Anda di halaman 1dari 4

Nama : Almira Cahya S

NIM : F1319004
Prodi/Kelas : S1 Akuntansi Transfer/A

BAB III
PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Perekayasaan pelaporan keuangan adalah proses pemikiran logis dan objektif


untuk membangun struktur dan mekanisme pelaporan keuangan negara, guna mencapai
tujuan ekonomi dan sosial negara dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, politik
dan budaya negara.

Proses perekayasaan pelaporan keuangan mulanya didasarkan pada tujuan negara,


kemudian dijabarkan dalam tujuan pelaporan keuangan, yang harapannya tujuan pelaporan
tersebut akan membantu mencapai tujuan negara. Selanjutnya, untuk mencapai tujuan
pelaporan itu sendiri, perlu adanya pertimbangan dan pemilihan gagasan tentang ideologi,
filosofi, paradigma dan konsep dasar untuk menjawab pertanyaan perekayasaan yaitu
bagimana kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk statemen keuangan
sehingga orang yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan secara finansial tanpa
harus menyaksikan kegiatan fisis operasi perusahaan. Gagasan yang dipilih harus cocok
dengan lingkungan diterapkannya akuntansi agar hasil perekayasaan menjadi efektif sebagai
alat.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan perekayasaan akan diwujudkan menjadi konsep


terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang disebut sebagai rerangka konseptual.
Rerangka konseptual yang dikembangkan dinegara satu berbeda dengan negara lainnya
karena faktor lingkungan dan kebutuhan unik tiap negara (PABU/GAAP,FASB, IASC).
Rerangka konseptual ini akan menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah
perlakuan akuntansi, yang berisi hal mendasar dan komponen konsep, seperti tujuan
pelaporan keuaangan, kriteria kualitas informasi, elemen statemen keuangan, serta
pengukuran dan pengakuan.

Langkah selanjutnya setelah memilih rerangka konseptual adalah memilih media


pelaporan, baik dari segi bentuk, isi dan jenisnya. Kemudian, hasil akhir dari perekayasaan
ini adalah informasi atau statemen keuangan yang merupakan medium utama pelaporan
keuangan.

BAB IV

RERANGKA KONSEPTUAL-SUATU MODEL

Rerangka konseptual FASB berisi hal mendasar dan komponen konsep, seperti
tujuan pelaporan keuaangan, kriteria kualitas informasi, elemen statemen keuangan, serta
pengukuran dan pengakuan.

Tujuan pelaporan keuangan menentukan konsep dan prinsip yang relevan untuk
menentukan bentuk, isi, jenis dan susunan statemen keuangan. Tujuan pelaporan keuangan
sangat luas, bergantung pada pihak yang dituju beserta kepentingan pemakai yang beragam,
tidak hanya antar kelompok tetapi juga di dalam kelompok pemakai. Secara implisit,
rerangka FASB berfokus pada tujuan ekonomi nasional. Untuk penyedia informasi laporan
keuangan biasanya digunakan untuk membuat keputusan investasi dan kredit, sedangkan
untuk organisasi nonbisnis untuk membuat keputusan rasional tentang alokasi dana.

Tujuan pelaporan keuangan akan menentukan karakteristik kualitatif informasi


yang harus disediakan. Informasi akan bermanfaat jika informasi tersebut dapat dipahami dan
digunakan para pemakainya. Kriteria dan unsur pembentuk informasi dikatakan berkualitas,
antara lain keterpahaman, keberpautan, nilai prediktif, nilai balikan, ketepatwaktuan,
keterandalan, ketepatan penyimbolan, keterujian, kenetralan, keterbandingan, materialitas.

Tujuan pelaporan dan kualitas informasi harus disimbolkan secara tepat melalui
elemen statemen keuangan untuk merepresntasikan kegiatan usaha sehingga orang dapat
membayangkan realitas kegiatan keuangan tanpa harus menyaksikan kondisi fisis kegiatan
tersebut. Elemen statemen keuangan seperti aset, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik,
distribusi ke pemilik, laba komprehensif, pendapatan, biaya, untung, rugi, aliran kas, dan
lainnya.

Elemen-elemen dalam statemen keuangan perlu dilakuan pengukuran dan


pengakuan. Pengukuran bergantung pada ciri pos, keberpautan dan keterandalan atribut pos
yang diukur. Pengukuran dapat didasarkan pada kos historis, kos sekarang, nilai pasar
sekarang, nilai terealisasi, nilai sekarang aliran kas masa datang. Sedangkan pengakuan
adalah pencatatan yang menunjukan jumlah rupiah dari hasil pengukuran ke dalam sistem
akuntansi, yang akan mempengaruhi pos dan terefleksi di dalam statemen keuangan. Kriteria
pengakuan fundamental menurut FASB antara lain : definisi, keterukuran, keberpautan dan
keterandalan.

BAB V

KONSEP DASAR

Konsep dasar merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan


wilayah diterapkannya laporan keuangan. Isi konsep dasar menurut beberapa sumber dapat
berbeda-beda karena adanya perbedaan persepsi berbagai sumber tentang faktor lingkungan
atau karena pendefinisian makna suatu konsep dasar. Beberapa sumber konsep dasar, antara
lain : IAI yang membagi konsep dasar basis akrual dan keberlanjutan usaha; Paul Grandy;
Accounting Principles Board; Wolk, Tearney, dan Dodd; Anthony, Hawkins dan Merchand;
serta Paton dan Littleton.

Konsep dasar yang diuraikan oleh Paton dan Littleton merupakan konsep yang sudah
cukup lengkap karena menjelaskan tentang faktor lingkungan dan praktik akuntansi yang
berjalan pada jamannya. Konsep-konsep tersebut antara lain : entitas bisnis atau kesatuan
usaha yaitu organisasi bisnis diperlakukan berbeda atau secara hukum terpisah dengan
pemilik bisnis; kontinuitas kegiatan yaitu dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum
pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang bukan untuk mati atau
likuidasi; penghargaan sepakatan bahwa jumlah rupiah atau agregat-harga yang terlibat dalam
tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang  paling
objektif terutama dalam mengukur pendapatan dan biaya; kos melekat pada objek yang
dipresentasinya; upaya dan capaian atau hasil yaitu biaya merupakan upaya dalam rangka
memperoleh hasil berupa pendapatan; bukti terverifikasi dan objektif bahwa informasi
keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup
tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat
diuji kebenarannya; asumsi yaitu merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya
merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
Asumsi – asumsi tersebut antara lain : kesatuan usaha, kontinuitas usaha, periode satu tahun,
harga pokok sebagai bahan olah akuntansi, daya beli uang stabil.
Manfaat konsep dasar adalah untuk melandasi penalaran pada tingkat perekayasaan
akuntansi, dan lebih banyak manfaatnya bagi penyusunan standar dalam berargumen untuk
menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar.

Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan penghargaan sepakatan ? mengapa dikatakan


sebagai bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif ?

Anda mungkin juga menyukai