Anda di halaman 1dari 7

IAS 7

Statement of Cash Flows

Mengatur cara menyajikan informasi ke laporan arus kas tentang kas dan setara kas suatu perusahaan
selama periode tertentu.

Setara kas adalah investasi jangka pendek, sangat likuid yang mudah di konversikan ke jumlah uang
tunai yang telah diketahui dan resiko perubahan nilainya tidak signifikan.

Dari arus kas periode tertentu berubah menjadi arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan. Maksudnya:

 Aktivitas operasi adalah aktivitas dari penghasilan pendapatan utama dari entitasnya dan
aktivitas lain yang bukan investasi atau aktivitas pendanaan.

Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi menggunakan 2 metode yaitu:

o Metode langsung, artinya mengungkapkan kelompok utama dari penerima kas dan
pembayaran kas.
Contoh: penjualan, beban pokok penjualan, pembelian dan manfaat pensiun.
o Metode tidak langsung, artinya laba atau rugi disesuaikan dengan efek transaksi yang
bersifat non-tunai, setiap penangguhan atau akrual penerimaan / pembayaran kas operasi
dan item-item pendapatan atau beban yang terkait dengan investasi atau pembiayaan arus
kas. Disesuaikan juga dengan laba dan rugi periode berjalan dengan:
 Pengaruh dari transaksi nonkas
 Pendapatan dan beban yang masih harus diterima, serta pendapatan dan beban
diterima di muka
 Arus kas dari investasi dan pendanaan
Entitas disarankan unutk menggunakan metode langsung karena memberikan tambahan
informasi yang dapat berguna unutuk mengestimasi arus kas mendatang.
Contoh
Metode Langsung
Dalam rupiah
Arus kas dari aktivitas operasi 2008
Penerima kas dari pelanggan Rp1.000.000
Pembayaran kas kepada pemasok (700.000)
Pembayaran kas kepada karyawan (100.000)
Kas yang dihasilkan dari operasi 200.000
Bunga yang dibayarkan (30.000)
Pajak penghasilan yang dibayarkan (20.000)
kas dari aktivitas operasi Rp150.000
Metode Tidak Langsung
Dalam rupiah
Arus kas dari aktivitas operasi 2008
Laba sebelum pajak Rp1.000.000
Penyesuaian atas:
Depresiasi 60.000
Penghasilan dari investasi 30.000
Beban bunga (40.000)
Rp1.050.000
Penurunan dalam piutang dagang dll 100.000
Kenaikan dalam persediaan (200.000)
Penurunan dlm hutang dagang & hutang lain (150.000)
Kas dari aktivitas operasi Rp 800.000
 Aktivitas investasi adalah akuisisi dan pelepasan aset jangka panjang dan investasi lain yang
tidak termasuk kas yang setara.
Arus kas agregat yang timbul dari memperoleh dan kehilangan kendali anak perusahaan atau
bisnis lain disajikan sebagai aktivitas investasi.
Contoh
Arus kas masuk:
 Hasil penjualan properti, pabrik dan peralatan
 Hasil dari penjualan investasi
 Pelunasan uang muka kas
Arus kas keluar:
 Pembelian properti, pabrik dan peralatan
 Pembelian investasi
 Uang muka kas yang dilakukan kepada pihak ketiga
 Ativitas pendanaan adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan dalam ukuran dan komposisi
ekuitas yang disumbangkan dan pinjaman entitas.
Contoh
Arus kas masuk:
 Penerimaan kas dari emisi saham
 Penerimaan kas dari pinjaman bank
Arus kas keluar:
 Pembayaran dividen kepada pemegang saham
 Pelunasan pinjaman bank
Entitas harus memastikan bahwa terdapat konsistensi di dalam klasifikasi arus kas. Klasifikasi tersebut
menurut aktivitas, membantu pengguna memahami dampak aktivitas tersebut pada posisi keuangan
dari entitas dan pada jumlah kas dan setara kas. Dalam beberapa hal, suatu transaksi kas tunggal
meliputi komponen yang harus diklasifikasi secara terpisah.
Contoh
Apabila deposito 1 bulan ditutup untuk membeli saham preferen yang dapat ditebus jatuh tempo dalam
3 bulan ke depan, maka aliran kas keluar tidak dipertimbangkan untuk tujuan penyusunan laporan arus
kas, karena kedua aktivitas tersebut merupakan bagian dari manajemen entitas dan meliputi pergerakan
antara komponen setara kas.
Investasi dan pembiayaan transaksi yang tidak memakai uang tunai atau setara kas dikeluarkan dari
laporan arus kas tetapi diungkapkan secara terpisah. IAS 7 meminta kepada para entitas untuk
mengungkapkan komponen kas dan setara kas dan menyajikan rekonsiliasi jumlah dalam laporan arus
kasnya dengan pos-pos setara yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan.

Tujuan dari IAS 7 adalah untuk memberikan petunjuk sehubungan dengan cara penyajian informasi arus
kas. Laporan arus kas juga relevan untuk mengidentifikasi:
 Perubahan saldo kas untuk suatu periode
 Masalah waktu dan kepastian dari arus kas
 Kemampuan entitas dalam menghasilkan kas atau setara kas
 Memprediksi arus kas masa depan (berguna untuk model penilaian)
Arus kas dapat dilaporkan secara neto:
 Penerimaan dan pembayaran kas yang berasal dari konsumen
 Penerimaan dan pembayaran kas untuk hal-hal yang membutuhkan perputaran yang cepat,
jumlah yang besar, dan jangka waktunya pendek
Contoh: pembeian dan penjualan investasi
 Bunga dan dividen yang dibayarkan harus diperlakukan secara konsisten dalam kegiatan operasi
ataupun pendanaan. Bunga dan dividen yang diterima harus diperlakukan sebagai kegiatan
investasi. Kecuali, dalam kasus lembaga keuangan, bunga yang dibayarkan dan dividen yang
diterima biasanya diklasifikasikan sebagai arus operasi.
 Arus kas dari pajak atas penghasilan biasanya akan dikelompokkan sebagai kegiatan operasi,
kecuali secara khusus berhubungan dengan aktivitas investasi dan pendanaan.
 Dll

Penyajian Dan Pengungkapan

Bunga dan dividen. Penerimaan dan pembayaran arus kas dari bunga dan dividen harus diungkap secara
terpisah.

Hal-hal yang harus diungkapkan:


1. Komponen kas dan setara kas dalam laporan arus kas dan rekonsiliasi atas hal-hal yang sama
dalam laporan posisi keuangan
2. Rincian transaksi kegiatan investasi dan pendanaan nonkas. Contoh: konversi hutang menjadi
ekuitas
3. Jumlah kas dan setara kas yang tidak dapat digunakan oleh grup

Hal-hal yang dianjurkan untuk diungkapkan:


1. Jumlah fasilitas untuk kegiatan masa depan yang tidak digunakan dan komitmen atas modal
yang membatasi penggunaan modal
2. Total jumlah arus kas yang berasal dari 3 aktivitas (operasi, investasi dan pendanaan) terkait hak
entitas pada perusahaan ventura bersama
3. Jumlah arus kas yang meningkatkan dari setiap 3 aktivitas terkait dengan segmen usaha dan
segmen geografis
4. Perbedaan antara arus kas yang menunjukkan kenaikan dari kapasitas produksi dan yang
menunjukkan perawatan kapasitas produksi

IAS 38
INTANGIBLE ASSETS

IAS 38 menetapkan kriteria untuk mengenali dan mengukur aset tidak berwujud dan membutuhkan
pengungkapan tentang mereka. Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi
tanpa wujud fisik aset. Pengakuan aset tidak berwujud:
 Dapat diidentifikasi
Dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan,dilisensikan, disewakan
atau ditukarkan. Dan timbul dari kontrak atau hak legal lainnya.
 Pengendalian
Penguasaan akses melalui perjanjian, undang-undang maupun pengadilan dan kondisi atau
keadaan.
 Manfaat ekonomis
Pendapatan atau penghematan biaya dari penggunaan aset tersebut.
Aset yang dapat dipisahkan dapat dijual, ditransfer, dilisensikan, dll. Contoh aset tidak berwujud
termasuk perangkat lunak komputer, lisensi, merek dagang, paten, film, hak cipta, dan kuota impor.

Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis dicatat sesuai IFRS 3 dan berada di luar ruang lingkup
IAS 38. Goodwill yang dihasilkan secara internal berada dalam ruang lingkup IAS 38 tetapi tidak diakui
sebagai aset karena bukan sumber daya yang dapat diidentifikasi.
Pengeluaran untuk item tidak berwujud diakui sebagai beban, kecuali item tersebut memenuhi definisi
aset tidak berwujud dan:
 Besar kemungkinan akan ada manfaat ekonomi di masa depan dari aset tersebut
 Biaya aset dapat diukur dengan andal

Biaya menghasilkan aset tak berwujud secara internal sering kali sulit dibedakan dari biaya
mempertahankan atau meningkatkan operasi entitas atau niat baik. Karena alasan ini, merek, judul
penerbit, daftar pelanggan, dan item serupa yang dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai aset
tidak berwujud. Biaya untuk menghasilkan aset tidak berwujud lainnya yang dihasilkan secara internal
diklasifikasikan ke dalam apakah mereka muncul dalam fase penelitian atau fase pengembangan.
Pengeluaran penelitian diakui sebagai beban. Pengeluaran pengembangan yang memenuhi kriteria
tertentu diakui sebagai biaya aset tidak berwujud.

Aset tidak berwujud diukur pada awalnya berdasarkan biaya. Setelah pengakuan awal, suatu entitas
biasanya mengukur aset tidak berwujud dengan biaya dikurangi akumulasi amortisasi. Ini dapat memilih
untuk mengukur aset pada nilai wajar dalam kasus yang jarang terjadi ketika nilai wajar dapat
ditentukan dengan mengacu pada pasar aktif.

Aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas diamortisasi dan tunduk pada pengujian penurunan
nilai. Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi, tetapi diuji setiap
tahun untuk penurunan nilai. Ketika aset tidak berwujud dibuang, keuntungan atau kerugian pelepasan
termasuk dalam laba rugi.

Dewan belum melakukan kegiatan dukungan implementasi spesifik yang berkaitan dengan standar ini.
Komite Interpretasi IFRS sebelumnya telah mempertimbangkan sejumlah masalah relevan yang telah
diajukan oleh para pemangku kepentingan.

Ketika komite menolak suatu masalah, Komite menerbitkan Keputusan Agenda yang menjelaskan
alasannya. Dalam banyak kasus, Keputusan Agenda mencakup informasi untuk membantu mereka yang
menerapkan standar yang relevan. Misalnya, jika komite menyimpulkan bahwa Standar IFRS sudah
mengandung bahan yang cukup untuk menetukan akuntansi yang benar, Keputusan Agenda mungkin
menyoroti paragraf relevan.

Barang yang diperoleh untuk kegiatan promosi Komite menerima permintaan tentang bagaimana
entitas menghitung barang yang dibagikan sebagai bagian dari kegiatan promosinya. Dalam pola fakta
yang dijelaskan dalam permintaan, entitas farmasi memperoleh barang (seperti lemari es, AC, dan arloji)
untuk didistribusikan kepada dokter sebagai bagian dari kegiatan promosinya. Entitas dan dokter tidak
membuat perjanjian yang menciptakan hak dan kewajiban yang dapat ditegakkan sehubungan dengan
barang-barang tersebut. Permintaan bertanya bagaimana entitas bertanggung jawab atas barang
semacam itu yang tetap tidak didistribusikan pada tanggal pelaporannya.

Di IAS 38 paragraf 5 menyatakan bahwa IAS 38 berlaku untuk pengeluaran kegiatan iklan. Oleh karena
itu, komite menyimpulkan bahwa jika suatu entitas memperoleh barang semata-mata digunakan untuk
melakukan kegiatan periklanan atau promosi, ia menerapkan persyaratan dalam IAS 38 paragraf 69.
Yang isinya mensyaratkan entitas untuk mengakui pengeluaran atas barang-barang tersebut sebagai
pengeluaran ketika entitas memiliki hak untuk mengakses barang-barang tersebut. Di IAS 38 paragraf
69A menyatakan bahwa suatu entitas memiliki hak untuk mengakses barang-barang tersebut. Dan suatu
entitas memiliki hak untuk mengakses barang ketika memilikinya. Oleh karena itu, entitas mengakui
pengeluaran untuk barang-barang tersebut sebagai pengeluaran ketika memiliki barang, atau memiliki
hak untuk mengaksesnya terlepas dari kapan ia mendistribusikan barang-barang tersebut.

Di IAS 38 barang yang diperoleh untuk digunakan melakukan kegiatan periklanan dan promosi tidak
memiliki tujuan lain selain untuk melakukan kegiatan tersebut. Dengan kata lain, satu-satunya manfaat
dari barang-barang tersebut untuk entitas adalah mengembangkan atau menciptakan merek atau
hubungan pelanggan, yang pada gilirannya menghasilkan pendapatan. Namun, dalam menerapkan IAS
38, entitas tidak mengakui merek yang dihasilkan secara internal atau hubungan pelanggan sebagai aset.
Komite menyimpulkan bahwa persyaratan dalam Standar IFRS memberikan dasar yang memadai bagi
entitas untuk menjelaskan barang yang dijelaskan dalam permintaan. Akibatnya, Komite memutuskan
untuk tidak menambahkan masalah ini ke agenda penetapan standarnya.

Aset Tidak Berwujud Yang Dihasilkan Secara Internal


Tahap pengembangan
Diakui sebagai aset tidak berwujud jika memenuhi semua syarat:
 Kelayakan teknis peyelesaian aset tidak berwujud hingga dapat digunakan atau dijual
 Adanya rencana dan keinginan untuk menyelesaikan aset tidak berwujud hingga dapat
digunakan atau dijual
 Adanya kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset tidak berwujud tersebut
 Kemampuan aset tidak berwujud tersebut menghasilkan arus kas
 Ketersediaan sumber daya teknis, keuangan, dll untuk penyelesaian pengembangan aset tidak
berwujud, dan untuk menggunakan atau menjual aset teersebut
 Kemampuan mengukur secara andal biaya aset tidak berwujud selama tahap pengembangan

Masa Manfaat Aset Tidak Berwujud


 Dibagi menjadi 2:
o Masa manfaat terbatas karena diamortisasi
o Masa manfaat tidak terbatas karena tidak diamortisasi
 Impairment test setiap tahun dan kapan pun bila ada indikasi penurunan nilai.
 Masa manfaat ditelaah setiap akhir periode
 Masa manfaat tidak terbatas. Artinya, suatu ketika bisa berubah jadi terbatas
seperti perubahan estimasi dan indikasi penurunan nilai.
 Rugi penurunan nilai = nilai tercatat – nilai terulihkan
Jurnalnya: dr. Rugi penurunan nilai cr. Aset (akumuasi penurunan nilai)
 Dihentikan pengakuannya ketika dalam (proses) pelepasan atau ketika tidak
terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan
 Keuntungan/ kerugian diakui di Laporan Laba Rugi
 Legal/ kontrak
Masa manfaat suatu aset tidak berwujud yang timbul dari kontrak atau hak legal tidak dapat
lebih panjang dari masa kontrak atau hak legal, tapi dapat lebih pendek tergantung dari periode
kapan aset dapat digunakan entitas.
 Faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan umur manfaat aset tidak berwujud:
o Harapan dari penggunaan aset
o Siklus hidup produk
o Keusangan
o Stabilitas industri
o Perkiraan atas tindakan kompetitor
o Tingkat pengeluaran perawatan
o Periode pengembalian aset
o Ketergantungan dengan masa manfaat aset entitas lainnya
Nilai residu aset tidak berwujud yaitu dianggap 0, kecuali:
a. Terdapat komiten dari pihak ketiga untuk membeli aset tersebut di akhir masa manfaat
b. Terdapat pasar yang aktif unutk aset tersebut di akhir masa manfaat

Dampak penerapan IAS 38 pada perusahaan:


 Menentukan dan membuat klasifikasi aset tidak berwujud dengan umur terbatas dan umur tidak
terbatas
 Menentukan dan mengklasifikasikan aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal
 Membuat klasifikasi untuk aset yang digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual

Pengungkapan
 Aset yang dihasilkan internal dengan pihak lainnya
 Masa manfaat terbatas atau tak terbatas
 Metode amortisasi
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi dengan akumulasi penurunan nilai pada awal dan akhir
periode
 Unsur-unsur dalam laporan pendapatan komprehensif
 Penambahan, penurunan, kerugian penurunan nilai, amortisasi yang diakui, perubahan lainnya
pada jumlah tercatat selama periode
 Untuk aset tak berwujud tak terbatas:
o Jumlah tercatat
o Alasan yang mendukung masa manfaat tak terbatas
 Untuk yang menggunakan model revaluasi
o Tangga efektif revaluasi
o Jumlah tercatat yang direvaluasi
o Jumlah tercatat yang diakui apabila diukur dengan metode biaya
o Jumlah surplus revaluasi awal dan akhir periode
o Metode dan asumsi dalam mengestimasi nilai wajar
 Nilai keseluruhan biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai biaya selama periode

Anda mungkin juga menyukai