NIM : 1711123007
KELAS : B/THP
Pada dasarnya dapat digunakan suhu oven 70 - 155°C, namun secara umum pada suhu 105°C,
dengan waktu bervarhasi 1 - 6 jam.
Untuk bahan berupa cairan , perlu dikeringkan terlebihdahulu diatas penangas air, agar tidak
terjadi crush karena suhu pemanasan.
Kemudian metoda ini juga dapat menggunakan oven vakum untuk mempercepat penguin air
debgan memanfaatkan tekanan rendah dan suhu yang relative rendah pula , sehi ngga
kandungan bahan pangan tetap terjaga.
Berikut cara pengolahan datanya dengan rumus
Metoda Distilasi
Metoda destilasi menggunakan prinsip Menguapkan air dengan zat pembawa yang
mempunyai titik didih Iebih tinggi di- banding air, tidak dapat bercampur dengan
air, bobot jenis Iebih kecil dari pada air
Metoda ini cocok untuk yang berkadar air rendah dan mengandung pula senyawa yang
mudah menguap; namun untuk sampel bahan sangat kering kadang perlu sedikit
dilembabkan dengan sejumlah air yang diketahui pasti jumlahnya sebelum didestilasi.
Metoda Kimiawi
Metoda ini menggunakan prinsip menitrasi air dalam sampel dengan iodin (terjadi
reduksi iodin oleh SO2 karena adanya air). Agar reaksi dapat berlangsung baik
maka ditambahkan piridin dan metanol serta indikator metilen biru. Titrasi diakhiri
bila timbul warna hijau.
Sehingga metoda ini cocok digunakan bahan bahan yang memiliki kandugan air yang
rendah sehingga sangan besar kemungkinan memberikan hasil yang salah jika
menggunakan pemanasan , contoh nya yaitu kakao , kopi bubuk dll
Prinsip penentuan kadar abu kering yaitu , dengan menghaluskan bahan hingga 40
mesh kmudian ditimbang 2-5 gr dan di keringkan dengan oven suhu 110ºC
kemudian di arangkan dengan suhu 200-300ºC kemudian diabu kan dengan tanur
dengan suhu 500 -600 ºC
Unsur yang tepat dianalisa dengan serapan atom (atomic absorption): Be, Co, Cu, Zn,
Mo, Ag, Cd, Sb, Pr, Au, Hg, Pb, Bi
Unsur yang tepat dianalisa dengan pancaran nyala (flame ionization) : Li, Na, K, Rb, Cs,
Sr, Ce.
Unsur yang dapat dianalisa dengan serapan atom maupun pancaran nyala : Ca, Mn,
Fe, Zr, Al, Sn, Pd, Cr
C. ANALISA LEMAK
LEMAK merupakan bahan organik dalam jaringan tanaman dan atau hewan yang
bersifat larut dalam pelarut non-polar. lemak dapat diextraksi dari jaringan dengan
pelarut tersebut, selanjutnya pelarut diuapkan dan residu lemak ditentukan dengan
gravimetri (penimbangan bobotnya).
Metoda Babcock
Prinsip : Sampel yang berminyak/berlemak tinggi didigesti dengan asam sufat
pekat panas, maka proteinnya akan mengendap, hancur, dan larut dalam fase air,
sedang minyak/lemak akan terpisah dari bagian berair tersebut dan berada di
lapisan atas. Banyaknya minyak dapat diukur dengan botol yang berskala volume.
Metoda ini praktis untuk penentuan kadar minyak secara cepat untuk sampel-
sampel berupa ikan, produk susu, daging, dIIj (Untuk menentukan lemak kasar).
Metoda Mojonnier
Prinsipnya : Minyak/lemak dibebaskan dari sampel dengan perlakuan
menggunakan ammonium hidroksida (NH4OH) dan ethanol , kemudian dilarutkan
dalam campuran dietil eter-petroleum eter. Lapisan eter didekantasi, dimasukkan
dalam cawan aluminium, eter diuapkan, dan cawan berisi minyak ditimbang
Metoda Soxhlet
Prinsipnya : minyak/lemak diextraksi dari jaringan yang sudah dikeringkan
menggunakan pelarut ether (dietil eter atau petroleum eter) dalam alat extraksi
Soxhlet. Untuk sampel yang berlemak tinggi sehingga menggumpal, perlu
dicampur dengan pasir murni yang telah ditimbang. Extraksi sebaiknya dilakukan
minimal sampai 20 x sirkulasi pelarut. Selanjutnya solven diuapkan dan residu
minyak/lemak ditentukan dengan penimbangan.
Metoda Folch
Prinsipnya : Sampel biasanya jaringan tubuh hewan,- dihancurkan (dikecilkan
ukurannya) kemudian diextrak menggunakan pelarut campuran khloroform-
metanol (2:1). Selanjutnya pelarut diuapkan dan lemak ditentukan dengan
penimbangan.
D. ANALISI KADAR PROTEIN
Analisa Total Nitrogen: Makro Kjeldahl
total nitrogen unsure dalam sampel , dengan asumsi adanya senyawa nitrogen selain
nitrogen dalam smpel yang dapat diabaikan . kebanyakan bahan mengandung nitrogen
sebanyak 16 %
jadi prinsipnya yaitu : bila sampei didigesti dengan cara pendidihan dalam asam
sulfat pekat, unsur C dan H akan habis menjadi CO2 dan H20 sedangkan unsur N
akan tereduksi jadi garam (NH4)2SO4 dalam lart. as.sulfat
PERHITUNGAN ;
E. ANALISIS KARBOHIDRAT
SAMPEL
CAWAN DITIMBANG
HASIL
B. KADAR ABU
TUJUAN
untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis
bahan yang digunakan, dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan
makanan.
DIAGRAM ALIR
SAMPEL DIMASUKAN
HASIL
C. ANALISA PROTEIN
Prinsip : didasarkan pada penentuan kadar protein yang terdalam dalam bahan
pangan ,kandungan nitrogen yang di peroleh di kalikan dengan 6,25 sebagai
angka konversi menjadi nilai protein.
DIAGRAM ALIR
TUNGGU HINGGA
LARUTAN BERUBAH
WARNA
DIDINGINKAN
HASIL
DESTRUKSI
ALAT DESTILASI DISIAPKAN
CORONG DITUTUP
LAKUKAN DESTILASI
HASIL