Untuk pondasi dangkal, jika pasir pada dasar pondasi jenuh air dan kedalaman
pondasinya kecil dibandingkan dengan bebannya, Terzaghi menyarankan nilai daya
dukung dari Gambar III.2, dibagi 2. Untuk posisi muka air tanah di bawah pondasi dan
kurang dari B, dapat dilakukan interpolasi untuk hitungan daya dukungnya. Korelasi akibat
pengaruh tekanan overburden pada nilai seharusnya diberikan sebelum menggunakan nilai
SPT dalam analisis pondasi ( Gibbs dan Holtz, 1957). Nilai faktor koreksi tersebut dapat
dilihat pada Gambar III.3. Sebagai contoh sebuah pondasi dengan lebar 2,0 m terletak
pada pasir kering di kedalaman 1,2 m di bawah muka tanah. Nilai N rata-rata hasil
pengujian SPT pada kedalaman 2,0 m adalah 18. Bila tanah mempunyai berat volume 1,65
t/m2, maka tekanan overburden pada kedalaman ini adalah 2 x 1,65 = 3,3 t/m2. Dari gambar
nilai faktor koreksi adalah 2,8. Kemudian nilai N sebenarnya yang harus digunakan dalam
Gambar III.3 untuk menentukan daya dukung adalah : 2,8x 18= 50.
Koreksi lain yang harus diberikan dalam hal pengujian yang dilakukan pada tanah pasir
sangat halus atau pasir berlanau yang dipengaruhi air tanah. Jika nilai N lebih besar dari
15, maka nilai ini harus direduksi menjadi N’, dengan :
N’ = 15+ ½ ( N – 15 )
Koreksi ini diberikan karena tanah yang mengandung butiran halus akan mampat pada
jumlah pukulan kira-kira 15. Perubahan volume, akibat terlalu banyaknya pukulan, akan
mengakibatkan tekanan air pori yang tinggi yang selanjutnya akan menambah jumlah
pukulan.
Meyerhof (1956) mengusulkan persamaan dukung diijinkan netto yang dikaitkan
dengan nilai SPT, sebagai berikut :
qa = 1,22 N; untuk lebar B 1,2 m
2
B 0,3
qa 0,54 N ; untuk lebar B > 1,2 m
B
dengan qa adalah daya dukung diijinkan netto dalam t/m 2, untuk penurunan sebesar 1’’
( 2,54 cm ). Nilai N rata-rata dari jarak O sampai B dibawah dasar pondasi.
54
01 2 3 4
Peck&Bazaraa
(1969)
Tomlinson(1969)
Gibbs&Holtz(1957)
20
N’=N.CN
30
Untuk menghitung qa, digunakan Gambar III.2, dengan N = 39, B = 2,5 m diperoleh q a =
40 t/m2.
Oleh karena muka air tanah di dasar pondasi, nilai q a dibagi 2 (Terzaghi dan Peck, 1948).
Jadi daya dukung yang diizinkan dengan penurunan 1’’ adalah :
0,5 x 40 t/m2 = 20 t/m2 = 2 kg/cm2.
Df=1,5
m 1
B=1,5 m 2
Kedalaman (m)
Gambar C 3.2
58
Dari gambar nilai tahanan kerucut statis rata-rata di bawah dasar pondasi adalah 50 kg/cm 2
maka :
50
qa 1,25 kg/cm 2
40
Dengan :
qB = daya dukung ultimit pondasi skala penuh.
qb = daya dukung ultimit dari pengujian beban pelat.
SB = penurunan pada pondasi dengan lebar B.
Sb = penurunan pada pelat uji dengan lebar b.
b = lebar atau diameter pelat pengujian.
B = lebar pondasi.
Hansel ( 1929 ) mengusulkan daya dukung tanah yang mempunyai c dan φ, dari hasil
pengujian beban pelat sebagai berikut :
59
P=Aq+Ks
Dengan :
P = beban total pada area dukungan seluas A.
A =luas pondasi atau pelat.
q = tegangan kompresi dibawah A.
s = tegangan geser satuan pada batas pinggir.
K = keliling luasan pondasi.
Di sini, q dan s adalah dua bilangan yang belum diketahui, untuk itu harus dikerjakan dua
kali pengujian dengan dua ukuran pelat yang berbeda. Jika P1 dan P2 berturut-turut adalah
beban yang dibutuhkan untuk menghasilkan s dalam pelat 1 dan 2, maka :
P1 = A 1 q + K 1 s
P2 = A 2 q + K 2 s
Dari nilai q dan s yang ditemukan, beban pondasi sebenarnya dihitung dengan persamaan :
Pp= Ap . q + Kp . s
Dengan :
Pp = beban pondasi ultimit ukuran sebenarnya.
Ap = luas dasar pondasi
qs = nilai-nilai yang diperoleh
Kp = keliling pondasi
0 5 10 qc (t/m2)
0,5
1,5
2,0
2,5
3,0
Gambar C 3.3
Dari gambar diperoleh daya dukung ultimit 10 t/m2.
Daya dukung ultimit untuk pondasi B = 1 m = 100 cm
b = 30 cm
B
qB = qb
b
100
= 10 3,33 t/m2
30
Pada tekanan qB tersebut, penurunan pondasi berdiameter 100 cm adalah :
2
2B
SB Sb
Bb
2
2 x 100
1,05 2,48 cm
100 30
4000 = ( 30 x 30 0 . q + ( 4 + 30 ) s
4000 = 900q + 120 s ……… ( i )
Pelat 2 : P2 = A2 q + K2 s
8500 = ( 45 x 45 ) q + ( 4 x 45 ) s
8500 = 2025 q + 180 s …….. ( ii )
Dari ( i ) dan ( ii ), diperoleh :
q = 3,7 kg ( cm2 )
s = 5,55 kg/cm2
Untuk ukuran pondasi skala penuh :
P=(BxB)q+(4xB)s
40000 = B2 x 3,7 + 4B x 5,55
40000 = 3,7 B2 + 22,2B
Diperoleh persamaan :
B2 + 6B – 10810,8 = 0
Diperoleh penyelesaian persamaan ini :
B = 101,0 cm.
Jadi dapat digunakan pondasi bujur sangkar 1,1 m x 1,1 m.