Anda di halaman 1dari 12

Tafsir Hermeneutik PL: “Nehemia 2: 1 – 1

A. Latar belakang

1. Umum

Nehemia adalah orang Yehuda, tetapi pada saat itu ia ada di istana raja di puri Susan, dan
menjabat sebagai juru minuman Raja (Nehemia 1:11b). Kota ini ada di luar wilayah Kanaan,
dan ada di bawah kekuasaan raja kafir. Nehemia adalah orang yang saleh, penuh doa dan
bergantung pada Allah. Ia tidak takut pada apapun, kecuali Allah. Ia menasihati orang-orang
Yahudi agar tidak menyerah pada rencana jahat musuh-musuh mereka. Ciri lain dari
kesalehan Nehemia yang menonjol ialah inisiatif dan semangat yang menandai misinya. Rasa
bersatu dengan bangsanya mendorong Nehemia untuk segera bertindak. Ia menaruh perhatian
kepada hal-hal praktis dan mempertimbangkan situasi dengan cermat sebelum bertindak.
[1] Nehemia adalah orang yang tegas, tetapi tidak pernah memaksa. Ia perhatian kepada
kaumnya, sampai bersedia mengorbankan kepentingannya sendiri. Pandangannya tentang
komunitas mencakup pria maupun wanita.

Israel masuk ke dalam pembuangan pada tahun 722 BCE, dan Yehuda menyusul masuk ke
dalam pembuangan pada tahun 587 BCE. Misi Nehemia ke Yehuda mendapat kewenangan
dari perlindungan takhta Persia, sebagaimana misi Zerubabel pada tahun 538 BCE, dan Ezra
458 BCE. Pada saat itu, Nehemia masih hidup dalam pembuangan, dan ia hidup ditengah-
tengah orang kafir. Penunjukan Nehemia sebagai gubernur provinsi Yehuda memberi dia
kesempatan untuk berhubungan dengan para pembesar di wilayah-wilayah tetangga dan
dengan pemimpin komunitas Yahudi yang bakal diajak bertindak. Meskipun sudah hampir
satu abad setelah orang Yahudi kembali dari pembuangan di Babel, mereka tetap hidup
sebagai bangsa yang hancur, suatu keadaan yang dilambangkan dengan kehancuran tembok
disekeliling Yerusalem, pusat mereka. Pada awal kitab ini, kita mendapati memoir Nehemia.
Nehemia sedang berada di Susan, tempat tinggal musim dingin Raja Artahsasta, yang
dilayaninya. Ia bertemu dengan sekelompok orang Yahudi, dengan alasan yang tidak jelas.
Mungkin mereka memohon bantuan takhta Persia atau kepada Nehemia, atau bisa juga
mereka sedang dalam urusan perjalanan rutin dalam wilayah kekaisaran dan sekaligus sebgai
jalinan komunikasi informal antara orang Yahudi di Yehuda, maupun orang Yahudi di tempat
lain. Di antara rombongan itu, ada adik dari Nehemia, yang bernama Hanani. Tidak
dijelaskan secara rinci, apakah Hanani merupakan saudara kandung Nehemia atau bukan.
Kabar dari Yehuda itu sangat buruk dan menyedihkan hatinya.  Nehemia mengajak
komunitas Yahudi di Yerusalem untuk mengakui hubungan antara kota dengan diri mereka,
untuk menghadapi situasi secara jujur dan menetapkan penilaian yang jelas, untuk bertindak
secara konstruktif. Ia meyakinkan mereka bahwa usaha itu jelas merupakan panggilan Allah
dan juga mendapat dukungan dari Kaisar. Dan bangsa itu menjawab dengan sepenuh hati.
Musuh-musuh Nehemia juga beraksi, seperti Gesyem: memimpin orang Arab, menguasai
wilayah seberang Yordan, Edom, dan Neget (sebelah selatan dan tenggara Yehuda).[2] Ada
juga Sanbalat dan Tobia. Sanbalat adalah bupati Samaria, sikapnya ini pastinya karena alasan
politik, karena Samaria tidak lagi mengatur Yehuda.[3]

Dalam beberapa buku yang saya baca, dijelaskan bahwa ada kaitan antara kitab Ezra-
Nehemia, dan antara kedua kitab ini dengan Tawarikh. Ezra dan Nehemia adalah pembaharu
yang hidup sezaman pada periode pembuangan. Seperti saudara-saudara setanah air mereka
yang lebih dulu, yaitu Hagai dan Zakharia, mereka mempunyai pelayanan yang saling
melengkapi di Yerusalem, baik yang bersifat fisik maupun yang rohani. Ezra, seorang imam
dan ahli Kitab yang mahir dalam hukum Musa, sangat diingat karena pembacaan Taurat yang
dilakukannya di hadapan masyarakat pasca pembuangan dan kebangunan rohani yang
diakibatkan oleh pembacaan tersebut (Neh. 8:1-12). Sedangkan Nehemia sangat terkenal
karena kemampuan administratifnya yang ditunjukan dalam mengorganisir masyarakat yang
kembali itu, untuk memperbaiki dan membangun kembali sebagian besar tembok Yerusalem
yang dihancurkan oleh orang Babel pada tahun 587 BCE. Ezra dan Nehemia datang ke
Yerusalem dari Susan selama masa pemerintahan Artahsasta I (464-424 SM), dan kedua-
dunya adalah orang yang terhormat di kalangan istana Persia. Nehemia telah dijelaskan
diatas, sebagai juru minuman Raja, sedangkan Ezra karena ia berasal dari keturunan Lewi,
maka ia bertugas sebagai sekretaris atau penasihat untuk urusan orang-orang Yahudi dalam
kabinet kerajaan (Ezra 7:1-6).[4] Perjalanan Nehemia ke Yerusalem tidak dijelaskan secara
rinci, tetapi ada dua hal signifikan yang kontras dengan perjalanan Ezra (2: 9-11). Pertama, ia
memiliki surat dari raja ke gubernur dari satrapy Ebir-nari. Isinya selain mengizinkan dia ke
Yehuda, mereka juga menunjukkan bahwa ia telah diangkat menjadi Gubernur provinsi
Yehuda. Ini menjelaskan mengapa ia diterima dengan baik di Yerusalem meskipun tidak ada
yang tahu misinya (2:12), dan itu menjelaskan mengapa Sanbalat dan Tobia mencurigai
kedatangan Nehemia. Mereka tidak akan khawatir jika seseorang hanya datang dan
mengunjungi kerabat, tetapi mereka telah mendengar atau diberi surat resmi tentang kantor
Nehemia, mereka akan melihat dia sebagai saingan yang berpotensi. Hal yang menarik kedua
tentang perjalanan Nehemia adalah bahwa ia memiliki penjaga bersenjata untuk
menemaninya, sedangkan Ezra tidak memiliki penjaga. Dalam kasus ini, situasi Nehemia
terlihat lebih realistis dibandingkan dengan Ezra.[5]

Ezra dan Nehemia merupakan satu kitab dalam Perjanjian Lama Ibrani. Pandangan dari
mayoritas di antara para ahli Alkitab dewasa ini, menghubungkan gabungan Kitab Ezra-
Nehemia dengan penulis Tawarikh dari masa pasca pembuangan, karena dianggap bahwa
penyusun kitab-kitab Tawarikh juga menyunting kitab Ezra-Nehemia.[6] II Tawarikh 36: 22-
23 merupakan suatu kolofon, atau tulisan penutup, yang mensyaratkan ayat-ayat pembukaan
dari Ezra 1:1-2. Jelaslah bahwa kitab Ezra dan Nehemia merupakan suatu kesatuan. Baik
dalam kitab Ibrani, maupun dalam terjemahan Septuaginta. Kitab Tawarikh – Ezra- Nehemia
membicarakan sejarah yang dimulai dari Adam sampai dengan abad kelima BCE. Satu kitab
yang patut diberi nama ‘kitab Tawarikh-Raja’.[7]suatu kolofon, atau tulisan penutup, yang
mensyaratkan ayat-ayat pembukaan dari Ezra 1:1-2. Karena adanya hubungan ini, sampai
akhir abad kedua puluh, para sarjana modern umumnya mengasumsikan bahwa, penulis
umum untuk kitab Tawarikh, Ezra, dan Nehemia adalah “The Chronicler”. Namun, baru-baru
ini, bagaimanapun, kesepakatan telah berkembang di kalangan sarjana bahwa kitab Tawarikh,
tidak memiliki penulis yang sama dengan kitab Ezra dan Nehemia, dan mereka
menggunakan “The Chronicler” hanya untuk penulis kitab Tawarikh. Salah satu alasan untuk
penilaian ilmiah ini adalah perbedaan bahasa, gaya, dan isi. misalnya, penulis kitab Tawarikh
ini tidak peduli dengan perkawinan dari orang-orang Yahudi, seperti penulis kitab Ezra-
Nehemia. Juga sikap penulis kitab Tawarikh terhadap bekas kerajaan utara Israel jauh lebih
sedikit antagonis dibandingkan dengan kitab Ezra-Nehemia.[8]

Garis besar Kitab Nehemia:

 Nehemia 1:1 – 7:5 : memoir


 Nehemia 7:6 – 73 : daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan (hampir
identik dengan yang di Ezra 2).
 Nehemia 8:1 – 12:26 : upacara pembaharuan, melakukan sensus terhadap penduduk
Yerusalem dan daftar lainnya.
 Nehemia 12:27 – 13:31: kelanjutan dari memoir Nehemia.

2. Spesifik
Begitu mutlaknya kekuasaan raja pada zaman itu, sehingga tampil bersedih di hadapan raja
bisa berakibat pemecatan atau kematian. Dalam menghadapi masalah bangsanya, Nehemia
masih tetap mempertahankan ketenangan, dan memperlihatkan keberaniannya untuk
mengemukakan penyebab kesedihannya dengan kata-kata biasa. Raja Artahsasta cukup arif
untuk mengerti, bahwa ada permintaan di balik uraian Nehemia itu.[9] Pengangkatan
Nehemia sebagai Gubernur Yehuda (dari tahun kedua puluh sampai pada tahun ketiga puluh
dua pemerintahan Artahsasta), ini mencakup pemisahan Yehuda dan Samaria. Ada bukti
bahwa tidak lama sebelum Nehemia menjadi gubernur, terjadi pemberontakan yang dipimpin
oleh Megabyzos (wakil raja dari seberang barat sungai). Justru pengangkatan itu dinilai
sebagai tindakan yang bijaksana dari raja Artahsasta. Ia menjadikan Yehuda sebagai kekuatan
yang merdeka, dengan mengangkat gubernur yang setia pada raja.[10] Tindakan pertama
Nehemia setelah tiba adalah untuk menyelinap keluar dari kota pada malam hari untuk
menilai keadaan dinding (2: 12-16).[11] Meskipun ini adalah alasannya untuk datang ke
Yerusalem, ia tampaknya tidak mengatakan kepada siapa pun. Penyelidikannya secara diam-
diam ini, memberikan kepadanya pengenalan situasi yang benar dan dengan demikian
menjadikannya mampu menghadapi tiap perlawanan dari para musuhnya seperti, Gesyem,
Sanbalat, dan Tobia.[12]

3. Tafsiran

Ayat 1.

(HOT) (KJV) TB LAI


‫ ויהי בחדׁש ניסן ׁשנת עׂשרים‬And it came to pass in the Pada bulan Nisan tahun
‫ לארתחׁשסתא המלך יין לפניו‬month Nisan, in the twentieth kedua puluh pemerintahan
‫ ואׂשא את־היין ואתנה למלך‬year of Artaxerxes the raja Artahsasta, ketika
‫ולא־הייתי רע לפניו׃‬ king, that wine was before menjadi tugasku untuk
him: and I took up the wine, menyediakan anggur, aku
and gave itunto the king. Now mengangkat anggur dan
I had not been in his presence. menyampaikannya kepada
raja. Karena aku kelihatan
sedih, yang memang belum
pernah terjadi di hadapan
raja,
Tafsiran: Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta: Bulan :
penanggalan Ibrani kuno mulai dihitung dari musim rontok. Ada 4 nama bulan yang disebut
dalam PL : Etanim, Bul, Abib, Ziw. Sesudah masa pembuangan, maka penanggalan Babel
mengambil alih, yang mulai dihitung dari bulan Maret: Nisan, Iyar, Siwan, Tamus, Ab, Elul,
Tisyri, Markhesywan, Kislew, Tebet, Syebat, Adar.  Nisan (‫ )ניסן‬: bulan pertama dalam
penanggalan Babel (Maret/April). Raja Artahsasta: hampir semua sarjana modern setuju
bahwa ini adalah Artahsasta I, yang menanggalkan kegiatan Nehemia di Yerusalem dari 445-
433 BCE. ia kembali dari ibukota Persia ke Yerusalem untuk misi kedua (Neh 13:6). itu tidak
bisa Artaxerxes IV, yang pemerintahannya hanya berlangsung selama dua tahun. Raja
Artahsasta I adalah Raja ke-5 di dalam Kekaisaran Persia (465-424 BCE), menggantikan
Raja Ahasyweros, yang memimpin dari (486-465 BCE).[13]ketika menjadi tugasku untuk
menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Kata
‘ku, aku’: menunjuk kepada Nehemia. Menyediakan, mengangkat, dan menyampaikan
anggur: ini merupakan tugas dari a cupbearer atau juru minum raja. Karena aku kelihatan
sedih : Sedih (‫ – )רע‬Sad: perasaan yang berduka, bersusah hati.

Ayat 2.

(HOT) (KJV) TB LAI

Wherefore the king said unto bertanyalah ia kepadaku:


‫ ויאמר לי המלך מדוע פניך‬me, Why is thy countenance “Mengapa mukamu muram,
‫ רעים ואתה אינך חולה אין זה‬sad, seeing thou art not sick? walaupun engkau tidak sakit?
‫ כי־אם רע לב ואירא הרבה‬this isnothing elsebut sorrow Engkau tentu sedih hati.”
‫מאד׃‬ of heart. Then I was very sore Lalu aku menjadi sangat
afraid, takut.
Tafsiran: bertanyalah ia kepadaku: Kata “Ia”, menunjuk kepada raja Artahsasta I. Dan kata
“ku”, ialah Nehemia sendiri. “Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit?
Engkau tentu sedih hati.”: muka muram: tidak terang cahayanya; kurang bercahaya; suram;
buram,  tidak berseri; tidak kelihatan bergembira; sedih. Lalu aku menjadi sangat takut: kata
“aku” menunjuk kepada Nehemia. Seperti telah dijelaskan di latar belakang, bahwa tampil
bersedih di hadapan raja bisa berakibat pemecatan atau kematian.

Ayat 3.
(HOT) (KJV) TB LAI

Jawabku kepada raja:


And said unto the king, Let the
“Hiduplah raja untuk
king live for ever: why should
selamanya! Bagaimana
‫ ואמר למלך המלך לעולם יחיה‬not my countenance be sad,
mukaku tidak akan muram,
‫ מדוע לא־ירעו פני אׁשר העיר‬when the city, the place of my
kalau kota, tempat
‫חרבה‬ ‫אבתי‬ ‫ בית־קברות‬fathers’
pekuburan nenek moyangku,
‫וׁשעריה אכלו באׁש׃‬ sepulchres, lieth waste, and
telah menjadi reruntuhan
the gates thereof are
dan pintu-pintu gerbangnya
consumed with fire?
habis dimakan api?”
Tafsiran: Jawabku kepada raja: Nehemia menjawab pertanyaan dari Raja Artahsasta I
(pertanyaan dari ayat 2). “Hiduplah raja untuk selamanya!: kata ‘selamanya’ berarti abadi,
berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, tanpa batasan. Kalimat ini merupakan sebuah
pujian sekaligus doa bagi raja Artahsasta, biasa digunakan oleh pelayan-pelayan istana raja,
maupun orang biasa. Dengan maksud untuk mengambil hati raja. Agar permohonan atau
perkataan yang keluar dari mulutnya sekiranya didengar oleh raja. Bagaimana mukaku tidak
akan muram: kata ‘muram’: Plural (tapi selalu digunakan sebagai tunggal) dari kata benda
yang tidak terpakai (‫ ּפנה‬pâneh, paw-neh); wajah; digunakan dalam berbagai macam aplikasi
(secara harfiah dan kiasan). kalau kota, , tempat pekuburan nenek moyangku, : kota/tempat
ialah hunian tempat tinggal. kota yang dimaksud ialah Yehuda. Pekuburan:  ‫קברה‬  
makam. telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?:
reruntuhan  ( ‫ חרב‬chârêb) : runtuhan barang yg telah roboh (rusak, dirusakan, jatuh, dsb);
sisa-sisa bangunan yg rusak; puing; runtuhan-runtuhan. Habis dimakan api: habis berarti
tidak ada yang tersisa. Hanya puing atau reruntuhannya saja. Dimakan api berarti karena
suatu  kebakaran atau dibakar.

Ayat 4.

(HOT) (KJV) TB LAI

Then the king said unto me, Lalu kata raja kepadaku: “Jadi,
  ‫ויאמר לי המלך על־מה־זה‬
For what dost thou make apa yang kauinginkan?” Maka
‫אתה מבקׁש ואתפלל אל־אלהי‬
request? So I prayed to the aku berdoa kepada Allah
‫הׁשמים׃‬
God of heaven. semesta langit,
Tafsiran: Lalu kata raja kepadaku: Raja Artahsasta menjawab atau menanyakan sesuatu
kepada Nehemia. “Jadi, apa yang kauinginkan?”: raja menanyakan kemauan
Nehemia. Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit,:  Desakan hati pertama yang selalu
terbit dalam diri Nehemia ialah berdoa. Sebelum menjawab pertanyaan raja, ia memanjatkan
doa kepada Allah memohon pertolongan dan hikmat. Salah satu di antara sekian peristiwa di
kitab itu ketika Nehemia berdoa secara spontan kepada Allah. Waktu yang dimilikinya sangat
singkat, namun ia tetap menjadikan Allah sebagai kekuatan yang tidak tertandingi.

Ayat 5.

(HOT) (KJV) TB LAI

And I said unto the king, If it


kemudian jawabku kepada
please the king, and if thy
raja: “Jika raja menganggap
‫ ואמר למלך אם־על־המלך טוב‬servant have found favour in
baik dan berkenan kepada
‫ ואם־ייטב עבדך לפניך אׁשר‬thy sight, that thou wouldest
hambamu ini, utuslah aku ke
‫אל־עיר‬ ‫אל־יהודה‬ ‫ תׁשלחני‬send me unto Judah, unto
Yehuda, ke kota pekuburan
‫קברות אבתי ואבננה׃‬ the city of my fathers’
nenek moyangku, supaya aku
sepulchres, that I may build
membangunnya kembali.”
it.
Tafsiran: kemudian jawabku kepada raja:masih di dalam percakapan dengan Artahsasta,
nehemia mengutarakan keinginan hatinya. “Jika raja menganggap baik dan berkenan
kepada hambamu ini: kata ‘menganggap’ berarti memandang sbg; berpendapat bahwa.
Berkenan- sesuatu yang baik di mata raja. Hambamu: menegaskan posisi Nehemia di mata
raja Artahsasta, sebagai seorang juru minum. utuslah aku ke Yehuda: utuslah ( ‫ ׁשלח‬:
shâlach)- Send (KJV):  mengirim, memerintahkan untuk pergi. Kata ‘aku’, menunjuk kepada
Nehemia. supaya aku membangunnya kembali.: kata ‘nya’ dalam membangunnya
menunjuk kepada Yehuda. Membangun: (‫ )ּבנה‬bânâh : untuk membangun (secara harfiah dan
kiasan): – (mulai) membangun, membuat, perbaikan, memperbaiki. Dalam hal ini,
membangun kembali tembok kota Yehuda/ Yerusalem.

Ayat 6.

(HOT) (KJV) TB LAI


‫ ויאמר לי המלך והׁשגל יוׁשבת‬And the king said unto me, Lalu bertanyalah raja
kepadaku, sedang permaisuri
(the queen also sitting by duduk di sampingnya:
him,) For how long shall thy “Berapa lama engkau dalam
‫אצלו עד־מתי יהיה מהלכך ומתי‬
journey be? and when wilt perjalanan, dan bilakah
‫תׁשוב וייטב לפני־המלך ויׁשלחני‬
thou return? So it pleased engkau kembali?” Dan raja
‫ואתנה לו זמן׃‬
the king to send me; and I berkenan mengutus aku,
set him a time. sesudah aku menyebut suatu
jangka waktu kepadanya.
Tafsiran: Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di
sampingnya:Artahsasta mengajukan pertanyaan kembali kepada Nehemia. Saat itu,
Artahsasta sementara ditemani oleh isterinya   (‫)ׁשגל‬  shêgâl: permaisuri. Permaisuri ini adalah
Damaspia. Dengan mengingat kesaksian Ester, mungkin permaisuri ini ikut mempengaruhi
Artahsasta agar mengabulkan permohonan orang Yahudi ini. “Berapa lama engkau dalam
perjalanan: perjalanan (‫מהלך‬  mahălâk): perjalanan dari Persia ke Yerusalem, Yehuda. dan
bilakah engkau kembali?:  bilakah (‫ מתי‬mâthay)- when (KJV): kapan Nehemia akan kembali
ke Persia. Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu
kepadanya. Waktu (‫ זמן‬zemân) : seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau
keadaan berada atau berlangsung. Mungkin waktu yang singkat, yang kemudian diperpanjang
lagi; sebab Nehemia tetap tinggal di Yerusalem selama dua belas tahun (5:14) dan sesudah itu
kembali kepada raja selama beberapa tahun (13:6).

Ayat 7.

(HOT) (KJV) TB LAI

Berkatalah aku kepada raja:


Moreover I said unto the “Jika raja menganggap baik,
‫ ואומר למלך אם־על־המלך טוב‬king, If it please the king, let berikanlah aku surat-surat
‫ אגרות יתנו־לי על־פחוות עבר‬letters be given me to the bagi bupati-bupati di daerah
‫עד‬ ‫יעבירוני‬ ‫אׁשר‬ ‫ הנהר‬governors beyond the river, seberang sungai Efrat, supaya
‫אׁשר־אבוא אל־יהודה׃‬ that they may convey me mereka memperbolehkan aku
over till I come into Judah; lalu sampai aku tiba di
Yehuda.
Tafsiran: berikanlah aku surat-surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai
Efrat:  Surat-surat kepada pemerintahan di barat dan kepada Asaf (ayat 8) yang diserahkan
raja kepada Nehemia mungkin juga menyebutkan pengangkatannya sebagai bupati Yehuda.
Dikeluarkannya surat-surat ini beserta wewenang untuk membangun kembali Yerusalem dan
tembok-temboknya, hampir dapat dipastikan merupakan ketetapan untuk memulihkan dan
membangun kembali Yerusalem. supaya mereka memperbolehkan aku lalu sampai aku
tiba di Yehuda: memperbolehkan: mengizinkan.

Ayat 8.

(HOT) (KJV) TB LAI

And a letter unto Asaph the Pula sepucuk surat bagi Asaf,
keeper of the king’s forest, pengawas taman raja, supaya
that he may give me timber to dia memberikan aku kayu

‫ ואגרת אל־אסף ׁשמר הפרדס‬make beams for the gates of untuk memasang balok-balok
‫ אׁשר למלך אׁשר יתן־לי עצים‬the palace pada pintu-pintu gerbang di
‫הבירה‬ ‫את־ׁשערי‬ ‫ לקרות‬which appertainedto the benteng bait suci, untuk
‫העיר‬ ‫ולחומת‬ ‫ אׁשר־לבית‬house, and for the wall of the tembok kota dan untuk
‫ ולבית אׁשר־אבוא אליו ויתן־לי‬city, and for the house that I rumah yang akan kudiami.”
‫המלך כיד־אלהי הטובה עלי׃‬ shall enter into. And the king Dan raja mengabulkan
granted me, according to the permintaanku itu, karena
good hand of my God upon tangan Allahku yang murah
me. melindungi aku.
Tafsiran: Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja: Taman raja. Bahasa Ibrani
aslinya secara harafiah berarti taman atau kebun buah-buahan. supaya dia memberikan aku
kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait suci: balok-
balok ialah batang kayu yg telah dirimbas, tetapi belum dijadikan papan; untuk dijadikan
tiang-tiang rumah, dalam kasus Nehemia, untuk diletakan pada pintu-pintu gerbang di
benteng bait suci. Benteng: bangunan tempat berlindung atau bertahan (dari serangan
musuh). Dan raja mengabulkan permintaanku itu: mengabulkan : meluluskan (permintaan,
doa, dsb); mengiyakan. karena tangan Allahku yang murah melindungi aku: karena Allah
selalu penuh kasih dan melindungi Nehemia.

Ayat 9.
(HOT) (KJV) TB LAI

Maka datanglah aku kepada


Then I came to the governors bupati-bupati di daerah
  ‫ ואבוא אל־פחוות עבר הנהר‬beyond the river, and gave seberang sungai Efrat dan
‫ ואתנה להם את אגרות המלך‬them the king’s letters. Now menyerahkan kepada mereka
‫ ויׁשלח עמי המלך ׂשרי חיל‬the king had sent captains of surat-surat raja. Dan raja
‫ופרׁשים׃‬ the army and horsemen with menyuruh panglima-panglima
me. perang dan orang-orang
berkuda menyertai aku.
Tafsiran: Maka datanglah aku kepada bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat dan
menyerahkan kepada mereka surat-surat raja: dalam perjalanannya, Nehemia membawa
surat yang telah disetujui oleh Artahsasta. Surat ini sekaligus sebagai pemberitahuan atas
pengangkatan Nehemia sebagai Gubernur Yehuda. Dan raja menyuruh panglima-panglima
perang dan orang-orang berkuda menyertai aku: Kedudukan Nehemia sebagai pejabat
resmi mengharuskan adanya pengawalan militer. Pasukan ini tetap berada di Yerusalem
untuk mengawal dan melindungi Nehemia

Ayat 10.

(HOT) (KJV) TB LAI

When Sanballat the


Ketika Sanbalat, orang Horon,
Horonite, and Tobiah the
dan Tobia, orang Amon,
  ‫ ויׁשמע סנבלט החרני וטוביה‬servant, the Ammonite,
pelayan itu, mendengar hal
‫ העבד העמני וירע להם רעה‬heard of it, it grieved them
itu, mereka sangat kesal
‫ גדלה אׁשר־בא אדם לבקׁש‬exceedingly that there was
karena ada orang yang
‫טובה לבני יׂשראל׃‬ come a man to seek the
datang mengusahakan
welfare of the children of
kesejahteraan orang Israel.
Israel.
Tafsiran: Ketika Sanbalat, orang Horon, dan Tobia, orang Amon, pelayan itu:Diketahui
bahwa Sanbalat pernah menjabat gubernur di Samaria. Tobia adalah seorang Yahudi yang
atas nama Sanbalat menjadi gubernur di Amon. Karena itu Tobia disebut “pelayan”. Orang
Horon: Suatu wilayah Kanaan. Nama ini berarti ‘rumah Hauron’ (dewa orang Kanaan dari
dunia bawah). Amon: Sebuah suku Aram yang pada abad 12 mulai menetap di dekat hulu
sungai Yabok. Di situ mereka mengusir atau memusnahkan penghuni aslinya. Ibu kotanya
adalah Raba. mereka sangat kesal karena ada orang yang datang mengusahakan
kesejahteraan orang Israel:‘kesal’ (‫ רעה‬  râ‛âh): buruk atau yang jahat (secara alami atau
moral). ketidaksenangan, distress. Nehemia memakai gaya bahasa ironi untuk
menggambarkan sikap mereka. sikapnya ini pastinya karena alasan politik, karena Samaria
tidak lagi mengatur Yehuda.

4. Kesimpulan

Kesedihan Nehemia yang tampak di hadapan raja menimbulkan pertanyaan yang penting
yang membuat Nehemia mengajukan permohonan izin untuk pergi ke Yerusalem agar dapat
membangun kembali tembok-temboknya. Raja bukan hanya mengabulkan permohonan ini,
namun juga permohonan Nehemia berupa surat-surat pengantar bagi para penguasa di barat
dan juga akan bahan-bahan bangunan untuk membangun pintu-pintu gerbang bagi kota,
istana dan kubu pertahanan di Yerusalem. Maksud penulis dalam menyampaikan cerita ini
ialah untuk melengkapi catatan sejarah pasca pembuangan, yang diawali dalam kitab Ezra,
dan untuk menunjukan hal apa saja yang Allah lakukan, demi umat-Nya, melalui
kepemimpinan yang saleh dari Nehemia, selama tahap ketiga dari pasca pembuangan.

** Keterangan Singkatan:

1. HOT: Hebrew Old Testament (Tanach)


2. KJV: King James Version

[1] Dianne Bergant dan Robert J. Karris, “Tafsir Alkitab Perjanjian Lama”,  (Yogyakarta:
Kanisius,  2002), 369.

[2] Ibid., 372.

[3] “Tafsiran Alkitab Masa Kini: Kejadian-Ester”, (Jakarta: Gunung Mulia, 1976), 660.

[4] Andrew E. Hill, dan John H. Walton, “Survei Perjanjian Lama”, (Malang: Gandum Mas,
2008), 367.

[5] Lester L. Grabbe, “Old Testament Readings”, (Routledge: 1998), 40.


[6] Andrew E. Hill, dan John H. Walton, “Survei Perjanjian Lama”, (Malang: Gandum Mas ,
2008), 368.

[7] D.C. Mulder, “Pembimbing kedalam Perdjandjian Lama”, (Jakarta: BPK, 1963), 237.

[8] Michael D. Coogan, “The Old Testament: A Historical and Literary Introduction to the
Hebrew Scriptures”, (New York: Oxford University Press, 2011), 369.

[9] “Tafsiran Alkitab Masa Kini: Kejadian-Ester”, (Jakarta: Gunung Mulia, 1976), 660.

[10] Ibid.

[11] Lester L. Grabbe, “Old Testament Readings”, (Routledge: 1998), 40.

[12] Ibid.

[13] Michael D. Coogan, “The Old Testament: A Historical and Literary Introduction to the
Hebrew Scriptures”, (New York: Oxford University Press, 2011), 348.

Daftar  Pustaka

1. Bergant, Dianne dan Karris, Robert J. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta:


Kanisius, 2002.
2. Hill, Andrew E., dan Walton, John H. Survei Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas,
2008.
3. Grabbe, Lester L. Old Testament Readings. Routledge, 1998.
4. Mulder, D.C. Pembimbing kedalam Perdjandjian Lama. Jakarta: BPK, 1963.
5. Coogan, Michael D. The Old Testament: A Historical and Literary Introduction to the
Hebrew Scriptures. New York: Oxford University Press, 2011.
6. Tafsiran Alkitab Masa Kini: Kejadian – Ester. Jakarta: Gunung Mulia, 1976.

Anda mungkin juga menyukai