilik si pekerja itu.
b. Sosialisme
Jika liberalisme menempatkan individu diatas masyarakat, maka sosialisme
menempatkan masyarakat diatas individu. Sosialisme memandang manusia
sebagai makhluk sosial atau sebagai sesama yang hidup bersama orang lain.
Liberalisme lebih cenderung melihat manusia sebagai individu yang mempunyai
kebebasan masing-masing.
Masyarakat yang diatur secara liberalistis ditandai egoisme, sedangkan
masyarakat yang diatur secara sosialistis ditandai solidaritas atau kesetiakawanan.
Kalau liberalisme menekankan hak atas milik pribadi, maka sosialisme ingin
mengatur lembaga milik sedemikian rupa sehingga dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat.
Sosialisme Komunitis
Sosialisme Komunitis menolak milik pribadi. Yang tidak boleh menjadi milik
pribadi adalah sarana-sarana produksi, seperti tanah dan pabrik. Sarana-sarana
produksi ini harus menjadi milik koletif untuk seluruh masyarakat. Dengan
amat tepat sistem ekonomi komunis sering disebut sebagai planned economy (
ekonomi berencana ). Di negara-negara komunis, ekonomi direncanakan
dengan ketat dari atas. Harga jual, besarnya gaji atau upah, volume produksi,
dan semua faktor ekonomi lain dikomando oleh pemerintah. Ekonomi
Komunitis adalah kebalikan dari sistem ekonomi pasar bebas.
Sosialisme Demokratis
Sosialisme Demokratis juga menempatkan masyarakat diatas individu.
Berbeda dengan komunisme, mereka tidak bersedia mengorbankan sistem
pemerintahan demokratis yang mereka anggap sebagai sebuah perolehan
modern yang sangat berharga. Salah satu program bagi pemerintah sosialistis
adalah nasionalisasi industri yang penting artinya indusrti yang dibutuhkan
oleh industri lain, dan dilain pihak industri yang menguasai hajat orang
banyak.
d. Menuju Perdamaian
Sosialisme gagal karena harus mengakui keunggulan sistem ekonomi pasar
bebas. "Ekonomi perencanaan pusat - sosialisme total - disertai absensi segala
kontrol demokratis, menghasilkan inefisiensi, salah urus, sikap acuh tak acuh,
kemalasan, kekosongan motivasi, hambatan-hambatan birokratis, dan korupsi
yang semakin melumpuhkan semua sektor perekonomian".
Cina sepenuhnya menjalankan sistem ekonomi pasar bebas dan sesudah
perjuangan panjang selama 15 tahun pada November 2001 secara resmi diterima
sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tetapi, Cina tidak
meninggalkan komunisme dan penguasaan oleh partai komunis. Disitu reformasi
ekonomis tidak disertai reformasi politik dengan menerima sistem pemerintahan
demokratis. Secara ideologi politik Cina sekarang mengandung kontrakdiksi
besar: komunisme yang mempraktekkan kapitalisme, sebab ekonomi dijalankan
secara kapitalis, tetapi komunisme dipertahankan sebagai kerangka birookratif-
administratif dibidang pemerintahan. Keadaan aneh ini mereka sebut sebagai
pragmatisme.
Sosialisme demokratis belum mati, tetapi banyak mengalami kesulitan dan
sebenarnya kehilangan arah. Nasionalisasi industri penting sudah dicoret dari tema
pokok program pemerintahan sosialis-demokratis karena perusahaan yang
dinasionalisasi terbukti tidak efisien.
Serentak juga sosialisme berhasil karena negara-negara industri modern sudah
menjadi welfare state atau negara kesejahteraan. Negara kesejahteraan
mewujudkan sebuah gagasan etis yang selalu sudah menggerakan sosialisme,
yaitu perhatian untuk kaum buruh dan mereka yang kecil serta sial dalam
perjuangan hidup. Semua orang yang tidak mempunyai pendapatan sendiri -
karena sakit, menganggur, berumur tua - berhak untuk mendapatkan tunjangan
sosial.
Sistem negara kesejahteraan bisa dilihat sebagai koreksian sosial atas akibat-
akibat negatif ekonomi pasar bebas. Jaminan sosial yang terwujud dalam negara-
negara kesejahteraan itu tentu merupakan sistem yang sangat bagus. Negara
kesejahteraan pun diliputi banyak kesulitan dan sistemnya tetap rapuh karena
sangat kompleks.
Diantara kesulitan uyang merongrong negara kesejahteraan modern secara
khusus dapat disebut yang berikut ini :
Liberalisme juga mengalami hal serupa, gagal tapi serentak juga berhasil.
Liberalisme kalah karena harus meninggalkan prinsip dasarnya, yaitu laissez faire
atau non-intervensi dari negara. Dengan adanya welfare state campur tangan
negara dalam bidang sosial-politik justru menjadi sangat besar.