Anda di halaman 1dari 17

G.

URAIAN MATERI
Proposal Pekerjaan Survei dan pemetaan adalah rencana suatu kegiatan
dalam suatu pekerjaan survey dan pemetaan yang dimulai dari pendahuluan,
persiapan pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, pengolahan data dan pelaporan data
yang berkaitan dengan suatu pekerjaan survey dan pemetaan. Contoh bentuk
proposal pada pekerjaan adalah sebagai berikut, seperti yang dipublikasikan oleh
Boykechourmain pada http://boykechourmain.blogspot.co.id/2012/03/proposal-
pekerjaan-survey-dan-pemetaan.html.

1. Pendahuuan
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi
dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan informasi geografi suatu
wilayah dalam skala yang lebih detail merupakan suatu hal yang sangat penting
dan sangat mendesak untuk disegerakan pengadaannya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pihak-pihak yang
berkepentingan dengan adanya kebutuhan akan informasi yang lebih detail
tentang kondisi topografi suatu daerah dengan terpaksa mengadakan survey dan
pemetaan sendiri berhubung tertinggalnya atau terlambatnya Indonesia dalam
memetakan seluruh wilayahnya untuk peta skala besar.
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan
bumi/tanah yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur) memperlihatkan
unsur-unsur asli atau alam dan unsur-unsur buatan manuasia seperti jalan,
bangunan, sungai, saluran dan lain sebagainya diatas muka bumi ini. Unsur-unsur
tersebut dapat dikenal (diidentifikasi) dan pada umumnya diusahakan untuk
diperlihatkan pada posisi sebenarnya.
Peta topografi disebut juga sebagai peta umum (bersifat umum) sebab
dalam peta topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis
saja, tetapi justru dicoba untuk menyajikan semua unsur yang ada pada
permukaan bumi ini. Penyajian tersebut sudah tentu dengan memperhitungkan
skala. Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan.

81
Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang digunakan sebagai sarana
perencanaan umum untuk suatu pekerjaan perencanaan pemgembangan suatu
wilayah.
A. Maksud dan Tujuan
Maksud diadakannya pekerjaan pengukuran dan pemetaan topografi
adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci bentuk permukaan
tanah secara umum yang dilengkapi dengan tampakan-tampakan khas,
baik berupa unsur-unsur alami maupun unsur-unsur buatan dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis, dengan tujuan memberikan
informasi topografi suatu wilayah yang akan mendukung pengambilan
keputusan secara tepat.

B. Ruang Lingkup Pekerjaan


Jenis lingkup pekerjaan Pengukuran untuk Survey dan Pemetaan terdiri
dari persiapan, pelaksanaan dan pekerjaan studio, dan uraian lingkup
pekerjaan dari setiap yang akan dilaksanakan seperti pada Tabel 4.1
dibawah ini:

Tabel 4.13. Ruang Lingkup Pekerjaan


No. Jenis Pekerjaan Ruang Lingkup Pekerjaan
1. Persiapan 1. Kantor
2. Administrasi
3. Pengadaan Peta Dasar dan Peta Kerja
4. Peralatan + Personil
5. Lapangan
6. Mobilisasi
7. Orientasi Lapangan
2. Pelakasanaan 1. Kantor
2. Administrasi
3. Pengadaan Peta Dasar dan Peta Kerja

82
3. Pekerjaan Studio 1. Pengolahan data
2. Editing data dan Penggambaran
3. Plotting peta hasil penggambaran
(hard copy)
4. Pelaporan
Sumber : Boyke, 2012

C. Struktur Organisasi Pekerjaan Survei dan Pemetaan


Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan dibuat dengan tujuan
untuk menata dan mengatur pola kerja secara efektif dan efisien. Sebelum
tim pelaksana lapangan mulai bekerja, volume pekerjaan dan jenis
kegiatan yang akan dilaksanakan telah diperhitungkan/diperkirakan.
Dengan demikian struktur organisasi proyek yang efektif, efisien telah
dideskripsikan secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing
personil serta hubungan kerja antara satu dengan lainnya. Selanjutnya
saat pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan kegiatan-kegiatan lainnya,
dilakukan koordinasi baik dalam organisasi pelaksana sendiri maupun
dengan Pemilik pekerjaan dan Pimpinan setempat.
seperti pada bagan yang terdapat pada Gambar 4.12 dibawah ini:

83
KEPALA DIVISI SURVEY
DAN MAPPING

TIM LEADER

GEODET WATERPASS GEODET TOTAL STATION

SURVEYOR

TENAGA
PENDUKUNG

Gambar 4.12. Bagan Struktur Organisasi Pekerjaan Survei dan Pemetaan (Irsyadi,2015)

Pada Gambar 4.12 diatas dapat dilihat pekerjaan survey dimulai dari
membentuk tim tim untuk sepenuhya bertanggung jawab terhadap
pekerjan survey yang akan dilaksanakan. Mengenai tugas – tugas dan
wewenang dari personil lebih detil akan dijelaskan pada Tabel 4.14 .

Tabel. 4.14 Struktur Organisasi Pekerjaan Survei Dan Pemetaan

Tugas dan Tanggung


No Tim Pelaksana Kriteria
Jawab
1. Team Leader S-2 Geodesi 1. Mengkoordir seluruh
Pengalaman 5 aktivitas tim dalam
tahun mengelola kegiatan
baik di kantor maupun
di lapangan.
2. Bertanggung Jawab
terhadap Pemberi

84
pekerjaan yang
berkaitan terhadap
kegiatan tim
pelaksanaan pekerjaan
yang sedang
berlangsung.
3. Membuat jadwal
kegiatan
4. Mengkaji ulang serta
pengecekan seluruh
hasil pekerjaan yang
telah dilaksanakan
5. Melaksanakan
presentasi dengan
direksi pekerjaan dan
intansi terkait
6. Bertanggung Jawab atas
semua hasil dalam
pekerjaan ini.
2. Tenaga S-1 Geodesi 1. Melakukan koordnasi
Ahli/Geodet/Water Pengalaman 5 pelaksanaan pekerjaan
tahun survey dan pemetaan
pass
meliputi persiapan dan
teknis engukuran yang
dilakukan oleh
surveyor.
2. Menyiapkan program
kerja yang
mengarahkan team
surveyor dalam
pelaksanaan kegiatan
dilapangan
3. Memeriksa data
lapangan dan
membantu melakukan
analisis data seta
mengarahkan tim dalam
penggambaran.
4. Memeriksa gambar –
gambar yang telah di

85
editing
5. Bertanggung jawab
terhadap hasil
pengukuran di
lapangan.
3. Drafter Min SMK 1. Mengolah data hasil
dengan pengukuran
pengalaman dilapangan secara
kerja 1 tahun digital menggunakan
dalam bidang software
computer dan 2. Betanggung Jawab
berkaitan terhadap hasil
dengan survey pekerjaan penyajian
pemetaan data
3. Melakukan pembuatan
laporan.
4. Surveyor Min D-3 1. Melakukan pekerjaan
Geodesi dengan pengukuran survey
pengalaman lapangan dan
kerja 2 tahun pemetaan sesuai
dalam bidang dengan kerangka
computer dan acuan kerja (KAK).
berkaitan 2. Bertanggung Jawab
dengan survey menjaga dan
pemetaan menggunakan
peralatan survey
3. Menggambar skestsa
pengukuran di
lapangan
4. Melaporkan hasil
pekerjaan kepada
Geodetic Enginer serta
masalah masalah
yang dihadapi
Sumber : Irsyadi,2015

86
2. Persiapan Pekerjaan
a. Persiapan Kantor
Pada pekerjaan persiapan kantor merupakan pekerjaan yang meliputi:
1) Persiapan dan Pembuatan Dokumen Kontrak
Tahapan pekerjaan Persiapan Kontrak terdiri dari beberapa
kegiatan yang meliputi:
a. Pembuatan usulan teknik
b. Pembuatan usulan biaya
c. Pembuatan dokumen administrasi
2) Pengurusan surat-surat yang berkaitan dengan perijinan
3) Pengumpulan data pendukung proses pekerjaan lapangan
4) Pencarian informasi keadaan/kondisi lapangan
5) Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran
6) Persiapan Tim Pengukuran dan peralatan ukur

b. Tim Pengukuran/Personil
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan tenaga-tenaga survey yang
berpengalaman. Personil yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
ini adalah :
1) Team Leader/Geodetic Engineer
2) Chief Surveyor
3) Surveyor
4) Asisten Surveyor
5) Data Processing
6) Crew Survey

b. Peralatan Survei
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus ditentukan terlebih
dahulu peralatan yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan harus
memenuhi spesifikasi teknis yang ada sehingga data pengukuran
memenuhi kriteria yang diinginkan (telah dikalibrasi).

87
Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain :
1) Alat ukur Theodolite /Total Station yang mempunyai ketelitian
pembacaan sudut terkecilnya 1 (satu) detik dan akurasi pengukuran
jaraknya 5 + 3 ppm serta perlengkapannya
2) Komputer (hardware dan software) + printer ukuran A3
3) Kamera
4) Kompas (Shunto), GPS Handheld
5) Perlengkapan Lapangan

c. Persiapan Lapangan
Pekerjaan yang berkaitan dengan persiapan lapangan terdiri dari beberapa
kegiatan antara lain:
1) Mobilisasi Tim Pengukuran
2) Persiapan base camp
3) Persiapan tenaga pembantu (tenaga lokal)
4) Persiapan material yang dibutuhkan
5) Koordinasi dengan instansi terkait
6) Pengenalan medan secara umum (orientasi lapangan)
7) Meneliti titik kontrol pemetaan yang dapat digunakan sebagai
referensi atau titik ikat, misalnya titik kontrol hasil survey
terdahulu.
8) Menentukan lokasi pemasangan titik-titik kontrol pemetaan
9) Menentukan batas-batas areal pengukuran/pemetaan topografi

3. Pelaksanaan Lapangan
Pemetaan dilaksanakan dengan melakukan pengukuran kerangka dasar yang
terdiri dari pengukuran kerangka dasar horisontal dan vertikal. Pengukuran
tersebut dilakukan pada seluruh batas (garis terluar) dari area yang akan
dipetakan. Tujuan pembuatan kerangka dasar ini adalah untuk membuat titik

88
kontrol dan referensi untuk keperluan pengukuran selanjutnya, misalkan
pembuatan poligon cabang (cut lines), pengukuran situasi dan detail topografi.
Secara umum tahapan pelaksanaan lapangan adalah sebagai berikut :
1) Pembuatan dan pemasangan tugu (Bench Mark)/Patok Poligon
2) Pengukuran Kerangka dasar Horisontal dan Vertikal
3) Pengukuran situasi dan detail topografi

a. Pembuatan dan Pemasangan BM/Patok Poligon


1) Penyebaran Bench Mark (BM) terlebih dahulu direncanakan pada peta
kerja dan diasumsikan dipasang beberapa buah BM. Bench Mark yang
dipasang tersebut dalam pelaksanaannya dapat diikatkan terhadap Titik
Kerangka Nasional (apabila ada) yang dipasang dan diukur oleh
Bakosurtanal atau Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga menjadi
satu sistem dengan Peta Nasional.
2) Secara umum pemasangan BM harus ditempatkan pada tempat yang stabil
dan mengutamakan keamanan dan mudah ditemukan bila saat diperlukan,
hal tersebut menjadi penting karena tugu yang terpasang tersebut akan
dipakai untuk rekonstruksi. Agar mudah terlihat warna tugu tersebut diberi
warna yang mencolok. Hal tersebut berlaku juga untuk pemasangan patok
poligon.
3) Jarak antar patok poligon dapat dipasang  50 m atau disesuaikan
dengan keadaan medan dan kemampuan jangkauan alat. Persyaratan
tersebut dimaksudkan untuk mengontrol kesalahan-kesalahan yang terjadi
pada saat pengukuran.
4) Bench Mark dibuat sepasang pada posisi
- Titik Awal Pengukuran
- Pojok/titik sudut batas-batas utama area pemetaan (kerangka dasar)
- Pada setiap kerapatan 1000 meter dari seluruh area pemetaan
5) Spesifikasi Bench Mark dan Patok Poligon

89
- BM pada titik awal dan titik sudut kerangka dasar dibuat dari beton
dengan ukuran : 20 x 20 cm dengan panjang 120 cm, ditanam ke
dalam tanah sedalam 100 cm
- BM pada kerapatan 1000 meter dibuat dengan pipa PVC ukuran 3
(tiga) inchi dengan ukuran panjang 120 cm, ditanam ke dalam
tanah sedalam 100 cm
- Patok poligon dibuat dari kayu keras dengan diameter 5 cm,
panjang 40 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 25 cm

b. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal


Dari hasil perencanaan pada peta kerja akan didapatkan jumlah jalur
poligon, jumlah loop poligon, jumlah BM yang dipasang, perkiraan jumlah
jarak poligon, serta penetapan jumlah jalur poligon utama dan poligon
cabang, sehingga pada dasarnya untuk pengukuran kerangka dasar
horisontal terdapat dua jenis pekerjaan poligon yaitu :
1) Pengukuran Poligon Utama
Pengukuran poligon utama, digunakan sebagai kerangka acuan
untuk mendapatkan kerangka dasar horizontal (X,Y,Z) yang
mempunyai keandalan ukuran, dimana keandalan ukuran tersebut
dinyatakan oleh ketelitian penutup sudut dan ketelitian linier
jaraknya. Karena poligon utama merupakan titik dasar teknik maka
diperlukan persyaratan tertentu pada pelaksanaan pengukurannya.
Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
a. Pengukuran poligon utama ini menggunakan alat ukur teodolite
Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan
terkecilnya 1 (satu) detik
b. Untuk memperkecil salah penutup sudut, pengukuran panjang
sisi polygon diusahakan mempunyai jarak yang relatif jauh
(minimum 50 m).

90
c. Dihindari melakukan pengukuran sudut lancip (< 60o) yang dapat
memperbesar kesalahan penutup sudut.
d. Guna memperkecil kesalahan penempatan target prisma digunakan
metoda centering optis yaitu tinggi tripod/kaki tiga target depan
akan menjadi tinggi tripod alat pada perpindahan alat kesisi
polygon berikutnya.
e. Pengukuran poligon dilakukan tertutup atau terikat sempurna.
f. Titik-titik poligon harus diikatkan dengan titik-titik kerangka dasar
horisontal yang berada pada sistem daerah atau lokasi yang akan
dipetakan.
g. Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 10”n, dimana n
adalah jumlah titik pengamatan/polygon (dimungkinkan
melakukan kesalahan pengukuran sudut tidak lebih dari 10 detik
dikali akar dari jumlah titik pengamatan/polygon).
h. Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10.000
(dimungkinkan melakukan kesalahan pengukuran jarak tidak lebih
dari 1 meter untuk setiap jarak 10 km)

2) Pengukuran Poligon Cabang


Maksud dilakukan pengukuran poligon cabang adalah untuk
pengikatan titik-titik detail ditengah-tengah areal pengukuran yang
jauh dari jalur poligon utama hingga dengan adanya titik-titik
poligon cabang akan memperbanyak cakupan titik detail yang ada
di lapangan. Pengukuran poligon utama dilakukan dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Pengukuran sudut dan jarak menggunakan alat ukur yang
sama dengan pengukuran poligon utama
b. Poligon cabang dibuat pada setiap jarak 50 meter
c. Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat
sempurna, diikatkan pada titik kerangka dasar/poligon utama

91
d. Pengukuran beda tinggi untuk poligon cabang/cut lines
dilakukan dengan cara trigonometris
e. Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 20”n,
dimana n adalah jumlah titik pengamatan/poligon.
f. Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5.000
g. Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm D, (D =
jumlah panjang jarak jalur pengukuran dalam kilometer),
kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi BM toleransinya
20 mm D

c. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal


Pengukuran Kerangka Vertikal dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Pengukuran kerangka dasar vertikal menggunakan alat ukur
theodolite Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan
terkecilnya 1 (satu) detik yang pengambilan datanya bersamaan
dengan pengukuran titik-titik kerangka dasar horisontal
2) Titik-titik kerangka dasar vertical diikatkan dengan titik-titik
kerangka dasar vertikal yang berada pada sistem daerah atau lokasi
yang akan dipetakan
3) Pengukuran dilakukan dengan cara trigonometris
4) Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 15 mm D, (D = jumlah
panjang jarak jalur pengukuran dalam kilometer),

d. Pengukuran Situasi Dan Detail Topografi


Untuk menampilkan peta tiga dimensi maka dilakukan pengukuran situasi
dan detail dimana obyek yang diukur adalah segala obyek yang ada di
lapangan baik berupa detail alam maupun detail buatan manusia.
Pengukuran situasi dan detail dilakukan dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
1) Pengukuran situasi dilakukan dengan cara trigonometris

92
2) Akurasi alat yang digunakan minimal 30”
3) Pengukuran situasi dilakukan dengan metode grid dengan
kerapatan maksimal 15 meter
4) Jika terdapat perubahan bentuk pada topografi maka perubahan
tersebut harus diukur
5) Setiap data pengukuran harus dilengkapi dengan sketsa lapangan
6) Setiap data ukur harus diberi kode seperti kaki slope, kepala slope,
elevasi, alur (creek), jalan, sungai, rawa dll.
7) Pengukuran sungai, alur (creek), jalan dilakukan oleh tim khusus
(tersendiri)
8) Pengukuran harus diikatkan pada titik-titik poligon utama dan
poligon cabang
9) Toleransi ketelitian linear pengukuran situasi adalah 1 : 1.000
10) Pengukuran jalan dilakukan pada kedua sisinya dengan kerapatan
maksimal 20 meter
11) Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as
dengan kerapatan maksimal 15 meter
12) Pengukuran alur dilakukan pada as dengan kerapatan maksimal 15
meter

4. Pengolahan Data
Pekerjaan kantor/studio merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses
pekerjaan tahap akhir yang meliputi :
1. Pengolahan data-data kerangka dasar horizontal dan vertikal serta situasi
2. Pembuatan Peta (digital/garis)

a. Pengolahan Data Kerangka Dasar Horizontal dan Vertikal Serta Situasi


1) Hasil Pengukuran Kerangka Dasar
- Pengukuran Kerangka Dasar dilakukan menggunakan alat ukur
Teodolite Total Station dimana data yang diamati dilapangan berupa

93
sudut (vertikal & horizontal) dan jarak serta variabel lainnya direkam
langsung kedalam data kolektor atau pada internal memori alat
tersebut yang selanjutnya dapat di download/ditransfer kedalam
komputer PC atau Notebook menggunakan software yang tersedia
misalnya Autoland Development, SDR, Topcon dan lainnya untuk
segera dapat diproses. Proses download/transfer data ini dilakukan
setiap hari sepulang dari lapangan untuk dapat segera mengantisipasi
dan merencanakan progress kerja selanjutnya. Data yang diperoleh
dari lapangan dihitung menggunakan hitung perataan pendekatan
metoda Bowditch atau Least Square (Perataan Kwadrat Terkecil).
- Hasil perhitungan koreksi beda tinggi berdasarkan jarak pengamatan
pada setiap sisi (proposional terhadap jarak)
- Jika toleransi ketelitian tidak tercapai maka harus dilakukan
pengukuran ulang pada sisi yang salah
- Hasil Perhitungan dapat diterima jika batas toleransi telah dipenuhi

2) Hasil Pengukuran Situasi Dan Detail Topografi


- Pengolahan data situasi dan detail topografi dilakukan dengan
menggunakan software survey
- Sebelum data situasi dan detail topografi diolah, terlebih dahulu
harus disiapkan garis breaklines. Garis breaklines harus dibuat pada
setiap:
 Kepala dan kaki slope
 Tepi atas dan tepi bawah sungai
 As alur
 Kedua tepi jalan
 Surface editing
- Proses pembuatan surface pada software survey berupa Triangulation
Irreguler Network (TIN) harus melibatkan seluruh data topografi
(X,Y,Z) dan garis breaklines

94
- Surface editing dilakukan langsung pada TIN tetapi harus
menggunakan garis breaklines
- Cek terhadap data situasi dan detail topografi dilakukan secara
bertahap dengan menampilkan gambar kontur yang dilengkapi
dengan gambar situasi. Jika koordinat kerangka dasar dan poligon
cabang belum final, perhitungan koordinat data situasi dan detail
topografi dihitung dengan koordinat sementara.
- Jika terdapat kekeliruan (data lapangan salah atau kurang) maka
harus dilakukan pengecekan ulang terhadap data situasi dan detail
topografi.
- Proses pembuatan surface final dengan menggunakan koordinat
definitif dilakukan secara bersamaan untuk seluruh area pemetaan,
selanjutnya dilakukan proses pembuatan kontur. Gambar kontur
harus sesuai dengan sketsa lapangan.

b. Pembuatan Peta
Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar pengukuran
dan titik-titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM, titik-titik
ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu areal
pekerjaan. Penggambaran areal pekerjaan diproyeksikan pada bidang datar
dengan skala 1 : 1000, Interval kontur 0,5 meter, ukuran lembar peta A0 (1200
mm x 900 mm).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penggambaran peta antara lain :
1) Peta topografi harus memuat :
- Judul peta
- Peta lokasi proyek
- Peta indeks
- Lembar sheet
- Arah Utara peta
- Legenda
- Garis kontur dengan interval 1 meter

95
- Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.
- Bench Mark
- Garis dan angka grid dengan interval 200 meter

2) Peta Traverse/Poligon harus memuat :


- Judul peta
- Peta lokasi proyek
- Peta indeks
- Lembar sheet
- Arah Utara peta
- Legenda
- Bench Mark
- Titik poligon kerangka dasar
- Titik poligon cabang
- Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.

3) Pada peta digital (softcopy), setiap elemen/objek harus dibuat dalam


layer tersendiri.

5. Laporan dan Data


a. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui kondisi areal
pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan
survey dan pemetaan.
Laporan yang akan disampaikan adalah :
1) Laporan Pendahuluan, berisi laporan mengenai rencana kerja
2) Laporan Mingguan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan
mingguan
3) Laporan Bulanan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan bulanan
4) Laporan Akhir, berisi laporan hasil seluruh pekerjaan

96
b. Penyerahan Data
Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah :
1) Satu berkas laporan tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan
2) Print out peta topografi skala 1 : 1.000
3) Print out peta traverse/poligon skala 1 : 1.000
4) Peta topografi dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software
Autocad (file dwg)
5) Peta traverse/poligon dalam bentuk softcopy dengan menggunakan
software Autocad (file dwg)
6) Data asli hasil pengukuran
7) Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy
8) Koordinat topografi (Easting, Northing, Elevation, Code)
9) Foto dan deskripsi Bench Mark

97

Anda mungkin juga menyukai