Anda di halaman 1dari 7

1. Jelaskan motivasi permintaan uang menurut Mazhab Klasik.

Uraikan pengaruhnya terhadap fungsi


dan peranan uang dalam perekonomian.

JAWAB : Motivasi permintaan uang menurut mazhab klasik adalah hubungan antara
penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan dua
variable dijabarkan lewat konsepsi teori mereka mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan
jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan
selanjutnya menentukan nilai uang. Pengaruh uang terhadap perekonomian adalah jumlah uang
yang dibayarkan oleh pembeli dalam suatu kegiatan ekonomi harus sama dengan uang yang
diterima oleh penjual. Hal ini berlaku juga untuk seluruh perekonomian, didalam suatu periode
tertentu nilai dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli harus sama dengan nilai dari barang
yang dijual. sehingga pemerintah bisa menghitung jumlah uang yang beredar dimasyarakat serta
perputaran uang tersebut.

2. Uraikan asumsi dasar yang melatarbelakangi pemikiran ekonomi klasik dan sejauh mana relevansi
dengan perekonomian di Indonesia sekarang.
JAWAB :

Aliran atau mazhab yang dikembangkan Adam Smith disebut mazhab klasik sebab gagasan-
gagasan yang ia tulis sebetulnya sudah banyak dibahas dan dibicarakan oleh pakar-pakar ekonomi
jauh sebelumnya. Pendapatnya agar pemerintah melakukan campur tangan seminimal
mungkin dalam  perekonomian. Ekonomi klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan mengatur
dirinya sendiri jika tidak ada campur tangan dari pihak apapun. Adam Smith menyebutnya dengan
metafora "tangan tak terlihat", yang akan menggerakkan pasar menuju keseimbangan alami mereka
tanpa adanya campur tangan dari luar.

Sampai sekarang nampaknya belum pernah ada negara manapun di dunia yang melepas
ekonominya 100% dan membiarkan invisible hand bekerja (tidak ada campur tangan pemerintah
murni dalam perekonomian). Amerika Serikat yang dianggap sebagai negara super bebas masih
menggunakan The Fed rate untuk mengontrol inflasi, kabarnya dipertemuan terakhir Juli 2016
ditetapkan di angka 0,25%-0,5%. Selain itu, alm Adam juga menginginkan negara meminimalisir
pajak, karena pajak dianggap hanya sukses menaikkan biaya hidup. Well, bayangin aja kalo ini
digunakan negara kita. Kontribusi pajak masih yang terbesar di APBN. Dalam tahun-tahun kedepan,
paham laissez-faire atau semacamnya bisa saja tidak akan pernah tercapai. Mau tidak mau negara
bertanggung jawab akan dampak ekonomi nasional dan internasional. Lihat saja Depresi Besar
tahun 1929 meluluh lantakkan ekonomi dunia, kemudian kasus Subprime Mortgage satu negara di
2008 yaitu AS menggerogoti perekonomian sampai ke Indonesia. Laissez-Faire tidak pernah
relevan pada masa sekarang.

3. Gambarkan dampak kebijakan moneter ekspansi dan kontraktif serta implikasinya dalam kondisi
perekonomian.
JAWAB :
a. Kebijakan moneter ekspansi adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah JUB.
Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli
masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau
depresi.
b. Kebijakan moneter kontraktif (tight money policy), untuk mengurangi/membatasi
jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami
inflasi.

4. Gambarkan pengaruh yang ditimbulkan kepada moneter ekspansi dan kontraktif pada
perekonomian full employment dan under employment.

JAWAB :

a. Kebijakan moneter ekspansi berdampak agar kegiatan ekonomi meningkat, jumlah uang
beredar meningkat, permintaan akan naik dan mendorong penyerapan tenaga kerja
sehingga dapat mengurangi pengangguran.
b. Kebijakan moneter kontraktif berdampak untuk mengurangi JUB pada saat terjadi inflasi
dan kenaikan harga dan mengatasi kapasitas produksi yang telah mencapai batas.
5. Jelaskan karakteristik analisis ekonomi menurut pandangan Keynes dan bandingkan dengan
pandangan klasik.
a. JAWAB :

Perbedaannya :
1.    Klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar
akan selalu menuju keseimbangan sedangkan Keynes percaya bahwa perekonomian ada
masanya pemerintah yang turun tangan untuk mengendalikan perekonomian.
2.    Klasik bertumpu pada masalah-masalah mikro sedangkan Keynes bertumpu pada masalah-
masalah makro.
3.    Klasik berlandaskan pata hukum “Say” yaitu “penawaran akan menciptakan permintaannya
sendiri” sedangkan Keynes menganggap itu sebuah kekeliruan karena biasanya permintaan 
lebih kecil dari penawaran. Alasannya karena sebagian pendapatan yang diterima masyarakat
akan ditabung, dan tidak semuanya dikonsumsi.dengan demikian, permintaan efektif biasanya
lebih kecil dari total produksi.
4.    Pendapat Klasik bahwa jumlah tabungan akan selalu sama dengan jumlah investasi
sedangkan Keynes membantah pernyataan tersebut dengan alasan bahwa, motif orang untuk
menabung tidak sama dengan motif pengusaha untukuntuk menginvestasi. Pengusaha
melakukan investasi didorong oleh keinginan untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya.
Sedangkan sektor rumah tangga melakukan penabungan didorong oleh motif berjaga-jaga.
5.    Klasik beranggapan bahwa posisi keseimbangan sumber daya, termasuk didalamnya
sumber daya tenaga kerja akan dimanfaatkan secara penuh. Seandainya terjadi pengangguran,
pemerintah tidak perlu melakukan tindakan/kebijaksanaan apa pun. Sedangkan Keynes
beranggapan bahwa dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan
pandangan klasik. Dimanapun para pekerja mempunyai semacam serikat buruh yang akan
berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah.

6. Jelaskan motif permintaan uang menurut Keynes dan bandingkan dengan klasik.
JAWAB :
KEYNES, uang diterima masyarakat karena setiap orang mengetahui uang dapat ditukar dengan
barang dan jasa. penekanan pada fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of value dan bukan
hanya sebagai means of exchange. Teori ini kemudian dikenal dengan nama teori Liquidity
Preference.
KLASIK, uang diterima karena uang dibuat dari barang berharga atau karena uang dapat ditukar
dengan bebas dengan barang berharga.

7. Gambarkan dengan menggunakan analisis AD_AS kebijakan moneter ekspansi dan kontraktif serta
implikasinya terhadap perekonomian makro.
JAWAB :

Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari


kiri-atas ke kanan-bawah. Artinya “Semakin Rendah Tingkat Harga, Semakin Besar Permintaan
Agregat Yang Wujud Dalam Perekonomian”. 

Bentuknya yang melengkung ke atas berarti “semakin tinggi


tingkat harga, semakin besar jumlah barang yang diproduksikan dan ditawarkan para pengusaha”.

8. Dalam konteks kehidupan masyarakat modern sejauh mana relevansi teori permintaan uang
menurut Keynes.
JAWAB :
Teori pasar tenaga kerja Keynesian ini cukup relevan dalam konteks pasar tenaga kerja
Indonesia. Harga-harga barang dan upah buruh tidak fleksibel kebawah, bahkan harga bisa naik
tanpa sebab yang jelas dan kalau sudah naik tidak bisa turun. Upah buruh minimum diduga juga
ikut berperan dalam mempertahankan harga yang tinggi sehinga permintaan terhadap tenaga
kerja tidak naik dan menambah pengangguran, walaupun faktor sempitnya lapangan kerja
merupakan faktor terpenting yang menyebabkan jumlah pengangguran yang besar saat ini.
Karena terbatasnya permintaan tenaga kerja akibat sektor produksi tidak tumbuh tinggi maka
banyak tenaga kerja Indonesia yang menawarkan tenaganya keluar negeri seperti Malaysia.
Pelaku ekonomi juga sangat lambat dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Hal ini
karena informasi yang terbatas dan asimetris. Misalnya petani di desa tidak tahu bahwa harga
input atau produksi pertanian telah berobah. Ketidaktahuan ini biasanya menjadikan posisi
petani sangat lemah dibandingkan dengan pedagang dan pengusaha besar lainnya.

9. Jelaskan beberapa pendekatan nilai teoritis tentang nilai tukar dan bandingkan antara satu
pendekatan dengan pendekatan lainnya dan jelaskan fluktuasi nilai tukar rupiah.
JAWAB :

Fluktuasi nilai mata uang adalah naik-turunnya harga suatu mata uang dibanding mata uang
lainnya. Perubahan harga tersebut disebabkan oleh permintaan dan penawaran di pasar untuk
mata uang tersebut dibanding mata uang lainnya.

10. Uraikan pengaruh depresiasi nilai tukar terhadap kinerja ekspor dan impor serta neraca
pembayaran.
JAWAB :
Depresiasi adalah kebijakan yg diambil oleh suatu negara utk menurunkan nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang asing. Akibat dari kebijakan tersebut terhadap kinerja ekspor
adalah akan terjadi peningkatan jumlah ekspor barang ke luar negeri,karena harga barang
komoditi ekspor akan semakin murah dipasar luar negeri.dengan harapan jumlah perdagangan
ekspor barang akan jauh lebih besar terhadap volume impor yang berdampak pada neraca
pembayaran kita khusus nya neraca perdangan akan surplus. Neraca perdangan surplus terjadi
jika jumlah ekspor barang lebih besar dari pada impor barang. Kebijakan ini sifat nya situasional
karena pd saat tertentu pemerintah dapat menaikkan kembali nilai mata uang dalam negeri
terhadap mata uang asing.

11. Jelaskan dan gambarkan pengaruh apresiasi nilai tukar terhadap keseimbangan makro ekonomi
uraikan dalam konteks perekonomian Indonesia
JAWAB : Apresiasi mata uang, yaitu suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam negeri
yang disebabkan oleh mekanisme pasar.

12. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar dan uraikan dalam konteks fluktuasi mata
uang rupiah Indonesia
JAWAB :
a. Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dinilai akan membawa dampak
positif bagi produk makanan olahan Indonesia. Penguatan tersebut dinilai akan
membuat harga baku impor menurun sehinggga berdampak pada daya saing produk.
b. Jika rupiah menguat, maka biaya produksi industri akan mengalami penurunan.
c. Bagi dunia perbankan sehingga likuiditas bisa melonggar ke depan
d. kepercayaan luar negeri kepada Indonesia kan makin meningkat

13. Jelaskan pengaruh kebijakan nilai tukar pada perekonomian terbuka terhadap kinerja
perekonomian negara
JAWAB :

1.     Sistem Nilai Tukar Tetap


Sistem nilai tukar tetap ( fixed exchange rate ) dimana lembaga otoritas moneter menetapkan
tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain pada tingkat tertentu, tanpa
memperhatikan penawaran ataupun permintaan terhadap valuta asing yang terjadi. Bila terjadi
kekurangan atau kelebihan penawaran atau permintaan lebih tinggi dari yang ditetapkan
pemerintah, maka dalam hal ini akan mengambil tindakan untuk membawa tingkat nilai tukar ke
arah yang telah ditetapkan. Tindakan yang diambil oleh otoritas moneter bisa berupa pembelian
ataupun penjualan valuta asing, bila tindakan ini tidak mampu mengatasinya, maka akan dilakukan
penjatahan valuta asing.
2.     Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali
Nilai tukar mengambang terkendali, dimana pemerintah mempengaruhi tingkat nilai tukar melalui
permintaan dan penawaran valuta asing, biasanya sistem ini diterapkan untuk menjaga stabilitas
moneter dan neraca pembayaran.
Sistem nilai tukar mengambang terkendali di Indonesia ditetapkan bersamaan dengan kebijakan
devaluasi Rupiah pada tahun 1978 sebesar 33 %. Pada sistem ini nilai tukar Rupiah diambangkan
terhadap sekeranjang mata uang (basket currencies) negara-negara mitra dagang utama Indonesia.
Dengan sistem tersebut, Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi dan membiarkan kurs bergerak
di pasar dengan spread tertentu. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, maka Bank Indonesia
melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau batas bawah spread.
3.     Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas 
Nilai tukar mengambang bebas, dimana pemerintah tidak mencampuri tingkat nilai tukar sama
sekali sehingga nilai tukar diserahkan pada permintaan dan penawaran valuta asing. Penerapan
sistem ini dimaksudkan untuk mencapai penyesuaian yang lebih berkesinambungan pada posisi
keseimbangan eksternal (external equilibrium position). Tetapi kemudian timbul indikasi bahwa
beberapa persoalan akibat dari kurs yang fluktuatif akan timbul, terutama karena karakteristik
ekonomi dan struktur kelembagaan pada negara berkembang masih sederhana. Dalam sistem nilai
tukar mengambang bebas ini diperlukan sistem perekonomian yang sudah mapan.

14. Uraikan implikasi pemilihan sistem nilai tukar yang ditentukan aspek karakteristik struktur
perekonomian.
JAWAB :
a. Sistem nilai tetap adalah menetapkan tingkat nilai tukar mata uang dalam negeri
terhadap mata uang negara lain pada tingkat tertentu, tanpa memperhatikan penawaran
ataupun permintaan terhadap valuta asing yang terjadi. 
Kelebihannya :

 Pemerintah memiliki hak dalam mengawasi transaksi devisa.


 Pemerintah berperan aktif di pasar valuta asing untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada
tingkat yang telah ditentukan.
Kekurangannya :

 Negara yang menggunakan kebijakan sistem nilai tukar tetap akan mengalami kesulitan
ketika menjual barang-barang ekspor di pasar internasional. Sebab barang yang dijual
menjadi mahal harganya dibandingkan dengan harga yang berlaku pada biasanya. Oleh
sebab itu guna mengatasi kekurangan dari kebijakan sisten nilai tukar tetap pemerintah
dapat menggunakan kebijakan devaluasi.

b. sistem nilai tukar mengambang terkendali adalah peranan pemerintah mempengaruhi


tingkat nilai tukar melalui permintaan dan penawaran valuta asing, pada umumnya
sistem ini diterapkan untuk menjaga stabilitas moneter dan neraca pembayaran.
Kelebihan :

 Dapat menjaga kestabilan moneter suatu negara.


 Pemerintah dapat menentukan kurs.

Kelemahan

 Nilai kurs cenderung tidak terkendali, karena ada nya intervensi yang mengakibatkan
cadangan devisa suatu negara terus berkurang untuk menutupi selisih kurs.

c. Sistem niali tukar mengambang bebas adalah sistem dimana kebalikan dari sistem nilai
tukar mengambang terkendali, dimana pemerintah tidak mencampuri tingkat nilai tukar
sama sekali sehingga nilai tukar mengikuti pada permintaan dan penawaran valuta
asing.
 Kelebihan :

 Dapat mengamankan cadangan devisa negara.


 Persaingan produk-produk ekspor mengikuti sistem pasar yang berlaku.

Kelemahan

 Adanya indikasi persoalan dari kurs yang fluktuatif.

15. Uraikan implikasi pemilihan sistem nilai tukar yang ditentukan aspek gejolak
JAWAB :

16. Uraikan implikasi pemilihan sistem nilai tukar yang ditentukan oleh aspek kreibilitas pengambilan
kebijakan
JAWAB :

Ada lima preposisi yang sering diungkapkan mengenai sistem nilai tukar.3 Pertama adalah
suatu negara hendaknya berupaya meningkatkan fleksibilitas nilai tukar mata uangnya. Pendapat ini
banyak disampaikan oleh pengambil kebijaksanaan di negara yang selama periode 1997-1999
berperang melawan spekulan di pasar devisa, seperti Thailand, Korea Selatan, Indonesia, Rusia, dan
Brasil. Negara-negara ini menjadi jera mempertahankan nilai tukar mata uangnya pada level
tertentu karena besarnya biaya yang telah dikeluarkan dan tanpa hasil yang jelas. Bila nilai tukar
mata uang diambang-bebaskan maka tidak perlu mempertahankan nilai tukar pada level tertentu.
Preposisi kedua, kebalikan dari preposisi pertama, yaitu bahwa semua negara sebaiknya
mempersiapkan kelembagaan yang menunjang sistem nilai tukar tetap. Preposisi ini timbul dari
keberhasilan beberapa negara mengatasi gejolak arus modal, seperti Argentina dan Hong Kong
dengan menganut sistem currency board. Selain itu, dimulainya pemberlakuan mata uang Euro pada
1 Januari 1999 untuk sebelas negara yang tergabung dalam Uni Eropa, mendorong diterapkannya
dolarisasi, yaitu pemakaian 1 Jeffrey Frankel, The International Financial Architecture, Brookings
Policy Brief, June 1999, no.51 2 Barry Eichengreen, Toward A New International Financial
Architecture, Institute for International Economics, Washington DC, February 1999. 3 Jeffrey
Frankel, June 1999 , 2 dolar Amerika Serikat sebagai nilai tukar resmi di berbagai negara. Ini
merupakan salah satu bentuk sistem monetary union.
Sedangkan preposisi ketiga adalah semua negara sebaiknya bergerak menuju ke salah satu
kelompok sistem nilai tukar yaitu bebas mengambang atau tetap, sementara pilihan sistem di antara
keduanya (intermediate regime) seperti target zone semakin sulit dipertahankan. Preposisi ini juga
kurang tepat bila diterapkan secara luas.
Preposisi yang keempat yaitu prediksi bahwa dunia akan terbagi ke dalam beberapa blok
mata uang kuat, seperti negara-negara Eropa menggunakan Euro dan negara-negara Amerika
memakai dolar Amerika Serikat.
Sedangkan preposisi kelima menekankan pada pentingnya menciptakan stabilitas nilai tukar
tiga mata uang utama dunia, yaitu antara dolar AS, Euro dan Yen. Dengan stabilnya ketiga mata uang
uang dunia tersebut akan memudahkan negara-negara lain yang lebih kecil perekonomiannya
menentukan pilihan sistem nilai tukar. Kelima preposisi tersebut diungkapkan tanpa secara cermat
mengamati karakteristik berbagai negara dengan sistem nilai tukar yang dianutnya Sebagai contoh
ada beberapa karakteristik yang mengindikasikan suatu negara lebih sesuai menggunakan sistem
nilai tukar tetap (fixed exchange rate) daripada sistem nilai tukar bebas (floating exchange rate).
Karakteristik yang umum yaitu perekonomian negara tersebut berukuran kecil, terbuka terhadap
perdagangan internasional, memiliki mobilitas tenaga kerja yang tinggi, dan adanya korelasi siklus
usaha dengan kondisi ekonomi negara yang menjadi patokan nilai tukar. Karakteristik ini pada
umumnya dijumpai pada negara-negara yang tergabung kedalam suatu ‘optimum currency area’
(OCA). Negara-negara tersebut lebih mementingkan manfaat dari kestabilan nilai tukar, dan kurang
memerlukan independensi moneter. Sebagai contoh adalah Panama yang mematok mata uangnya
dengan dolar Amerika Serikat dan Luksemburg dengan Euro

17. Jelaskan dampak fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap variabel makroekonomi
JAWAB : mata uang yang menguat dapat mengurangi daya saing ekspor dan membuat impor
lebih murah (defisit perdagangan). Mata uang yang lemah dapat merangsang ekspor dan
membuat impor lebih mahal.

18. Uraikan efektifitas instrumen moneter SBI dalam mengendalikan stabilitas nilai tukar dan jelaskan
faktor-faktor penyebabnya
JAWAB :
Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk
mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara
menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal. Untuk
mengontrol kestabilan nilai rupiah, dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap
uang primer yang beredar.

19. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas nilai rupiah


JAWAB :
1. Kebijakan Moneter
Ketika sebuah bank sentral yakin bahwa intervensi di pasar forex adalah efektif dan hasilnya
akan konsisten dengan kebijakan moneter pemerintah, akan berpartisipasi dalam
perdagangan valas dan mempengaruhi nilai tukar. Sebuah bank sentral umumnya
berpartisipasi dengan membeli atau menjual mata uang domestik sehingga untuk
menstabilkan itu pada tingkat yang dianggap realistis dan ideal. Penghakiman atas
kemungkinan dampak kebijakan moneter pemerintah dan prediksi tentang kebijakan
mendatang oleh pelaku pasar lainnya akan mempengaruhi nilai tukar juga.

2. Situasi Politik
Tumbuh ketegangan global akan menyebabkan ketidakstabilan di pasar forex. Inflow teratur
atau arus keluar mata uang dapat mengakibatkan fluktuasi yang signifikan dalam nilai tukar.

Stabilitas mata uang asing sangat terkait dengan situasi politik di tempat itu. Secara umum,
negara lebih stabil adalah, mata uang yang lebih stabil akan.

3. Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran suatu negara akan menyebabkan nilai tukar mata uang domestik untuk
berfluktuasi. Neraca pembayaran adalah ringkasan dari semua transaksi ekonomi dan
keuangan antara negara dan seluruh dunia. Hal ini mencerminkan berdiri internasional
ekonomi negara dan mempengaruhi operasinya makroekonomi dan mikroekonomi.
Neraca pembayaran dapat mempengaruhi pasokan dan permintaan untuk mata uang asing
serta nilai tukar mereka.

4. Suku Bunga
Ketika suku bunga suatu negara naik lebih tinggi atau jatuh lebih rendah dari negara lain,
mata uang bangsa dengan tingkat bunga yang lebih rendah akan dijual dan mata uang
lainnya akan dibeli sehingga mencapai hasil yang lebih tinggi. Dengan adanya peningkatan
permintaan untuk mata uang dengan suku bunga yang lebih tinggi, nilai mata uang yang
akan naik terhadap mata uang lainnya.

5. Pasar
Pasar forex tidak selalu mengikuti pola logis dari perubahan. Currency Exchange juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor tak berwujud seperti emosi, penilaian serta analisis dan
pemahaman dari peristiwa politik dan ekonomi. Operator pasar harus mampu menafsirkan
laporan dan data seperti neraca pembayaran, indikator inflasi dan tingkat pertumbuhan
ekonomi secara akurat.

6. Spekulasi
Spekulasi oleh operator pasar utama merupakan faktor penting yang mempengaruhi nilai
tukar. Di pasar valas, proporsi transaksi yang berkaitan langsung dengan kegiatan
perdagangan internasional relatif rendah. Sebagian besar transaksi sebenarnya tradings
spekulatif yang menyebabkan pergerakan mata uang dan tingkat pengaruh tukar. Ketika
pasar memprediksi bahwa mata uang tertentu akan naik nilainya, mungkin memicu kegilaan
membeli yang mendorong mata uang dan memenuhi prediksi. Sebaliknya, jika pasar
mengharapkan penurunan nilai mata uang tertentu, orang akan mulai menjualnya pergi dan
mata uang akan terdepresiasi.

20. Uraikan pengaruh krisis ekonomi terhadap stabilitas nilai tukar rupiah
JAWAB : krisis ekonomi terhadap stabilitas nilai tukar rupiah menyebabkan hutang luar
negeri yang menumpuk dapat membuat investor asing ragu menginvestasikan uangnya dan
itu berpengaruh pada nilai mata uang (melemah). Inflasi yang tinggi juga menyebabkan nilai
mata uang menurun . serta kondisi politik yang tidak stabil membuat investor berubah
pikiran dan menarik uangnya.

Anda mungkin juga menyukai